Anda di halaman 1dari 57

LAMPIRAN I

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR


44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

Pendirian LPD Secara Bersama-sama.

1. Formulir Permohonan Pendirian LPD Secara Bersama-sama.

……, .................
Kepada Yth,
Bapak Bupati/Walikota
di_
Tempat

Perihal : Permohonan Pendirian LPD secara bersama

Kami yang bertanda tangan dibawah ini;


(1) Nama : .........................................
Jabatan : Bendesa Desa Pakraman ....................
Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman .................

(2) Nama : .........................................


Jabatan : Bendesa Desa Pakraman ....................
Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman .................

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendirikan LPD


secara bersama-sama.
Untuk bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan;
1. Berita Acara Keputusan Paruman Desa Pakraman untuk mendirikan
LPD secara bersama
2. Surat Pernyataan Desa Pakraman untuk memiliki hanya 1(satu) LPD
secara bersama
3. Berita Acara Keputusan Bersama Paruman Prajuru Desa Pakraman
untuk mendirikan LPD secara bersama.

Demikian permohonan ini kami ajukan dan atas perhatiannya kami


ucapkan terimakasih.

(__________________________) (__________________________)
Bendesa Desa Pakraman .............. Bendesa Desa Pakraman….
2. Formulir Berita Acara

BERITA ACARA
KEPUTUSAN PARUMAN DESA PAKRAMAN ...........
Tentang
Pendirian LPD secara bersama

Pada hari ini ................., tanggal ..................... bertempat di ................., telah


dilakukan Paruman Desa Pakraman ....................., yang dihadiri oleh
sebanyak ... orang peserta (daftar hadir terlampir), untuk membahas rencana
pendirian LPD Desa Pakraman ...........................
Adapun hasil keputusan Paruman Desa Pakraman ................ sebagai berikut:
1. Sepakat untuk mendirikan LPD secara bersama Desa Pakraman
................. dengan LPD Desa Pakraman .......................
2. Untuk memperlancar proses pendirian LPD secara bersama, Bendesa
Pakraman ...........diberikan kewenangan bertindak untuk atas nama
Desa Pakraman ..... dalam proses pendirian LPD secara bersama.

Demikian berita acara Keputusan Paruman Desa Pakraman ............ untuk


mendirikan LPD secara bersama dengan Desa Pakraman ................. agar
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(______________________) (____________________)
Penyarikan Bendesa Desa Pakraman
3. Surat Pernyataan untuk memiliki hanya satu LPD secara bersama

SURAT PERNYATAAN
DESA PAKRAMAN ....................

Yang bertanda tangan dibawah ini kami:


Nama : ..........................................
Jabatan : Bendesa Desa Pakraman .....................

Bertindak untuk dan atas nama Desa Pakraman ................... menyatakan


sepakat untuk memiliki hanya 1(satu) LPD secara bersama-sama dengan Desa
Pakraman ..............

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

......................

(_________________)
Bendesa Desa Pakraman
4. Contoh Keputusan Bersama

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA


DESA PAKRAMAN ............ DENGAN DESA PAKRAMAN .........
TENTANG
………….

Menimbang : a. bahwa keberadaan LPD yang berkembang secara


sehat dibutuhkan untuk mendukung upaya
peningkatan taraf hidup krama desa dan
pembangunan Desa Pakraman dalam arti luas;
b. bahwa Desa Pakraman ................ dan Desa
Pakraman ........... masing-masing memiliki
keterbatasan potensi sehingga sulit berkembang
secara sendiri-sendiri;
c. berdasarkan point a dan b di atas, dipandang perlu
dibuat surat Keputusan Bersama antara Desa
Pakraman ............. dengan Desa Pakraman ..........
untuk mendirikan LPD secara bersama.

Memperhatikan : a. berita acara Keputusan Paruman Desa Pakraman


........ tanggal..... tentang pendirian LPD secara
bersama dengan Desa Pakraman ..........
b. berita acara Keputusan Paruman Desa Pakraman
........ tanggal..... tentang pendirian LPD secara
bersama dengan Desa Pakraman..............

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor ……… tentang


Lembaga Perkreditan Desa;
2. Peraturan Gubernur Nomor ........... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor
…….. tentang LPD.

ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA


IDA SANGHYANG WIDHI WASA

BENDESA DESA PAKRAMAN ...................... DAN BENDESA DESA


PAKRAMAN.................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Pendirian LPD secara bersama antara Desa Pakraman


.................. dengan LPD Desa Pakraman ...............
Bagian Kesatu
Nama, Status Kepemilikan dan Wilayah Operasional

Pasal 1
(1) Lembaga Perkreditan Desa yang didirikan secara bersama selanjutnya
disebut LPD diberi nama LPD .....................
(2) LPD ini merupakan suatu badan usaha keuangan yang dimiliki secara
bersama oleh Desa Pakraman ............. dan Desa Pakraman ................
(3) Wilayah operasional LPD ini adalah diwilayah Desa Pakraman ..............
dan Desa Pakraman ................

Bagian Kedua
Organisasi dan Pengambilan Keputusan Strategis

Pasal 2
(1) Organisasi LPD terdiri dari Pengawas dan Pengurus LPD.
(2) Pengurus LPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari krama
Desa Pakraman ................ dan krama Desa Pakraman ..............,
ditetapkan melalui Paruman bersama Prajuru Desa Pakraman …. dan
Desa Pakraman ……………..
(3) Pengawas terdiri dari Ketua dan anggota
(4) Ketua Pengawas LPD dijabat oleh Bendesa Pakraman …………..
(5) Anggota pengawas dan pengurus LPD berasal dari krama Desa Pakraman
................ dan krama Desa Pakraman .............., ditetapkan melalui
Paruman bersama Prajuru Desa Pakraman …. dan Desa Pakraman
……………..
(6) Ketentuan dan syarat lainnya mengenai pengawas internal dan pengurus
LPD disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah yang berlaku.

Pasal 3
(1) Berkenaan dengan aspek kelembagaan, manajemen, operasional dan
kegiatan LPD diputuskan melalui Paruman Bersama Prajuru Desa
Pakraman yang bergabung.
(2) Ketentuan sebagaimana keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Pararem Bersama Desa Pakraman ............ dan Desa
Pakraman ........... tentang LPD.

Bagian Ketiga
Fungsi, Tujuan dan Usaha LPD

Pasal 4

LPD ini berfungsi :


a. sebagai wadah kekayaan milik Desa Pakraman…… dan Desa Pakraman …..
yang berupa uang atau surat-surat berharga lainnya; dan
b. sebagai badan usaha keuangan milik Desa Pakraman ...... dan Desa
Pakraman ...... yang diarahkan pada usaha-usaha peningkatan taraf hidup
Krama Desa Pakraman dan menunjang pembangunan Desa Pakraman.

Pasal 5
LPD bertujuan :
a. menjaga ketahanan ekonomi Krama Desa Pakraman melalui tabungan yang
teratur, terarah dan penyaluran modal yang produktif;
b. memberantas ijon, gadai gelap dan lain-lain yang dapat dipersamakan
dengan itu;
c. mendorong pemerataan dan kesempatan berusaha bagi setiap Krama Desa
Pakraman; dan
d. meningkatkan daya beli, melancarkan lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.

Pasal 6
Lapangan Usaha :
a. menerima simpanan uang dalam bentuk tabungan dan simpanan
berjangka dengan suku bunga sesuai dengan kesepakatan krama dalam
paruman dan ketentuan yang berlaku;
b. memberikan pinjaman untuk kegiatan ekonomi pada sektor-sektor ekonomi
yang dipandang tepat berdasarkan analisis serta memungut biaya sesuai
kesepakatan krama dalam paruman bersama Desa Pakraman dan
ketentuan yang berlaku seperti pengelolaan risiko usaha LPD; dan
c. menanamkan modalnya pada badan usaha milik Desa Pakraman selaku
pemilik LPD.

Bagian Keempat
Modal LPD dan Keuangan LPD

Pasal 7
(1) Modal disetor LPD ini adalah bersumber dari ;
a. Setoran modal dari Desa Pakraman .............. sebesar
Rp. .................. (....%)
b. Setoran modal dari Desa Pakraman .............. sebesar
Rp. .................. (....%)
(2) Modal donasi LPD ini bersumber dari ;
a. Bantuan Pemerintah Provinsi Bali sebesar Rp. ...........
b. Bantuan Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar Rp. ............
c. Bantuan dari pihak lainnya yang tidak mengikat.
(3) Modal selanjutnya bersumber dari laba bersih LPD setiap tahun, sesuai
dengan Peraturan Daerah yang berlaku;
(4) Modal disetor dan modal donasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dapat diperhitungkan dari posisi keuangan LPD masing-masing.
Bagian Keempat
Pembagian Keuntungan

Pasal 8
(1) Pembagian keuntungan bersih LPD ini pada akhir tahun pembukuan
ditetapkan sebagai berikut:
a. cadangan modal 60%(enam puluh persen);
b. dana pembangunan desa 20% (dua puluh persen);
c. jasa produksi 10% (sepuluh persen);
d. dana pemberdayaan 5% (lima persen); dan
e. dana sosial 5% (lima persen).

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembagian keuntungan bersih LPD


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Pararem LPD ini.

Bagian Kelima
Penutup

Pasal 9
(1) Ketentuan yang belum diatur dalam Keputusan bersama ini, akan diatur
dalam Pararem Bersama Desa Pakraman tentang LPD.
(2) Keputusan bersama ini digunakan untuk memenuhi administrasi
Permohonan Pendiirian LPD secara bersama.

Di tetapkan di....., tgl................

(_____________________) (_________________________)
Bendesa Desa Pakraman .............. Bendesa Desa Pakraman .....

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN II
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

Sistem Administrasi LPD

I Umum
Sebagai badan usaha keuangan, LPD harus melaksanakan sistem
administrasi yang mampu menghasilkan laporan keuangan secara
transparan dan auditable.
Seluruh transaksi dicatat berdasarkan jenis transaksi, selanjutnya
dilakukan pengelompokan transaksi dan disajikan dalam bentuk laporan
keuangan serta seluruh dokumen diarsip dengan tertib.
Transaksi di LPD dilakukan secara tunai (cash) dan tidak tunai (non cash).
Transaksi secara tunai maksudnya terjadi perubahan kas dan transaksi
non tunai tidak mempengaruhi perubahan kas. Transaksi secara tunai
yang menambah kas pada LPD (penerimaan) dilengkapi dengan Bukti Kas
Masuk (BKM) dan transaksi yang mengurangi kas (pengeluaran) dilengkapi
dengan Bukti Kas Keluar (BKK). Transaksi non tunai dilengkapi dengan
bukti slip pemindah bukuan rekening.
Berdasarkan BKM dan BKK, LPD membuat buku kas harian dan
berdasarkan buku kas harian pada akhir hari dilakukan rekapitulasi
sesuai pos/perkiraan untuk diproses dalam slip jurnal. Untuk penerimaan
kas, maka jumlah penerimaan (cash) dimasukkan dalam kolom debet
sedangkan sumbernya (lawannya) dimasukkan dalam kolom kredit.
Demikian sebaliknya untuk pengeluaran kas, maka jumlah pengeluaran
(cash) dimasukkan dalam kolom kredit sedangkan penggunaannya
(lawannya) dimasukkan dalam kolom debet.
Pengisian slip jurnal pada akhir hari selain dari buku kas harian juga dari
slip pemindah bukuan, dilakukan melalui rekapitulasi sesuai
pos/perkiraan yang kolom debet dan lawannya kolom kredit. Hasil jurnal,
digunakan untuk dasar mengisi kolom mutasi hari ini dalam neraca
percobaan. Dari saldo akhir neraca percobaan dapat disusun laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba / rugi.
Administrasi di LPD menganut tahun buku yang dimulai pada tanggal 1
Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Pada tanggal 31
Desember dilakukan tutup buku, dimana pendapatan dan biaya di nol kan
untuk menjadi laba/rugi. Pada tanggal 1 Januari, laba/rugi yang yang
dihasilkan selama tahun sebelumnya yang belum dialokasikan pada pos-
pos tertentu sesuai ketentuan disebut laba/rugi tahun lalu.
II Bukti Dasar Administrasi Pembukuan LPD
Sistem administrasi LPD mempunyai seperangkat formulir berupa kartu,
lembar lepas atau buku catatan yakni;

Nomor Bukti Dasar Administrasi Pembukuan


1 Bukti Kas Masuk (BKM)
2 Bukti Kas Keluar (BKK)
3 Slip Pemindah Bukuan
4 Bukti Serah Terima
5 Slip Jurnal
6 Tabungan
7 Simpanan Berjangka (Deposito)
8 Perkreditan
9 Buku Kas Harian
10 Berita Acara Perhitungan Uang Kas
11 Buku Bank
12 Neraca Percobaan

Bentuk formulir administrasi dan cara pengisiannya disajikan dalam


Petunjuk Teknis Operasional Sistem administrasi LPD.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


A
LAMPIRAN III
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

TATA CARA PENILAIAN KESEHATAN LPD

I. Umum
Sejalan dengan pesatnya perkembangan yang terjadi dibidang keuangan
dan LPD, maka timbul berbagai tantangan yang cukup berpengaruh
terhadap kinerja LPD. Untuk itu, LPD wajib memelihara tingkat
kesehatannya agar terus menerus dapat berkembang dan memberikan
manfaat bagi masyarakat desa dan mendukung pembangunan Desa
Pakraman dalam arti luas.
Kesehatan LPD juga dipentingkan semua pihak yang terkait, baik Desa
Pakraman selaku pemilik LPD, pengawas internal, pengelola LPD,
masyarakat pengguna jasa LPD, lembaga pemberdayaan LPD maupun
pemerintah selaku pembina LPD.
Penilaian kesehatan LPD dilaksanakan secara rutin tiga bulanan maupun
secara insidentil atau sesuai dengan kebutuhan. Hasil penilaian kesehatan
LPD disampaikan kepada pihak yang terkait untuk mendapatkan
pembinaan guna memperbaiki kinerja LPD.

II. Obyek Penilaian dan Indikator


Tingkat kesehatan LPD pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif
atas 5(lima) faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan
LPD sebagai lembaga keuangan, yaitu ; (1) permodalan; (2) kualitas aktiva
produktif; (3) manajemen; (4) earning atau rentabilitas dan (5) likwiditas.
Faktor tersebut memiliki beberapa komponen yang diberikan bobot
penentu kesehatan LPD sebagaimana disajikan pada matrik berikut:
Faktor Komponen Bobot
Penentu
1.Permodalan Kecukupan Prosentase perbandingan antara 25%
Modal Modal LPD terhadap aktiva
(CAR) tertimbang menurut risiko (ATMR)
2.Aktiva 1.Kualitas Aktiva Prosentase perbandingan antara 25%
Produktif Produktif (KAP) aktiva produktif yang diklasifikasikan
terhadap total aktiva produktif.
2.Cadangan Prosentase perbandingan antara 10%
Pinjaman Ragu- CPRR yang dibentuk terhadap CPRR
ragu (CPRR) yang wajib dibentuk.
3.Manajemen Terdiri dari 25 pertanyaan manajemen, masing-masing 10%
pertanyaan diberi nilai antara 0 s/d 4.
3.Earning / 1.ROA Prosentase perbandingan antara laba 10%
Rentabilitas terhadap total aktiva
2. BOPO Prosentase perbandingan antara 10%
biaya terhadap pendapatan
4.Likwiditas 1.Alat likuid Prosentase perbandingan antara alat 5%
likuid terhadap hutang lancar
2.LDR Prosentase perbandingan antara 5%
pinjaman yg diberikan terhadap dana
yang diterima
Total 100%
Disamping kelima faktor di atas, pelampauan terhadap batas maksimum
pemberian kredit (BMPK) juga diperhitungkan sebagai faktor pengurang
terhadap total hasil nilai kesehatan LPD.

III. Tata Cara Penilaian


Pelaksanaan penilaian kesehatan LPD berdasarkan laporan keuangan LPD
dan penilaian manajemen pada periode waktu penilaian. Laporan
keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, perkembangan
pinjaman dan BMPK.
Tahapan penilaian kesehatan LPD sebagai berikut:
(1) memeriksa kebenaran data laporan keuangan dan informasi
manajemen LPD.
(2) menghitung rasio masing-masing faktor atau komponen yang dinilai
(3) menghitung nilai kredit masing-masing faktor atau komponen
berdasarkan kriteria atau indikator penilaian.
(4) menghitung nilai kontribusi masing-masing faktor atau komponen
berdasarkan bobot penentu kesehatan.
(5) menghitung nilai kesehatan dengan menjumlahkan nilai kontribusi
semua faktor atau komponen penentu kesehatan LPD. Besarnya nilai
kesehatan digunakan sebagai penentu kriteria kesehatan LPD. Kriteria
kesehatan LPD ditetapkan dengan nilai sebagai berikut:
Total nilai kesehatan Kriteria
81 – 100 Sehat
66 - <81 Cukup Sehat
51 - <66 Kurang Sehat
0 - <51 Tidak Sehat

III.1.Penilaian terhadap Permodalan


Dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal LPD yaitu prosentase
perbandingan antara modal LPD terhadap aktiva tertimbang menurut
risiko (ATMR), atau disajikan dalam bentuk rumus:
Modal LPD
Rasio Kecukupan Modal (CAR) = ------------------------------------------------------ X 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

(1) Perhitungan modal LPD, menggunakan bentuk format sebagai


berikut:
No Jenis Nominal Bobot Jumlah
A. Modal Inti
1. Modal Disetor 100%
2. Modal Donasi 100%
3. Modal Cadangan 100%
4. Laba tahun lalu yg belum dibagi 60%
5. Laba tahun berjalan 50%
6. Rugi tahun lalu -/- (100%)
7. Rugi tahun berjalan -/- (100%)
Total Modal Inti (A)
B. Modal Pelengkap
1. Cadangan Penyusutan Aktiva 100%
Tetap & Inventaris
2. CPRR, maks 1,25% x ATMR 100%
3. Modal titipan Desa Pakraman 100%
Total Modal Pelengkap (B)
Total Modal LPD (A + B)
(2) Perhitungan ATMR, menggunakan bentuk format sebagai berikut:
No Jenis Nominal Bobot Jumlah
1. Kas 0%
2. a.Antar Bank Aktiva 20%
b.Antar Bank Aktiva Macet *) 100%
3. Pinjaman yang diberikan 100%
4. Aktiva Tetap & Inventaris 100%
5. Aktiva Lain/Rupa-rupa Aktiva 100%
Total ATMR
*) Penempatan Dana LPD (giro/tabungan/deposito) pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang dalam
kondisi pengawasan khusus/ macet.

Nilai kredit faktor kecukupan modal:


a. Hasil rasio kecukupan modal 12%, diberi nilai 81
b. Hasil rasio 0% atau negatif diberi nilai 0.
c. Setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan kecukupan modal 12% nilai
ditambah 1 hingga maksimum 100.
d. Setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan kecukupan modal 12%
nilai dikurangi 1 hingga minimum 0.

Nilai kredit faktor kecukupan modal, disajikan dalam rumus sebagai


berikut:

Rasio CAR - 12
Nilai CAR = 81 + ---------------------------
0,1

Penilaian terhadap Aktiva Produktif


III.2.
Terdiri dari 2(dua) komponen yang dinilai yaitu rasio Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) dan rasio Cadangan Pinjaman Ragu-ragu (CPRR).

(1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)


Dimaksudkan untuk menilai kualitas aktiva produktif yaitu prosentase
perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap total
aktiva produktif atau disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Aktiva produktif yang diklasifikasikan
Rasio KAP = -------------------------------------------------------- X 100%
Aktiva Produktif

1. Perhitungan aktiva produktif yang diklasifikasikan


No Jenis Nominal Bobot Jumlah
A. Pinjaman yang diberikan
1. Lancar 0%
2. Kurang Lancar 50%
3. Diragukan 75%
4. Macet 100%
Jumlah pinjaman diklasifikasi (A)
B. Antar Bank Aktiva (ABA)
1. ABA 0%
2. ABA macet*) 100%
Jumlah Antar Bank Aktiva (B)
Total (A+B)
*) Penempatan Dana LPD (giro/tabungan/deposito) pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang dalam
kondisi pengawasan khusus/ macet.

2. Perhitungan aktiva produktif


No Jenis Nominal Bobot Jumlah
1. Pinjaman yang diberikan 100%
2. Antar Bank Aktiva 100%
Total aktiva produktif
Nilai kredit faktor atau komponen kualitas aktiva produktif (KAP):
a. Hasil rasio 20% atau lebih diberi nilai nol (0)
b. Setiap penurunan 0,15% mulai dari 20% diberi point 1 dengan
maksimum 100.

Nilai kredit faktor atau komponen kualitas aktiva produktif (KAP)


disajikan dalam rumus sebagai berikut:

20 - rasio
Nilai KAP = --------------------
0,15

(2) Rasio Cadangan Pinjaman Ragu-ragu


Dimaksudkan untuk menilai kecukupan penyediaan CPRR yaitu
prosentase perbandingan antara CPRR yang dibentuk terhadap CPRR
yang wajib dibentuk, atau disajikan dalam rumus sebagai berikut:
CPRR yang dibentuk
Rasio CPRR = ---------------------------------------- X 100%
CPRR yang wajib dibentuk

a. CPRR yang dibentuk diambil dari komponen biaya tahun berjalan.


b. CPRR yang wajib dibentuk berdasarkan klasifikasi pinjaman yang
diberikan dengan bobot sebagai berikut:

No Klasifikasi Pinjaman yg diberikan Nominal Bobot Jumlah


1. Lancar 0,5%
2. Kurang Lancar 10%
3. Diragukan 50%
4. Macet 100%
Total CPRR yang wajib dibentuk

Nilai kredit faktor atau komponen penyediaan cadangan pinjaman ragu-


ragu (CPRR):
a. Rasio 0 diberi nilai/point 0
b. Setiap kenaikan 1 % dari 0 diberi nilai/point 1. dengan maksimum
100

Nilai kredit faktor atau komponen penyediaan CPRR disajikan dalam


rumus sebagai berikut:

Nilai CPRR = Rasio CPRR X 1

III.3.Penilaian Manajemen
Penilaian manajemen LPD berdasarkan atas pertanyaan atau pernyataan
yang terkait dengan manajemen umum dan manajemen risiko.
Penilaian manajemen umum difokuskan pada komponen antara lain: (a)
strategi/sasaran; (b) struktur organisasi; (c) sistem dan (d)
kepemimpinan. Penilaian manajemen risiko difokuskan pada komponen
antara lain; (a) risiko likwiditas; (b) risiko kredit; (c) risiko operasional; (d)
risiko hukum dan (e) risiko pemilik.
Daftar pertanyaan/pernyataan manajemen LPD disajikan sebagai
berikut:
Nilai
No Jenis Risiko / Pernyataan / Pertanyaan 0 1 2 3 4
I. MANAJEMEN UMUM
A STRATEGI / SASARAN
1 RK-RAPB tahunan LPD digunakan sebagai dasar
acuan kegiatan usaha LPD selama 1 tahun
B STRUKTUR
Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan
2 seluruh kegiatan LPD dan tidak terdapat jabatan
kosong atau perangkapan jabatan yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas;
LPD memiliki batasan tugas dan wewenang yang
3 jelas untuk masing-masing karyawannya yang
tercermin pada kegiatan operasionalnya;
C SISTEM
Kegiatan operasional dan pemberian pinjaman yang
4 diberikan telah dilaksanakan sesuai dengan sistim
dan prosedur tertulis;
Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat
5 dan laporan keuangan disusun sesuai standar
akuntansi keuangan yang berlaku;
LPD mempunyai sistem pengamanan yang baik
6 terhadap semua dokumen penting
Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan
7 terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan
bawahannya;
D KEPEMIMPINAN
8 Pengambilan Keputusan-keputusan yang bersifat
operasional dilakukan oleh pengurus secara
independen
9 Pimpinan LPD komit untuk menangani
permasalahan LPD yang dihadapi serta senantiasa
melakukan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan
10 Pengurus dan karyawan memiliki tertib kerja yang
meliputi disiplin serta komitmen dan didukung
sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan
pekerjaan.
II. MANAJEMEN RISIKO
A RISIKO LIKWIDITAS
11 LPD melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan
dan kewajiban yang jatuh tempo utuk mencegah
kemungkinan timbulnya kesulitan likwiditas;
12 LPD senantiasa memelihara likwiditas dengan baik;
B RISIKO PINJAMAN YANG DIBERIKAN
13 Dalam memberikan pinjaman yang diberikan LPD
melakukan analisis terhadap kemampuan debitur
untuk membayar kembali kewajiban
14 Setelah pinjaman diberikan, LPD melakukan
pemantauan terhadap penggunaan pinjaman yang
diberikan serta kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya;
15 LPD melakukan peninjauan, penilaian dan
pengikatan terhadap agunan.
C RISIKO OPERASIONAL
16 LPD menerapkan kebijaksanaan pembentukan
penyisihan penghapusan piutang berdasarkan
prinsip kehati-hatian;
17 LPD tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan
kepada pemilik/pengurus LPD untuk memperoleh
fasilitas dari LPD;
18 Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut
secara efektif terhadap temuan hasil pembinaan oleh
LPLPD dan atan Pembina Umum
D RISIKO HUKUM
19 Perjanjian pinjaman yang diberikan telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
20 LPD telah memastikan bahwa agunan yang diterima
telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
berlaku;
21 LPD menatausahakan secara baik dan aman blangko
bilyet deposito dan buku tabungan yang belum
digunakan (kosong), dan blangko bilyet deposito yang
telah dicairkan dananya serta buku tabungan yang
dikembalikan ke LPD karena rekeningnya telah
ditutup;
E RISIKO PEMILIK DAN PENGURUS
22 Pemilik LPD tidak mencampuri kegiatan operasional
sehari-hari yang cenderung menguntungkan
kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga
merugikan LPD;
23 Pemilik LPD mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk meningkatkan permodalan LPD sehingga
senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku;
24 Pengurus LPD didalam melaksanakan kegiatan
operasional tidak melakukan hal-hal yang cenderung
menguntungkan diri sendiri, keluarga dan grupnya,
atau berpotensi akan merugikan LPD;
25 Pengawas melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas Pengurus dalam batasan
tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan
secara efektif.

Total

Cara pengisiaan formulir penilaian manajemen:

setiap pertanyaan/pernyataan diberikan nilai antara 0 s/d 4 dengan


kriteria: (0) = tidak sama sekali/tidak mau dipenuhi; (1) belum ada tetapi
sudah ada rencana untuk memenuhi; (2) sudah dipenuhi, sebagian besar
kurang; (3) sudah dipenuhi, tetapi beberapa ada yang kurang; (4) sudah
dipenuhi, lengkap.

Nilai kredit manajemen diperoleh dengan menjumlahkan nilai yang


diberikan pada masing-masing pertanyaan/pernyataan manajemen,
dengan nilai maksimum 100.
Kontribusinya terhadap nilai kesehatan LPD ditetapkan 10% atau nilai x
10%.

Penilaian terhadap Earning/Rentabilitas


III.4.
Terdiri dari 2(dua) komponen yaitu rasio return on asset (ROA) dan rasio
kehematan biaya terhadap pendapatan (BOPO).

(1) Return on Asset (ROA)


Dimaksudkan untuk menilai kemampuan LPD dalam menghasilkan laba
terhadap rata-rata asset yang dimiliki atau disajikan dalam rumus:

Laba tahun berjalan*)


ROA = -------------------------------- X 100%
Rata-rata Asset

Laba tahun berjalan disetahunkan


Nilai kredit faktor atau komponen ROA:
a. Rasio 0 atau negatif diberi nilai/point 0
b. Setiap kenaikan 0,025 % dari 0 diberi nilai/point 1 dengan maksimum
100

Nilai kredit faktor atau komponen ROA disajikan dalam rumus sebagai
berikut:

Rasio
Nilai ROA = ----------------
0,025

(2) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)


Dimaksudkan untuk menilai kehematan belanja LPD yaitu prosentase
perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional
LPD atau disajikan dalam rumus:

Biaya Operasional
Rasio BOPO = ------------------------------------------- X 100%
Pendapatan Operasional

Nilai kredit faktor atau komponen BOPO:


a. Rasio 100% atau lebih diberi nilai 0 (nol)
b. Setiap penurunan sebesar 0,25% dari 100% diberi nilai kredit 1
dengan maksimum nilai kredit 100.

Nilai kredit faktor atau komponen BOPO disajikan dalam rumus sebagai
berikut:

100 - Rasio
Nilai BOPO = ---------------------------
0,25

Penilaian terhadap Likwiditas


III.5.
Terdiri dari 2(dua) komponen yaitu rasio alat likuid dan rasio pinjaman
yang diberikan terhadap dana yang diterima (LDR).

(1) Rasio alat likuid


Dimaksudkan untuk menilai kemampuan LPD dalam memenuhi
kewajiban lancar yaitu prosentase perbandingan antara alat likuid
terhadap hutang lancar atau dengan rumus sebagai berikut:

Kas + ABA
Rasio alat Likuid = ------------------------- X 100%
Hutang Lancar

a. Alat likuid terdiri dari kas dan penempatan dana LPD (antar bank
aktiva) dalam bentuk giro, tabungan. Antar bank aktiva dalam
bentuk deposito dan antar bank aktiva pada bank atau lembaga
keuangan lainnya yang dalam pengawasan khusus atau macet
tidak diperhitungkan.
b. Hutang lancar meliputi kewajiban segera (termasuk kewajiban
membayar angsuran pinjaman / hutang pada bank atau lembaga
keuangan lainnya) Tabungan dan Deposito;
Nilai kredit faktor atau komponen rasio alat likuid:
Rasio 0 diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0.15% dari 0 nilai
ditambah 1 dengan maksimum 100.

Nilai kredit faktor atau komponen rasio alat likuid disajikan dalam rumus
sebagai berikut:

Rasio
Nilai alat likuid = -----------------------
0,15

(2) LDR (loan to deposit ratio)


Dimaksudkan untuk menilai rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima. Dana yang diterima terdiri:
a. Deposito dan tabungan masyarakat;
b. Pinjaman dari bank dan atau lembaga keuangan lainnya.
c. Modal Inti;
d. Modal pinjaman / Titipan

Nilai kredit faktor atau komponen LDR :


a. Rasio 115% atau lebih diberi nilai kredit 0
b. Untuk setiap penurunan 1% dari rasio 115% nilai kredit ditambah
4 dengan maksimum 100
c. Apabila Nilai ≤ 94.75 % maka nilainya langsung maksimum atau
:

Nilai kredit faktor atau komponen LDR disajikan dalam rumus sebagai
berikut:

Nilai LDR = (115 – Rasio) X 4

Perhitungan pelampauan batas maksimum pemberian kredit (BMPK)


III.6.
Ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) kepada seorang
peminjam atau kelompok peminjam adalah sebesar 20% dari modal LPD.
Pelampauan BMPK merupakan pelanggaran terhadap ketentuan BMPK,
dikenakan sanksi yang dikaitkan dengan penilaian kesehatan LPD.
Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK sebagaimana dimaksud dalam
dihitung berdasarkan jumlah kumulatif pelanggaran BMPK kepada
peminjam individual, peminjam kelompok terhadap modal LPD, dengan
rumus sebagai berikut:

Saldo pinjaman pada satu orang atau kelompok


peminjam pada tanggal laporan BMPK
----------------------------------------------------------- X 100 % - BMPK
Modal pada tanggal laporan BMPK
Pelanggaran menjadi pos pengurang nilai kredit hasil penilaian tingkat
kesehatan dengan perhitungan :
a. Untuk setiap pelanggaran BMPK, nilai kredit dikurangi 5, dan
b. Untuk setiap 1% pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi lagi
0,05 dengan maksimum 10.

IV. Kompilasi Hasil Penilaian Kesehatan LPD


Berdasarkan perhitungan rasio-rasio komponen, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai kredit kontribusi komponen tersebut. Hasilnya disajikan
pada bentuk format sebagai berikut:

No Faktor Rasio Nilai Bobot Nilai Kesehatan


CAMEL
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5x4)
1. CAR 25%
2. KAP 25%
CPRR 10%
3. MANAJEMEN 10%
4 ROA 10%
BOPO 10%
5 Likwiditas 5%
LDR 5%
Total nilai CAMEL
Pelanggaran/Pelampauan BMPK -/-
Total nilai kesehatan
Kriteria

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN IV
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

TATA CARA PENILAIAN PERINGKAT RISIKO LPD


(LPD RISK RATING)

I. UMUM
Kinerja dan kelangsungan usaha LPD dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam menangani berbagai risiko yang dihadapi. Sebagai lembaga
keuangan, LPD menghadapi jenis risiko meliputi antara lain risiko kredit,
risiko modal, risiko likwiditas dan risiko operasional. Kelemahan dalam
penanganan risiko-risiko tersebut akan berpengaruh terhadap daya saing
LPD atau kemampuan dalam menghadapi persaingan (risiko pasar),
berpengaruh terhadap reputasi LPD, reputasi Desa Pakraman/pemilik.
Risiko kredit timbul karena peminjam tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada LPD sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan antara
LPD dan peminjam yang bersangkutan, sehingga berakibat kredit tergolong
kurang lancar, diragukan atau macet. Risiko likwiditas merupakan risiko
LPD karena tidak mampu membayar kewajibannya dalam jangka pendek,
atau mampu membayar namun harus dengan mencari pinjaman darurat
dengan suku bunga tinggi, atau dengan menjual asset / harta LPD dengan
menderita rugi. Risiko modal timbul karena besarnya modal LPD berada di
bawah kebutuhan modal minimum yang berakibat mengganggu
kelancaran usaha LPD. Risiko operasional merupakan risiko yang dihadapi
oleh LPD karena tidak dapat bekerja secara efektif, efisien, ekonomis,
lancar, aman dan tertib ( E 3 – LAT).
Untuk menangani risiko tersebut, LPD wajib melaksanakan penilaian
terhadap peringkat risiko yang dimiliki sebagai dasar untuk menetapkan
dan melaksanakan tindakan perbaikan.

II. OBYEK PENILAIAN DAN INDIKATOR


Peringkat Risiko LPD dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai
faktor risiko yang dihadapi oleh LPD, meliputi faktor-faktor risiko kredit,
risiko likwiditas, risiko operasional, dan risiko modal. Setiap faktor dinilai
terdiri atas beberapa komponen yang diberikan bobot sesuai dengan
besarnya dampak risiko terhadap kondisi LPD.
Penilaian peringkat risiko dilakukan dengan menetapkan besarnya nilai
penalty terhadap faktor risiko ditetapkan mulai dari angka 100 sampai
dengan 500. Penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan nilai bobot
ditetapkan mulai dari 0 sampai 100.
Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai penalty dapat ditambahkan
penalty bilamana dijumpai adanya pelanggaran-pelanggaran yang
sanksinya dikaitkan dengan ketentuan LPD Risk Rating.
Hasil kualifikasi dari komponen-komponen dinilai lebih lanjut dengan
memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara material
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor.
Berdasarkan penilaian ditetapkan lima peringkat risiko LPD sebagai
berikut :
Peringkat Risiko Predikat Penalty
1 Sangat Rendah 100
2 Rendah 200
3 Sedang 300
4 Tinggi 400
5 Sangat Tinggi 500

Besarnya penalty adalah penalty didasarkan pada bobot kegiatan


perkreditan sebesar 40 %. Besarnya penalty setiap peringkat risiko lainnya
disesuaikan dengan bobot masing-masing faktor risiko dalam kegiatan
LPD.
Nilai Penalty LPD didasarkan pada nilai penalty rata-ratanya, yang
diperoleh dari penyumlahan nilai LPD keseluruhan dibagi banyaknya faktor
risiko yang dihitung.

FAKTOR RISIKO , KOMPONEN, BOBOT PENALTY RISIKO


FAKTOR PENALTY TERHADAP
KOMPONEN RATING RISIKO
RISIKO
FAKTOR RISIKO BOBOT
1 2 3 4 5

1.KREDIT 40 % 100 200 300 400 500

a. Rasio aktiva yang 20 % 50 100 150 200 250


diklassifikasi terhadap
aktiva produktif

b. Rasio penyisihan 20 % 50 100 150 200 250


penghapusan aktiva
produktif terhadap
aktiva produktif yang
wajib dibentuk.

2.LIKWIDITAS 24 % 60 120 180 240 300

a. Basic Surplus 12 % 30 60 90 120 150


b. Liquidity Index 12 % 30 60 90 120 150

3.OPERASIO 6% 15 30 45 60 75
NAL
a. Efektif 1% 2,5 5 7,5 10 12,5
b. Efisien 1% 2.5 5 7,5 10 12,5
c. Ekonomis 1% 2.5 5 7,5 10 12.5
d. Lancar 1% 2,5 5 7.5 10 12,5
e. Aman 1% 2,5 5 7,5 10 12,5
f. Tertib 1% 2,5 5 7,5 10 12,5

4. MODAL Rasio modal terhadap


aktiva tertimbang 30 % 75 150 225 300 375
menurut risiko.
Jumlah 100 % 250 500 750 1.000 1.250

Rata-rata Penalty Risiko 62,5 125 187,5 250 312,5

Peringkat risiko LPD yang tergolong sedang, rendah dan sangat rendah
akan dijadikan rating sangat tinggi apabila terdapat:
a. perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan
dalam LPD yang bersangkutan.
b. campur tangan pihak ketiga di luar LPD dalam kepengurusan
(manajemen) LPD, yang dapat menimbulkan kesulitan dalam LPD.
c. “window dressing” dalam pembukuan dan atau laporan LPD yang
secara material dapat berpengaruh terhadap keuangan LPD
sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap LPD.
d. praktik Pengurus LPD yang bersangkutan melakukan kegiatan LPD
dalam LPD.

III. PELAKSANAAN PENETAPAN RISIKO

III.1. Faktor Risiko Kredit

(1) Penetapan faktor risiko kredit didasarkan pada komponen


Kualitas Aktiva Produktif (KAP) didasarkan 2 (dua) rasio, yaitu :
a. Rasio Aktiva Produktif yang diklassifikasikan terhadap Aktiva
Produktif.
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang
dibentuk oleh LPD terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif yang wajib dibentuk oleh LPD.

(2) Penetapan Rating Risiko atas komponen faktor risiko kredit


tersebut adalah sebagai berikut :
Rasio
Aktiva Prod.yang
Peringkat Risiko diklasifikasikan CPRR DIBENTUK
terhadap aktiva CPRR WD
produktif
1. Sangat Rendah ≤ 5% 90 % - 100 %
2. Rendah > 5 % - 7,85 % 81 % - <90 %
3. Sedang > 7,85 % - 10,1 % 66 % - < 81 %
4. Tinggi > 10,1 % - 12,35 % 51 % - < 66 %
5. Sangat Tinggi > 12,35 % 0 % - < 51 %

(3) Penetapan penalty atas rating risiko kredit didasarkan bobot


faktor risiko kredit sebesar 40 % adalah sebagai berikut :
Peringkat Penalty
Risiko Akt.Prod.diklassifikasikan CPRR
/Aktiva Produktif DIBENTUK/CPRRWD
1. Sangat Rendah 50 50
2. Rendah 100 100
3. Sedang 150 150
4. Tinggi 200 200
5. Sangat Tinggi 250 250

III.2. Faktor Risiko Likwiditas

(1) Untuk menetapkan risiko likwiditas, dibuat Daftar Profil Jatuh


Tempo Asset dan Liabilities (Maturity Profile) pada akhir bulan
takwim yang bentuk formatnya sebagai berikut:

PROFIL JATUH TEMPO ASSETS DAN LIABLITIES (MATURITY PROFILE)


PER AKHIR BULAN :………………………….
PERIODE ASSETS LIABILITIES (a) -(b) BOBOT WEIGHTED WEIGTHED
MATURITY (a) (b) (c) ASSETS LIABILITIES
(a ) x ( c ) (b) x ( c )
s/d 7 hari 1
8 - 30 hari 2
>1 bln – 3 bln 3
>3 bln – 6 bln 4
>6 bln –12 bln 5
>1 thn – 3 thn 6
>3 thn – 5 thn 7
>5 thn 8
Jumlah

Basic Surplus = (Assets - Liabilities ) yang maturity sampai dengan 7


hari dikurangi lagi sebesar Cash Rasio 5 %.

Cash Rasio 5% = (kewajiban segera+Tabungan+Deposito)x5%

∑ B
Liquidity Index : --------- =
∑ A

Kas + Tabungan di bank + saldo giro di bank + Tabungan LPD lain


Cash Rasio = ---------------------------------------------------------------------------------
Kewajiban segera + tabungan + deposito

(2) Penetapan terhadap faktor risiko likwiditas didasarkan pada


2(dua) rasio yaitu :
a. Rasio Basic Surplus terhadap kewajiban segera dapat dibayar.
Basic surplus adalah selisih antara aktiva likuid yang dapat
dipakai dengan kewajiban yang segera dapat dibayar satu
minggu ke depan. Bila aktiva likuid lebih besar dari kewajiban
yang segera dapat dibayar akan merupakan selisih lebih
(positif) dan akan merupakan selisih kurang (negatif) bila
sebaliknya.

b. Rasio Liquidity Index


Liquidity index adalah suatu bilangan yang menunjukka
besarnya rasio antara jumlah dari perkalian liabilities dengan
bobot masing-masing terhadap jumlah dari perkalian assets
dengan bobot masing-masing.

(3) Penetapan peringkat risiko atas komponen faktor risiko likwiditas


adalah sebagai berikut :
Rasio
Peringkat Basic surplus /
Risiko kewajiban yang Liquidity Index
segera dapat dibayar
1. Sangat Rendah > 10 % > 1,00
2. Rendah > 5 % - 10 % 1,00
3. Sedang 0 -5% 0,81 - < 1,00
4. Tinggi <0 – negative 10 % 0,66 - < 0,81
5. Sangat Tinggi < dari negatif 10 % < 0,66
(4) Penetapan penalty atas peringkat risiko likwiditas didasarkan
bobot faktor risiko likwiditas sebesar 24 % masing-masing untuk
Basic Surplus 12 % dan Liquidity Index 12 %.
Peringkat Penalty
Risiko Likwiditas Basic Surplus Liquidity Index

1. Sangat Rendah 30 30
2. Rendah 60 60
3. Sedang 90 90
4. Tinggi 120 120
5. Sangat Tinggi 150 150
III.3. Faktor Risiko Operasional
(1) Penetapan terhadap faktor risiko operasional didasarkan pada 6
(enam) rasio komponen operasional yaitu:
a. rasio efektifitas, didasarkan pada pencapaian nilai kredit
tingkat kesehatan LPD. Penetapan risiko efektifitas sebagai
berikut:
Rating Risiko Pencapaian Nilai Kredit TKS
1. Sangat Rendah 90 ke atas
2. Rendah 81 - < 90
3. Sedang 66 - < 81
4. Tinggi 51 - < 66
5. Sangat Tinggi < 51

b. rasio efisiensi, didasarkan atas rasio antara biaya operasional


terhadap pendapatan operasional pada posisi akhir bulan
laporan. Penetapan risiko efisiensi adalah sebagai berikut
Rasio biaya operasional / Pendapatan
Rating Risiko
operasional
1. Sangat Rendah ≤ 75 %
2. Rendah >75 % - 79,75 %
3. Sedang >79,75 % - 83,5 %
4. Tinggi > 83,5 % - 87,25 %
5. Sangat Tinggi > 87,25 %

c. rasio ekonomis, dihitung berdasarkan rasio antara total asset


terhadap jumlah sumber daya manusia . Rasio ini
dibandingkan setiap akhir bulan/periode dan dari
perbandingan ini dihitung perkembangannya dengan rata-
rata ukur selama satu kuartal/periode terakhir.
Trend Rata-rata rasio per bulan total
Rating Risiko asset / jumlah SDM selama satu
kuartal
1. Sangat Rendah > 1,00 %
2. Rendah 0,75 % - 1,00 %
3. Sedang > 0,50 % - 0,75 %
4. Tinggi 0,00 % - 0,50 %
5. Sangat Tinggi < 0,00 %

d. rasio lancar, diukur dari lama rata-rata pencairan pinjaman


setelah dokumen diterima secara lengkap. Penetapan rating
risiko sebagai berikut:
Lama rata-rata pencairan kredit
Rating Risiko setelah dokumen diterima secara
lengkap.
1. Sangat Rendah 1 - 2 hari.
2. Rendah >2 - 3 hari
3. Sedang >3 - 4 hari
4. Tinggi > 4 - 5 hari
5. Sangat Tinggi > 5 hari

e. rasio aman, diukur dari jumlah terjadinya peristiwa yang


merugikan LPD karena manipulasi, korupsi, kolusi, dan
nepotisme dan musibah dalam kurun waktu satu tahun
terakhir. (Diambil dari data satu tahun terakhir)
Rating Risiko Jumlah peristiwa yang merugikan
1. Sangat Rendah 0
2. Rendah 1
3. Sedang 2
4. Tinggi 3
5. Sangat Tinggi >3
f. rasio tertib, diukur dari jumlah pelanggaran terhadap
ketentuan yang berlaku dalam kurun waktu satu tahun.
(dari hasil pemeriksaan terakhir).

Pelanggaran terhadap ketentuan yang


Rating Risiko
berlaku
1. Sangat Rendah 0
2. Rendah 1
3. Sedang 2
4. Tinggi 3
5. Sangat Tinggi 4

(2) Penetapan penalty atas peringkat risiko komponen operasional


sebagai berikut:
Rating Penalty
Risiko Efektif Efisien Ekonomis Lancar Aman Tertib
1.Sangat Rendah 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
2.Rendah 5 5 5 5 5 5
3.Sedang 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
4.Tinggi 10 10 10 10 10 10
5.Sangat Tinggi 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5

III.4. Faktor Risiko Modal


(1) Faktor risiko modal didasarkan pada rasio antara modal
terhadap Aktiva Produktif Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur tentang Prinsip
hehati-hatian Pengelolaan LPD.
(2) Penetapan besarnya faktor risiko modal adalah sebagai berikut :
Kewajiban Penyediaan Modal
Rating Risiko
Minimum (KPMM)
1. Sangat Rendah > 15,00 %
2. Rendah > 12,00 % - 15,00 %
3. Sedang 12,00 %
4. Tinggi 6,80 % - 11,90%
5. Sangat Tinggi < 6,80 %
(3) Penetapan penalty atas rating risiko modal didasarkan bobot
faktor risiko modal sebagai berikut:
Rating Risiko Penalty
1. Sangat Rendah 75
2. Rendah 150
3. Sedang 225
4. Tinggi 300
5. Sangat Tinggi 375

IV. HASIL PENILAIAN NILAI PENALTY DAN PREDIKAT PERINGKAT RISIKO


(1) Atas dasar nilai penalty dari faktor-faktor risiko yang ditetapkan
diperoleh nilai penalty gabungan. Dari nilai penalty gabungan dapat
diperoleh hasil rata-rata nilai penaly LPD dan pada gilirannya akan
diketahui peringkat dan predikat risiko LPD yang bersangkutan.
a. nilai penalty sampai dengan 62,5 diberi predikat Risiko Sangat
Rendah, (Peringkat 1).
b. nilai penalty di atas 62,5 sampai dengan 125 diberi predikat Risiko
Rendah, (Peringkat II).
c. nilai penalty di atas 125 sampai dengan 187,5 diberi predikat Risiko
Sedang, (Peringkat III).
d. nilai penalty di atas 187,5 sampai dengan 250 diberi predikat
Risiko Tinggi, (Peringkat IV).
e. nilai penalty di atas 250 sampai dengan 312,5 diberi predikat
Risiko Sangat Tinggi, (Peringkat V).

(2) Laporan hasil penilaian peringkat risiko LPD disajikan pada bentuk
format sebagai berikut:

Laporan Peringkat Risiko LPD


Periode bulan:......... tahun.....
No Faktor dan Komponen yg dinilai Bobot Rasio yg Score Peringkat
dicapai Penalty Risiko
1 Kredit (a) Kualitas Aktiva 20%
Produktif
(b) CPRR 20%
2 Likwiditas (a) Basic Surplus 12%
(b) Likwidity Index 12%
3 Operasional (a) Efektif 1%
(b) Efisien 1%
(c) Ekonomis 1%
(d) Lancar 1%
(e) Aman 1%
(f) Tertib 1%
4 Modal 30%
Rata-rata 100%

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN V
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

FORMAT LAPORAN LPD

I. FORMAT LAPORAN BULANAN


Terdiri dari format laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman, format
laporan neraca dan format laporan perhitungan laba rugi

I.1.Format laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman


Laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman adalah laporan yang
menggambarkan kegiatan LPD pada bulan yang bersangkutan yang
meliputi; (1) potensi/sumberdaya; (2) perkembangan pinjaman yang
diberikan; (3) antar bank aktiva; (4) tabungan dan deposito masyarakat dan
(5) antar bank pasiva serta rinciannya. Bentuk format laporan kegiatan
dan perkembangan pinjaman sebagai berikut:

LPD ________________________
LAPORAN KEGIATAN & PERKEMBANGAN PINJAMAN
Periode Bulan:_________________
(1) Potensi /Sumber daya Desa Pakraman .............................
1.1.Jml Banjar 1.2.Jml KK 1.3.Jml Jiwa 1.4.Jml Pengelola/Karyawan
Laki-laki Perempuan

(2) Pinjaman yang diberikan (nilai dalam Rp.000)


2.1. Realisasi Nilai Jml org 2.2. Saldo Nilai Jml org
Pinjaman bulan Pinjaman bulan
ini ini
2.3.Kolektibilitas Klasifikasi Nilai Jml org 2.4.Pembentukan CPRR
Pinjaman bulan 1.Lancar 1.Bln ini
ini 2.Kurang Lancar 2.S.d bln ini
3.Diragukan 2.5.Penghapusan Pinjaman
4.Macet 1.Hps Buku
Total 2.Hps Tagih
(3) Penempatan dana pada bank / LPD lain (Antar Bank Aktiva ) (Nilai dalam Rp.000)
3.1. ABA di Rekening Nilai 3.2. ABA di Rekening Nilai
BPD Bali 1.Giro Bank lain / 1.Giro
2.Tabungan lembaga 2.Tabungan
3.Deposito keuangan 3.Deposito
Total lainnya Total
(4) Tabungan, Deposito Masyarakat
4.1.Tabungan Nilai Jml org 4.2.Deposito Nilai Jml org
Masyarakat Masyarakat
(5) Antar Bank Pasiva / Pinjaman yang diterima
5.1. Saldo ABP Nilai 5.2.Saldo ABP Lembaga Nilai
BPD Bali Keuangan lainnya
I.2.Format laporan perhitungan laba rugi
Laporan laba-rugi berisikan informasi mengenai jumlah pendapatan sesuai
pos-pos pendapatan LPD, biaya / belanja sesuai dengan pos-pos biaya dan
perhitungan laba/rugi sampai periode bulan laporan. Adapun format
laporan perhitungan laba / rugi sebagai berikut:

LPD____________________
Laporan Perhitungan Laba-Rugi
Periode Bulan: ___________
Perkiraan Sandi Jumlah (Rp)
A. Pendapatan Operasional
1. Hasil
a. Dari Bank-Bank Lain
i. Giro 120
ii. Tabungan 121
iii. Simpanan Berjangka 122
iv. Pinjaman yang Diberikan 123
v. Lainnya 124
b. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
i. Pinjaman yang Diberikan 126
ii. Lainnya 129
2. Pendapatan Operasional Lainnya 170
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 100

B. Biaya Operasional
1. Biaya Bunga
a. Kepada Bank-Bank Lain
i. Simpanan Berjangka 194
ii. Pinjaman yang Diterima 195
iii. Lainnya 199
b. Kepada Pihak Ketiga Bukan
Bank

i. Simpanan Berjangka 203


ii. Tabungan 206
iii. Lainnya 209
2. Tenaga Kerja 241
3. Pemeliharaan dan Perbaikan 280
4. Penyusutan
a. Aktiva Tetap dan Inventaris 291
b. Piutang 299
5. Barang dan Jasa dari Pihak Ketiga 300
6. Biaya Operasional Lainnya 301
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL 180
JUMLAH LABA RUGI TAHUN BERJALAN 470

I.3.Format laporan necara


Format laporan neraca berisikan informasi tentang jumlah aktiva sesuai
dengan pos-pos aktiva dan jumlah pasiva sesuai dengan pos-pos pasiva
pada periode bulan laporan. Adapun format laporan necara LPD sebagai
berikut:
LPD ____________________________
LAPORAN NERACA BULANAN
Periode Bulan: _____________
AKTIVA
Perkiraan Sandi Jumlah (Rp)
1. Kas 100
2. Antar Bank Aktiva
a. Giro 171
b. Tabungan 171
c. Deposito 171
3. Pinjaman
a. Pinjaman yang diberikan 171
b. Cadangan Piutang Ragu-ragu -/- 172
4.Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Harga Perolehan 211
b. Akumulasi Penyusutan -/- 212
5. Rupa-Rupa Aktiva 230
JUMLAH AKTIVA
PASIVA
Perkiraan Sandi Jumlah (Rp)
1. Tabungan 320
2. Simpanan Berjangka (Deposito) 330
3. Antar Bank Pasiva 350
4. Pinjaman yang diterima 369
5. Rupa-rupa Passiva 400
MODAL
6. Modal disetor: Modal Dasar 421
7. Cadangan Umum 430
8. Laba/Rugi Tahun Lalu 441
9. Laba/Rugi Tahun Berjalan 442
JUMLAH PASIVA

II. FORMAT LAPORAN 3(TIGA) BULANAN


Terdiri dari format laporan penilaian kesehatan LPD dan penilaian
peringkat risiko LPD.

II.1. Format
laporan penilaian kesehatan LPD
Laporan penilaian kesehatan LPD berisikan informasi mengenai rasio, nilai
kredit masing-masing komponen dan nilai kesehatannya. Pelanggaran
terhadap batas maksimum menjadi faktor pengurang terhadap total nilai
kesehatan LPD. Adapun bentuk format laporan kesehatan LPD sebagai
berikut:

LPD ____________________________
LAPORAN HASIL PENILAIAN KESEHATAN LPD
Periode Bulan: _____________

No Faktor CAMEL Rasio Nilai Bobot Nilai Kesehatan


(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5x4)
1. CAR 25%
2. KAP 25%
CPRR 10%
3 Manajemen 10%
4 ROA 10%
BOPO 10%
5 Likwiditas 5%
LDR 5%
Total nilai CAEL
Pelanggaran/Pelampauan BMPK -/-
Total nilai kesehatan
Kriteria

II.2. Format
laporan penilaian peringkat risiko LPD
Laporan penilaian peringkat risiko LPD berisikan informasi mengenai rasio
yang dicapai, bobot, score penalty dan peringkat risiko masing-masing
komponen yang dinilai. Adapun bentuk format laporan kesehatan LPD
sebagai berikut:

Laporan Peringkat Risiko LPD


Periode bulan:......... tahun.....
No Faktor dan Komponen yg dinilai Bobot Rasio Score Peringkat
yg Penalty Risiko
dicapai
1 Kredit (a) Kualitas Aktiva 20%
Produktif
(b) CPRR 20%
2 Likwiditas (a) Basic Surplus 12%
(b) Likwidity Index 12%
3 Operasional (a) Efektif 1%
(b) Efisien 1%
(c) Ekonomis 1%
(d) Lancar 1%
(e) Aman 1%
(f) Tertib 1%
4 Modal 30%
Rata-rata 100%

III. FORMAT LAPORAN TAHUNAN


Terdiri dari format laporan rencana kerja dan anggaran pendapatan belanja
LPD (RK-RAPB); format laporan pertanggung jawaban pengurus akhir
tahun; laporan hasil pertanggung jawaban audit pengawas internal.

Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja LPD


III.1.
Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja LPD (RK-RAPB) disusun
oleh Pengurus, dibahas dan disetujui dalam paruman Desa Pakraman serta
disyahkan oleh Bendesa. Pelaksanaan RK-RAPB LPD dipertanggung
jawabkan Pengurus dan Pengawas Internal pada paruman Desa Pakraman.
Adapun kertas kerja penyiapan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja LPD
sebagai berikut:
i. Rasio-rasio Standar
Realisasi Standar Proyeksi Des Th. ......... catatan
No Rasio Des Th.. Rendah Tinggi Target
1 Cash %
Rasio
2 KPMM Rp.
3 CAR %
4 LDR %
5 ATMR Rp.
6 KAP %
7 PPAP %
8 BOPO %
9 ROA %
10 PYD

ii. Prakiraan / Proyeksi Biaya Overhead (Rp.000)


Realisasi Proyeksi Des Th. ........... catatan
No Jenis Des Th.. Rendah Tinggi Target
1 Premi Ass.
2 Tenaga Kerja
a Gaji, upah, hon
b Pendidikan
c Lainnya
3 Sewa
4 Pemeliharaan /
Perbaikan
5 Penyusutan
a Ak.Tetap + Inv.
b Beban ditghk.
6 Barang +Jasa
7 Lainnya

iii. Prakiraan / Proyeksi Modal (Rp.000)


Realisasi Proyeksi Des Th. .......... Catatan
No Jenis Des Th.. Rendah Tinggi Target
1. MODAL INTI
a Modal Disetor
b Modal Sumbangan
c Cadangan Umum
d Cadangan Khusus
f Laba ditahan
g Laba tahun lalu
h Laba tahun
berjalan
2. MODAL PELENGKAP
a CPRR
b Cadangan Rev.A.T.
c Pinj. Subordinasi
d Modal Pinjaman
JUMLAH 1 + 2
iv. Prakiraan Realisasi Pinjaman yang diberikan LPD (Rp.000)
Realisasi Proyeksi Des Th. .............. Catatan
No Jenis Des Th.. Rendah Tinggi Target
1 Modal kerja
2 Investasi
3 Konsumtif
JUMLAH
v. Prakiraan / Asumsi Tingkat Bunga di terima (Rp.000)
Realisasi Proyeksi Des Th. ............. Catatan
No Jenis Des Th.. Rendah Tinggi Target
1 Antar Bank Aktiva
a Giro
b Tabungan
c Deposito
2 Antar LPD
a Tabungan
b Deposito
c Kredit diberikan
3 Kredit Diberikan
4 Lainnya
Jumlah

vi. Prakiraan / Asumsi Bunga dibayar (Rp.000)


Realisasi Proyeksi Des Th. .............. Catatan
No Jenis Des Th.. Rendah Tinggi Target
1 Tabungan
2 Deposito
3 Bank Pasiva
a Tabungan
b Deposito
c Kredit diterima
4 Antar LPD
a Tabungan
b Deposito
c Kredit diterima
5 Pinjaman diterima
a Subordinasi
b Lainnya
Jumlah

Formulir Laporan Rencana Anggaran Belanja LPD

1. Proyeksi pos-pos Neraca


Estimasi Proyeksi Des Th ….. Target Des
Pos-pos Neraca
Des Th .... Rendah Tinggi Th…
A. AKTIVA
1. Kas
2. Antar Bank Aktiva
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
3. Pinjaman
a. Pinjaman yang
diberikan
b. Cad Piutang Ragu2 -
/-
4.Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Harga Perolehan
b. Akum Penyusutan -/-
5. Rupa-Rupa Aktiva
JUMLAH AKTIVA
B. PASIVA
1. Tabungan
2. Simpanan Berjangka
3. Antar Bank Passiva
4. Pinjaman yang diterima
5. Rupa-rupa Passiva
MODAL
6. Modal disetor: Modal
Dasar
7. Cadangan
8. Laba/Rugi Tahun Lalu
9. Laba/Rugi Tahun
Berjalan
JUMLAH PASIVA

2. Proyeksi pos-pos Laba Rugi


Pos-pos laba rugi Estimasi Des Proyeksi Des Th... Target Des Th...
Th... Rendah Tinggi
A.Pendapatan Operasional
1. Hasil
a. Dari BankLain
 Giro
 Tabungan
 Simpanan
Berjangka
 Pinjaman yang
Diberikan
 Lainnya
b. Dari Pihak Ketiga
Bukan Bank
 Pinjaman yang
Diberikan
 Lainnya
2. Pendapatan
Operasional Lainnya
JML Pendapatan
Operasional

B. Biaya Operasional
1. Biaya Bunga
a. Kepada Bank-
Bank Lain
 Simpanan
Berjangka
 Pinjaman yang
Diterima
 Lainnya
b. Kepada Pihak
Ketiga Bukan Bank
 Simpanan
Berjangka
 Tabungan
 Lainnya
2. Tenaga Kerja
3. Pemeliharaan dan
Perbaikan
4. Penyusutan
a. Aktiva Tetap dan
Inventaris
b. Piutang
5. Barang dan Jasa
dari Pihak Ketiga
6. Biaya Operasional
Lainnya
Jml Biaya Opr
Jml Laba – Rugi

Laporan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun


III.2.
Setiap tahun pengurus LPD wajib membuat Laporan Pertanggung Jawaban
Pengelolaan LPD. Pertanggung jawaban pengelolaan LPD disampaikan
kepada krama desa melalui paruman Desa Pakraman selaku pemilik LPD
paling lambat dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya.
Adapun outline laporan pertanggung jawaban pengelolaan LPD dimaksud
sebagai berikut:
 Berita Acara Pengesahan Laporan Tahunan LPD…….. Tahun…….. oleh
Pengawas Internal.
 Kata Pengantar
 Bab I Pendahuluan
Pendahuluan berisikan informasi/ gambaran umum mengenai
identitas LPD termasuk fungsi dan tujuan LPD di Desa Pakraman.
Memberikan uraian mengenai berbagai usaha-usaha yang
dilakukan termasuk produk/jasa pelayanan LPD kepada krama
desa Pakraman termasuk masalah yang dihadapi dan upaya
pemecahannya. Informasikan juga mengenai rencana kerja
anggaran tahunan LPD yang telah disahkan Desa Pakraman dan
tujuan kegiatan ini adalah sebagai wahana mempertanggung
jawabkan pengelolaan LPD selama (satu) tahun kepada pemilik.
 Bab II Keadaan Usaha
Menguraikan keadaan usaha & keuangan LPD meliputi kekayaan,
modal LPD, dana masyarakat, pinjaman yang diberikan,
pendapatan, biaya-biaya, laba usaha dan rasio-rasio keuangan.
Memberikan laporan mengenai realisasi / pencapaian rencana
kerja tahunan LPD baik menyangkut pencapaian pos-pos neraca
maupun pos-pos laba-rugi, termasuk pencapaian rencana kegiatan
lainnya.
 Bab III Penunjang Usaha
Menguraikan sistem operasional LPD, administrasi, organisasi
termasuk keadaan inventaris LPD.
 Bab IV Penutup
 Lampiran-lampiran, meliputi :
(i) Laporan realisasi rencana kerja tahun... (pos-pos neraca)
(ii) Laporan realisasi rencana kerja tahun... (pos-pos laba-rugi)
(iii) Neraca perbandingan tahun ini dengan tahun sebelumnya
(iv) Daftar Aktiva tetap dan Inventaris
(v) Daftar modal donasi
(vi) Trend perkembangan keuangan LPD dalam 5 tahun terakhir
(vii) Daftar Pembagian Laba periode tahun-tahun sebelumnya
(viii) Laporan Klasifikasi Pinjaman dan Penyediaan Cadangan Pinjaman
Ragu-ragu.
(ix) Laporan Pengawas Internal LPD
(x) Penilaian Kesehatan dan penilaian risk rating dari LPLPD

Bentuk Formulir Lampiran Laporan Pertanggung Jawaban Tahunan


Pengelolaan LPD:

1. Laporan Realisasi Rencana Anggaran periode ....., pos-pos Neraca


Pos-pos Neraca Tahun... Tahun..........
Target Realisasi % Target Realisasi %
AKTIVA
1. Kas
2. Antar Bank Aktiva
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
3. Pinjaman
a. Pinjaman yang
diberikan
b. Cad Piutang Ragu2
-/-
4.Aktiva Tetap dan
Inventaris
a. Harga Perolehan
b. Akum Penyusutan
-/-
5. Rupa-Rupa Aktiva
JUMLAH AKTIVA

PASIVA
1. Tabungan
2. Simpanan Berjangka
(Dep)
3. Antar Bank Passiva
4. Pinjaman yang
diterima
5. Rupa-rupa Passiva
MODAL
6. Modal disetor: Modal
Dasar
7. Cadangan Umum
8. Laba/Rugi Tahun
Lalu
9. Laba/Rugi Tahun
Berjalan
JUMLAH PASIVA
(2) Laporan Realisasi Rencana Anggaran periode ....., Pos Laba-Rugi
Pos-pos Perhitungan Tahun...... Tahun..........
Laba/Rugi Target Realisasi % Target Realisasi %
A.Pendapatan Operasional
1. Hasil
a. Dari Bank Lain
 Giro
 Tabungan
 Simpanan
Berjangka
 Pinjaman yang
Diberikan
 Lainnya
b. Dari Pihak Ketiga
Bukan Bank
 Pinjaman yang
Diberikan
 Lainnya
2. Pendapatan
Operasional Lainnya
JML Pendapatan
Operasional

B. Biaya Operasional
1. Biaya Bunga
a. Kepada Bank-Bank
Lain
 Simpanan
Berjangka
 Pinjaman yang
Diterima
 Lainnya
b. Kepada Pihak
Ketiga Bukan Bank
 Simpanan
Berjangka
 Tabungan
 Lainnya
2. Tenaga Kerja
3. Pemeliharaan dan
Perbaikan
4. Penyusutan
a. Aktiva Tetap dan
Inventaris
b. Piutang
5. Barang dan Jasa dari
Pihak Ketiga
6. Biaya Operasional
Lainnya
Jml Biaya Opr
Jml Laba – Rugi
Laporan hasil Pertanggung Jawaban audit Pengawas Internal
III.3.
Setiap tahun pengawas internal LPD wajib membuat Laporan Pertanggung
Jawaban Pengawasan LPD. Pertanggung jawaban pelaksanaan
pengawasan LPD disampaikan kepada krama desa melalui paruman Desa
Pakraman selaku pemilik LPD paling lambat dilaksanakan pada bulan
Maret tahun berikutnya. Adapun outline laporan pertanggung jawaban
pengawas internal LPD sebagai berikut:

BAB. I – PENDAHULUAN
Isinya tentang ketentuan yang menunjukkan bahwa pemeriksaan
internal diperlukan dan manfaatnya bagi LPD, Krama Desa dan Desa
Pakraman.

BAB. II– PELAKSANAAN PEMERIKSAAN


1. Pelaksanaan Pemeriksaan
Isinya realisasi rencana kerja pemeriksaan pada bagian/unit-unit
apa saja ?
2. Ruang Lingkup Pemeriksaan
a. Tujuan, dan Luas Pemeriksaan
 Tujuannya untuk memastikan bahwa pengelolaan kegitan
pada unit-unit kerja dilaksanakan sesuai prosedur
............................. seterusnya
b. Pendekatan Pemeriksaan
 Pemeriksaan sistem pengendalian intern (SPIN), melalui
diskusi, wawancara, memeriksa dokumen/file, pengambilan
sampel, pengamatan langsung, dll.
 Pemeriksaan terhadap kepatuhan (complient test), melalui
diskusi, wawancara, memeriksa dokumen/file, pengambilan
sampel, pengamatan langsung, dll.
 Pemeriksaan substantive, seperti antara lain pemeriksaan kas,
ABA, pinjaman yang diberikan, aktiva tetap dan inventaris,
rupa-rupa aktiva / aktiva lain, tabungan, deposito, rupa-rupa
pasiva, pinjaman yang diterima, modal, pos-pos pendapatan,
pos-pos biaya, dll.
 Kesehatan LPD
 Rating risiko LPD, dll

BAB. III– POKOK-POKOK TEMUAN DAN REKOMENDASI PEMERIKSA


INTERNAL
Dari temuan pemeriksa tercermin masih terdapat beberapa kelemahan
seperti :
 Sistem dan Prosedur, uraian jabatan , yang belum lengkap agar
dilengkapi dan seterusnyanya ..............
 Tingkat kesehatan LPD ........ bulan ........ menurun dari bulan
sebelumnya karena .............. untuk itu perlu diditingkatkan
kinerjanya dengan ..........................
 Ada beberapa bagian unit kerja menunjukkan seringnya ada
kekeliruan dalam menjurnal ........ membuku terutama ...........
 Masih ada penyelesian kredit bermasalah yang tertunda seperti
debitar ………… . beberapa dokumen kredit yang Belem
ditandatangani, kurang kelengkapan identitas dan seterusnya ………
 Pelayanan bagi from office perlu ditingkatkan dalam penguasaan
produk LPD
 Beberapa bagian sering dirangkap sedangkan bagian tersebut masih
ada hubungan keterkaitan yang rawan frauds (pemisahan tugas dan
wewenang masih longgar)
Terhadap temuan tersebut telah diberikan rekomendasi untuk
penyempurnaan, dan pihak yang diperiksa telah dan sedang melakukan
tidak lanjut untuk perbaikan.
BAB. IV KESIMPULAN
1. Pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pada
LPD ........... oleh pemeriksa bernama .................... sejak ............
sampai ..........
2. temuan yang ada mencerminkan adanya kelemahan pengendalian
internal dan kecerobohan dari petugas LPD
3. dari temuan yang ada, telah dilakukan informasi dan komunikasi
dengan pihak yang diperiksa baik secara tertulis maupun dibahas
dalam pertemuan, dan sedang/telah ada tindak lanjutnya (bukti
terlampir)

........., ..................................
Pemeriksa Diketahui Oleh :

(----------------------------) (---------------------------)

Lampiran :
- Perbaikan temuan
- Hasil cek list
- Form Pemeriksaan

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN VI
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

STRUKTUR ORGANISASI LPD

Paruman Desa Pakraman

Panureksa

Pamucuk

Penyarikan Patengen
pengembangan

Kabag Umum Kabag Dana Kabag Kredit

Satpam Sopir Dhana Dhana Analis Pembina


Sepelan Sesepelan Kredit Kredit

Clining Kolektor Kolektor


Service

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN VII
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

STRUKTUR ORGANISASI BKS-LPD

Pembina

Musyawarah LPD

Pamucuk

Penyarikan Patengan

Kabag Kerjasama Kabag Litbang

BKS-LPD
Kabupaten/Kota

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN VIII
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

STRUKTUR ORGANISASI LPLPD

Pembina

Kepala LPLPD
Provinsi
Tenaga Ahli

Kepala Tata
Usaha

Sub Bidang Sub Bidang


Umum Perencanaan &
Anggaran

Bidang Pembinaan Teknis Bidang Audit dan Penanganan


& Pelatihan Pengaduan Masalah LPD

Bidang Audit Bidang Penanganan


LPD Pengaduan Masalah
Koordinator/ Wkl
Koordinator LPLPD
Kab/Kota Sub Bid Penjaminan

Sub Bid Perlindungan

Staf dan Sub Bidang Penyangga


Petugas Lapangan Likwiditas
LPLPD
Kab/Kota

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN IX
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIAT DAN PEGAWAI LPLPD

A. Fungsi dan Uraian Tugas Kepala LPLPD Provinsi


Kepala LPLPD Provinsi mempunyai fungsi memimpin, merencanakan,
mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tugas pokok baik tugas-tugas di kesekretariatan maupun tugas-tugas
Pemberdayaan LPD yang meliputi antara lain pembinaan teknis,
pemeriksaan/audit, pelatihan SDM LPD, kerjasama, penyangga likwiditas
LPD, penjaminan simpanan nasabah LPD, perlindungan LPD, serta
pengaduan dan penanganan LPD bermasalah termasuk mengendalikan
keuangan belanja LPLPD dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Pembina;
Uraian tugas pokok Kepala LPLPD Provinsi dijabarkan sebagai berikut :
(1) Mengkoordinir perumusan program kerja dan rencana kerja anggaran
tahunan LPLPD berdasarkan peraturan, kebijakan dan ketersediaan
anggaran serta usulan kegiatan masing- masing bidang;
(2) Merumuskan dan menetapkan standar operasional prosedur baik
yang berlaku untuk kelembagaan LPLPD dan bidang-bidang kegiatan
pemberdayaan LPD maupun standar operasional prosedur yang
berlaku bagi LPD;
(3) Mengkoordinasikan, memberikan bimbingan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan LPD kepada bawahannya
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;
(4) Mengkoordinasikan pengumpulan setoran dana pemberdayaan 5%
dari keuntungan bersih LPD dalam setahun dan mengalokasikan dana
tersebut sesuai ketentuan yang berlaku;
(5) Mengakses dukungan dana dari Pemerintah Daerah dan sumber
lainnya yang tidak mengikat;
(6) Memutuskan dan mengendalikan penggunaan/belanja LPLPD agar
senantiasa berjalan secara transparan dan akuntabel, termasuk
melaksanakan rekonsiliasi terhadap seluruh rekening tabungan
LPLPD baik secara insidentil maupun secara bulanan dan
melaksanakan langkah-langkah/tindak lanjut jika ditemukan terdapat
permasalahan;
(7) Melaksanakan konsultasi dan pembinaan hubungan kerja dengan
Pemerintah Provinsi Bali, Tim Pembina Umum Provinsi, Tim Pembina
Umum Kabupaten/Kota; BPD Bali , SKPD terkait serta asosiasi/
lembaga – lembaga terkait lainnya;
(8) Memimpin lembaga termasuk memimpin pertemuan / rapat baik
yang dilaksanakan LPLPD;
(9) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam
melaksanakan pembinaan guna meningkatkan / pengembangan
karier;
(10) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan LPLPD
berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan
program kerja berikutnya;
(11) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan dan keuangan LPLPD termasuk laporan
perkembangan kinerja LPD kepada Gubernur melalui Pembina dan
kepada Bendesa Pakraman melalui BKS-LPD Bali;
(12) Memberikan masukan dan usulan serta saran dan pertimbangan
kepada Gubernur dalam menyusun kebijakan daerah serta
pemecahan masalah maupun dalam rangka pemberdayaan yang
berkaitan dengan pengembangan kemajuan LPD;
(13) Membagi habis tugas kepada Tata Usaha dan semua Kepala Bidang
dilingkungan LPLPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing.

B. Fungsi dan Uraian Tugas Kepala Tata Usaha


Kepala Tata Usaha mempunyai fungsi merencanakan, mengatur, membina,
mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas
kesekretariatan yang meliputi urusan program kerja, rencana kerja dan
anggaran belanja tahunan, administasi keuangan, sistem informasi
manajemen dan laporan LPD, administrasi umum dan
personil/kepegawaian di lingkungan LPLPD, urusan surat menyurat,
urusan pelaporan, protocol dan bertanggung jawab kepada Kepala LPLPD.

Uraian Kepala Tugas Tata Usaha LPLPD dijabarkan sebagai berikut ;


(1) Bersama kepala LPLPD dalam melakukan perumusan program kerja
dan rencana kerja anggaran tahunan LPLPD berdasarkan peraturan,
kebijakan dan ketersediaan anggaran serta usulan kegiatan masing-
masing bidang;
(2) Bertindak selaku Pelaksana Teknis Kegiatan pada bidang tugasnya;
(3) Mengkoordinasikan tugas kesekretariatan kepada sub bidang
perencanaan & anggaran dan sub bidang umum sesuai tugas masing-
masing sub bidang kesekretariatan;
(4) Merekapitulasi pengumpulan setoran dana pemberdayaan 5% dari
LPD dan mengalokasikan dana sesuai ketentuan yang berlaku;
(5) Membuat proposal untuk mendapatkan dukungan pendanaan dari
berbagai pihak sesuai arahan Kepala LPLPD;
(6) Memverifikasi rencana pengeluaran / belanja LPLPD, selanjutnya
diusulkan untuk mendapatkan persetujuan Kepala LPLPD;
(7) Menanda tangani speciment rekening tabungan LPLPD;
(8) Mengendalikan pelaksanaan administrasi keuangan dan dokumen-
dokumen pengelolaan sumber dana dan penggunaan / belanja LPLPD;
(9) Menyelenggarakan pertemuan / rapat rutin ataupun insidentil yang
diselenggarakan LPLPD,
(10) Menyediakan pelayanan informasi kepada semua komponen LPLPD,
LPD dan masyarakat serta pihak lain terkait sesuai kebutuhan atas
petunjuk dan arahan Kepala;
(11) Membantu Kepala LPLPD dalam melaksanakan penilaian prestasi
kerja personil LPLPD sebagai bahan penyusunan laporan kepada
atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan
perkembangan karier,
(12) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam
rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan tugas-tugas
kesekretariatan;
(13) Mengadakan Pengawasan/evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan
kegiatan dilingkungan Sub Bidang Perencanaan dan Anggaran dan
sub bidang Umum sebagai bahan untuk membuat dan menyampaikan
laporan , saran dan pertimbangan kepada Kepala LPLPD Provinsi
untuk mendapat petunjuk lebih lanjut;
(14) Mengkoordinasikan penyusunan laporan kinerja dan pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas dan penggunaan anggaran
kesekterariatan dan masing-masing Bidang;
(15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan sekretariat dan bidang-
bidang kepada Kepala LPLPD baik secara insidentil maupun bulanan
disertai saran/pertimbangan untuk mendapatkan petunjuk serta
arahan lebih lanjut.
(16) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD

B.1. Fungsi dan Uraian Tugas Sub Bidang Perencanaan dan Anggaran
Sub Bidang Perencanaan dan anggaran mempunyai fungsi dalam
menampung semua sumber dana dan memverifikasi usulan kegiatan
dari bidang dan sub bidang termasuk belanja personil di lingkungan
LPLPD, menyusun rencana kerja anggaran belanja tahunan LPLPD,
memelihara rekening tabungan LPLPD, melakukan pembayaran,
mengadministrasikan keuangan dan dokumen-dokumen keuangan serta
dan bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha.

Uraian Tugas Sub Bidang Perencanaan dan Anggaran LPLPD


dijabarkan sebagai berikut :
(1) Bersama Kepala Tata Usaha menanda tangani rekening (speciment)
tabungan LPLPD;
(2) Melaksanakan administrasi keuangan dan dokumen-dokumen
keuangan LPLPD;
(3) Menyiapkan data untuk penyusunan proposal kebutuhan bantuan
pendanaan dari berbagai pihak sesuai arahan Kepala Tata Usaha;
(4) Mengkompilasi semua usulan kegiatan dari semua bidang dan
sub bidang termasuk belanja personil di lingkungan LPLPD;
(5) Membuat proyeksi aliran dana masuk dan keluar (cash flow) dalam
periode satu tahun anggaran;
(6) Menyiapkan data untuk merumuskan rencana kerja anggaran
tahunan LPLPD berdasarkan peraturan, kebijakan dan
ketersediaan anggaran serta usulan kegiatan masing- masing
bidang dan sub bidang termasuk rencana belanja personil di
lingkungan LPLPD;
(7) Melaksanakan pembayaran atas belanja personil dan kegiatan
LPLPD setelah mendapatkan persetujuan Kepala LPLPD;
(8) Melakukan koordinasi dengan semua bidang dan sub bidang di
lingkungan LPLPD terkait dengan perencanaan dan anggaran
untuk kelancaran tugas;
(9) Menyusun laporan realisasi sumber dana dan penggunaan dana
LPLPD secara teratur setiap bulan dan tahunan untuk
disampaikan kepada Kepala LPLPD melalui Kepala Tata Usaha;
(10) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan sub bidang
perencanaan dan anggaran kepada Kepala LPLPD melalui Kepala
Tata Usaha baik secara insidentil maupun bulanan disertai
saran/pertimbangan untuk mendapatkan petunjuk serta arahan
lebih lanjut.
(11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Tata Usaha
dan Kepala LPLPD Provinsi sesuai dengan bidang tugas.

B.2. Fungsi dan Uraian Tugas Sub Bidang Umum


Sub Bidang Umum mempunyai fungsi melakukan urusan surat
menyurat, hubungan masyarakat /protokol dan urusan rumah tangga,
informasi, pelaporan serta menyelenggarakan administrasi
personil/kepegawaian dilingkungan LPLPD, administasi perlengkapan
barang inventaris baik yang bergerak maupun tidak bergerak serta
pemeliharaan barang inventaris kantor dan dalam melaksanakan
tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Tata Usaha.

Uraian Tugas sub Bidang Umum LPLPD dijabarkan sebagai berikut :


(1) Mengadministrasikan data personil LPLPD termasuk
keikutsertaannya dalam pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh LPLPD;
(2) Melakukan pendataan dan pengelolaan barang inventaris dan
membuat buku barang, kartu barang, Kartu Inventaris Ruangan
dan penomoran registrasi barang inventaris kantor;
(3) Menyelenggarakan urusan surat menyurat, administrasi non
keuangan, protocol, ketertiban, kebersihan dan urusan lainnya
yang belum diuraikan pada Bidang Lain;
(4) Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem informasi manajemen dan
laporan LPD di semua tingkatan;
(5) Menyusun Laporan bulanan, triwulan, dan tahunan LPLPD
mengenai data laporan perkembangan kinerja LPD;
(6) Memeriksa/mengontrol disiplin kerja personil LPLPD agar sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan/tata tertib yang berlaku;
(7) Mempersiapkan bahan penilaian pelaksanaan pekerjaan personil
LPLPD yang dikoordinir Tata Usaha sebagai bahan penilaian
prestasi kerja personil LPLPD;
(8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Tata Usaha dan
Kepala LPLPD Provinsi sesuai dengan bidang tugas.

C. Fungsi dan Uraian Tugas Bidang Pembinaan Teknis & Pelatihan


Bidang Pembinaan Teknis dan Pelatihan mempunyai fungsi merencanakan,
mengatur, membina, melatih, mengkoordinasikan dan mengendalikan
berbagai kegiatan peningkatan kualitas SDM LPLPD, peningkatan
kapasitas LPD dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) LPD,
merumuskan dan melaksanakan sprosedur dan mekanisme pembinaan
teknis sesuai kebutuhan LPD, merumuskan dan melaksanakan prosedur
dan mekanisme pelatihan yang berbasis kompetensi bagi LPD, mengakses
sumber dana yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihan,
memanfaatkan dana pemberdayaan yang bersumber dari setoran 5% LPD
secara transparan dan akuntable. Dalam pelaksanaan fungsinya
bertanggung jawab kepada Kepala LPLPD Provinsi.

Uraian Tugas Pembinaan Teknis dan Pelatihan LPLPD dijabarkan sebagai


berikut :
(1) Menyampaikan usulan kegiatan pembinaan teknis dan pelatihan
untuk dimasukkan dalam rencana kerja dan anggaran tahunan
LPLPD;
(2) Merumuskan dan mensosialisasikan standar operasional prosedur
yang berlaku bagi personil pada bidang pembinaan teknis dan
pelatihan bagi SDM LPD;
(3) Merumuskan dan mensosialisasikan standar operasional prosedur
yang berlaku bagi LPD sesuai dengan tingkat perkembangannya;
(4) Memberikan bimbingan teknis dan arahan kepada LPLPD
Kabupaten/Kota untuk optimalisasi pemanfaatan ”database” sistem
informasi manajemen dan reporting LPD;
(5) Memberikan bimbingan teknis dan arahan kepada semua personil
LPLPD Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi LPD agar menjalankan
peraturan dan ketentuan-ketentuan mengenai LPD termasuk
ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian pengelolaan LPD;
(6) Mengkoordinir LPLPD Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan
pembinaan teknis dan pelatihan LPD sesuai dengan ketentuan dan
standar operasional prosedur pembinaan teknis dan pelatihan LPD;
(7) Merumuskan standar kompetensi bagi pengurus/pengelola dan
pengawas internal LPD sesuai dengan tingkat perkembangan LPD
melalui pelaksanaan pengkajian kebutuhan peningkatan kualitas
SDM LPD;
(8) Mengembangkan modul dan desain pelatihan yang berbasis
kompetensi bagi SDM LPD;
(9) Mengelola dan mengembangkan kapasitas dan kualitas kelompok
pelatih agar memenuhi standar kompetensi;
(10) Menyelenggarakan pelatihan yang berbasis kompetensi bagi SDM LPD;
(11) Mengembangkan kerjasama dengan BKS-LPD, perguruan tinggi dan
lembaga lainnya untuk mendapatkan dukungan teknis maupun
dukungan pendanaan untuk memperkuat program pelatihan yang
berbasis kompetensi bagi LPD;
(12) Mengumpulkan dan memeriksa laporan kinerja LPLPD berkenaan
dengan pembinaan teknis dan pelatihan LPD secara teratur setiap
bulan, tiga bulanan dan tahunan sesuai ketentuan;
(13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan bidang Pembinaan
Teknis dan Pelatihan kepada Kepala LPLPD Provinsi baik secara
insidentil maupun bulanan disertai saran/pertimbangan untuk
mendapatkan petunjuk serta arahan lebih lanjut.
(14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD Provinsi
sesuai dengan bidang tugas.

D. Fungsi dan Uraian Tugas Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan


Masalah LPD
Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan Masalah LPD mempunyai
fungsi merencanakan, mengatur, investigasi, membina,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit bagi LPD dan
penanganan pengaduan LPD bermasalah, membangun kerjasama dengan
BKS-LPD, aparat pemerintah sebagai penyidik, penegak hukum termasuk
merumuskan prosedur dan mekanisme Audit dan Penanganan pengaduan
LPD bermasalah. Dalam pelaksanaan fungsinya bertanggung jawab kepada
Kepala LPLPD Provinsi.

Uraian Tugas bidang Audit dan Penanganan Pengaduan LPD bermasalah


dijabarkan sebagai berikut :
(1) Menyampaikan usulan kegiatan audit dan penanganan pengaduan
masalah LPD untuk dimasukkan dalam rencana kerja dan rencana
anggaran belanja tahunan LPLPD;
(2) Merumuskan dan mensosialisasikan standar operasional prosedur
yang berlaku bagi personil LPLPD dan LPD berkenaan dengan audit
dan penanganan pengaduan masalah LPD;
(3) Mengkoordinir pelaksanaan audit bagi LPD termasuk melakukan
koordinasi dengan akuntan publik dalam pelaksanaan audit LPD
sesuai dengan rencana kerja dan anggaran belanja tahunan LPLPD;
(4) Melakukan pendataan LPD bermasalah di seluruh Bali baik yang
berstatus beroperasi maupun yang tidak beroperasi (macet), termasuk
mendata pengaduan masalah LPD dari media masa atapun dari
sumber lainnya;
(5) Melakukan investigasi pada LPD yang bermasalah, membuat analisa
masalah sampai strategi dan rekomendasi penanganan LPD masalah;
(6) Mengkoordinir LPLPD Kabupaten/Kota untuk memberikan bimbingan
teknis bagi LPD dalam melaksanakan rekomendasi / tindakan
penyelesaian masalah secara cepat, tepat dan terukur;
(7) Mengkoordinir pelaksanaan pengelolaan dana perlindungan LPD, dana
penjaminan simpanan LPD dan dana penyangga likwiditas LPD sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
(8) Melakukan rekonsiliasi rekening tabungan dana perlindungan LPD,
dana penjaminan simpanan nasabah LPD dan dana penyangga
likwiditas LPD baik secara insidentil maupun secara teratur setiap
bulan;
(9) Melakukan koordinasi dengan dengan aparat PPNS/ advokasi hukum/
kepolisian/ Kejaksaan pada penanganan LPD bermasalah yang
disebabkan karena kasus Korupsi;
(10) Mengkoordinasikan kegiatan pemantauan tindak lanjut dan
perkembangan penyelesaian masalah LPD kepada LPLPD
Kabupaten/Kota;
(11) Melaksanakan pertemuan / rapat baik dengan pengurus LPD,
majelis desa pakraman, BKS-LPD maupun dengan aparat/pemerintah
untuk membahas kegiatan audit dan penanganan pengaduan masalah
LPD;
(12) Membuat laporan bidang audit dan penanganan pengaduan masalah
kepada Kepala LPLPD Provinsi baik secara insidentil maupun
bulanan disertai saran/pertimbangan untuk mendapatkan petunjuk
serta arahan lebih lanjut;
(13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD Provinsi
sesuai dengan bidang tugas.

D.1. Fungsi dan Uraian Tugas Sub Bidang Perlindungan LPD


Sub Bidang Perlindungan LPD mempunyai fungsi merencanakan,
mengatur, membina, melaksanakan dan mengendalikan pengelolaan
dana perlindungan LPD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam
pelaksanaan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Audit
dan Penanganan Pengaduan Masalah LPD.
Uraian Tugas sub Bidang Perlindungan LPD, sebagai berikut :
(1) Atas arahan Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan
Masalah LPD, membuat usulan kegiatan sub bidang perlindungan
LPD untuk dimasukkan kedalam rencana kerja dan anggaran
belanja tahunan LPLPD;
(2) Mensosialisasikan ketentuan dan pedoman teknis pengelolaan
dana perlindungan kepada LPD yang membutuhkan penyelamatan
dan penyehatan;
(3) Menerima dan memverifikasi permohonan bantuan dana
perlindungan LPD, untuk selanjutnya diajukan kepada Kepala
LPLPD melalui Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan
Masalah LPD;
(4) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan memberikan bimbingan
teknis kepada LPD pemanfaat agar pengelolaan dan pengembalian
dana perlindungan LPD sesuai dengan ketentuan;
(5) Melaksanakan pendataan kepada LPD pemanfaat dana
perlindungan LPD;
(6) Melaksanakan administrasi keuangan dan non keuangan termasuk
mengarsip seluruh dokumen yang terkait dengan pengelolaan dana
perlindungan LPD;
(7) Membuat laporan pelaksanaan dan kinerja pengelolaan dana
perlindungan LPD kepada Kepala LPLPD Provinsi melalui Kepala
Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan Masalah LPD baik
secara insidentil maupun bulanan disertai saran/pertimbangan
untuk mendapatkan petunjuk serta arahan lebih lanjut;
(8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD
Provinsi dan Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan
sesuai dengan bidang tugas.

D.2. Fungsi dan Uraian Tugas Sub Bidang Penjaminan Simpanan Nasabah
LPD
Sub Bidang Penjaminan Simpanan Nasabah LPD mempunyai fungsi
merencanakan, mengatur, membina, melaksanakan dan
mengendalikan pengelolaan dana penjaminan simpanan nasabah LPD
dan penjaminan kredit LPD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Audit dan Penanganan Pengaduan Masalah LPD.

Uraian Tugas sub Bidang Penjaminan Simpanan Nasabah LPD


dijabarkan sebagai berikut :
(1) Atas arahan Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan
Masalah LPD, membuat usulan kegiatan sub bidang penjaminan
LPD untuk dimasukkan kedalam rencana kerja dan anggaran
belanja tahunan LPLPD;
(2) Mensosialisasikan ketentuan dan pedoman teknis pengelolaan
penjaminan simpanan nasabah LPD dan penjaminan kredit LPD
kepada seluruh LPD di Bali;
(3) Melaksanakan pendataan terhadap LPD peserta penjaminan
simpanan nasabah LPD maupun penjaminan kredit LPD;
(4) Menerima dan memverifikasi permohonan pencairan dana
penjaminan LPD dan mengajukannya kepada Kepala LPLPD
melalui Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan Masalah
LPD untuk memperoleh persetujuan;
(5) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan memberikan bimbingan
teknis kepada LPD pemanfaat agar dana penjaminan LPD
digunakan sesuai dengan ketentuan;
(6) Melaksanakan administrasi keuangan dan non keuangan termasuk
mengarsip seluruh dokumen yang terkait dengan pengelolaan dana
penjaminan LPD;
(7) Membuat laporan pelaksanaan dan kinerja pengelolaan dana
penjaminan LPD kepada Kepala LPLPD Provinsi melalui Kepala
Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan Masalah LPD baik
secara insidentil maupun bulanan disertai saran/pertimbangan
untuk mendapatkan petunjuk serta arahan lebih lanjut;
(8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD
Provinsi dan Kepala Bidang Pengaduan dan Penanganan Masalah
sesuai dengan bidang tugas.

D.3. Fungsi dan Uraian Tugas Sub Bidang Penyangga Likwiditas LPD
Sub Bidang Penyangga Likwiditas LPD mempunyai fungsi
merencanakan, mengatur, membina, melaksanakan dan
mengendalikan pengelolaan dana penyangga likwiditas LPD sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Dalam pelaksanaan fungsinya
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Audit dan Penanganan
Pengaduan Masalah LPD.

Uraian Tugas sub Bidang Penyangga Likwiditas LPD dijabarkan


sebagai berikut :
(1) Atas arahan Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan
Masalah LPD, membuat usulan kegiatan sub bidang Penyangga
Likwiditas LPD untuk dimasukkan kedalam rencana kerja dan
anggaran belanja tahunan LPLPD;
(2) Mensosialisasikan ketentuan dan pedoman teknis pengelolaan
dana penyangga likwiditas LPD kepada seluruh LPD di Bali;
(3) Menerima dan memverifikasi permohonan pinjaman dana
penyangga likwiditas LPD, untuk selanjutnya diajukan kepada
Kepala LPLPD melalui Kepala Bidang Audit dan Penanganan
Pengaduan Masalah LPD;
(4) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan memberikan bimbingan
teknis kepada LPD pemanfaat agar pengelolaan dan pengembalian
dana penyangga likwiditas LPD sesuai dengan ketentuan;
(5) Melaksanakan pendataan kepada LPD pemanfaat dana penyangga
likwiditas LPD;
(6) Melaksanakan administrasi keuangan dan non keuangan termasuk
mengarsip seluruh dokumen yang terkait dengan pengelolaan dana
penyangga likwiditas LPD;
(7) Membuat laporan pelaksanaan dan kinerja pengelolaan dana
penyangga likwiditas LPD kepada Kepala LPLPD Provinsi melalui
Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan Masalah LPD
baik secara insidentil maupun bulanan disertai
saran/pertimbangan untuk mendapatkan petunjuk serta arahan
lebih lanjut;
(8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD
Provinsi dan Kepala Bidang Audit dan Penanganan Pengaduan
sesuai dengan bidang tugas.

E. Fungsi dan Uraian Tugas Koordinator LPLPD Kabupaten/Kota


Koordinator LPLPD Kabupaten/Kota mempunyai fungsi merencanakan,
mengatur, membina, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan petugas lapangan LPLPD Kabupaten/Kota dan pelaksanaan
tugas-tugas Pemberdayaan LPD yang meliputi antara lain pembinaan
teknis, pemeriksaan/audit, pengembangan dan pelatihan SDM LPD,
kerjasama, perlindungan LPD, penyangga likwiditas LPD dan penjaminan
simpanan nasabah LPD serta penanganan pengaduan masalah LPD
termasuk mengendalikan keuangan belanja LPLPD dan bertanggungjawab
kepada Kepala LPLPD Provinsi.

Uraian Tugas Koordinator LPLPD Kabupaten/Kota dijabarkan sebagai


berikut :
(1) Atas arahan Kepala LPLPD Provinsi, membuat usulan kegiatan LPLPD
Kabupaten/Kota untuk dimasukkan kedalam rencana kerja dan
anggaran belanja tahunan LPLPD;
(2) Koordinasi dan sosialisasi berbagai peraturan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku kepada seluruh petugas lapangan LPLPD
Kabupaten/Kota dan kepada seluruh LPD di wilayahnya;
(3) Mengkoordinir dan memberikan bimbingan teknis kepada petugas
lapangan LPLPD Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pemberdayaan
antara lain pembinaan teknis, pemeriksaan/audit, pelatihan,
pengaduan dan penanganan masalah, kerjasama, perlindungan dan
penjaminan serta penyangga likwiditas bagi di LPD di wilayah
tugasnya;
(4) Menjalin koordinasi dengan bidang-bidang, sub bidang di lingkungan
LPLPD untuk mendorong peningkatan kinerja LPD di wilyahnya;
(5) Melaksanakan optimalisasi pemanfaatan ”database” sistem informasi
manajemen dan reporting LPD;
(6) Mengkoordinasikan penyusunan laporan perkembangan kinerja LPD
secara teratur setiap bulan, tiga bulanan, tahunan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
(7) Memimpin pertemuan / rapat LPLPD Kabupaten/Kota baik yang
dilaksanakan secara bulanan maupun insidentil;
(8) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam
melaksanakan pembinaan guna meningkatkan / pengembangan
karier;
(9) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan LPLPD
Kabupaten/Kota di wilayahnya berdasarkan realisasi program kerja
untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;
(10) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas
LPLPD termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja LPLPD
Kabupaten/Kota kepada Kepala LPLPD Provinsi, disertai usulan serta
saran dan pertimbangan dalam rangka pemberdayaan yang berkaitan
dengan pengembangan kemajuan LPD;
(11) Membagi habis tugas kepada pegawai LPLPD Kabupaten/Kota sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing- masing.
(12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala LPLPD Provinsi
dan oleh Kepala bidang di lingkungan LPLPD sesuai dengan bidang
tugas.

E.1. Fungsi dan Uraian Tugas Petugas Lapangan LPLPD Kabupaten/Kota


Petugas lapangan LPLPD Kabupaten/Kota mempunyai fungsi
merencanakan, melaksanakan, membina, koordinasi dan
mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas Pemberdayaan LPD yang
meliputi antara lain pembinaan teknis, pengembangan dan pelatihan
SDM LPD, pengawasan/audit, kerjasama, penjaminan, perlindungan,
penyangga likwiditas serta pengaduan dan penanganan LPD bermasalah
dan bertanggungjawab kepada koordinator LPLPD Kabupaten/Kota.
Uraian Tugas Petugas Lapangan LPLPD Kabupaten/Kota dijabarkan
sebagai berikut :
(1) Mensosialisasikan berbagai peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku kepada seluruh LPD di wilayahnya;
(2) Mendata dan mengadministrasikan seluruh data dan dokumen-
dokumen yang terkait dengan keberadaan LPD di wilayah
tugasnya;
(3) Melaksanakan kegiatan pemberdayaan LPD sesuai program kerja
bidang-bidang di lingkungan LPLPD guna meningkatkan kinerja
LPD di wilayah tugasnya;
(4) Membuat laporan perkembangan LPD secara teratur setiap bulan,
tiga bulanan dan tahunan, kemudian dilaporkan kepada Kepala
LPLPD Provinsi, termasuk melaksanakan menginput data laporan
LPD pada ”database” sistem informasi manajemen dan reporting
LPD;
(5) Membuat rekapitulasi perolehan laba LPD setiap akhir tahun dan
memungut dana pemberdayaan 5% serta menyetor ke rekening
tabungan LPLPD Provinsi;
(6) Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala LPLPD Provinsi melalui koordinator LPLPD
Kabupaten/Kota disertai usulan, saran dan pertimbangan serta
kebutuhan dalam agar pemberdayaan LPD berjalan efektif;
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretariat Provinsi
dan koordinator LPLPD Kabupaten/Kota sesuai dengan bidang
tugas.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN X
PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR
44 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017
TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN
DESA

PEDOMAN PENGELOLAAN DANA PERLINDUNGAN LPD

I. UMUM
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai salah satu lembaga keuangan
milik Desa Pakraman telah menunjukkan peranannya dalam mendorong
pembangunan ekonomi perdesaan, menciptakan kesempatan berusaha
dan peluang kerja bagi masyarakat desa serta berperan dalam menunjang
program pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan di Bali.
Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro, LPD selama ini telah
melayani usaha mikro kecil (UMK) dan masyarakat pedesaan (krama desa)
di Bali melalui pelayanan jasa keuangan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan nasabah, yaitu prosedur yang sederhana, proses yang singkat,
pendekatan personal, serta kedekatan lokasi dengan nasabah.
Perkembangan jumlah dan volume usaha LPD dari waktu ke waktu
menunjukkan bahwa keberadaan LPD memang dibutuhkan oleh
masyarakat pedesaan termasuk UMK yang selama ini dilayani. Sejalan
dengan pesatnya perkembangan LPD, ternyata disisi lain menunjukkan
kinerja yang beragam dan bahkan dari waktu ke waktu terdapat LPD
yang kurang sehat dan tidak sehat. Oleh karena LPD mempunyai peran
yang sangat strategis dalam mendorong pembangunan perekonomian
perdesaan, maka diharapkan semua pihak dapat mendukung
pertumbuhan LPD dan dilindungi agar mampu bertahan hidup dan
berkembang secara berkelanjutan menjadi industri yang sehat, kuat dan
produktif.
Untuk mengadakan perlindungan terhadap LPD, sesuai ketentuan Pasal
22 ayat (1) 21 ayat (4) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun
2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8
Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, maka Gubernur Bali
mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2017 tentang Dana
Perlindungan Lembaga Perkreditan Desa. Agar dana perlindungan LPD
dapat dimanfaatkan oleh LPD untuk mencapai tujuan penyediaan dana
perlindungan LPD dan untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (2) tentang
Dana Perlindungan LPD maka LPLPD merumuskan dan menetapkan
Pedoman Pengelolaan Dana Perlindungan LPD. Agar para pembina dan
pengawas LPD memiliki acuan kerja dalam memberikan pelayanan dana
perlindungan kepada LPD dan LPD sasaran dapat memperoleh pelayanan
dana perlindungan LPD untuk tujuan penyehatan LPD.
II. Tujuan
Tujuan dari Dana Perlindungan LPD adalah untuk menciptakan suatu
pendanaan yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk menyehatkan
LPD, agar dapat bertahan hidup dan terus berkembang melalui
penyediaan pinjaman dana.

III. Sasaran dan Kriteria


Dana Perlindungan LPD diperuntukkan bagi LPD kategori kurang sehat
dan tidak sehat berdasarkan penilaian kesehatan yang dilakukan oleh
staf LPLPD Kabupaten/Kota, kriteria, sebagai berikut:
a). Adanya keputusan paruman Desa Pakraman untuk menyelamatkan /
menyehatkan LPD.
b). Adanya kesediaan prajuru Desa Pakraman untuk meningkatkan
modal LPD sehingga memenuhi syarat minimal modal.
c). Adanya pernyataan dari warga Desa yang memiliki simpanan
(tabungan dan atau deposito) di LPD, tidak menarik simpanannya
untuk sementara waktu sampai operasional LPD berjalan lancar dan
LPD memperoleh laba.
d). LPD mempunyai prospek untuk terus ber operasi serta
menguntungkan di masa yang akan datang.

IV. Skim Dana Perlindungan LPD


a). Dana perlindungan LPD merupakan pinjaman tanpa bunga yang harus
dikembalikan dalam batas waktu tertentu sesuai perjanjian
b). Besarnya plafond pinjaman dana perlindungan LPD yaitu sebesar
kebutuhan likwiditas, yakni maksimum 20% dari dana pihak ketiga
(tabungan, deposito, ditambah pinjaman yang diterima) serta
perhitungan ratio kecukupan modal (CAR)
c). Tidak dikenakan biaya administrasi dan atau biaya-biaya lainnya.
d). Tidak ada agunan.

V. Peran Para Pihak


a). Bendesa, Prajuru Desa
Peran Bendesa / Prajuru Desa Pakraman adalah bertindak atas nama
pemilik LPD bertanggung jawab mengkoordinir seluruh proses
penyehatan LPD di Desa Pakraman melalui pemanfaatan dana
perlindungan LPD. Berbagai rangkaian kegiatan perlu dilakukan
untuk menghasilkan dokumen dan keputusan di Desa Pakraman,
meliputi:
1. Gambaran umum kondisi LPD saat ini, permasalahan yang
dihadapi, upaya penyehatan LPD dan prospek LPD di masa yang
akan datang.
2. Keputusan Paruman Prajuru Desa Pakraman untuk menyehatkan
LPD melalui pinjaman dana perlindungan LPD.
3. Pernyataan kesediaan warga desa dan atau Desa Pakraman untuk
menambah modal LPD.
4. Pernyataan kesediaan warga desa yang memiliki simpanan
(tabungan dan atau deposito) di LPD, tidak menarik simpanannya
untuk sementara waktu sampai operasional LPD berjalan lancar
dan LPD memperoleh laba.

b). Sub Bidang perlindungan LPD


Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan teknis dana perlindungan LPD,
bertanggung jawab kepada Kepala LPLPD Provinsi melalui Kepala
Bidang Pengaduan dan Penanganan Masalah LPD.
c). Staf LPLPD
Peran staf LPLPD Kabupaten/Kota adalah memberikan bimbingan
teknis / pendampingan bagi Bendesa, Prajuru Desa dan pengurus LPD
dalam seluruh proses permohonan, pemanfaatan dan pengendalian
dana perlindungan LPD untuk penyehatan LPD.
d). Tim Verifikasi
Tim verifikasi berasal dari bidang-bidang dan sub bidang dilingkungan
LPLPD, dipimpin oleh Kepala Bidang Pengaduan dan Penanganan
Masalah berperan dalam melakukan pemeriksaan dan penilaian
terhadap permohonan dana perlindungan LPD dan memberikan
rekomendasi terhadap permohonan yang diajukan Desa Pakraman
kepada Kepala LPLPD.
e). Pembina Umum Provinsi
Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan dana
perlindungan LPD secara berkala maupun insidentil dan melaporkan
kepada Gubernur Bali.

VI. Prosedur dan Mekanisme Dana Perlindungan


a). Permohonan
Desa Pakraman mengisi formulir permohonan pinjaman Dana
Perlindungan LPD (form:P-01) ditanda-tangani Bendesa dan dilengkapi
dengan fotocopy KTP Bendesa/Prajuru Desa serta dilampiri dokumen-
dokumen meliputi;
1. Hasil paruman Desa Pakraman yang dituangkan pada Berita Acara
upaya penyelamatan/penyehatan LPD, dilampiri daftar hadir
peserta paruman prajuru Desa Pakraman serta ditanda-tangani
oleh Bendesa / Prajuru Desa.
2. Surat Pernyataan mengenai kesediaan warga desa dan atau Desa
Pakraman untuk menambah modal yang ditanda-tangani
Bendesa/Prajuru Desa.
3. Surat Pernyataan mengenai kesediaan warga desa yang memiliki
simpanan (tabungan dan atau deposito) di LPD, tidak menarik
simpanannya untuk sementara waktu sampai operasional LPD
berjalan lancar dan LPD memperoleh laba.
Permohonan pinjaman dana Perlindungan LPD beserta lampirannya
ditujukan kepada Kepala LPLPD Provinsi melalui Kepala Bidang
Pengaduan dan Penanganan Masalah LPD.
b). Verifikasi
Permohonan yang masuk, selanjutnya Kepala Bidang Pengaduan dan
Penanganan Masalah membuat disposisi ditujukan kepada Sub Bidang
Perlindungan LPD untuk mengkoordinir pelaksanaan verifikasi
terhadap permohonan Desa Pakraman. Tim verifikasi, melaksanakan
pemeriksaan dan penilaian (verifikasi) langsung ke Desa Pakraman
pemohon. Hasil pemeriksaan dan penilaian oleh Tim Verifikasi
dituangkan pada formulir verifikasi dan rekomendasi, dan diajukan
kepada Kepala LPLPD melalui Kepala Bidang Pengaduan dan
Penanganan Masalah LPD.
Rekomendasi yang diberikan oleh Tim Verifikasi meliputi hal-hal sbb:
1. Keberadaan LPD secara umum, yang menerangkan bahwa dengan
berbagai kajian terhadap LPD termasuk rencana restrukturisasi,
dinilai bahwa LPD akan dapat berkembang dimasa yang akan
datang.
2. Adanya kesanggupan para prajuru Desa Pakraman untuk
menambah modal LPD sehingga memenuhi persyaratan minimal
modal.
3. Adanya kemauan yang besar untuk merevitalisasi LPD, dan adanya
semangat untuk berpartisipasi dalam pengembangan LPD.
4. Perhitungan mengenai kebutuhan dana bagi LPD.
c). Keputusan
Didasarkan atas hasil verifikasi dan rekomendasi, Kepala LPLPD
membuat keputusan mengenai persetujuan atau penolakan terhadap
permohonan Desa Pakraman. Keputusan Kepala LPLPD tersebut,
disampaikan kepada Desa Pakraman melalui Kepala Bidang
Pengaduan dan Penanganan Masalah LPD.
d). Perjanjian
Apabila keputusan Kepala LPLPD menyetujui / mengabulkan
permohonan Desa termasuk besarnya nilai pinjamannya, maka Kepala
Bidang Pengaduan dan Penanganan Masalah mengambil langkah-
langkah untuk mengadakan perjanjian pinjaman dana perlindungan
LPD antara LPLPD dengan Desa Pakraman. Bentuk perjanjian
pinjaman dana perlindungan LPD terlampir.
e). Pencairan
Kepala LPLPD sebagai pengelola dana Perlindungan LPD,
menyampaikan surat perintah pencairan dana perlindungan LPD
kepada Tata Usaha untuk diberikan kepada Desa Pakraman
pemohon.

VII. Pengendalian
Staf LPLPD Kabupaten/Kota memberikan bimbingan teknis kepada Desa
Pakraman agar dana perlindungan LPD dapat dimanfaatkan sesuai
dengan tujuan penyehatan LPD. Dan memantau Desa Pakraman/LPD
dalam pengembalian pinjaman dana perlindungan sesuai perjanjian.
LPD / Desa Pakraman selain menyampaikan laporan wajib secara rutin,
juga menyampaikan laporan perkembangan penyehatan LPD kepada
Gubernur Bali melalui staf LPLPD Kabupaten/Kota.

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA

Anda mungkin juga menyukai