Anda di halaman 1dari 4

3.

9 Faktor-Faktor Kontekstual
Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Proses dalam mengidentifikasikan
faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer.
Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual kritis merupakan subjek untuk melakukan
perbaikan secara keseluruhan. Berikut adalah faktor-faktor kontekstual yang akan dibahas,
yaitu:
a. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang
sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi
pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi
menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
b. Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen
dapat dinilai dari gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk yang
memerlukan suatu tanggapan. Suatu lingkungan eksogen yang stabil diasumsikan dalam
banyak pembahasan sistem biaya standar dan analisis hubungan antar varians biaya.
c. Motif Keuangan
Sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas
sering kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (non-profit).
Ukuran-ukuran laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indikator dari
keberhasilan. Manfaat terbesar yang berkaitan dengan indikator berbasis laba adalah bahwa
indikator tersebut secara statistik akan tampak jelas jika diringkas.
d. Faktor-faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari
dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian
biaya untuk proses strategi biaya variabel sering kali berbeda dalam hal substansi dengan
strategi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya tetap.
3.10 Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan
Sistem pengendalian didesain untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Suatu
evaluasi yang pragmatis terhadap keberhasilan secara kolektif seharusnya dapat menilai
pencapaian keuntungan yang terjadi.
Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam
mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer
keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu
adalah baik atau buruk. Para manajer yang berpengalaman sering kali mengantisipasi
berbagai output yang berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka pahami. Suatu
pengendalian akan berhubungan dengan hasil atau konsekuensi, baik yang tepat maupun
tidak.
Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana suatu pendelegasian dengan asumsi
keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar
menjadi tidak nyata. Bentuk yang paling sederhana dari keputusan yang tidak nyata adalah
tindakan karyawan atau agen yang memperhatikan tingkat kinerja dalam menjalankan
tugasnya.
Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan rancangan-
rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-
tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis. Dalam jangka panjang,
perusahaan akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses perubahan dan
kompensasi. Hal ini terjadi ketika rancangan-rancangan pengendalian dimodifikasi melalui
proses regenerasi internal secara berkelanjutan atau ketika perubahan disebabkan oleh faktor-
faktor eksternal yang berdampak pada organisasi.
3.11 Pengendalian dalam Era Pemberdayaan
Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk
mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana
mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan
kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu pemecahan dari hal tersebut adalah kembali ke
pengendalian fundamental dimana para manajer melaksanakan pengendalian secara penuh
terhadap pegawainya.
Namun, di kebanyakan organisasi yang beroperasi dalam pasar yang sangat
kompetitif, para manajernya tidak dapat menghabiskan seluruh waktu dan upaya guna
memastikan bahwa semua orang melaksanakan permintaannya. Dalam sistem pengendalian,
terdapat unsur-unsur yang memiliki tujuan yang berbeda bagi manajer yang berupaya
menajamkan kreativitas karyawan. Berikut ini adalah sistem-sistem pengendalian, yaitu:
1. Sistem Pengendalian Diagnostik
1
Para manajer menggunakan sistem pengendalian ini untuk memonitor tujuan dan
profitabilitas serta memastikan kemajuan ke arah target. Namun, sistem ini tidak cukup untuk
memastikan pengendalian yang efektif.
2. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan memengaruhi inspirasi para manajer untuk menciptakan suatu
peluang baru. Sistem ini dapat memotivasi individu untuk mencari cara-cara baru dari nilai
yang diciptakan. Sistem kepercayaan dapat meningkatkan pengendalian diagnostik guna
memberikan pengendalian yang lebih besar kepada para manajer dewasa ini.
3. Sistem Batasan
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar, yang
dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Memberi tahu karyawan mengenai apa
yang tidak boleh dilakukan memungkinkan inovasi, tetapi dalam batasan yang jelas. Sistem
batasan dan sistem kepercayaan membentuk kesempatan secara bersama-sama tanpa batas
kedalam domain yang terfokus.
4. Sistem Pengendalian Interaktif
Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem informasi formal yang digunakan
oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara personal dalam
keputusan bawahan. Suatu sistem pengendalian dapat bersifat interaktif jika ada perhatian
dari seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan.
5. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Secara kolektif, keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan yang
saling mendukung. Karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer akan selalu
berhubungan dengan kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penurunan
dalam waktu dan perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang
tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pengendalian.

2
DAFTAR RUJUKAN

http://www.himakaunitri.com/2016/04/pengendalian-keuangan.html (Diakses pada tanggal 7


Februari 2018)
Korompis, Claudia, W. M. 2014. Dampak Teknologi Informasi dalam Pengendalian Internal
untuk Mengantisipasi Kecenderungan Kecurangan Akuntani. Jurnal Riset Akuntansi
Going Concern, vol: 9. ISSN 1907- 9737.
Lasmaya, S. Mia, dkk. 2013. Pengaruh Pengendalian Keuangan Terhadap Penggunaan
Anggaran Pada Keuangan Pusat II Direktorat Keuangan Angkatan Darat. Jurnal
Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 7(2), hal. 95-104
Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai