Anda di halaman 1dari 18

Mahasiswa mampu menjelaskan penyelesian Audit

Kelompok 5

Nurul Rezki Wahyu Ningsih /1902038

Selvi Angraeni Putri / 1902039

Helmi / 1902034
MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN
DANPENGUNGKAPAN

Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan


audit yangberhubungan dengan penyajian dan pengungkapan, konsisten dengan
bagaimanamereka melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk
tujuan audit yangberkaitan dengan transaksi dan saldo.

Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang


berkaitandengan tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari
prosedurpenilaian risiko.

Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan


pengungkapank e t i k a penilaian awal atas risiko pengendalian
b e r a d a d i b a w a h maksimum.

Melaksanakan prosedur substantif untuk memperoleh assurance


bahwasemua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan
dandiungkapkan dalam laporan keuanga.

Kolom kedua dalam tabel 24-1 menyajikan contoh dari prosedur


substantif yangberhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan.
Seringkali, proseduruntuk tujuan yang berhubungan dengan penyajian dan
pengungkapan dipadukandengan pengujian auditor untuk tujuan yang berkaitan
dengan transaksi dan saldo.Walaupun banyak informasi yang disajikan dan
diungkapkan dalam laporankeuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian
audit dalam tahap yang lebih lebihawal, di tahap IV audit seorang auditor
mengevaluasi bukti yang diperoleh selamatiga tahap pertama audit untuk
mengukur diperlukan atau tidaknya bukti tambahanuntuk tujuan penyajian dan
pengungkapan. Dalam tahap IV, auditor juga harusmengevaluasi apakah
keseluruhan penyajian dari laporan keuangan dan catatan kaki yang
berhubungan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yangditerima secara umum (GAAP).

Salah satu kekhawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan


penyajian danpengungkapan adalah menentukan apakah manajemen telah
mengungkapkans e m u a informasi yang diperlukan (tujuan
kelengkapan Penyajian d a n p e n g u n g k a p a n ) . Untuk menilai risiko
bahwa tujuan kelengkapan untuk penyajiandan pengungkapan tidak dipenuhi,
auditor mempertimbangkan informasi yang diperolehnya selama tiga tahap
pertama pengujia audit untuk menentukan apakahmereka menyadari fakta dan
situasi yang seharisnya diungkapkan.

a . Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan Audit

Keterjadian serta hak dan kewajiban- Mengungkapkan peristiwa dan


transaksi uang terjadi dan terkait dengan entitas.
Kelengkapan-Semua pengungkapan yangharus dimasukkan dalam laporan
keuangan telah dimasukkan.
Klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami-Informasi keuangan
disajikan dan digambarkan dengan tepat dan pengungkapannya
diekspresikan dengan jelas

Contoh Prosedur Substantif Mereview kontrak untuk menentukan


bahwa piutang usaha dimohonkan sebagai jaminan.
Menggunakan daftar pengungkapan untuk menentukan apakah laporan
keuangan sudah memuat semua pengungkapan yang diwajibkan oleh
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum

REVIEW ATAS UTANG BERSYARAT DAN KOMITMEN


Utang bersyarat adalah kewajiban potensial kepada pihak luar di
masa datangyang jumlahnya belum diketahui yang merupakan akibat dari
aktivitas yang telahterjadi sebelumnya. Utang bersyarat yang material
harus diungkapkan dalamcatatan kaki laporan keuangan. Tiga kondisi
untuk keberadaan utang bersyaratadalah:
1.Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau
pengurangan aset yangdiakibatkan oleh kondisi yang ada.
2.Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau
pengurangan asetyang akan datang.
3.Hasil akhirnya akan ditentukan oleh kejadian atau kejadian-
kejadian di masayang akan datang.
Standar akuntansi menggunakkan dua pendekatan berkaitan dengan
kerugianakibat kontingensi. Pengukuran pertama kontingensi menggunakan
metode nilaiwajar, dan pendekatan kedua menggunakan tingkat
kemungkinan. Dengan p e n d e k a t a n t i n g k a t k e m u n g k i n a n , s t a n d a r
akuntansi menyediakan t i g a kemungkinan terjadi (mulai dari
kemungkina yang paling kecil yang paling mungin) dan perlakuan
akuntansi yang tepat untuk ketiga kemungkinan tersebut.Untuk menilai apakah
klien telah menerapkan pendeketan dan perlakuan yangtepat, auditor harus
menggunakkan pertimbangan profesianalnya.
Catatan kaki kontingensi harus menjelaskan sifat kontingensi sepanjang
halitu diketahui dan pendapat penasehat hukum atau manajemen tentang hasil
akhiryang diperkirakan. Beberapa jenis utang bersyarat yang sering menjadi
perrhatianauditor auditor adalah:
Perkara pengadilan akibat pelanggaran atas hak paten atau
pelanggaranlainnya.
Pajak penghasilan yang masih menjadi persoalan.
Garansi produk
Utang wesel didiskontokan
Jaminan atas utang pihak lain
Saldo belum digunakan daro letters of credit yang sedang berjalanTujuan
utama auditor dalam memeriksa utang bersyarat adalah
menilai perlakuan akuntansi atas utang bersyarat yang diketahui
untukmemastikan apakah manajemen telah menggolongkan
kontingensidengan tepat
mengidentifikasi seberapa besar kemungkinan kontingensi
yangbelum diidentifikasi oleh manajemen.
Hal yang berkaitan erat dengan kontingensi adalah komitmen.
Dimaksuddengan komitmen adalah hal – hal seperti persetujuan untuk membeli
bahan bakuatau menyewa fasilitas dengan harga tertentu dan menjual produk
dengan hargapasti, ketentuan pemberian bonus, ketentuan pembagian laba dan
program pensiunserta perjanjian royalty

MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN

Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang terjadi setelah tanggal
neraca untuk menentukanapakah transaksi atau kejadian tersebut mempengaruhi
kelayakan penyajian dan pengungkapan laporankeuangan tahun yang diperiksa.
Prosedur pengauditan yang disyaratkan oleh standar audit untukmemeriksa
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tersebut disebut menelaah peristiwa
kemudianatau penelaahan setelah tanggal neraca. Secara lebih spesifik SA
560 merumuskan tujuan auditorberkaitan dengan peristiwa kemudian adalah
untuk:

a)Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang
terjadi antara laporankeuangan dan tanggal laporan auditor yang
mengharuskan penyesuaian atau pengungkapandalam laporan keuangan,
secara tepat telah digambarkan dalam laporan keuangan tersebut sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan

b)Merespon secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal
laporan auditor, yangmana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut,
kemungkinan menyebabkan auditormengubah laporan auditnya.

TIPE-TIPE PERISTIWA KEMUDIAN

Ada dua tipe peristiwa kemudian yang membutuhkan pertimbangan


manajemen dan dievaluasi olehauditor, yaitu:

(1) peristiwa kemudian yang memiliki dampak langsung terhadap laporan


keuangan, danoleh karenanya memerlukan penyesuaian atas jumlah-jumlah dalam
laporan keuangan tahun ini, dan

(2) peristiwa kemudian yang tidak memiliki dampak langsung atasjumlah-


jumlah dalam laporan keuangantetapi memerlukan pengungkapan.
A. PENGUMPULAN BAHAN BUKTI AKHIR
Auditor mempunyai sedikit tanggung jawab akumulasi akhir yang dapat
diterapkan untuk seluruh siklus lain disamping penelitian atas kewajiban kontijensi
dan menelaah peristiwa kemudian. Pengumpulan bukti akhir dapat dilakukan
melalui 5 jenis berikut, diantaranya:
1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai
telaah akhir atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan
selama pengujian dan membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif
atas laporan keuangan.
2. Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha
PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor mengevaluasi bila ada keraguan yang
substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya
dalam waktusatu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat
penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah
hasil penilaian bila ada informasi baru.
3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi
yang mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat
selama audit. Penolakan klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut
berakibat pada munculnya opini dengan pengecualian atau tidak ada opini. Ada
tiga tujuan surat representasi klien tersebut, yaitu:
- Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas
penilaian laporan keuangan.
- Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak
dimasukkan dalam laporan keuangan.
- Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai
berbaagai spek dalam audit.
4. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
B. MENGEVALUASI HASIL
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh
auditor atas seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah
cukup diuji setelah mempertimbangkan situasi penugasan. Langkah utama proses
ini adalah penelaahan program audit untuk meyakinkan seluruh bagian telah secara
akurat diselesaikan dan didokumentasikan serta seluruh tujuan audit dipenuhi.
Kelima aspek dalam evaluasi hasil :
1. Bukti yang tepat dan memadai
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan
tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan
untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan
pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan
seluruh kondisi audit.
2. Bukti pendukung opini auditor
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar
adalah mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala
auditor menemukan salah saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan
untuk mengkoreksi laporan keuangan. Auditor dapat mencatat jejak kekeliruan
dan menggabungkannya dalam berbagai cara yang berbeda, tetapi kebanyakan
auditor menggunakan Skedul Audit Salah-Saji yang Tidak Disesuaikan atau
Ikhtisar Salah-Saji yang mungkin.
Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak
menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar,
auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi hingga
auditor puas atau memberikan pendapat wajar tanpa syarat atau menolak untuk
memberikan pendapat harus diterbtikan. Perhatikan bahwa pilihan disini
berbeda dengan yang dibahas dalam kasus ketidakcukupan bahan bukti yang
diperoleh.
3. Pengungkapan laporan keuangan.
Sebelum menyelesesaikan audit, auditor membuat evaluasi akhir apakah
pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian
dan pengungkapan.
4. Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah
dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
a. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman : Bagian
yang perlu dipertimbangkan dari kebanyakan audit dilaksanakan oleh staf
audit dengan pengalaman kurang dari empat atau lima tahun.
b. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja : Setiap
organisasi kualitas kinerja individu sangat bervariasi, tetapi penelaahan
yang seksama oleh staf tingkat atas dalam perusahaan membantu
mempertahankan kualitas audit yang seragam.
c. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor :
Auditor dapat berusaha agar senantiasa objektif dalam seluruh audit, tetapi
mudah untuk kehilangan perspektif yang memadai dalam audit yang
panjang jika terdapat masalah kompleks yang ingin dipecahkan.
5. Telaah independen
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk
laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang
tidak terlibat dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga
melakukan audit. Telaah independen diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah
atas informasi keuangan internal dan audit pengendalian internal. Penelaah ini
penting untuk memastikan bahwa audit sudah dilakukan dengan memadai. Tim
audit harus dapat menjustifikasi bukti yang diakumulasi dan kesimpulan yang
diambil berdasarkan kondisi pada saat audit dilakukan.
6. Ringkasan evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat
mengevaluasi risiko audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian
membuat evaluasi yang sama untuk laporan keuangan keseluruhan. Auditor
juga mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit dengan mengestimasi
salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan
keseluruhan. Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat pada waktu
bersamaan dan berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit diterbitkan untuk
laporan keuangan.
Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
Pendahuluan & Tujuan

Auditor harus mengomunikasikan masalah audit kepentingan tata kelola yang


timbul dari audit LK dengan TCWG suatu entitas.

Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola: Orang yang bertanggung jawab
untuk mengawasi arah strategis entitas (umumnya, manajemen tingkat atas).

Manajemen – Orang dengan tanggung jawab eksekutif untuk menjalankan operasi


entitas (umumnya, manajemen tingkat menengah & bawah).

Tujuan

1. Mengkomunikasikan secara jelas dengan TCWG tanggung jawab auditor


terkait dengan audit laporan keuangan, dan gambaran umum tentang ruang
lingkup dan waktu audit yang direncanakan;
2. Memperoleh dari TCWG informasi yang relevan dengan audit;
3. Memberikan TCWG pengamatan tepat waktu yang timbul dari audit yang
signifikan; dan
4. Memajukan efektif dua arah komunikasi antara auditor dan TCWG.

Pihak  dan Hal – hal yang Relevan

Auditor harus menentukan orang yang tepat dalam struktur tata kelola entitas untuk
berkomunikasi.

1. Komunikasi dengan Subkelompok TCWG


2. Ketika semua TCWG terlibat dalam mengelola entitas (tidak perlu
berkomunikasi lagi jika sudah dikomunikasikan kepada mereka sebagai
manajemen)

Mengaudit Masalah Kepentingan Tata Kelola yang Perlu Dikomunikasikan:

1. Tanggung Jawab Auditor Sehubungan Dengan Audit Laporan Keuangan


2. Ruang Lingkup dan Waktu Audit yang Direncanakan
3. Temuan Signifikan dari Audit
4. Independensi Auditor
Bentuk Komunikasi

 Auditor harus berkomunikasi secara tertulis dengan TCWG mengenai:


1. temuan signifikan dari audit
2. independensi auditor
 Jika masalah dikomunikasikan secara lisan, auditor harus
mendokumentasikannya. Jika masalah telah dikomunikasikan secara tertulis,
auditor harus menyimpan salinannya.
 Auditor harus berkomunikasi dengan TCWG tepat waktu. Ini
memungkinkan TCWG untuk mengambil tindakan yang sesuai.
 Untuk menghindari kesalahpahaman, surat perikatan audit dapat:
1. Jelaskan bentuknya;
2. Identifikasi orang-orang yang relevan dengan siapa komunikasi
tersebut akan dilakukan;
3. Identifikasi masalah audit tertentu yang menjadi kepentingan tata
kelola yang akan dikomunikasikan.
 Komunikasi antara auditor dan TCWG tidak dapat dianggap sebagai
pengganti opini yang wajar, tidak wajar, atau menolak memberikan
pendapat.
Management letter (auditing)
MANAJEMEN LETTER
(SURAT KOMENTAR TERHADAP PENGENDALIAN INTERN)

I. PENGERTIAN MANAJEMEN LETTER


Manajemen Letter merupkan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP), ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan
keuangannya (di audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian
intern perusahaan (baik material maupun immaterial weaknesses) yang ditemukan
selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan saran-saran perbaikan dari KAP.

Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Paniy (2001), management letter adalah
suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk perbaikan
kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah mempelajari dan
mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping untuk menyampaikan
informasi-informasi yang bermanfaat kapada manajemen, management letter juga
membantu membatasi tanggung jawab akuntan public seandainya dikemudian hari
kelemahan pengendalian intern mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, KAP tidak diperbolehkan mengiklankan kantornya
atau jasa yang diberikan kantornya, karena jika hal tersebut dilakukan berarti KAP
tersebut melanggar Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik – IAI. 
Salah satu cara untuk mendapatkan langganan adalah bekerja sebaik mungkin
dalam memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan, sehingga jika perusahaan
tersebut puas atas jasa pemeriksaan dari KAP, diharapakan manajemen perusahaan
akan merekomendasikan kepada teman-teman usahanya untuk menggunakan jasa
KAP tersebut.

Untuk mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern, akuntan public bisa


menggunakan:
a. Internal Control Questionnaires
b. Flow Chart, menggambarkan arus dokumen dalam memproses suatu transaksi,
dari awal sampai akhir dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.
c. Menggunakan Narrative Memo (penjelasan tertulis dari system dan prosedur
akuntansi)
Dari ketiga cara tersebut, akuntan publik akan mendapatkan suatu gambaran
mengenai pengendalian intern mengenai pengendalian intern yang ada di
perusahaan secara teoritis. Hal tersebut masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan
menggunakan Complience test (test ketaatan).
Dalam compliance test, yang diperiksa adalah:
a. Transaksi pengeluaran kas
b. Transaksi penerimaan kas
c. Transaksi penjualan
d. Transaksi pembelian
e. Transaksi pembayaran gaji
f. Transaksi koreksi/penyesuaian
Dalam hal ini yang diperhatikan adalah hal-hal berikut:
a. Apakah setiap transaksi didukung oleh dokumen pendukung yang lengkap
b. Apakah setiap transaksi diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
c. Apakah perhitungan matematis dalam dokumen pembukuan sudah benar
d. Apakah pendebitan dan pengkreditan transaksi ke masing-masing perkiraan
buku besar sudah benar.

Setelah melakukan compliance test, akuntan public harus menarik kesimpulan


mengenai kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
pengendalian intern perusahaan. Kemudian hasil temuan tersebut harus
diberitahukan kepada manajemen perusahaan, beserta saran-saran perbaikannya
dalam sebuah surat yang disebut Manajemen Letter.

II. CARA MEMBUAT MANAGEMENT LETTER YANG BAIK


Dalam membuat management letter, perlu diperhatikan beberapa hal penting agar
dihasilkan suatu management letter yang baik dan efektif:
a. Management letter harus tepat waktu (timely), sehingga perusahaan masih
sempat melakukan perbaikan-peraikan dalam pengendalian intern. Jika
management letter terlambat diberikan, kemungkinan besar kelemahan-kelemahan
dalam pengendalian intern sudah mengakibatkan terjadinya kesalahan dan
kecurangan yang merugikan perusahaan.
b. Management letter harus berisi saran-saran yang bermanfaat dan bisa
diterapkan.
c. Komentar dan saran-saran dalam management letter tidak boleh merupakan
sesuatu yang “surprise”. Untuk itu, sebelumnya konsep management letter harus di
diskusikan terlebih dahulu dengan manajemen perusahaan dan bagian yang
berkaitan dan dimintakan komentar dari manajemen.
d. Management letter harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, halus
dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
e. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan urutan-urutan pos
neraca dan laba rugi atau menurut hal-hal yang paling penting yang memerlukan
perhatian khusus dari manajemen dan perlu penanganan secepat mungkin.
f. Saran-saran yang diberikan harus sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan dan
harus menunjukkan kemauan baik kantor akuntan public untuk membantu
pengembangan usaha perusahaan.
g. Pada bagian akhir management letter jangan lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada manajemen dan seluruh staf perusahan, atas segala bantuan dan
kerjasama yang diberikan mereka selama akuntan public melaksanakan
pemeriksaannya.

III. MANFAAT MANAGEMENT LETTER


Management letter mempunyai banyak manfaat untuk klien tetapi untuk KAP dan
staf (anggota tim pemeriksa) dari KAP, antara lain:
1. Untuk klien:
a. dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian
intern perusahaannya.
b. dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang diberikan dalam managemen
letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan
kecurangan di dalam perusahaan.

2. Untuk KAP : 
a. menjadikan nama kantor akuntan public menjadi bertambah baik, karena
disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management letter
yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
b. jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-
teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor akuntan public tersebut.
c. jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah jumlah klien
kantor akuntan public.

3. Untuk staf kantor akuntan public (anggota tim pemeriksan):


a. jika klien kantor akuntan public bertambah, tentunya kesejahteraan pegawai
dapat lebih ditingkatkan.
b. mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari pengendalian intern diberbagai
macam/jenis perusahaan.
c. mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana membuat management
letter yang baik.

IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM AUDIT DALAM


MEMBUAT MANAGEMENT LETTER
Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tim audit (dari KAP) dalam
membuat management letter:
1. Asisten Auditor (Junior Staf)
a. sebagai petugas yang terjun ke lapangan (ke kantor perusahaan) setiap hari,
bertugas mengumpulkan data dan informasi yang terdapat dalam pengendalian
intern perusahaan, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan pengendalian
intern.
b. Mendokumentasikan data dan informasi tersebut beserta fotocopy bukti
pendukung dalam kertas kerja pemeriksaan, untuk ditelaah lebih lanjut oleh senior
auditornya.

2. Senior Auditor (Pimpianan Tim Pemeriksa)


a. menelaah kertas kerja pemeriksaan yang dibuat asisten auditor, khususnya yang
berkaitan dengan informasi mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan.
b. mengumpulkan hal-hal yang bisa dimasukkan dalam management letter,
sekaligus menyusun konsep management letter.
c. mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan bagian pajak dan
bagian management service dari kantor akuntan public, untuk mendapatkan
komentar mereka dari segi perpajakan dan system akuntansi.
d. menyerahkan konsep management letter kepada audit supervisior/manager untuk
ditelaah.
e. setelah ditelaah oleh atasan, melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

3. Audit Supervisor/Manager
a. menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.
b. menyerahkan konsep management letter yang sudah diperbaiki, kepada audit
partner untuk ditelaah.
c. setelah ditelaah audit partner dan diperbaiki (jika ada saran perbaikan dari audit
partner) mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan manajemen
perusahaan.
d. melaporkan kepada audit partner mengenai hasil diskusi dengan manajemen
perusahaan, dan meminta persetujuan audit partner jika ada saran perubahan dari
manajemen perusahaan.
e. memerintahkan konsep terakhir management letter untuk difinalisasi.

4. Audit Partner
a. menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari audit
manager dan mendiskusikannya dengan audit manager dan “jika perlu” dengan
audit senior.
b. mengembalikan konsep tersebut berikut saran-saran perbaikan “jika ada” kepada
audit manager.
c. menelaah kembali konsep yang sudah diperbaiki, kemudian meminta audit
manager untuk mendiskusikannya dengan manajemen perusahaan.
d. membahas dengan audit manager, hasil diskusi konsep management letter yang
telah dilakukan oleh audit manager dengan manajemen perusahaan.
e. menandatangani management letter yang final untuk dikirimkan kepada
manajemen perusahaan.

Dari pembahasan tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan:


1. Management Letter merupakan suatu alat komunikasi antara kantor akuntan
public dengan maajemen perusahan yang diaudit, mengenai pengendalian intern
dan kelemahan-kelemahan yag terdapat dalam pengendalian intern perusahaan.
2. Management Letter merupkan dokumentasi tertulis mengenai kelemahan
pengendalian intern yang pernah dibicarakan dan disarankan perbaikan kepada
klien. Sehingga jika dikemudian hari ada kecurangan yang merugikan perusahan
karena kelemahan pengedalian intern yang belum diperbaiki, akuntan public tidak
bisa disalahkan.
3. Management Letter bermanfaat baik bagi perusahan yang diaudit, kantor
akuntan public, maupun staf kantor akuntan public.
4. Management Letter dapat merupakan”iklan tidak langsung” bagi kantor akuntan
public.
5. Semua kantor akuntan public harus membiasakan diri untuk memberikan
management letter yang baik dan bermanfaat bagi kliennya.

Anda mungkin juga menyukai