Anda di halaman 1dari 15

RMK RPS 13

PENYELESAIAN AUDIT

Dosen Pengampu : Made Yenni Latrini, S.E., M.Si.

Oleh :

Kelompok 11

Vanessa Pricilla Angkow 1907531104

Putu Desya Srinadi Putri 1907531242

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
Dalam menyelesaikan audit, seorang auditor bukan saja melihat file audit begitu saja,
tetapi memerlukan lebih dari sekedar melihat. Seorang auditor senior menugaskan staf untuk
mengaudit utang usaha. Utang usaha adalah kewajiban utama dan bidang audit yang penting.
Pengujian terutama melibatkan pengkajian dari kewajiban yang dicatat klien dengan
memeriksa pembayaran lanjutan ke pemasok dan kreditor lainnya untuk memastikan bahwa
kewajiban dicatat dengan benar.

Seseorang yang menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan yang ditugaskan, tetapi
seorang auditor lain harus mereview file audit dengan teliti. Setiap skedul yang direview
harus disiapkan dengan benar kemudian melakukan pemeriksaan ekstensif terhadap data dan
dokumen pendukungnya dan menentukan saldo klien. Dalam menyelesaikan audit, auditor
mereview semua file termasuk prosedur analitik, yang dilaksanakan audit.

13.1 MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN
Prosedur untuk memenuhi 3 kategori tujuan audit yaitu :
1. Tujuan yang berhubungan dengan transaksi
2. Tujuan yang berhubungan dengan saldo
3. Tujuan penyajian dan pengungkapan

Ketiga tahap pertama proses audit menjelaskan bagaimana auditor merancang dan
melaksanakan pengujian audit untuk memperoleh bukti yang kuat untuk mendukung
setiap kategori dari tujuan audit. Proses audit :

Tahap I Tahap II Tahap II Tahap IV


Melaksanakan
Melaksanakan
Merencanakan dan pengujian Menyelesaikan audit
prosedur analitis dan
merancang pengendalian dan dan menerbitkan
pengujian atas
pendekatan audit. pengujian substantif laporan audit.
rincian saldo.
atas transaksi.

Dalam sebagian dari tahap IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti yang mereka
peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan apakah mereka harus
melaksanakan prosedur tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor
melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan
dengan penyajian dan pengungkapan, konsisten dengan bagaimana mereka melakukan
pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dan saldo.
Pada tahap II menyajikan contoh dari prosedur substantif berhubungan dengan
penyajian dan pengungkapan dipadukan dengan pengujian auditor untuk tujuan yang
berkaitan dengan transaksi dan saldo. Contohnya yaitu prosedur substantif auditor yang
dilasaknakan dalam siklus persedian dan pergu dangan. Tujuan audit penyajian dan
pengungkapan:

Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif


Keterjadian serta hak dan kewajiban Mereview kontak untuk menetukan
mengungkapkan peristiwa dan transaksi bahwa piutang usaha dimohonkan sebagai
yang terjadi dan terkait dengan entitas. jaminan.
Kelengkapan semua pengungkapan yang Menggunakan daftar pengungkapan untuk
harus dimasukan dalam laporan keuangan menentukan apakah laporan keuangan
telah dimasukan. sudah memuat semua pengungkapan yang
diwajibkan oleh prinsip akuntansi yang
diterima umum.
Klasifikasi dan kemampuan untuk Mereview laporan keuangan untuk
dipahami informasi keuangan disajikan menentukan apakah aktiva
dan digambarkan dengan tepat dan diklasifikasikan dengan benar antara
pengungkapan diekspresikan dengan kategori lancar dan tidak lancar.
jelas.
Ketepatan dan penilaian informasi Merekonsiliasi jumlah yang dimasukan
keuangan dan informasi lainnya dalam catatan kaki utang jangka panjang
diungkapkan secara wajar, pada jumlah dengan informasi yang diperiksa dan
yang benar. didukung dalam kertas kerja audit utang
jangka panjang auditor.

Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan diaudit
sebagai bagian dari pengujian audit dalam tahap yang lebih awal, dalam IV auditor harus
mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dari laporan keuangan dan catatan kaki
yang berhubungan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditemia secara umum
(GAAP). Hal ini mencakup evaluasi apakah apakah laporan keuangan individual
mereflesikan klasifikasi yang tepat dan deskripsi akun konsisten dengan persyaratan dan
informasi disajikan dalam bentuk yang tepat sebagaimana dituntut standar akuntansi.
Salah satu kekhawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menetukan apakah manajemen telah mengungkapkan semua
informasi yang diperlukan. Untuk menilai risiko bahwa tujuan kelengkapan penyajian
dan pengungkapan tidak dipenuhi, auditor memeprtimbangkan informasi selama 3 tahap
pertama pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi
yang seharusnya diungkapkan.

13.2 REVIEW ATAS UTANG BERSYARAT DAN KOMITMEN


Utang bersyarat adalah kewajiban potensial kepada pihak luar di masa datang yang
jumlahnya belum diketahui yang merupakan akibat dari aktivitas yang telah terjadi
sebelumnya. Tiga kondisi untuk keberadaan utang bersyarat adalah :
1. Terdapat potensi pembayaran ke pihak luar atau pengurangan asset yang
diakibatkan oleh kondisi yang ada
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau  pengurangan asset
yang akan datang  pengurangan asset yang akan datang
3. Hasil akhirnya akan ditentukan oleh kejadian rnya akan ditentukan oleh kejadian
atau kejadian-kejadian di masa yang akan datang
Standar akuntansi menggunakan dua pendekatan berkaitan dengan kerugian akibat
kontingensi. Pengukuran pertama kontingensi menggunakan metode nilai wajar, dan
pendekatan kedua menggunakan tingkat kemungkinan. Beberapa jenis utang bersyarat
yang sering menjadi perhatian auditor adalah :
1. Perkara pengadilan akibat pelanggaran atas hak paten atau pelanggaran lainnya
2. Pajak penghasilan yang masih menjadi persoalan
3. Garansi produk
4. Utang wesel didiskontokan
5. Jaminan atas utang pihak lain
6. Saldo belum digunakan dari letters of credit yang sedang berjalan

Tujuan utama auditor dalam memeriksa utang bersyarat adalah :


1. Menilai  perlakuan  perlakuan akuntansi akuntansi atas utang bersyarat bersyarat
yang diketahui diketahui untuk memastikan memastikan apakah manajemen telah
menggolongkan kontingensi dengan tepat
2. Mengidentifikasi seberapa besar kemungkinan kontingensi yang belum
diidentifikasi oleh manajemen
Hal yang berkaitan erat dengan kontingensi adalah komitmen. Karakteristik komitmen
yang terpenting adalah kesepakatan perusahaan untuk memenuhi suatu kondisi tertentu
di masa yang akan datang, apapun yang terjadi denga laba atau ekonomi secara
keseluruhan. Salah satu pertimbangan perusahaan menyetujui  berkomitmen
berkomitmen adalah demi nama baik atau keuntungan keuntungan perushaan perusahaan
sendiri, sendiri, walaupun walaupun  bisa berakibat sebaliknya.
A. Prosedur Audit untuk Menemukan Kontingensi
Prosedur audit yang lazim digunakan untuk menemukan utang bersyarat,
walaupun tidak semua dapat diterapkan pada setiap audit :
 Mintalah keterangan dari manajemen tentang kemungkinan adanya utang
bersyarat
 Review ketetapan  pajak dari Kantor Pajak tahun ini dan tahun yang lalu
 Review notulen notulen rapat dewan komisaris dan rapat umum pemegang
saham untuk menemukan indikasi  pelanggaran  pelanggaran hokum atau
kontingensi kontingensi lain
 Analisis Analisis beban hokum pada periode periode yang diaudit dan
review faktur dan laporan dari kantor penasehat hukum untuk menemukan
indikasi utang bersyarat, terutama yang berkaitan dengan pelanggaran
hukum atau pajak
 Dapatkan surat dari setiap penasehat hukum utama yang telah
melaksanakan bantuan hukum untuk klien tentang status perkara di
pengadilan yang masih berlangsung atau utang bersyarat lainnya
 Review dokumentasi audit untuk mencari informasi yang bisa
menunjukkan potensi kontingensi
 Periksa letters of credit yang sedang berjalan per tanggal neraca dan minta
konfirmasi tentang saldo yang sudah digunakan dan belum digunakan
B. Mengevaluasi Utang Bersyarat yang Diketahui
Potensi kewajiban mudah diketahui untuk dimasukkan ke dalam laporan
keuangan seperti halnya kewajiban sesungguhnya dengan menggunakan
pendekatan tingkat kemungkinan. Pengungkapan mungkin tidak diperlukan
apabila kontingensi sangat jauh dari mungkin atau  jumlahnya tidak material.
Untuk kontingensi yang memerlukan pengungkapan, auditor juga mereview
konsep catatan kaki untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi bisa
dimengerti dan metetapkan secara wajar kondisi kontingensi.
C. Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen
Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian
dari audit pada setiap area audit. Begitupula komitmen pembelian bahan baku atau
peralatan dapat diidentifikasi sebagai bagian dari audit atas setiap akun tersebut.
Auditor juga harus paham dengan kemungkinan komitmen ketika ia membaca
notulen rapat, kontrak-kontrak dan arsip korespondensi.
D. Meminta Keterangan dari Penasehat Hukum Klien
Jika auditor menilai bahwa suatu risiko kesalahan penyajiantentang ligitasi
atau klaim yang telah diidentifikasi, atau jika prosedur audit yang dilaksanakan
menunjukkan bahwa ligitasi dan klaim lain mungkin ada, auditor harus, sebagai
tambahan atas prosedur yang diwajibkan oleh standard audit lain, melakukan
komunikasi langsung dengan penasehat hukum eksternal entitas.

13.3 MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN


1. Tipe –  Tipe Peristiwa Kemudian
A. Peristiwa Kemudian yang Memiliki Dampak Langsung atas Laporan
Keuangan dan Keuangan dan Memerlukan Penyesuaian
1) Pengumuman kebangkrutan konsumen yang merupakan debit perusahaan
karena debitur tersebut mengalami kesulitan keuangan
2) Keputusan pengadilan dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang
tercantum dalam pembukuan
3) Penjualan peralatan yang sudah tidak digunakan lagi dalam operasi,
dengan harga di bawah nilai buku peralatan tersebut

Apabila peristiwa itu digunakan untuk menilai jumlah-jumlah yang tercantum


dalam laporan keuangan akhir tahu, auditor harus membedakan antara kondisi
yang ada pada tanggal neraca dengan yang timbul setelah akhir tahun.

B. Peristiwa Kemudian yang Tidak Mempunyai Dampak Langsung atas


Laporan Keuangan Tetapi Memerlukan Pengungkapan
1) Penurunan nilai pasar sekuritas yang dimiliki sebagai investasi sementara
atau investasi untuk diperdagangkan
2) Penerbitan sekuritas obligasi atau ekuitas
3) Penurunan nilai pasar persediaan sebagai akibat keputusan pemerintah
yang mempengaruhi penjualan berikutnya suatu produk
4) Kerugian persediaan akibat kebakaran yang tidak diasuransikan
5) Suatu penggabungan (merger) atau akuisisi

Peristiwa diatas memerlukan pengungkapan apabila jumlahnya material dan


apabila laporan keuangan akan bisa menyesatkan tanpa adanya pengungkapan
(biasanyadiungkap dengan catatan kaki).

 Peristiwa yang Terjadi antara Tanggal Laporan Keuangan dan Tanggal


Laporan Auditor
Paragraf 6 SA 560 menetapkan bahwa: “Auditor harus melaksanakan prosedur
audit yang dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, bahwa
seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan
auditor yang mengharuskan penyesuaian atau pengungkapan dalam lapora apan dalam
laporan keuangan, telah diidentifikasi. Namun, auditor tidak diharapkan untuk
melakukan prosedur audit tambahan atas hal-hal yang mana prosedur audit yang
sebelumnya diterapkan telah menyediakan kesimpulan yang memadai”.
Auditor harus mempertimbangkan penilaian risiko auditor dalam menetapkan
sifat dan luas prosedur audit, yang harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) memperoleh suatu pemahaman tentang prosedur yang telah ditetapkan
oleh manajemen untuk memastikan bahwa peristiwa kemudian
teridentifikasi.
b) meminta keterangan dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola, tentang peristiwa kemudian yang telah
terjadi yang mungkin memengaruhi laporan keuangan.
c) membaca risalah rapat, jika ada, tentang pemilik, manajemen, dan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas, yang rapat tersebut
diadakan setelah tanggal laporan keuangan dan meminta keterangan
tentang hal-hal yang dibahas dalam rapat tersebut yang risalah hasil
rapatnya belum tersedia.
d) membaca laporan keuangan interim terakhir entitas, jika ada.
 Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Tanggal Laporan Auditor namun
Sebelum Tanggal Laporan Keuangan Diterbitkan
Auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur audit atas
laporan keuangan setelah tanggal laporan auditor. Namun, jika setelah tanggal laporan
auditor tetapi sebelum tanggal laporan keuangan diterbitkan, suatu fakta ditemukan
oleh auditor yang mungkin menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya jika
fakta tersebut telah diketahui auditor pada tanggal laporan auditor, maka auditor harus
:
A) Membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola.
B) Menentukan apakah laporan keuangan tersebut memerlukan suatu
perubahan dan jika demikian.
C) Meminta keterangan  bagaimana manajemen akan memperlakukan hal
tersebut dalam laporan keuangan.

Paragraf 11 SA 560 menyatakan bahwa jika manajemen mengubah laporan


keuangannya, maka auditor harus :

A) Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas


perubahan tersebut.
B) Kecuali jika kondisi yang tertera dalam  paragraf  paragraf 12 terjadi,
terjadi, yaitu :
1. Memperluas Memperluas prosedur prosedur audit yang disebutkan
disebutkan dalam  paragraf  paragraf 6 dan 7 sampai pada tanggal
tanggal auditor auditor baru.
2. Menyediakan Menyediakan suatu laporan laporan auditor baru atas
laporan auditor baru atas laporan keuangan yang sudah diuba
keuangan yang sudah diubah.
 Fakta yang Diketahui oleh Auditor setelah Laporan Keuangan diterbitkan
Setelah laporan keuangan diterbitkan, auditor tidak memiliki kewajiban untuk
melakukan prosedur audit atas laporan keuangan tersebut. Namun, jika setelah
laporan keuangan diterbitkan, suatu fakta diketahui oleh auditor, yang jika fakta
tersebut diketahui auditor tersebut diketahui auditor pada tanggal laporan pada tanggal
laporan auditor, mungkin auditor, mungkin dapat menyebabkan dapat menyebabkan
auditor mengubah laporan auditnya. Auditor harus memasukkan dalam laporan
auditor baru atau yang diubah, suatu paragraf penekanan atas suatu hal atau paragraf
hal-hal lain, dengan berpedoman pada suatu catatan atas laporan keuangan yang lebih
intensif membahas alasan perubahan atas laporan keuangan yang diterbitkan
sebelumnya dan laporan yang diserahkan sebelumnya oleh auditor.

13.4 PENGUMPULAN BUKTI AKHIR


MEMPEROLEH SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
FASB mendefinisikan kontingensi sebagai adanya kondisi, situasi, atau sejumlah
keadaan yang tidak pasti, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan
yang kepastiannya akan tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih
kejadian di masa datang. Tergantung pada tingkat kemungkinan pembayaran di masa
datang, prinsip akuntansi berlaku umum mengharuskan kontingensi merugikan untuk
diperlakukan sebagai salah satu dari kemungkinan berikut: (1) dicatat sebagai utang
bersyarat, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan (3) diabaikan.
SAS 85 (AU 333) mengharuskan auditor untuk memperoleh surat representasi yang
mendokumentasikan representasi lisan yang paling penting selama audit. Tiga tujuan sari
surat representasi klien adalah :
1. Untuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam
laporan keuangan.
2. Untuk megingatkan manajemen potensi salah saji atau penghapusan dalam
laporan keuangan.
3. Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan pertanyaan
mengenai berbagai aspek dari audit.
SAS 86 menyarankan kategori persoalan khusus yang harus dimasukan. Keempat
kategori tersebut beserta contoh :
1. Laporan keuangan
a. Pengakuan manajemen atas tanggungjawab untuk penyajian yang wajar dari
laporan keuangan
b. Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum
2. Kelengkapan Informasi
a. Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait
b. Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat pemegang saham
3. Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan
a. Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang
tidak diperbaiki adalah tidak material terhadap laporan keuangan
b. Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan, orang
lain dimana kecurangan memiliki dampak material terhadap laporan keuangan
c. Klaim yang belum dinilai menurut pengacara perusahaan adalah asersi yang
mungkin harus diungkapkan sesuai FASB statement No 5
4. Peristiwa Kemudian
a. Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki saldo piutang usaha
pada tanggal neraca
b. Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca
PCAOB standar 2 mengharuskan auditor memperoleh representasi tertulis dari
manajemen mengenai tanggung jawab untuk pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan dan kesimpulan manajemen mengenai aktivitas dari pengendalian inernal
terhadap pelaporan keuangan pada kahir periode fiskal. SAS 29 (AU551) merujuk pada
informasi tambahan sebgai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan auditor.
Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan tanggungjawab
pelaporan untuk laporan keuangn utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya auditor
tidak melaksanakan audit yang cukup rinci untuk memberikan pendapat terhadap
informasi tambahan, akan tetapi dalam beberapa kejadian, auditor cukup yakin bahwa
informasi disajikan secara wajar. Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi
tambahan yang menyertai laporan keuangan, materialitas sama seperti yang digunakan
untuk membentuk pendapat atas laporan keuangan dasar.

MEMBACA INFORMASI LAIN DALAM LAPORAN TAHUNAN

SAS 8 (AU 550) mengharuskan auditor membaca informasi lain yang dismasukan
dalam laporan tahunan yang berhubungan langsung dalam laporan tahunan. Contoh:
asumsikan surat presiden direktur dalam laporan tahuanan merujuk peningkatan laba
persaham 2,60 dolar menjadi 2,93 dolar. Auditor harus membandingkan informasi
tersebut dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut sama. Auditor
harus mendapatkan bukti tentang :
1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang mengindikasikan
ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap perusahaan yang berasal dari
tuntutan hukum, klaim, atau keputusan pengadilan
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial
Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan berada dalam
pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan sumber informasi
dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus :
1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang cara untuk
mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan hukum, klaim,
dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang belum ada
keputusannya

13.5 MENGEVALUASI HASIL


Auditor harus mengintegrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan
mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya auditor harus memutuskan apakah bukti
audit yang tepat yang mencukupi telah dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan bahwa
laoran keuangan telah dinyatakan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum yang
diterpakan atas dasar konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.
Evaluasi akhir menyangkut bukti yang tepat yang mencukupi telah dikumpulkan,
auditor mereview dokumentasi audit untuk menentukan apakah semua kelas transaksi
material, akun, dan pengungkapan telah diuji secara memadai dengan
mempertimbangkan situasi audit. Review yang penting adalah memastikan bahwa semua
bagian program audit telah diselesaikan dan didokumentasikan secara akurat serta semua
tujuan audit telah dipenuhi.
Auditor seringkali menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit yang
merupakan sisa item yang mungkin telah terabaikan. Auditor telah menyimpulkan bukti
yang mencukupi belum diperoleh untuk memutuskan apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan : mengumpulkan bukti tambahan
atau mengeuarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan
pendapat.
Auditor menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan. Jika auditor
meyakini adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar. Mereka kembali memeiliki dua pilihan: laporan harus direvisi
untuk memenuhi keinginan auditor atau memberikan baik pendapat wajar dengan
pengecualian maupun pendapat tidak wajar.
PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

Banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian daftar pemeriksaan


pengungkapan laporan keuangan atas setiap audit. Kuesioner tersebut dirancang untuk
mengingatkan auditor akan masalah pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan
untuk memvasilitasi review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.

MENGAUDIT REVIEW DOKUMENTASI

Ada tiga alasan mengapa seorang nggota kantor akuntan publik yang berpengalaman
harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit pada tahap penyelesaian audit :

1. Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman


2. Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan publik
3. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor

Kecuali review akhir yang independen yang akan dibahas secara singkat, review
dokumentasi audit harus dilakukan seorang yang memiliki pengetahuan tentang klien dan
situasi audit. Contoh: pekerjaan auditor yang belum berpengalaman biasanya direview
oleh auditor senior.

Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar. Suatu review independen diwjibkan
oleh penugasan SEC termasuk review informasi keuangan interim dan audit atas
pengendalian internal.

Penilaian temuan dilakukan auditor dengan dua tujuan: (1) menetapkan jenis pendapat
yang akan diberikan dan (2) menentukan apakah standar auditing telah dipenuhi dalam
audit. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, auditor melakukan langkah-langkah
berikut :

1. Membuat penetapan akhir tentang materialitas dan risiko audit


2. Mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melangsungkan usahanya (going concern)
3. Melakukan review teknis atas laporan keuangan
4. Merumuskan pendapat dan membuat konsep laporan auditor
5. Melakukan review akhir terhadap kertas kerja
13.6 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN DAN PIHAK YANG
BERTANGGUNGJAWAB ATAS TATA KELOLA
 SA 260.9 : Tujuan auditor melakukan komunikasi dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola yaitu :
1) Untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola atas tata kelola tentang tanggungjawab auditor yang tentang
tanggungjawab auditor yang berkaitan dengan berkaitan dengan audit atas audit
atas laporan keuangan, dan gambaran umum perencanaan lingkup dan saat audit.
2) Untuk memperoleh informasi yang relevan degan audit dari pihak yang
bertanggungjawab dengan tata kelo  bertanggungjawab dengan tata kelola
3) Untuk menyediakan kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola secara
tepat waktu, hasil observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap
tanggungjawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan
4) Untuk mendukung komunikasi 2 arah yang efektif antara auditor dengan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola
 Dalam SPAP, beberapa ketentuan mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
1) SA 240, Para 41 dan 42 : Tanggungjawab auditor terkait dengan kecurangan
dalam suatu audit atas laporan keuangan
2) SA250, Para 22 dan 24 : Pertimbangan atas peraturan perundang-undangan dalam
audit atas laporan keuangan
3) SA 265, para 9 dan A12 : Pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian
internal kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dan manajemen
4) SA 450, para 12 dan 13 : Pengevaluasian atas kesalahan penyajian dan
diidentifikasi selama audit
5) SA 505, Para 9 : Konfirmasi eksternal
6) SA 510, Para 7 : Perikatan audit tahun pertama –  saldo awal
7) SA 550, Para 27 : Pihak berelasi
8) SA 570, Para 23 : Kelangsungan Usaha
9) SA 705, Para 28 dan A25 : Modifikasi terhadap opini dan laporan auditor
independen
13.7 SURAT DITUJUKAN KEPADA MANAJEMEN
Tujuan dari Surat ditujukan kepada manajemen (Management Letters) adalah untuk
memberi informasi kepada personil klien tentang rekomendasi yang diberikan akuntan
publik untuk perbaikan suatu bidang tertentu dalam bisnis klien. Umumnya KAP
membuat surat tersebut untuk menunjukkan kepada manajemen bahwa KAP telah
memberi manfaat tambahan kepada entitas yang diauditnya diluar jasa audit, hal tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik dengan manajemen dan menawarkan
jasa-jasa lain yang dapat dilakukan oleh KAP seperti jasa di bidang  perpajakan atau
bantuan manajemen lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono. 2014. AUDITING Edisi II . Yogyakarta: Bagian Penertbit Sekolah
Tinggi

Ilmu Ekonomi YKPN

Nurjanah, Siti. 2017. Penyelesaian Audit. Link :

pdf-makalah-penyelesaian-auditdocx_convert_compress.pdf (Diakses pada 05


Desember 2021)

Anda mungkin juga menyukai