Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Tinjauan Terhadap Ilmu Keperilakuan

dalam Perspektif Akuntansi

Oleh:

Made Aristya Krisna Dewi 1707531016

Ni Komang Pina Lestari 1707531023

Putu Arinda Putriana 1707531121

S1 Reguler Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2019
I. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang
mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi
keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan
diakui keberadaannya. Akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku
akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan
pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan
keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi (misalnya partisipasi
penganggaran, keketatan anggaran, dan karakter sistem informasi) dan fungsi auditing
terhadap perilaku, misalnya pertimbangan (judgment) dan pengambilan keputusan
auditor dan kualitas pertimbangan dan keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran
dari fungsi-fungsi akuntansi berupa laporan keuangan terhadap pertimbangan pemakai
dan pengambilan keputusan.

II. Aspek Keperilakuan pada Akuntansi


Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu: Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial, Penganggaran
dan Perencanaan, Pengambilan Keputusan, Pengendalian, dan Pelaporan Keuangan:
a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial
Teori organisasi modern berkonsentrasi terhadap perilaku pengarahan tujuan
organisasi, motivasi, dan karakteristik penyelesaian masalah. Tujuan organisasi ini
dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam organisasi, penentuan
batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari pengendalian internal
yang diciptakan oleh organisasi.
b. Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari penganggaran dan perencanaan adalah formulasi tujuan organsiasi dan
interaksi perilaku individu. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan
organisasi menjadi kerangka manajerial untuk mengembangkan organisasi.
c. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam pengambilan keputusan ini adalah teori-teori dan model-model tentang
pengambilan keputusan. Ada beberapa teori yang terkait dengan pengambilan
keputusan antara lain; teori normatif, paradoks, dan model deskriptif
d. Pengendalian
Aspek pengendalian dianggap sangat penting dalam organisasi dikarenakan selalu
dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap
pengendalian. Lingkungan pengendalian merefleksikan sikap dan kesadaran
menyeluruh seluruh organisasi mengenai pentingnya pengendalian intern organisasi.
e. Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan
keandalan informasi akuntani dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Dalam
pelaporan keuangan yang perlu diperhatikan adalah antara format/bentuk sama
pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan, karena seseorang bisa
terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

III. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi


Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari
disipilin akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan
sistem akuntansi. Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu:
perilaku manusia, akuntansi, dan organisasi. Oleh karena itu akuntansi keperilakuan
sering dikatakan sebagai bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari akuntansi
(human factors of accounting). Dalam perkembangan selanjutnya bahkan diperluas
lagi sampai bagaimana akuntasi dan masyarakat saling mempengaruhi, sehingga
aspek sosial dari Akuntansi (social aspect of accounting) juga sering dimasukkan
sebagai bagian dari Akuntansi Keperilakuan.

Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar


dalam memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Saat ini,
keterampilan matematis telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan
yang kompleks. Demikian pula halnya dengan kemajuan dalam teknologi computer
akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Namun, tidak
peduli dengan kecanggihan prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat
disediakan pada dasarnya bukanlah tujuan akhir. Kesempurnaan teknis tidak pernah
mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi
organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektifitas dari pelaksana
segala prosedur akuntansi, tetapi juga bergantung pada perilaku orang-orang didalam
perusahaan, baik sebagai pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi oleh informasi
yang dihasilkannya.

1. Akuntansi adalah tentang manusia


Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor social secara jelas
didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh system akuntansi. Akan
tetapi dalam penerapannya selama ini, belum pernah ada yang melihatnya dari sudut
pandang semacam itu, dan para akuntan belum pernah ada yang mengoperasikan
perilaku pada 2 sesuatu yang vakum. Para akuntan membuat beberapa asumsi secara
berkelanjutan mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana
mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, serta bagaimana
agar system akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi
organisasi. Jika akuntan berhubungan denngan efektivitas danprosedur perusahaan
secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat
kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat dalam realitis perusahaan.

Berdasarkan pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah


memperoleh pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka.
Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada
berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan
seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Pertanggungjawaban
dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka
dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas
organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang
tidak di inginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu
sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.

2. Akuntansi adalah tindakan


Dalam organisasi semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan
guna mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada besarnya porsi
tanggungjawab dan rasa tanggungjawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu
bentuk tanggungjawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
IV. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang


akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan
sistem akuntansi. Istilah ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatif baru.
Ilmu keperilakuan mencangkup bidang riset manapun yang mempelajari, baik
melalui metode observasi maupun eksperimentasi, perilaku manusia dalam lingkunan
fisik maupun sosial.

Agar dapat dianggap sebagai bagian dari ilmu keperilakuan, riset


tersebut harus memenuhi dua kriteria yaitu :

1. Riset harus berkaitan dengan perilaku manusia.

2. Riset harus dilakukan secara ilmiah

Tujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan dan


memprediksi perilaku manusia yang didukung bukti empiris yang dikumpulkan secara
impersonal melalui prosedur yang terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan
dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya.

Pada masa lalu, para akuntan hanya terfokus pada pengukuran pendapatan dan
biaya serta mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu untuk
memprediksi masa depan.Mereka tidak menghiraukan fakta bahwa kinerja di masa
lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu merupakan
suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan dan juga melewatkan
fakta bahwa pengendalian suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan
mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan
dalam organisasi.

Para akuntan keperilakuan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara


perilaku dengan sistem akuntansi. Mereka bebas merancang sistem informasi
akuntansi untuk memberikan motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan
sehingga tercapai efektifitas dan tujuan organisasi. Akuntan keperilakuan yakin
bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah meyakinkan perilaku dalam memotivasi
dan memberikan semangat untuk dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Keberhasilan dari perusahaan ditentukan oleh apakah orang-orang dalam
organisasi tersebut memiliki pemikiran/arah yang sama untuk menjalin kerja sama
demi tercapainya tujuan organisasi. Pemikiran yang berlawan akan melemahkan
produktivitas dari karyawan dan orang-orang dalam organisasi tersebut pada akhirnya
tidak dapat bekerja sama atau bahkan dapat menciptakan konflik internal. Pengenalan
hubungan timbal balik antara alat akuntansi dan perilaku telah memunculkan
modifikasi atas definisi akuntansi konvensional.

A. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan

Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi


keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan
manusia dengan akuntansi. Di masa lalu, akuntan konsen semata-mata pada
pengukuran pendapatan dan biaya dan studi kinerja untuk memprediksi masa akan
dating. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu telah menghasilkan
perilaku manusia masa lalu dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan factor yang
akan mempengaruhi perilaku masa akan datang. Mereka kurang melihat fakta bahwa
ada beberapa yang harus dipahami dari control organisasi yang harus dimulai dengan
memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, dan aspirasi individu yang
berinteraksi di dalam organisasi/perusahaan.

Akuntan keperilakuan focus pada hubungan antara perilaku manusia . dan


sistem akuntansi. Mereka menyadari bahwa, proses akuntansi meliatkan penyimpulan
jumlah yang besar dari kejadian ekonomi yang merupakan hasil dari perilaku manusia
dan bahwa pengukuran akuntansi itu sendiri merupakan factor yang mempengaruhi
perilaku, dimana hal itu yang menentukan kesuksesan kejadian ekonomi tersebut.

Akuntan keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat memaparkan


desain sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, semangat, dan
produktivitas. Definisi paling akhir dari akuntansi di akademik dan professional
mencakup atau mengimplikasikan pengukuran dan pengkomunikasian data ekonomi
untuk pengambilan keputusan yang beragam dan tujuan-tujuan lainnya.

Pengenalan ilmu keperilakuan terhadap akuntansi sangat penting bagi


pengembangan profesi, dimana hal itu dapat membuka pengetahuan baru yang
akuntansi professional harus dapat lebih familiar. Kesadaran akan hubungan antara
perilaku manusia dan akuntansi telah menghasilkan akuntan dengan alat lain untuk
menyelesaikan problem organisasional.

B. Persamaan dan Perbedaan

Ilmu keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi atas perilaku


manusia. Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku
manusia dengan akuntansi itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari
ilmu social, akuntansi keperilakuan merupakan subset dari keduanya, akuntansi dan
ilmu keperilakuan. Ilmu keperilakuan terikat pada penelitian aspek-aspek teori
motivasi, stratifikasi soaial, atau bentuk-bentuk sikap. Akuntansi keperilakuan,
bagaimanapun, akan mengaplikasikan unsure spesifik dari teori-teori tersebut atau
hasil penelitian-penelitian, yang relevan terhadap situasi akuntansi saat ini.

Akuntansi keperilakuan, sama halnya jika dikatakan sebagai disiplin ilmu


akuntansi, yang dapat diaplikasikan dan dipraktikkan, menggunakan hasil penelitian
dari disiplin imu lain – ilmu keperilakuan yang menjelaskan dan memprediksikan
perilaku manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip, dan
pendekatan-pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk mengembangkan utilitasnya.
Akuntansi keperilakuan akan banyak menjelaskan dan memberikan pemahaman
mengenai struktur dan dan fungsi dari sistem akuntansi, serta hubungan manusia
terhdap hal tersebut. Ilmu keperilakuan akan lebih banyak menyinggung ilmu-ilmu
lain yang lebih luas terhadap dinamisasi organisasi dan pengembangan pola perilaku.
Keduanya dapat bersama-sama dapat menjelaskan problem serta mengembangkan
strategi untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait. Keduanya dapat juga bekerjasama
dalam memilih metode penelitian, dalam analisis data, serta pada penulisan dan
pelaporan.
Beberapa Perbedaan antara Akuntansi Keperilakuan dan Ilmu Keperilakuan :

Perbedaan Akuntansi Keperilakuan Ilmu Keperilakuan


Keutamaan akuntansi: Keutamaan ilmu sosial:
Area keahlian pengetahuan dasar dari tidak ada
ilmu sosial pengetahuanakuntansi
Kemampuan , mendesain
Bukan merupakan
dan melaksanakan Elemen kunci dalam
elemen utama dan
perencanaan proyek pelatihan
pelatihan
keperilakuan
Pengetahuan dan
pemahaman terhadap
Elemen kunci dalam Bukan elemen utama
pekerjaan organisasi bisnis
pelatihan dalam pelatihan
secara umum dan sistem
akuntansi secara khusus
Orientasi Professional Ilmiah
Pendekatan Masalah Praktik Teoritis dan praktek
Melayani klien, Ilmu lanjutan dan
Fungsi
menasehati manajemen pemecah masalah
Terbatas terhadap
Kepentingan dalam ilmu Terbatas terhadap disiplin yang luas
keperilakuan akuntansi terkait bidang dalam ilmu
keperilakuan
Perbedaan antara akuntan keperilakuan dan ilmuwan keperilakuan terletak di
luar persamaan permukaan mereka. Akuntansi adalah sebuah profesi dan menjadi
akuntan berarti dilatih untuk berfikir dan bertindak secara profesional. Pelatihan ini
berbeda dan pengalaman dengan seluruhnya diperoleh dari observasi ketika ingin
menjadi ilmuwan.Beberapa perbedaan spesifik antara akuntan keperilakuan dan ilmu
keperilakuan terletak pada arus dari penyimpangan latar belakang pendidikan mereka.

C. Pengaruh Organisasional terhadap Perilaku

Manusia bekerja dengan dibatasi oleh organisasi. Perilakunya dipengaruhi


oleh banyak faktor, termasuk ukuran organisasional dan struktur. Orang dalam
organisasi saling bertukar jaringan informasi dalam kantor atau di luar kantor.
Informasi tersebut mungkin saja akurat, disimpangkan atau palsu. Berdasarkan
informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang, keputusan-keputusan
diambil dan sikap dibentuk. Keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang
sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat mengarah pada terbentuknya sikap
pekerjaan dan sikap organisasi serta kepemimpinan yang tidak kondusif bagi efisiensi
operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Aris. 2013. Tinjauan Terhadap Keperilakuan dalam Perspektif Akuntansi.

http://aristiyan.blogspot.com/2013/03/tinjaauan-terhadap-keperilakuan-dalam.html
(diakses 14 September 2019)

Dwi. 2015. Akuntansi Keperilakuan 1.

https://www.academia.edu/9848535/Akuntansi_Keperilakuan_1 ( diakses 14 September


2019)

https://dokumen.tips/documents/lingkup-dan-sasaran-hasil-ilmu-keperilakuan.html

http://dominique122.blogspot.com/2015/04/konsep-ilmu-keperilakuan.html

Anda mungkin juga menyukai