Anda di halaman 1dari 18

A.

Pengertian Perusahaan Perseroan Terbatas (PT)


Perusahaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan terus menerus dengan
tujuan untuk mencari keuntungan. Menurut molengraff, perusahaan adalah Keseluruhan
perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan
penghasilan dengan cara memperagakan barang-barang atau mengadakan perjanjian
perdagangan.
Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi
perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk
perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di
pemerintah secara resmi. Jenis perusahaan berdasarkan lapangan usaha:
1. Perusahaan ekstraktif adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengambilan
kekayaan alam.
2. Perusahaan agraris adalah perusahaannya bekerja dengan cara mengolah lahan atau
ladang.
3. Perusahaan industri adalah perusahaan yang menghasilkan barang mentah dan setengah
jadi menjadi barang jadi atau meningkatkan nilai gunanya.
4. Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang bergerak dalam hal perdagangan.
5. Perusahaan jasa adalah perusahaannya Bergerak dalam bidang jasa.
Perkembangan pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam undang-undang Nomor 3
Tahun 1992 tentang wajib daftar perusahaan dan undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang
dokumen perusahaan. Menurut Pasal 1 huruf b UU Nomor 3 tahun 1982, perusahaan adalah
setiap bentuk usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau
laba. Pasal 1 butir 2 UU Nomor 8 Tahun 1997 mendefinisikan perusahaan sebagai bentuk usaha
yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan/ atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang perseorangan maupun badan
usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan
berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. Ada beberapa jenis badan usaha yang
diurutkan sebagai berikut:
a. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaannya dilakukan oleh 1 orang pengusaha.
Perusahaan perseorangan ini yang menjadi pengusaha Hanya satu orang. Dengan demikian,
modal yang dimiliki perusahaan tersebut hanya dimiliki satu orang pula. Jika di dalam
perusahaan tersebut banyak orang bekerja, mereka hanyalah pembantu pengusaha dalam
perusahaan berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa.
b. Badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari :
1. Persekutuan perdata ( burgerlijk maatschap, Partnership)
2. Persekutuan dengan Firma ( firm)
3. Persekutuan komanditer ( limited Partnership)
c. Badan usaha berbadan hukum (korporasi) terdiri dari :
1. Perseroan terbatas (PT), termasuk perusahaan perseroan (Persero)
2. Koperasi
3. Perusahaan umum ( Perum)
4. Perusahaan daerah
5. Yayasan.

a. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)


Pengertian Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, maka Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas (UUPT) sebagai konsekuensinya mensyaratkan bahwa PT harus didirikan oleh dua
orang atau lebih. Orang disini adalah dalam arti orang pribadi (persoon, person) atau badan
hukum. Dengan demikian, PT itu dapat didirikan oleh orang pribadi atau badan hukum.
Sebagaimana ditetapkan undang-undang bahwa PT dibentuk atau “didirikan
berdasarkan perjanjian”, maka untuk membentuk PT, langkah pertama adalah membuat
perjanjian pendirian PT antara inisiator atau calon pemodal pertama.Menurut KUHD,
pendirian PT dilakukan dengan akta otentik. Akta pendirian yang otentik tersebut kemudian
disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Kehakiman untuk mendapatkan pengesahan.
Pengesahan dari Menteri Kehakiman baru akan diberikan apabila syarat-syarat dalam anggaran
dasar perseroan tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun kesusilaan. Dalam hal
ini berlaku ketentuan hukum perjanjian dalam arti semua semua syarat dan prinsip yang
terdapat dalam hukum perjanjian berlaku juga dalam proses pembentukan PT tersebut. Namun
demikian, prinsip konsensual dari hukum perjanjian tidak berlaku karena syarat untuk
mendirikan PT bersifat formal, yaitu perjanjiannya harus dibuat atau dituangkan dalam bentuk
Akta Autentik. Dengan demikian, sifat perjanjian pembentukan atau pendirian PT adalah
formal, dan bukan konsensual sebagaimana perjanjian pada umumnya.
B. Jenis Perusahaan

1. Perusahaan Ekstraktif
Perusahaan ekstratif adalah perusahaan yang bidang usahanya memungut benda-
benda yang tersedia di alam secara langsung. Perusahaan yang termasuk kelompok
perusahaan ekstratif antara lain penangkapan ikan di laut lepas, penebangan kayu,
pemungut rumput laut, dan pembuatan garam. Perusahaan pertambangan ialah perusahaan
yang usahanya menggali dan mengolah barang-barang tambang, misalnya pertambangan
minyak bumi, besi, batu bara, timah, nikel, dan lain-lain. Ciri-ciri perusahaan ekstraktif
adalah:
a. Mengambil secara langsung benda atau barang yang sejak awal tersedia di alam.
b. Menjadikan hasil pengumpulan benda atau barang tersebut untuk dijual dan
dimanfaatkan lebih lanjut.
2. Perusahaan Agraris
Perusahaan agraris adalah perusahaan yang usahanya mengolah dan memanfaatkan
tanah agar menjadi lahan yang berdayaguna dan berhasil guna untuk memenuhi
kebutuhan. Perusahaan agraris meliputi, pertanian, perkebunan, perikanan (pemeliharaan
ikan), dan peternakan. Perusahaan pertanian adalah perusahaan yang usahanya mengolah
tanah pertanian, kemudian ditanami tumbuh-tumbuhan agar menghasilkan bahan untuk
memenuhi kebutuhan. Ciri-ciri perusahaan agraris adalah:
a. Mengelola sumber daya alam.
b. Mengambil hasil dari pengelolaan tersebut untuk dijual kepada konsumen.
c. Membudi dayakan sumber daya alam yang ada.
Contoh perusahaan agraris yaitu pertanian padi, kacang tanah, hortikultura, perkebunan
karet, kopi, teh, dan kina.
3. Perusahaan Industri atau Manufaktur
Perusahaan industri adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan baku), atau mengolah bahan baku
menjadi barang jadi. Ciri-ciri perusahaan manufaktur adalah:
a. Kegiatannya memproses barang mentah menjadi suatu produk setengah jadi atau siap
pakai.
b. Pendapatannya berasal dari penjualan produk yang dihasilkan.
c. Terdapat harga pokok penjualan untuk menentukan laba/rugi dalam perusahaan.
d. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya transportasi, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik.
Ada beberapa proses dalam bisnis dari perusahaan manufaktur, diantaranya yaitu:
a. Proses Procurement. Pengertian: suatu proses bisnis yang berhubungan dalam
pengadaan barang serta kebutuhan lainnya untuk membantu kelangsungan usaha.
Bukan hanya sekedar raw material saja, namun di dalamnya meliputi juga spare part,
alat medis, alat pembersih, kebutuhan gedung, kebutuhan karyawan, berbagai alat
pertukangan, serta bahan dan juga komponen lainnya. Proses ini fokus terhadap
kelengkapan sekaligus efisiensi serta efektifitas pada pemilihan barang-barang tersebut.
b. In Out Inventory. Pengertian: suatu proses bisnis yang mengendalikan keluar
masuknya berbagai barang kebutuhan produksi. Hal yang menjadi kunci yaitu kontrol
kepada aliran barang tersebut.
c. Proses produksi. Fungsi dari proses produksi yaitu untuk pembuatan bahan baku
sampai menjadi barang jadi dan selanjutnya dapat dijual kepada konsumen. Dalam
penerapannya, ada pembagian divisi yang lebih luas yang sesuai dengan kebutuhan
industrinya. Contoh: divisi PPIC (Production Planning and Inventory Control ) serta
QC (Quality Control).
d. Penjualan dan Pemasaran. Fungsi yang dipakai untuk meraih tujuan dari proses
produksi serta kemudoan menjual hasilnya. Tujuannya tak lain yaitu untuk memperoleh
keuntungan. Contoh: biaya promosi, biaya angkutan, biaya sewa gudang, biaya gaji
karyawan ketika karyawan melaksanakan promosi produk.
e. Administrasi dan umum. Fungsi dari kegiatan manufaktur yaitu berkaitan dengan
adanya penentuan kebijakan, pengarahan, serta pengawasan upaya aktivitas yang
tengah berjalan lebih efektif dan juga efesien. Contoh: biaya akutansi, baya personalia,
biaya gaji karyawan dan yang lainnya.
f. Akuntansi dan keuangan. Accounting dan Finance berfungsi untuk memastikan
bahwa keuangan suatu badan usaha sehat serta mampu untuk memenuhi kebutuhan
produksi, sekaligus kontrol kepada hutang. Tak hanya itu, accounting terutama juga
harus mempunyai kewajiban untuk mengatur pajak yang harus dibayarkan oleh pabrik
terhadap pemerintah.
Contoh perusahaan industri atau manufaktur:
a. Perusahaan kerajinan rotan mengolah bahan mentah (rotan) menjadi barang jadi
(misalnya kursi rotan dan anyaman rotan).
b. Perusahaan tepung terigu mengolah bahan mentah (gandum) menjadi bahan baku
(tepung terigu).
c. Perusahaan roti mengolah bahan baku (tepung terigu) menjadi barang jadi (roti)
d. Perusahaan mobil, pupuk, kimia, obat-obatan, sepatu, dan lain-lain.
4. Perusahaan Perdagangan
Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang usahanya mengumpulkan dan
menyalurkan barang-barang hasil produksi dari produsen (pembuat) kepada konsumen
(pemakai). Ciri-ciri perusahaan dagang adalah:
a. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan.
b. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual.
c. Tidak mengubah barang, hanya menjual kembali barang tersebut.
d. Menjual barang dengan harga lebih tinggi dari harga aslinya sehingga bisa
mendapatkan keuntungan.
Terdapat dua jenis perusahaan dagang, yaitu:
a. Jenis Berdasarkan Produk yang Diperdayakan
1) Perusahaan Dagang Barang Produksi. Perusahaan yang memperdagangkan
produk berwujud bahan baku (raw material) sebagai bahan dasar untuk pembuatan
berbagai alat atau produk guna menghasilkan produk lain. Contoh: kayu
gelondongan serta mesin bubut.
2) Perusahaan Dagang Barang Jadi. Perusahaan yang memperdagangkan produk
akhir beruapa barang yang siap untuk dikonsumsi. Contoh: ransel, pakaian, kulkas,
dan lain sebagainya.
b. Jenis Berdasarkan Macam Konsumen Yang Terlibat
1) Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler). Perusahaan yang membeli produk dari
pabrik secara langsung dalam jumlah atau skala yang besar serta dijual kembali
dengan volume yang besar juga. Contoh: Pedagang grosir.
2) Perusahaan Dagang Perantara (Middleman). Perusahaan yang membeli produk
dalam partai besar untuk kemudian dijual kembali ke pengecer dalam jumlah yang
sedang. Contoh: Pedagang subgrosir.
3) Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer). Perusahaan yang berhubungan secara
langsung dengan konsumen. Konsumen bisa membeli secara eceran mengenai
produk yang ditawarkan. Atau dalam hal ini, retailer sering kita jumpai di
lingkungan kita. Contoh: warung, kios, dan swalayan.
5. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang usahanya menyelenggarakan jasa untuk para
konsumen (pemakai) dengan memperoleh imbalan. Ciri-ciri perusahaan jasa adalah:
a. Memberikan pelayanan jasa kepada para pelanggan atau masyarakat.
b. Pendapatannya didapat dari hasil jasa yang diberikan.
c. Tidak memiliki perhitungan harga pokok penjualan.
d. Laba atau rugi didapat berdasarkan hasil perbandingan dari jumlah pendapatan dengan
beban atau beratnya jasa yang diberikan.
Contoh perusahaan jasa, yaitu:
a. Perusahaan pengangkutan bus.
b. Jasa bank dan jasa pergudangan.
c. Jasa dokter, jasa penjahit.
C. Bentuk-Bentuk Perusahaan

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaaan perseorangan adalah badan usaha yang dikelola dan diawasi oleh satu
orang, dimana pengelola perusahaan memperoleh semua keuntungan perusahaan, tetapi ia juga
menanggung semua resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan.

Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah
produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi
teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso
keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.

Pendirian perusahaan perseorangan tidak diatur dalam KUHD dan tidak memerlukan
perjanjian karena hanya didirikan oleh satu orang pengusaha saja. Ciri-ciri perusahaan
perseorangan :

a. Jumlah pengusaha hanya satu orang yaitu pemilik perusahaan

b. Modal usaha dimiliki satu orang (pengusaha yang bersangkutan) dan biasanya kecil
atau menengah

c. Pembantu pengusaha bekerja berdasarkan perjanjian kerja atau hibah.


d. Tidak ada aturan yang mengatur secara khusus mengenai perusahaan perseorangan,
namun hanya memerlukan izin permohonan usaha dari Dinas Perdagangan
setempat.

e. Tidak perlu dibuatkan akta pendirian.

f. Merupakan bentuk perusahaan paling sederhana.

g. Pengusaha memiliki sendiri seluruh kekayaan atau asset perusahaan dan


bertanggung jawab sendiri pula atas seluruh utang perusahaan (tanggung jawab
sampai harta kekayaan pemilik sehingga pemisahan modal perusahaan dari
kekayaan tidak berarti dalam hal tejadi kebangkrutan.

h. Bentuk perusahaan perseorangan adalah Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha


Dagang (UD).

Perusahaan perseorangan dibagi dalam 2 kelompok yaitu:

a. Usaha Perseorangan Berizin

Memiliki izin operasional dari departemen teknis. Misalnya bila perusahaan


perseorangan bergerak dalam bidang perdagangan, maka dapat memiliki izin seperti Tanda
Daftar Usaha Perdagangan (TDUP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

b. Usaha Perseorangan Yang Tidak Memiliki Izin

Misalnya usaha perseorangan yang dilakukan para pedagang kaki lima, toko barang
kelontong, dsb

2. Persekutuan Firma

Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Firma adalah sebuah


bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai
nama bersama”. Persekutuan Firma merupakan bagian dari persekutuan perdata, maka dasar
hukum persekutuan firma terdapat pada Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait.

a. Pembentukan Firma

Di dalam Firma, tiap-tiap sekutu secara tanggung menanggung bertanggung jawab


untuk seluruhnya atas segala perikatan dari Firma (Pasal 18 KUHD). Dalam Pasal 22 KUHD
disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik. Untuk mendirikan
suatu badan usaha yang berbentuk firma. Harus memiliki Perjanjian yang disebut dengan Akta
Pendirian Firma yang didalamnya memuat beberapa hal yang harus dipenuhi (Pasal 26
KUHD). Pasal 23 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat, maka harus didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam wilayah mana firma tersebut didirikan. Hal-hal yang
perlu didaftarkan adalah:

a. Akta pendirian atau

b. Ikhtisar resmi dari akta pendirian tersebut (Pasal 26 KUHD),

Selanjutnya ikhtisar resmi dari akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia (Pasal 28 KUHD). Selama akta pendirian belum didaftarkan dan
diumumkan, maka pihak ketiga menganggap firma sebagai persekutuan umum yang
menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta
semua sekutu berwenang menandatangani berbagai surat untuk firma ini (Pasal 29 KUHD).

b. Proses Pembubaran

Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal 1652
KUHP dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHP menyebutkan bahwa
ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :

a. Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta
pendirian;

b. Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya;

c. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma;

d. Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;

e. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.

Pasal 17 KUHD menyebutkan bahwa dalam anggaran dasar harus ditegaskan apakah
di antara para sekutu ada yang tidak diperkenankan bertindak keluar untuk mengadakan
hubungan hukum dengan pihak ketiga. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan
wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan,
sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.

Perihal pembagian keuntungan dan kerugian dalam persekutuan Firma diatur dalam
Pasal 1633 sampai dengan Pasal 1635 KUHPerdata yang mengatur cara pembagian keuntungan
dan kerugian. Apabila cara pembagian keuntungan dan kerugian tidak diperjanjikan, maka
pembagian didasarkan pada perimbangan pemasukan secara adil dan seimbang dan sekutu
yang memasukkan berupa tenaga kerja hanya dipersamakan dengan sekutu yang memasukkan
uang atau benda yang paling sedikit.

3. Persekutuan Komanditer (CV)

Dasar hukum: Pasal 19-21 KUHD Dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD). bahwa CV (Comanditaire Venootschaaf) adalah perseroan yang terbentuk
dengan cara meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang persero
yang bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang pesero atau lebih yang
bertindak sebagai pemberi pinjaman uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian pinjaman
modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda atau yang
lainnya. Persekutuan komanditer merupakan persekutuan firma dengan bentuk khusus. Bentuk
khususnya adalah adanya sekutu komanditer (dimana sekutu komanditer tidak ada dalam
persekutuan firma)

a. Unsur-Unsur CV

Unsur CV adalah sebagai berikut:

a. Menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD)

b. Dengan nama bersama atau firma ( pasal 16 KUHD)

c. Tanggung jawab sekutu (kerja) bersifat pribadi atau keseluruhan (pasal 18 KUHD)

Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Sekutu aktif atau
sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan
perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu
aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus. Sekutu
Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam
persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal
yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung
modal yang mereka berikan.

b. Pendirian CV

Persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan atau


sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Para pemberi modal atau pesero komanditer,
tidak bisa terlibat dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di
dalam Pasal 20 KUHD yang menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh melakukan
tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada
pemberian kuasa sekalipun. Namun jika pesero komanditer terbukti ikut menjalankan
perusahaan sebagaimana yang dilakukan pesero komplementer dan mengakibatkan kerugian
perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 21 KUHD, pesero komanditer ikut bertanggung jawab
secara tanggung renteng terhadap semua utang dan perikatan perseroan tersebut.

c. Berakhirnya CV

Karena pada hakekatnya persekutuan komanditer adalah persekutuan perdata, maka


berakhirnya persekutuan komanditer adalah sama dengan persekutuan perdata yang diatur
dalam Pasal 1646 sampai dengan 1652 KUHPerdata. Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan
bahwa paling tidak ada 4 hal yang menyebabkan persekutuan berakhir yaitu:

a. Lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan

b. Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok


persekutuan

c. Kehendak dari sekutu, dan

d. Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.

Berakhirnya CV,juga diatur dalam Pasal 31 KUHD yaitu:

a. Berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar (Akta


Pendirian).

b. CV berakhir sebelum jangka waktu yang ditetapkan, akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu.
4. Perseroan Terbatas ( PT )

Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi
yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam
PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar
pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT atau persoroan terbatas
dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas, PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1995 serta
peraturan pelaksanaannya.

a. PT Merupakan Badan Hukum.

Dalam hukum Indonesia dikenal bentuk-bentuk usaha yang dinyatakan sebagai Badan
Hukum dan bentuk-bentuk usaha yang Bukan Badan Hukum. Bentuk usaha yang merupakan
Badan Hukum adalah: PT, Yayasan, PT (Persero), Koperasi. Sedangkan bentuk usaha yang
Bukan Badan Hukum adalah: usaha perseorangan, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV),
Persekutuan Perdata (Maatschap). Perbedaan yang mendasar antara bentuk usaha Badan
Hukum dan bentuk usaha Bukan Badan Hukum adalah, dalam bentuk usaha Badan Hukum
terdapat pemisahan harta kekayaan dan pemisahan tanggung jawab secara hukum antara
pemilik bentuk usaha Badan Hukum dengan Badan Hukum tersebut sendiri. Sedangkan dalam
bentuk usaha Bukan Badan Hukum secara prinsip tidak ada pemisahan harta kekayaan dan
pemisahan tanggung jawab secara hukum antara pemilik dan bentuk usaha itu sendiri.

b. PT Didirikan Berdasarkan Perjanjian.

Perjanjian dibuat oleh paling sedikit 2 pihak. Oleh karena PT harus didirikan
berdasarkan perjanjian maka PT minimal harus didirikan oleh paling sedikit 2 pihak. Pasal 7
UU No.1/1995 mengatur hal tersebut:“Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan
akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”.
c. PT Melakukan Kegiatan Usaha.

Sebagai suatu bentuk usaha, fungsi didirikannya suatu PT adalah untuk melakukan
kegiatan usaha. Dalam mendirikan PT harus dibuat Anggaran Dasar PT yang didalamnya
tertulis maksud dan tujuan PT dan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT.

d. PT Memiliki Modal Dasar yang Seluruhnya Terbagi dalam Saham.

Salah satu karakteristik dari PT adalah modal yang terdapat dalam PT terbagi atas
saham. Suatu Pihak yang akan mendirikan PT harus menyisihkan sebagian kekayaannya
menjadi kekayaan/aset dari PT. Kekayaan yang disisihkan oleh pemilik tersebut menjadi modal
dari PT yang dinyatakan dalam bentuk saham yang dikeluarkan oleh PT tersebut.

e. PT Harus Memenuhi Persyaratan yang Ditetapkan dalam UU No. 1/1995 serta Peraturan
Pelaksananya.

UU No. 1/1995 sampai saat ini adalah dasar hukum yang mengatur mengenai perseroan
terbatas di Indonesia. Namun sehubungan dengan PT harus diperhatikan pula peraturan
pelaksana yang terkait dengan UU No. 1/1995 antara lain misalnya: Peraturan Pemerintah No.
5 tahun 1999 tentang “Bentuk-bentuk Tagihan Tertentu Yang Dapat Dikompensasikan Sebagai
Setoran Saham” yang merupakan peraturan pelaksana dari Pasal 28 UU No.1/1995.

D. Wajib Daftar Perusahaan


1. Pengertian Wajib Daftar Perusahaan
Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan
ketentuan Undang-undang dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal
yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari
kantor pendaftaran perusahaan. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan
setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba.
Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan, pendaftaran dilakukan
oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang
lain dengan memberikan surat kuasa yang sah. Apabila perusahaan dimiliki oleh beberapa
orang, pemilik berkewajiban untuk melakukan pendaftaran. Apabila salah seorang daripada
mereka telah memenuhi kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada kewajiban tersebut.
Dikecualikan dari wajib daftar ialah:
1. Perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN)
2. Perusahaan kecil perorangan bukan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.
Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah setiap perusahaan
yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia
termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan serta agen dan
perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.
2. Pengaturan Wajib Daftar Perusahaan
Menurut H M N. Purwosutjipto, selama ini Indonesia belum pernah memiliki suatu
undang-undang yang mengatur tentang ”Daftar Perusahaan ”sebagai suatu sumber informasi
resmi mengenai identitas , status, solvabilitas, bonafiditas, dan lain-lain faktor penting suatu
perusahaan tertentu. Informasi semacam ini adalah sangat penting bagi setiap perusahaan yang
mengadakan suatu transaksi dengan perusahaan lain, agar tidak terperosok dalam perangkap
perusahaan yang kurang bonafide dan termasuk dalam jurang kerugian yang tidak mudah
diperbaiki. Akhirnya timbullah undang-undang yang sangat diharap-harapkan itu, yaitu
”Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan” (LN 1982-7, TLN No.
3214). Undang-undang ini diikuti dengan peraturan pelaksanaannya, yaitu:
1. Instruksi Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 05/INS/M/82, tentang ”Persiapan
Pelaksanaan Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan”
2. Keputusan Menteri Perdagangan No. 285/Kp/II/85 tentang ”Pejabat Penyelenggara Wajib
Daftar Perusahaan”
3. Keputusan Menteri Perdagangan No. 286/Kp/II/85 tentang ”Penetapan Tarif Biaya
Administrasi Wajib Daftar Perusahaan”
4. Keputusan Menteri Perdagangan No. 288/Kp/II/85 tentang ”Hal-hal Yang Wajib
Didaftarkan Khusus Bagi Perseroan Terbatas Yang menjual Sahamnya Dengan
Perantaraan Pasar Modal”
3. Dasar Hukum Wajib Daftar Perusahaan
Pertama kali diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal
23 Para persero firma diwajibkan mendaftarkan akta itu dalam register yang disediakan untuk
itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan Negeri) daerah hukum tempat kedudukan
perseroan itu. Selanjutnya pasal 38 KUHD : Para persero diwajibkan untuk mendaftarkan akta
itu dalam keseluruhannya beserta ijin yang diperolehnya dalam register yang diadakan untuk
itu pada panitera raad van justitie dari daerah hukum kedudukan perseroan itu, dan
mengumumkannya dalam surat kabar resmi.
Dari kedua pasal di atas firma dan perseroan terbatas diwajibkan mendaftarkan akta
pendiriannya pada pengadilan negeri tempat kedudukan perseroan itu berada, selanjutnya pada
tahun 1982 wajib daftar perusahaan diatur dalam ketentuan tersendiri yaitu UUWDP yang
tentunya sebagai ketentuan khusus menyampingkan ketentuan KUHD sebagai ketentuan
umum. Dalam pasal 5 ayat 1 UUWDP diatur bahwa setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan di kantor pendaftaran perusahaan.
Pada tahun 1995 ketentuan tentang PT dalam KUHD diganti dengan UU No.1 Tahun
1995, dengan adanya undang-undang tersebut maka hal-hal yang berkenaan dengan PT seperti
yang diatur dalam pasal 36 sampai dengan pasal 56 KUHD beserta perubahannya dengan
Undang-Undang No. 4 tahun 1971 dinyatakan tidak berlaku.
Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UUWDP pada tahun 1998 diterbitkan
Keputusan Menperindag No.12/MPP/Kep/1998 yang kemudian diubah dengan Keputusan
Menperindag No.327/MPP/Kep/7/1999 tentang penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan
serta Peraturan Menteri Perdagangan No. 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan
Wajib Daftar Perusahaan. Keputusan ini dikeluarkan berdasarkan pertimbangan bahwa perlu
diadakan penyempurnaan guna kelancaran dan peningkatan kualitas pelayanan pendaftaran
perusahaan, pemberian informasi, promosi, kegunaan pendaftaran perusahaan bagi dunia usaha
dan masyarakat, meningkatkan peran daftar perusahaan serta menunjuk penyelenggara dan
pelaksana WDP. (I.G.Rai Widjaja, 2006: 273)
4. Ketentuan Wajib Daftar Perusahaan
Dalam Pasal 1 UU Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan, ketentuan-ketentuan umum yang wajib dipenuhi dalam wajib daftar perusahaan
adalah :
1. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan
ketentuan Undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat
hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan. Daftar catatan resmi terdiri formulir-
formulir yang memuat catatan lengkap mengenai hal-hal yang wajib didaftarkan;
2. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Termasuk
juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki atau bernaung dibawah lembaga-lembaga sosial,
misalnya, yayasan.
3. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan sesuatu jenis perusahaan. Dalam hal pengusaha perseorangan, pemilik
perusahaan adalah pengusaha yang bersangkutan.
4. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian,
yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba;
5. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang perdagangan.

5. Tujuan dan Sifat Wajib Daftar Perusahaan


Daftar Perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara
benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang
berkepentingan mengenai identitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang
tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha ( Pasal 2 ).
Tujuan daftar perusahaan :
1. Mencatat secara benar-benar keterangan suatu perusahaan meliputi identitas, data serta
keterangan lain tentang perusahaan.
2. Menyediakan informasi resmi untuk semua pihak yangberkepentingan.
3. Menjamin kepastian berusaha bagi dunia usaha.
4. Menciptakan iklim dunia usaha yang sehat bagi dunia usaha.
5. Terciptanya transparansi dalam kegiatan dunia usaha.
Daftar Perusahaan bersifat terbuka untuk semua pihak. Yang dimaksud dengan sifat
terbuka adalah bahwa Daftar Perusahaan itu dapat dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai
sumber informasi ( Pasal 3 ). Setiap orang yang berkepentingan dapat memperoleh salinan atau
petikan resmi dari keterangan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan tertentu, setelah
membayar biaya administrasi yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan.
6. Kewajiban Pendaftaran
Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan. Pendaftaran wajib
dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan
kepada orang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah. Apabila perusahaan dimiliki oleh
beberapa orang, para pemilik berkewajiban untuk melakukan pendaftaran. Apabila salah
seorang daripada mereka telah memenuhi kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada
kewajiban tersebut.
Apabila pemilik dan atau pengurus dari suatu perusahaan yang berkedudukan di
wilayah Negara Republik Indonesia tidak bertempat tinggal di wilayah Negara Republik
Indonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang pimpinan perusahaan
berkewajiban untuk mendaftarkan ( Pasal 5 ).
7. Cara dan Tempat Serta Waktu Pendaftaran
Menurut Pasal 9, Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran
yang ditetapkan oleh Menteri pada kantor tempat pendaftaran perusahaan. Penyerahan formulir
pendaftaran di lakukan pada kantor pendaftaran perusahaan, yaitu :
 Di tempat kedudukan kantor perusahaan
 Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan atau kantor anak
perusahaan;
 Di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai
wewenang untuk mengadakan perjanjian.
Dalam hal suatu perusahaan tidak dapat didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam ayat
b pasal ini, pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan di Ibukota Propinsi
tempat kedudukannya. Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah
perusahaan mulai menjalankan usahanya. Sesuatu perusahaan dianggap mulai menjalankan
usahanya pada saat menerima izin usaha dari instansi teknis yang berwenang ( Pasal 10 ).
Pendaftaran Perusahaan dilakukan oleh Pemilik atau Pengurus/Penanggung Jawab atau Kuasa
Perusahaan yang sah pada KPP Tingkat II ditempat kedudukan perusahaan. Tetapi kuasa
tersebut tidak termasuk kuasa untuk menandatangani Formulir Pendaftaran Perusahaan.
8. Hal-hal yang Wajib Didaftarkan
H.M.N. Purwosutjipto, S.H memberi contoh apa saja yang yang wajib didaftarkan bagi
suatu perusahaan berbentuk perseroan terbatas sebagai berikut :
Umum:
1. Nama perseroan
2. Merek perusahaan
3. Tanggal pendirian perusahaan
4. Jangka waktu berdirinya perusahaan
5. Kegiatan pokok dan kegiatan lain dari kegiatan usaha perseroan
6. Izin-izin usaha yang dimiliki
7. Alamat perusahaan pada waktu didirikan dan perubahan selanjutnya
8. Alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, agen serta perwakilan perseroan.
Mengenai pengurus dan komisaris:
1. Nama lengkap dengan alias-aliasnya
2. Setiap 16alinan dahulu apabila berlainan dengan nama sekarang
3. Nomor dan tanggal tanda bukti diri
4. Alamat tempat tinggal yang tetap
5. Alamat dan tempat tinggal yang tetap, apabila tidak bertempat tinggal 17alinan17a
6. Tempat dan tanggal lahir
7. Negara tempat tanggal lahir, bila dilahirkan di luar wilayah negara ri
8. Kewarganegaran pada saat pendaftaran
9. Setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan yang sekarang
10. Tanda tangan dan tanggal mulai menduduki jabatan
Kegiatan Usaha Lain-lain Oleh Setiap Pengurus dan Komisaris:
1. Modal dasar
2. Banyaknya dan nilai nominal masing-masing saham
3. Besarnya modal yang ditempatkan
4. Besarnya modal yang disetor
5. Tanggal dimulainya kegiatan usaha
6. Tanggal dan nomor pengesahan badan 17alin
7. Tanggal pengajuan permintaan pendaftaran
Mengenai Setiap Pemegang Saham :
1. Nama lengkap dan alias-aliasnya
2. Setiap 17alinan dulu bila berlainan dengan yang sekarang
3. Nomor dan tanggal tanda bukti diri
4. Alamat tempat tinggal yang tetap
5. Alamat dan negara tempat tinggal yang tetap bila tidak bertempat tinggal di 17alinan17a
6. Tempat dan tanggal lahir
7. Negara tempat lahir, jika dilahirkan di luar wilayah negara r.i
8. Kewarganegaraan
9. Jumlah saham yang dimiliki
10. Jumlah uang yang disetorkan atas tiap saham.
Akta Pendirian Perseroan :
Pada waktu mendaftarkan, pengurus wajib menyerahkan salinan resmi akta pendirian
perseroan.
DAFTAR PUSTAKA
Saliman, Abdul. 2016. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan : Teori dan Contoh Kasus. Jakarta :
KENCANA
H M N. Purwosutjipto, SH, 2000, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan :
Jakarta
http://yunico-ekonomiakuntansi.blogspot.com/2013/05/wajib-daftar-perusahaan.html
(Diakses pada 22 Oktober 2019)

http://raninku.blogspot.com/2012/03/wajib-daftar-perusahaan.html (Diakses pada 22 Oktober


2019)

Paujiyanti, Ferra. 2015. Rahasia Cepat Menguasai Laporan Keuagan Dalam Sekejap Otididak
Tanpa Guru Dengan Akuntansi Dasar. Jakarta: Lembar Pustaka Indonesia

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-jenis-jenis-perusahaan-yang-ada-di-indonesia/ (Diakses
pada 24 Oktober 2019)

https://www.yuksinau.id/ (Diakses pada 24 Oktober 2019)

http://rifqilutfi.blogspot.com/2016/02/bentuk-bentuk-hukum-perusahaan.html?m=1 (Diakses
pada 24 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai