Sebagai bagian dari tahap IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh
selama tiga tahap pertama audit untuk menentukan apakah mereka harus melaksanakan
prosedur tambahan bagi tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor melakukan
pendekatan untuk memperoleh bukti bagi tujuan audit yang berhubungan dengan
penyajian dan pengungkapan, yang konsisten dengan bagaimana mereka melakukan
pendekatan demi memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dan saldo.
Kolom kedua Tabel 24-1 menyajikan contoh prosedur substantif yang berkaitan dengan
tujuan penyajian dan pengungkapan. Sering kali, prosedur untuk tujuan yang
berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan dipadukan dengan pengujian auditor
Adisty Hartanti Purnama – 2111000067
untuk tujuan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo. Sebagai contoh, sebagai bagian
dari audit piutang usaha, auditor mengevaluasi kebutuhan untuk memisahkan wesel tagih
dan jumlah yang jatuh tempo, dengan afiliasi dan piutang usaha yang jatuh tempo dari
pelanggan. Mereka juga harus menentukan bahwa piutang lancar atau tidak lancar
diklasifikasikan secara terpis ah dan setiap factoring atau diskonto wesel tagih
diungkapkan.
Dalam tahap IV, auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian laporan
keuangan dan catatan kaki yang berhubungan sudah sesuai dengan standar akuntansi. Hal
ini mencakup evaluasi mengenai apakah laporan keuangan individual merefleksikan
klasifikasi dan deskripsi akun yang tepat konsisten dengan persyaratan dan informasi
disajikan dalam bentuk yang tepat serta dengan terminologi yang tepat sebagaimana
dituntut oleh standar akuntansi.
Adisty Hartanti Purnama – 2111000067
Sebagai contoh, tuntutan hukum yang diajukan tetapi belum diputuskan memenuhi ketiga
kondisi tersebut.
Catatan kaki kontinjensi harus menggambarkan sifat kontinjensi sejauh yang diketahui,
juga opini dari penasehat hukum atau manajemen terhadap hasil yang diharapkan.
Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjen adalah komitmen. Biasanya
perusahaan menggambarkan semua komitmennya baik dalam catatan kaki yang terpisah
atau menggabungkannya dengan catatan kaki yang berkaitan dengan kontinjensi.
Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang memberikan jasa hukum untuk
kliennya dalam status penundaan tuntutan atau kewajiban kontinjen lain.
Mereview dokumentasi audit atas setiap informasi yang mungkin menunjukkan
potensi kontinjensi.
Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh
konfirmasi menyangkut saldo yang digunakan dan tidak digunakan.
Pertanyaan standar kepada pengacara klien, yang disiapkan di kertas surat berkop
pemsahaan klien dan ditandatangani oleh pejabat pemsahaan, harus meliputi hal-hal
berikut:
Suatu daftar yang mencantumkan (1) penundaan tuntutan hukum yang mungkin
diajukan dan (2) klaim yang telah diasersi atau belum diasersi atau penilaian di mana
keterlibatan pengacara sangat signifikan.
Permintaan bahwa pengacara akan memberikan informasi atau komentar mengenai
kemajuan setiap item yang terdaftar.
Permintaan biro hukum untuk mengidentifikasi setiap penundaan yang tidak
disebutkan atau tindakan atau pernyataan hukum yang mungkin diajukan bahwa
daftar klien sudah lengkap.
Pernyataan yang memberitahukan pengacara tentang tanggung jawab pengacara untuk
memberitahukan manajemen tentang persoalan hukum yang memerlukan
pengungkapan dalam laporan keuangan dan untuk merespons secara langsung kepada
auditor.
Sifat penolakan oleh pengacara untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai
kewajiban kontinjen kepada auditor berada dalam dua kategori:
1. Pengacara menolak merespons karena kurangnya pengetahuan mengenai
persoalan yang melibatkan kewajiban kontinjen
2. Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka anggap rahasia.
Jika pengacara menolak menyediakan auditor informasi mengenai tuntutan hukum yang
ada yang material (klaim yang diasersi) atau klaim yang belum diasersi, auditor harus
memodifikasi laporan auditnya untuk merefleksikan kurangnya bukti yang tersedia
(keterbatasan mang lingkup, yang mengharuskan auditor memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat).
peristiwa tersebut sering kali disebut review terhadap peristiwa kemudian (review for
subsequent events) atau review pasca tanggal neraca
Peristiwa kemudian jenis ini menyediakan bukti tentang kondisi yang tidak ada
pada tanggal neraca dilaporkan tetapi muncul setelah tanggal neraca dan cukup
signifikan sehingga memerlukan pengungkapan. Contoh jenis peristiwa kemudian
yang tidak diakui ini meliputi:
o Penurunan nilai pasar sekuritas yang dipegang untuk investasi sementara atau
untuk dijual kembali.
o Penerbitan sekuritas obligasi atau ekuitas.
o Penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi dari tindakan
pemerintah yang menghalangi penjualan lebih lanjut suatu produk.
o Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
o Merger atau akuisisi.
Pengujian Audit
Adisty Hartanti Purnama – 2111000067
Penanggalan Ganda
Kadang-kadang, auditor menentukan bahwa peristiwa kemudian yang mempengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai tetapi
sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan sebanding yang dapat
diterima untuk memperluas pengujian peristiwa kemudian:
1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudian hingga ke tanggal yang barn.
2. Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang berhubungan dengan
peristiwa kemudian yang baru.
Untuk opsi pertama, auditor hanya mengubah tanggal laporan audit ke tanggal yang barn.
Untuk opsi yang kedua, auditor menerbitkan laporan audit dengan tanggal ganda (dual-
dated audit report), yang berarti laporan audit tersebut memasukkan dua tanggal: tanggal
yang pertama pada saat pekerjaan lapangan selesai, kecuali untuk pengecualian tertentu,
dan tanggal kedua, yang selalu lebih lambat, untuk pengecualian
1. Laporan Keuangan
- Pengakuan manajemen atas tanggung jawabnya untuk penyajian laporan
keuangan yang wajar.
2. Kelengkapan Informasi
- Ketersediaan semua catatan keuangan dan data terkai
3. Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan
- Keyakinan manajemen bahwa dampak dari setiap salah saji laporan keuangan
yang belum diperbaiki adalah tidak material terhadap laporan keuangan
(ikhtisar item-item tersebut harus dimasukkan atau dilampirkan pada surat).
4. Peristiwa Kemudian
- Kebangkmtan pelanggan utama yang masih memiliki piutang usaha yang
beredar pada tanggal neraca.
MENGEVALUASI HASIL
Bukti yang Tepat dan Mencukupi
Untuk melakukan evaluasi akhir menyangkut apakah bukti yang tepat dan mencukupi
telah dikumpulkan, auditor mereview dokumentasi audit untuk menentukan apakah
semua kelas transaksi yang material, akun, dan pengungkapan telah diuji secara
memadai, dengan mempertimbangkan semua situasi audit. Bagian review yang penting
adalah memastikan bahwa semua bagian program audit telah diselesaikan dan
didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah dipenuhi. Auditor harus
memutuskan apakah program audit sudah memadai, dengan mempertimbangkan bidang
masalah yang diidentifikasi ketika audit sedang berlangsung Untuk membantu
memutuskan apakah bukti audit sudah mencukupi, auditor sering kali menggunakan
penyelesaian daftar pemeriksaan audit (completing the audit checklist) yang merupakan
sisa item yang mungkin telah terabaikan. Jika auditor menyimpulkan bahwa bukti yang
mencukupi belum diperoleh untuk memutuskan apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan
atau mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan
pendapat.
Adisty Hartanti Purnama – 2111000067
Review Independen
Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, merupakan hal yang umum untuk
membiarkan laporan keuangan dan sejumlah rangkaian file audit direview oleh
reviewer independen yang sama sekali tidak berpartisipasi dalam audit, tetapi
merupakan anggota kantor akuntan publik yang melakukan audit. Review independen
(independent review), yang terkadang dikenal sebagai review mutu penugasan,
diwajibkan oleh penugasan SEC, termasuk review informasi keuangan internal dan
audit atas pengendalian internal.
4. Surat Manajemen
Surat manajemen (management letter) ditujukan untuk memberi tahu personil klien
mengenai rekomendasi akuntan publik guna memperbaiki setiap bagian bisnis klien.
Sebagian besar rekomendasi itu berfokus pada saran agar operasi berjalan lebih efisien.
Perpaduan antara pengalaman auditor dalam berbagai bisnis dan pemahaman mendalam
yang diperoleh ketika melaksanakan audit telah menempatkan auditor pada posisi yang
unik untuk menyediakan bantuan kepada manajemen.
keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut atau pembahan kesimpulan atas
keefektifan pengendalian internal. (Jika auditor sudah mengetahui salah saji tersebut
sebelum laporan audit diterbitkan, auditor akan bersikeras bahwa manajemenlah yang
harus memperbaiki salah saji itu, atau, sebagai gantinya, laporan audit yang berbeda akan
diterbitkan.) Kita tidak perlu mempersoalkan apakah kegagalan untuk menemukan salah
saji itu merupakan kesalahan auditor atau klien.
Ketika penemuan fakta-fakta lebih lanjut (subsequent discovery of facts) ini terjadi,
auditor berkewajiban untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan
keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut atau pembahan kesimpulan atas
keefektifan pengendalian internal. (Jika auditor sudah mengetahui salah saji tersebut
sebelum laporan audit diterbitkan, auditor akan bersikeras bahwa manajemenlah yang
harus memperbaiki salah saji itu, atau, sebagai gantinya, laporan audit yang berbeda akan
diterbitkan.) Kita tidak perlu mempersoalkan apakah kegagalan untuk menemukan salah
saji itu merupakan kesalahan auditor atau klien.
Sumber :
Alvin A. Arens. Auditing and Assurance Services edisi 15