Anda di halaman 1dari 6

Extensible Business Reporting Language (XBRL) adalah sebuah bahasa komunikasi

elektronik yang secara universal digunakan untuk transmisi dan pertukaran informasi bisnis, yang
menyempurnakan proses persiapan, analisis dan akurasi untuk berbagai pihak yang menyediakan
dan menggunakan informasi bisnis. Sebuah institusi dapat mempersiapkan sebuah pelaporan
informasi dengan berbasis XBRL tersebut.
Manfaat dari penggunaan XBRL ialah untuk meningkatkan efisiensi, kecepatan dan
mengotomasikan pengolahan data yang dapat menunjang proses analisa dan kualitas informasi
yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan.
XBRL saat ini telah digunakan dalam proses pelaporan di berbagai sektor termasuk
perbankan, asuransi, regulator sekuritas, data provider dan perpajakan.
Bursa Efek Indonesia akan mengimplementasikan XBRL karena memberikan manfaat
sebagai berikut:
Untuk menyempurnakan proses pengumpulan data pelaporan emiten supaya lebih efisien,
komprehensif, dan dapat diandalkan informasinya.
Meningkatkan daya saing produk-produk data yang kami tawarkan kepada investor
institusi dan swasta.
Memperkokoh keterbukaan dan keutuhan informasi pasar modal, serta meningkatkan
pelayanan untuk semua konsumen informasi pasar modal.
XBRL diciptakan secara spesifik untuk mengkomunikasikan informasi antara pihak bisnis
dan pengguna informasi keuangan seperti analis, investor dan regulator, dengan menyajikan
format elektronik yang sudah distandarisasi secara umum untuk digunakan dalam pelaporan bisnis.
XBRL tidak mengubah informasi yang dilaporkan, hanya mengubah bagaimana informasi tersebut
dilaporkan.
Secara singkat alur kerja terkait dengan pengembangan pelaporan berbasis XBRL, sebagai
berikut :
Dalam pengembangan pelaporan berbasis XBRL, sebuah perusahaan dapat mempersiapkan
sebuah format pelaporan berbasis XBRL dengan merujuk pada suatu standar peraturan dan
prosedur tertentu yang berlaku. Dalam pengembangan dan implementasi XBRL tersebut, telah
dilaksanakan identifikasi kebutuhan informasi yang perlu disajikan, yang dinamakan dengan
Taksonomi.
Taksonomi XBRL adalah sebuah kamus yang digunakan dalam format XBRL. Kamus ini adalah
skema kategorisasi yang mendefinisikan tag khusus untuk setiap elemen data keuangan (contohnya
"laba bersih"). Yurisdiksi nasional memiliki peraturan akuntansi yang berbeda, sehingga masing-
masing yurisdiksi nasional dapat memiliki taksonomi tersendiri untuk pelaporan keuangan.
Berbagai macam organisasi termasuk regulator, industri tertentu atau bahkan perusahaan, juga
memerlukan taksonomi untuk memenuhi kebutuhan pelaporan bisnis mereka. Sebuah taksonomi
khusus juga dapat dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam
sebuah organisasi.
Laporan bisnis yang disajikan dalam format XBRL dinamakan sebagai instance document.
Informasi yang terdapat dalam instance document dapat digunakan secara interaktif, sebab data
dalam instance document tersebut dapat diakses, diekstrak dan diproses secara elektronik. Tag
identifikasi yang diterapkan pada elemen-elemen tersebut memungkinkan data yang terkait dapat
diproses secara efisien oleh sebuah perangkat lunak komputer.
XBRL dapat memperlihatkan bagaimana elemen-elemen tersebut saling berkaitan.
Kemampuan ini juga dapat menjelaskan bagaimana elemen tersebut dihitung, dan dapat
mengidentifikasikan apakah elemen tersebut masuk ke dalam kelompok tertentu untuk kegunaan
organisasi atau presentasi. Hal yang terpenting adalah, XBRL mudah untuk diperluas, sehingga
perusahaan dan organisasi lain dapat menyesuaikan kegunaannya dengan berbagai jenis
kebutuhan.
Struktur XBRL memungkinkan penanganan yang sangat efisien atas data bisnis dengan
menggunakan aplikasi komputer. Kemampuan ini mendukung semua kinerja yang terlibat dalam
menyusun, menyimpan dan menggunakan data bisnis. Informasi tersebut dapat dikonversi menjadi
XBRL oleh proses pemetaan sesuai atau yang dihasilkan oleh perangkat lunak. Kemudian
informasi tersebut dapat dicari dan dianalisa dengan sebuah perangkat lunak komputer.
XBRL bukanlah sebuah merek software atau aplikasi yang akan menggantikan sistem yang
sudah ada.
XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru, dan penerapannya tidak merubah standar akuntansi
yang sudah diterapkan.
XBRL juga tidak akan mengubah format pelaporan.
XBRL bukanlah chart of accounts dan juga bukan alat penerjemah chart of accounts.
Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah:
Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena mengimplementasikan:
Format yang sudah distandarisasi, sehingga menghasilkan informasi dan data yang comparable
dan mudah untuk dianalisa.
Validasi secara otomatis, sehingga dapat meminimalisasi kesalahan input.
Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRL dapat
diolah kembali menjadi format yang diinginkan: PDF, HTML, Excel, TXT, dll.
Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional,
karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri dimungkinkan
melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan dengan menggunakan
bahasa mereka sendiri.
Manfaat terlihat pada otomatisasi, penghematan biaya, lebih cepat, lebih dapat diandalkan
dan penanganan yang lebih akurat data, analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik informasi
dan pengambilan keputusan serta mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor.
XBRL format yang berguna untuk melaporkan BEI untuk pengembangan Business
Intelligence yang akan digunakan untuk evaluasi dan monitoring Perusahaan Tercatat.
Latar Belakang dan Tujuan Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia
Seiring dengan perkembangan industri pasar modal, kebutuhan informasi atas laporan-laporan
tersebut yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan semakin tinggi. Keinginan
agar informasi yang dimiliki suatu perusahaan ataupun suatu Negara dapat digunakan dan diproses
secara cepat dan efisien, diharapkan dapat tercapai apabila informasi disajikan dalam bentuk
format bahasa yang sama. Karenanya, untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut serta juga dapat
mendukung terciptanya sarana dalam pelaksanaan business intelegence, dan mempermudah
investor maupun regulator dalam mengakses maupun mengolah data yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan diperlukan suatu solusi terintegrasi dalam standarisasi bahasa pelaporan
informasi, dalam hal ini yaitu Extensible Business Reporting Language (XBRL).
Saat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet. Data yang disampaikan
Emiten sebagian besar belum dapat digunakan secara optimal oleh pengguna data karena:
Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam lampiran;
Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten;
Validasi data yang dilakukan masih manual.
Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk mendapatkan informasi
secara cepat dan tepat.
Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam pengolahan data yang lebih cepat.
Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk menyamakan standar format pelaporan
yang berbeda-beda, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan penyamaan
standar pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten juga dapat digunakan dalam berbagai bahasa.
Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat, agar dapat melakukan pemantauan dan tindak
lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan informasi yang cepat, handal dan informatif karena:
Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI
Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan Perusahaan
Tercatat
Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima
Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat
Dari aspek kualitas keterbukaan informasi :
Kebutuhan pasar dan investor atas informasi Perusahaan Tercatat yang lebih handal dan
informatif.
Kendala perbedaan bahasa dan perbedaan standar bagi investor global atas informasi
keuangan Perusahaan Tercatat dapat dijembatani dengan penerapan XBRL.
Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia
Sejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai pengembangan pelaporan dengan
berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya pelaporan tersebut, BEI harus menyiapkan sebuah
taksonomi yang mewakili suatu pelaporan. Sebagai langkah pengembangan awal, BEI telah
menyelesaikan taksonomi khusus untuk laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya taksonomi
laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada seluruh Perusahaan Tercatat. Pelaporan
informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut berencana untuk segera diimplementasikan
pada tahun 2015.
Adapun jenis taksonomi laporan keuangan yang ada meliputi laporan:
Laporan Posisi Keuangan;
Laporan Laba Rugi;
Laporan Perubahan Ekuitasi
Laporan Arus kas.
Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan perusahaan
dari seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI. Informasi detil terkait
dengan taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam menu taksonomi.
Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan melanjutkan
pengembangan taksonomi ke area Disclosure (Pengungkapan). Hingga saat ini, area disclosure
yang akan dikembangkan masih dalam tahap pembahasan. Area Disclosure tersebut dapat berupa:
- Catatan atas laporan keuangan Emiten;
- Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;
- Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll.

Pertanyaan yang sering ditanyakan


Taksonomi XBRL
Bursa Efek Indonesia telah menyelesaikan taksonomi pertamanya, yakni Indonesia Stock
Exchange (IDX) Taxonomy 2014, yang diterbitkan pada tanggal 30 April 2014. Taksonomi yang
saat ini berlaku telah difinalisasi melalui proses public review yang dilaksanakan pada bulan Maret
2014. Efektif tanggal 5 Juni 2014, Taksonomi IDX memperoleh status "acknowledgement" dari
XBRL International dan taksonomi tersebut akan digunakan dalam pelaporan Laporan Keuangan
oleh Perusahaan Tercatat dalam format XBRL yang akan dimulai pada tahun 2015.
Pengembangan taksonomi IDX tersebut mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan
(“SAK”), Standar Akuntansi Keuangan IFRS, dan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”)
yang relevan dan valid, serta mewakili karakteristik perusahaan dalam masing-masing sektor dan
sub-sektor industri yang diklasifikasikan oleh BEI. Dari keseluruhan sektor dan subsektor yang
telah ada, berdasarkan kesamaan format penyajian laporan keuangan, secara keseluruhan
diklasifikasikan menjadi 8 bagian besar industri (entry point), yaitu:
- Industri umum (general industry)
- Industri properti (property industry)
- Industri infrastruktur (infrastructure industry)
- Industri keuangan dan syariah (financial and sharia industry)
- Industri sekuritas (securities industry)
- Industri asuransi (insurance industry)
- Kontrak investasi kolektif (collective investment contract)
- Industri pembiayaan (financing industry)
Keseluruhan format atas laporan keuangan yang telah disiapkan, telah melalui proses review
dengan mengambil sample laporan keuangan atas perusahaan yang tercatat di PT Bursa Efek
Indonesia, sebanyak 188 Emiten dari seluruh Perusahaan Tercatat, atau mewakili 35% dari total
populasi.
Taksonomi IDX 2014 merupakan taksonomi untuk laporan keuangan yang mengacu pada
standar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan beberapa standar terkait lainnya
yang terdiri dari beberapa form pelaporan, yakni:
1. Informasi entitas dokumen (Document Entity Information – DEI)

Berisi informasi mengenai entitas pelapor, dan dokumen yang dilaporkan.


2. Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Bersih Komprehensif
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas

Anda mungkin juga menyukai