PENGUNGKAPAN
Dalam pembahasan tentang tiga tahapan pertama dalam pengauditan telah dijelaskan
bagaimana auditor merancang dan melaksanakan pengujian audit untuk mendapatkan bukti
yang cukup dan tepat untuk mendukung masing-masing kategori tujuan audit tersebut.
Contoh tentang pengujian siklus transaksi menekankan pada pelaksanaan pengujian audit
untuk mendukung enam tujuan audit transaksi dan delapan tujuan audit saldo. Kita juga telah
membahas bagaimana prosedur-prosedur tersebut menghasilkan bukti tentang empat tujuan
penyajian dan pengungkapan yang diringkas pada kolom pertama Tabel 21-1.
Sebagai bagian dari pengauditan Tahap IV, auditor menilai bukti yang diperolehnya
selama tiga tahapan audit terdahulu untuk menentukan apakah perlu melakukan pengauditan
tambahan berkatan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan. Pendekatan auditor
dalam mendapatkan bukti tentang penyajian dan pengungkapan sama dengan pendekatan
yang digunakan auditor dalam mendapatkan bukti untuk tujuan audit transaksi dan tujuan
audit saldo.
Lakukan prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian yang
berkaitan dengan tujuan penyaijan dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur
peniaian risiko.
Lakukan pengujian pengendalian berkaitan dengan pengungkapan apabila penilaian
awal risiko pengendalian di bawan maksimum.
Lakukan prosedur-prosedur substantifuntuk mendapaikan keyakinan bahwa semua
tujuan audit tercapai baik tentang informasi maupun jumlah dalam penyaijan dan
pengungkapan di laporan keuangan.
Kolom kedua dalam Tabel 21-1 berisi contoh-contoh prosecur substantif berkaitan dengan
tujuan penyajian dan pengungkapan.
Tabel 21-1 Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif
Keterjadian dan hak dan kewajiban- Review perjanjian kredit untuk
Ungkapkan peristiwa dan transaksi yang memastikan bahwa piutang usaha
telah terjadi dan berkaitan dengan dijadikan agunan.
entitas.
Kelengkapan- Semua pengungkapan Gunakan daftar pengecekan
yang seharusnya dimasukkan ke dalam pengungkapan untuk memastikan bahwa
laporan keuangan telah dimasukkan. laporan keuangan memuat semua
pengungkapan yang disyaratkan oleh
standar akuntansi keuangan.
Penggolongan dan kejelasan – informasi Review laporan keuangan untuk
keuangan telah digolongkan dengan memastikan bahwa aset digolongkan
tepat dan pengungkapannya dinyatakan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.
dengan jelas.
Keakuratan dan penilaian – informasi Rekonsiliasi jumlah-jumlah yang
keuangan dan informasi lainnya telah dimasukkan dalam catatan kaki utang
diungkapkan secara wajar dan pada jangka panjang ke informasi yang
jumlah yang tepat diperiksa dan didukung dalam kertas
audit utang jangka panjang.
Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca
untuk menentukan apakah transaksi atau kejadian tersebut mempengaruhi kelayakan
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan tahun yang diperiksa. Prosedur pengauditan
yang disyaratkan oleh standar audit untuk memeriksa transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian tersebut disebut menelaah peristiwa kemudian atau penelaahan setelah tanggal
neraca. Secara lebih spesifik SA 550 merumuskan tujuan auditor berkaitan dengan peristiwa
kemudian adalah untuk:
a) Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah peristiwa yang terjadi antara
laporan keuangan dan tanggal laporan auditor yang mengharuskan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan keuangan, secara tepat telah digambarkan dalam
laporan keuangan tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
dan
b) Merespon secara tepat fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan
auditor, yang mana jika diketahui oleh auditor pada tanggal tersebut, kemungkinan
menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya.
TIPE-TIPE PERISTIWA KEMUDIAN
Ada dua tipe peristiwa kemudian yang membutuhkan pertimbangan manajemen dan
dievaluasi oleh auditor, yaitu: (1) peristiwa kemudian yang memiliki dampak langsung
terhadap laporan keuangan, dan oleh karenanya memerlukan penyesuaian atas jumlah-
jumlah dalam laporan keuangan tahun ini, dan (2) peristiwa kemudian yang tidak memiliki
dampak langsung atas jumlah-jumlah dalam laporan keuangan tetapi memerlukan
pengungkapan.
Peristiwa Kemudian yang Memiliki Dampak Langsung atas Laporan Keuangan dan
Memerlukan Penyesuaian
Sejumlah transaksi yang terjadi sesudah tanggal neraca memberi tambahan informasi bagi
manajemen yang membantu mereka dalam menentukan kewajaran penyajian saldo-saldo
akun pada tanggal neraca. Informasi tentang kejadian-kejadian tersebut membantu auditor
dalam memeriksa saldo-saldo.