net/publication/354642290
CITATIONS READS
0 2,941
5 authors, including:
Retno R Kusumawati
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
15 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Retno R Kusumawati on 17 September 2021.
1
dengan sektor ekonomi. Pada intinya ialah akuntansi keperilakukan sangat
dibutuhkan pada saat pengambilan keputusan.
Dalam hal ini manfaat yang paling banyak dirasakan oleh seorang manajer
atau tim manajemen. Dimana emosi/habit mereka terhadap data-data akuntansi
memberikan efek terhadap keputusan yang akan diambil.
2
antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial
mengembangkan organsasi. Dua isu penting dalam bidang oenganggaran dan
perencanaan adalah organizational slack dan budgetary slack.
3. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang
pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif
dalam pengambilan keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya
orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan
dengan teori normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi
ketika orang mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada.
Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan?
Informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.
4. Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar
organisasi, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif.
Pengendalian selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi
individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah
struktur organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi, dan
hubungan antara dan antarhirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam
pengendalian internal adalah diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah
satu kunci (key succes factor) dalam mengendalikan operasional organisasi.
Lingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya.
Lingkungan pengendalian berada pada level dasar dan merupakan prasyarat dari
komponen-komponen lainnya. Dengan kata lain, kalau lingkungan
pengendalian dapat berjalan baik dan sehat, maka akan mempermudah
pelaksanaan komponen yang lainnya. Tiap organisasi, baik besar maupun kecil,
harus mempunyai lingkungan pengendalian yang kondusif dengan
pengembangan organisasi.
Lingkungan pengendalian yang tidak sehat seringkali menunjukkan adanya
kelemahan dalam komponen pengendalian intern yang lain. Lingkungan
pengendalian merefleksikan sikap dan kesadaran menyeluruh seluruh
organisasi mengenai pentingnya pengendalian intern organisasi.
3
5. Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba
dan keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi
investor. Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan
oleh pihak manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya.
Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku
manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan.
Ruang lingkup manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode
akuntansi, estimasi, klarifikasi, dan format yang digunakan dalam
pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah antara
format atau bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan atau yang
dilaporkan. Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki
isi yang sama.
4
dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan
standar-standar kerja.
Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem akuntansi. Dapat
diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi akuntansi
tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang
dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi
untuk menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam
organisasi. Untuk itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting
dari suatu sistem informasi akuntansi.
Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah,
investor/calon investor, kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak
intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja.
Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Di samping itu pihak ekstern,
juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang disediakan
sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
tindakan pengambilan keputusan bisnisnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset akuntansi mulai mencoba
menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek keperilakuan
dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan
terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu kecenderungan
untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih
subtansial. Perspektif perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan baik
sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa
diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya.
Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan
yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada.
Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas
akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam
mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas
perilaku manusia pada organisasi.
5
MASALAH-MASALAH DALAM AKUNTANSI PERILAKU
Dalam aplikasinya ada banyak masalah-masalah yang dapat
dipecahkan/disebabkan oleh akuntansi perilaku. Pada intinya ada 3 masalah yang
berhubungan pada saat riset akuntansi perilaku yaitu:
1. Pengambilan keputusan oleh auditor dan akuntan.
2. Pengaruh terhadap fungsi sistem akuntansi seperti penyusunan anggaran, audit,
dan lain-lain.
3. Pengaruh hasil/ouput misalkan informasi akuntansi, dll.
6
menginvestigasi Toshiba dan sampai pada kesimpulan telah terjadi
penyimpangan. Pada 21 Juli 2015, delapan dari 16 petinggi Toshiba yang
terlibat skandal akuntansi resmi mengundurkan diri. Termasuk diantaranya
Presiden Direktur Hisao Tanaka, Wakil Presdir Norio Sasaki dan Chief
Executive Atsutoshi Nishida.
Analisis:
Pelanggaran yang dilakukan oleh pihak akuntan Toshiba adalah pemalsuan
laporan keuangan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan kode etik yang
mengatur akuntan. Dalam prinsip etika profesi akuntansi, seorang professional
akuntan wajib berintegritas tinggi, sehingga mampu memelihara kepercayaan
public terhadap dirinya. Guna mempercantik kinerja keuangannya, Toshiba
melakukan berbagai cara baik mengakui pendapatan lebih awal atau menunda
pengakuan biaya pada periode tertentu namun dengan metode yang menurut
investigator tidak sesuai prinsip akuntansi, seperti menggunakan cash-based
ketika pengakuan provisi yang seharusnya dengan metode akrual, memaksa
supplier menunda penerbitan tagihan meski pekerjaan sudah selesai, dan lain
semisalnya.
Besarnya angka, rentang waktu yang tidak sebentar, juga keterlibatan Top
Management memberi gambaran kepada kita betapa kronis dan kompleksnya
penyakit dalam tubuh Toshiba. Penyelewengan dilakukan secara berjamaah,
sistematis dan cerdas. Sekian lapis sistem kontrol dari mulai divisi akuntansi,
keuangan, internal audit, tidak berfungsi sama sekali. Bagaimana akan
berfungsi, bahkan oknumnya dari staff senior mereka yang sudah hafal seluk
beluk perusahaan.
Seiya Shimaoka, seorang internal auditor, mencurigai kecurangan dan berusaha
melaporkan tapi malah dianggap angin lalu oleh atasannya sendiri seperti yang
dilansir jurnalis Financial Times. Sedemikian rapi dan cerdasnya hingga tim
auditor eksternal sekelas Ernst & Young (EY) tak mampu mencium aroma
busuk dari laporan keuangan Toshiba. Belum ada dugaan kantor akuntan itu
terlibat dalam skandal.
CEO memang tidak menginstruksikan langsung untuk melakukan
penyimpangan tetapi memasang pencapaian target yang tinggi. Ini yang
7
membuat karyawan merasa tertekan. Apalagi ditambah budaya Toshiba yang
kurang baik: tidak bisa melawan atasan. Maksudnya melawan adalah koreksi
atas kesalahan manajemen mengambil keputusan. Dalam kasus Toshiba,
bawahan tidak bisa mengkoreksi penetapan target oleh CEO yang bahkan tidak
realistis dengan kondisi bisnis dan perusahaan.
Selain itu, sistem kompensasi karyawan yang dihitung dari kinerja keuangan
juga turut andil di dalamnya. Maka muncullah ide-ide kreatif dari karyawannya
untuk mencapai target yang ditetapkan. Celakanya kreatifitas kali ini bukan
dalam riset pengembangan atau pemasaran namun dalam hal perlakuan
akuntansi. Dibuatlah laporan keuangan dengan profit tinggi padahal tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pemalsuan yang dilakukan pihak
akuntan Toshiba menimbulkan hilangnya kepercayaan publik terhadap akuntan
turun drastis sebab integritasnya yang menurun
8
sebagai konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia seharusnya mengakui
menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang
berpendapat bahwa piutang yang tidak tertagih tetap dapat dimasukkan sebagai
pendapatan PT Kereta Api Indonesia sehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90
milyar dapat diraih pada tahun tersebut. Diduga, manipulasi laporan keuangan
PT Kereta Api Indonesia telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga,
akumulasi permasalahan terjadi disini.
Analisis :
PT Kereta Api Indonesia tidak boleh mengabaikan dimensi organisasional
penyusunan laporan keuangan dan proses audit. Setiap bagian lembaga yang
ada di dalamnya hendaknya diberi pemahaman masalah esensial akuntansi dan
keuangan yang ada agar tidak terjadi kesalahan dalam menangani akuntansi
serta keuangan secara khusus. Upaya ini penting untuk dilakukan guna
membangun kesepahaman (understanding) diantara seluruh unsur lembaga.
Selanjutnya, soliditas kelembagaan diharapkan tercipta sehingga
mempermudah penerapan sistem pengendalian manajemen di dalamnya.
9
Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar
prinsip etika profesi akuntan diantaranya yaitu melanggar prinsip integritas dan
perilaku profesional. KAP Arthur Andersen tidak dapat memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk kategoti The Big
Five dan tidak berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi
dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data. Selain
itu Arthur Andesen juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak
melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.
10
Hal yang dilakukan oleh Khairiansyah tidak dibenarkan karena melanggar kode
etik akuntan. Seorang auditor telah melanggar prinsip objektivitas karena telah
memihak kepada salah satu pihak dengan berpendapat adanya kecurangan. Lalu
auditor juga melanggar prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional karena
auditor tidak mampu mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesional dalam melakukan audit keuangan terkait dengan pengadaan logistic
pemilu.
11
tanggal 3 November 2017 dengan modal tidak lebih dari Rp10 miliar dinilai
berani menandatangani kerja sama dengan Garuda Indonesia. Dengan
menandatangani kerja sama dengan Garuda, Mahata mencatatkan utang sebesar
USD239 juta kepada Garuda, dan oleh Garuda dicatatkan dalam Laporan
Keuangan 2018 pada kolom pendapatan.
Setelah perjalanan panjang, akhirnya Garuda Indonesia dikenakan sanksi dari
berbagai pihak. Selain Garuda, sanksi juga diterima oleh auditor laporan
keuangan Garuda Indonesia, yakni Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan,
auditor laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan
Entitas Anak Tahun Buku 2018.
Untuk Auditor, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sanski pembekuan
izin selama 12 bulan. Selain itu, OJK juga akan mengenakan sanksi kepada
jajaran Direksi dan Komisaris dari Garuda Indonesia. Mereka diharuskan
patungan untuk membayar denda Rp100 juta.
Selain itu ada dua poin sanksi lagi yang diberikan OJK. Yakni, Garuda
Indonesia harus membayar Rp100 Juta. Selain itu, masing-masing Direksi juga
diharuskan membayar Rp100 juta.
Selain sanksi dari Kementerian Keuangan dan juga Otoritas Jasa Keuangan,
Garuda Indonesia juga kembali diberikan sanksi oleh Bursa Efek Indonesia.
Adapun sanki tersebut salah satunya memberikan sanksi sebesar Rp250 juta
kepada maskapai berlambang burung Garuda itu.
A. PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan
bahwa akuntansi dibangun dengan menggunakan konsep, prinsip dan
pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk meningkatkan kegunaannya. Sehingga
akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan
organisasi akan informasi akuntansi. Disamping itu kesempurnaan teknis dari
jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari
segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku
orang-orang didalam organisasi, baik sebagai pelaksana (penyusun informasi)
12
maupun sebagai pemakai informasi. Persyaratan pelaporan akuntansi akan
mempengaruhi perilaku dari berbagai fakor, baik karena adanya antisipasi
penggunaan informasi, prediksi penggunaan informasi, insentif/sanksi,
penentuan waktu maupun pengarahan perhatian dari pihak yang akan
menggunakan informasi tersebut (penerima). Dampak keperilakuan dalam
akuntansi terjadi pada berbagai bidang yaitu pada: akuntansi keuangan,
akuntansi perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial. Salah satu
bidang pembahasan dari akuntansi sosial adalah delima penyusunan laporan,
polusi dan keamanan produk.. Demi menyempurnakan teknis dari jasa
akuntansi hendaknya dilakukan penellitain dan pengembangan lebih lanjut
tentang teori,konsep,dampak serta aplikasi akuntansi keprilakuan sehingga
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.dosenpendidikan.co.id/akuntansi-keperilakuan/
2. https://amp.kompas.com/money/read/2016/10/13/200000526/skandal.akun
tansi.goyang.merek.toshiba#aoh=15739095968292&referrer=https%3A%
2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
3. https://m.liputan6.com/news/read/127525/audit-laporan-keuangan-pt-kai-
masih-diperdebatkan
4. https://www.selasar.com/jurnal/36462/Belajar-dari-Kasus-Enron-dan-
Akuntan-Publik-Arthur-Andersen
5. https://m.detik.com/news/berita/d-346216/kronologi-kasus-mulyana-
versi-bpk
6. https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20190430174733-92-
390927/kronologi-kisruh-laporan-keuangan-garuda-indonesia
14
KASUS-KASUS AKUNTANSI PERILAKU
NAMA NPM
Ratu Intan M 16020012
Rizky Setiawan 16020034
Saefullah 16020147
Shirly Julianti 16020103
Sinta Nurul L 16020097
15