Anda di halaman 1dari 2

Persepsi Keadilan (Fairness)

Persepsi keadilan dicapai melalui partisipasi. Menurut Wentzel (2002) terdapat dua
penjelasan mengenai persepsi fairness yaitu self-interest model dan the group-value model.
1. Self-Interest Model
Individual menginginkan terlibat dalam proses karena mereka peduli dengan
outcome yang akan mereka peroleh. Persepsi fairness akan tercapai bila individual
diberi kesempatan untuk berpartisipasi karena individual meyakini input mereka
sebagai instrumental/alat mencapai outcome yang diinginkan.
2. The Group-Value Model
Input merupakan suatu hal yang penting, berapapun input tersebut memepngaruhi
outcome atau tidak. Individual menilai hubungan jangka panjang dengan kelompok
dan prosedur akan meningkatkan solidaritas grup. Partisipasi meningkatkan persepsi
fairness karena memungkinkan individual mengekspresikan pandangan dan dengan
cara demikian individual dapat memberi kontribusi untuk hubungan jangka panjang
pada kelompok.
Dampak Persepsi Individual Terhadap Keadilan (Fairness)
A. Keadilan dan Kinerja
Terdapat banyak penelitian mengenai hubungan antara keadilan dengan kinerja.
Menurut Adams (1965) teori kesamaan (equity theory) menjelaskan keterkaitan
antara persepsi ketidakadilan distributive terhadap kinerja. Individual akan berusaha
melakukan penyesuaian terhadap kuantitas maupun kualitas kerjanya dengan tujuan
untuk menciptakan kondisi yang adil bagi dirinya. Peneliti memprediksi adanya
hubungan antara keadilan procedural dengan kinerja berdasar pada teori pertukaran
sosial. Teori pertukaran sosial menjelaskan bahwa keadilan dianggap sebagai input
organisasi dalam hubungan pertukaran yang dapat bersumber dari organisasi itu
sendiri maupun dari manajemen secara langsung. Keadilan procedural
mempengaruhi kinerja melalui efek yang ditimbulkannya terhadap sikap individual
yang menerima keadilan, seperti ketika individual berpersepsi bahwa prosedur
dalam alokasi sumber daya tidak adil maka akan mempengaruhi sikap individual
terhadap organisasi. Penelitian oleh Masterson et al., (2000) menyatakan bahwa
ketika manajemen memperlakukan bawahan dengan adil, maka bawahan terdorong
untuk meningkatkan kinerjanya.

B. Keadilan dan Kompensasi


Dalam konteks kompensasi, fenomena keadilan dapat dikaitkan dengan pemberian
imbalan bagi anggota organisasi atas kontribusi yang telah diberikan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Dalam fenomena kompensasi, terdapat perbedaan
persepsi antara keadilan distributif dan keadilan procedural. Keadilan distributif
merupakan keadilan yang dipersepsikan oleh individual berkaitan dengan jumlah
uang yang diterimanya. Sedangkan keadilan procedural adalah keadilan yang
dipersepsikan oleh individual berkaitan dengan sarana maupun metode yang
digunakan untuk menentukan jumlah kompensasi. Lawler (2000) dan Milkovich
dan Newman (2004) menyatakan bahwa imbalan dalam bentuk uang merupakan
bentuk imbalan paling penting yang disediakan oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai