Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Riset Akuntansi Keprilakuan merupakan bidang baru yang secara luas berhubungan dengan
perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi
akuntansi dan audit.

Studi terhadap perilaku Akuntan atau perilaku non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi
meliputi masalah yang berhubungan dengan :

· Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor

· Pengaruh dan fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem
informasi, dan fungsi audit terhadap perlaku baik karyawan, manajer, investor,maupun Wajib Pajak

· Pengaruh dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan peggunaan pertimbangan dalam
pembuatan keputusan

Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki
dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai
perangkap keprilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat
sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Riset lain yang dilakukan oleh Chris Argyris
lebih berfokus pada hubungan antara manusia dengan anggaran. Riset tersebut memperkenalkan
permasalahan bidang serta dimensi akuntansi keprilakuan bagi khalayak bisnis yang lebih luas. Selain itu
hasil riset dari Maslow, McGregor, dan Likert telah banyak mempertimbangkan studi mengenai aplikasi
ilmu pengetahuan keprilakuan dalam bisnis.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya di Carnegie Mellon
University telah menggali pengaruh anggaran motivasional (motivational budget) dengan menggunakan
suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya benston (1963) serta Chruchill dan Cooper
(1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku.
Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969, 1973)
Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi
tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan.

Riset yang dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) memfokuskan pada kinerja dari pembuat
keputusan. Khususnya Auditor, dan ditujukan pada kemampuan auditor untuk mengombinasikan bagian-
bagian informasi ke dalam suatu pertimbangan menyeluruh yang meliputi konsistensi, konsensus,
wawasan diri auditor, dan penggunaan informasi tersebut.

Pentingnya bidang baru dari riset ini membuat banyak kemajuan pada aplikasi teori dan teknik
eksperimental terhadap studi perilaku dalam konteks akuntansi. Hal ini telah meningkatlan relevansi dari
pengakuan masalah-masalah perilakudalam bidang akuntansi secara umum dan audit secara khusus,
yaitu dalam mempelajari dan membuat pertimbangan secara kritis untuk meningkatkan efektivitas
fungsi audit.
Dyckman (1998) telah membuat gambaran perkembangan yang menunjukkan secara kronologis
beberapa kejadian utama yang menggambarkan pertumbuhan pengaruh perilaku dalam bidang
akuntansi setelah tahun 1960.

Pertumbuhan studi akuntansi keprilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai
oleh akademisi profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari diterbitkannya jurnal-jurnal akuntansi seperti
journal of Accounting, Organization , and Society (AOS) dan Research in Audit Program pada tahun 1976
oleh Peit Marwick.

Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Hudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keprilakuan (behavioral science),
teori-teori akuntansi keprilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam
organisasi.

Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan


diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting), dan masalah harga transfer (transfer pricing). Meskipun demikian, berbagai riset tersebut
masih bersifat normatif, yaitu hanya mengangkat permasalahan mengenai desain pengendalian
manajemen dengan berbagai model seperti arus kas yang didiskonto (discounted cash flow), atau
pemograman linear (linear programming) guna membantu manajer membuat keputusan ekonomi yang
oprimal, tanpa melibatkan fackor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas desain oengendalian
manajemen, seperti perilaku manusia serta kondisi lingkungan organisasi.

Sejak Tahun 1950-an, tepatnya sejak C Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset
akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia.
Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi
nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

Dari pendekatan Universal ke pendekatan Kontijensi

Riset akuntansi keprilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic
approach), seperti riset Argyris di tahun 1952, Hpwood (1972), dan Otley (1978). Akan tetapi pendekatan
ini memiliki banyak kelemahan, sehingga muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian
besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontijensi (contingency approach).

Pendekatan universal menyatakan bahwa suatu sistem pengendalian bisa diterapkan dalam
karakteristik perusahaan dan kondisi lingkungan apa pun. Sedangkan Pendekatan kontijensi secara
umum menyatakan bahwa pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen
bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem tersebut akan diterapkan.

Kompleksitas desain riset yang menggunakan pendekatan kontijensi bisa dibagi dalam empat
tingkatan. Pertama, desain riset yang menguhubungkan satu variabel kontijensi dengan satu variabel
sistem pengendalian. Kedua, Desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi dan satu
variabel sistem pengendalian terhadap variabel dependen tertentu (variable konsekuensi), seperti
kinerja atau kepuasan kerja. Ketiga, desain riset yang menguji interaksi antara satu variabel kontijensi
dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian manajemen terhadap variabel konsekuensi.
Keempat, desai riset yang memasukkan berbagai variabel kontijensi untuk menentukan desain
pengendalian yang optimal.

Aspek-aspek penting dalam akuntansi keprilakuan

· Teori perusahaan dan keprilakuan manajeria

Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen entitas
perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka. Teori organisasi modern
memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Perusahaan
adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada
perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi dan karakteristik penyelesaian masalah

· Penganggaran dan Perencanaan

Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu. Beberapa dimensi
penting dalam area ini adalah proses partisipasi anggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level
aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan
individu dengan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial mengembangkan organisasi. Dua isu
penting dalam bidang penganggaran dan perencanaan adalah organizational slck dan budgetary slack

· Pengambilan Keputusan

Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan. Ada teori
normative, paradox, dan model deskriptifdalam pengambilan keputusan. Teori normative adalah
bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu bertentangan dengan
teori normatuf, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil
keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan
untuk pengambilan keputusan informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi

· Pengendalian

Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi perusahaan. Semakin besar perusahaan,
memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu dihubungkan dengan
pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian
adalah struktur organisasi, pengengalian internal, desentralisai-sentralisasi dan hubungan antara dan
antar hirearki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya
lingkunagn pengendalian sebagai salah satu kunci dalam mengendalikan operasional perusahaan

· Pelaporan Keuangan

Aspek keprilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perataan laba dan keandalan informasi akuntansi
dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang
disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentiangan dirinya. Manajemen
laba intinya adalah masalah keprilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri
dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk didalamnya aslah pemilihan
metode akuntansi, estimasi, klasifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan yang bersifat
wajib. Yang perlu diperhatikan disini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang
disajikan/yang dilaporkan. Orang bias terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang
sama

Daftar Pustaka

Ikhsan,Arfan.,Muhammad,Ishak,2005.”Akuntansi Keperilakuan”.Jakarta:Salemba Empa

Anda mungkin juga menyukai