Anda di halaman 1dari 5

1.

PENDEKATAN SIKLUS DALAM PENGAUDITAN

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum. Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening
tertentu yang disajikan dengan cara tertentu pula. Untuk memberikan pendapat tentang
laporan keuangan secara keseluruhan, auditor harus memeriksa seluruh rekening yang
membentuk laporan keuangan yang bersangkutan.

Auditor bisa mengatur urutan pengauditan rekening yang dipandang paling


efisien dan efektif dalam rangka member pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Sehingga, auditor bisa membagi atau memecah laporan keuangan dalam
segmen-segmen atau komponen-komponen yang lebih kecil. Pembagian atau
pemecahan tersebut dimaksud kan agar audit lebih mudah dilaksanakan dan pembagian
tugas pada setiap staf audit menjadi lebih mudah dilakukan. Setiap segmen diaudit
secara terpisah, walaupun tidak sepenuhnya independen karena audit atas suatu segmen
seringkali berkaitan dengan segmen lain. Setelah audit atas suatu segmen selesai
dikerjakan, hasilnya digabung menjadi satu, dan selanjutnya ditarik kesimpulan tentang
laporan keuangan secara keseluruhan.

Pendekatan audit atas segmen-segmen bisa dilakukan dengan berbagai cara.


Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh auditor pada masalalu adalah dengan
memperlakukan setiap pos (rekening) yang tercantum dalam laporan keuangan sebagai
segmen yang terpisah. Dalam pendekatan tersebut, rekening yang mempunyai hubungan
yang sangat erat sekalipun, akan diaudit secara terpisah. Pendekatan semacam ini tidak
efektif dan tidak efisien. Oleh karena itu, saat ini pendekatan itu sudah banyak
ditinggalkan dan digantikan dengan pendekatan yang lebih terpadu, yaitu pendekatan
siklus.

2. PEMBAGIAN AUDIT BERDASARKAN PENDEKATAN SIKLUS

Audit dibagi berdasarkan kesamaan atau ke eratan hubungan jenis (atau


kelompok) transaksi dan saldo rekening. Hal ini berarti bahwa jenis atau kelompok
transaksi dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempatkan pada segmen yang
sama. Cara seperti ini disebut pendekatan siklus. Misalnya transaksi penjualan, retur

1
penjualan, penerimaan kas, dan penghapusan piutang merupakan empat kelompok
transaksi yang menyebabkan bertambahnya piutang usaha, sehingga keempat kelompok
transaksi tersebut ditempatkan dalam satu siklus yang disebut siklus pendapatan.

Pendekatan siklus-siklus transaksi bisa dilakukan oleh auditor sesuai dengan


perusahaan-perusahaan yang diaudit dan pertimbangan auditor sendiri. Ada lima macam
siklus, antara lain:

a) Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang

Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan adalah untuk


mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang terpengaruh oleh siklus ini telah
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi.

Kelompok Transaksi dalam siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang :

1) Penjualan
2) Penerimaan kas
3) Retur dan potongan penjualan
4) Penghapusan piutang tak tertaggih
5) Penaksiran kerugian piutang
b) Siklus Pembelian dan Pembayaran

Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembayaran adalah untuk


menilai apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh pembelian barang dan jasa
serta pengeluaran kas untuk pembelian telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi keuangan.

Kelompok Transaksi dalam siklus Pembelian dan Pembayaran :

1) Pembelian barang dan jasa.


2) Pengeluaran kas.
3) Retur pembelian dan potongan pembelian.

2
c) Siklus Persediaan dan Penggudangan

Tujuan atas pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah


untuk memberikan asuransi bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku,
barang dalam proses, dan persediaan barang jadi secara wajar.

Audit atas siklus Persediaan dan Penggudangan dapat dibagi menjadi beberapa
aktivitas:

1) Pembelian dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan


overhead.
2) Tranfer asset dan biaya internal
3) Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya
4) Observasi penghitungan fisik persediaan
5) Penetapan harga dan kompilasi persediaan
d) Siklus Penggajian dan Personalia

Tujuan atas pengauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah


untuk menilai apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus ini telah
ditetapkan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

e) Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya

Siklus ini menyangkut perolehan sumber-sumber modal melalui


pinjaman berbunga dan ekuitas pemegang saham serta pengambilan modal.
Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga dan dividen.

Siklus ini biasanya mencakup akun-akun dibawah ini:

1) Utang wesel
2) Utang kontrak
3) Utag hipotik
4) Hutang obligasi
5) Beban bunga
6) Utang bunga
7) Laba ditahan disisihkan
8) Saham dibeli kembali

3
9) Dividen diumumkan
10) Kas di bank
11) Modal saham (biasa dan preferen)
12) Agio saham
13) Modal sumbangan
14) Laba ditahan
15) Utang dividen
16) Modal pemilik (perseorangan)
17) Modal sekutu (persekutuan)
f) Siklus kas

Kelima siklus diatas dapat mempengaruhi siklus kas baik secara langsung maupun
tidak langsung.

3. HUBUNGAN ANTARA SIKLUS

Aktivitas perusahaan di mulai dengan perolehan modal, biasanya dalam bentuk


kas.Dalam perusahaan manufaktur, kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva
tetap, dan barang serta jasa lain guna manghasilkan persediaan barang jadi (siklus
pengeluaran). Produksi dan penggajian sebenarnya serupa sifatnya dengan siklus
pengeluaran, tetapi fungsinya cukup berbeda dan oleh karenanya diperlakukan sebagai
suatu siklus tersendiri. Selanjutnya persediaan barang jadi dijual, diikuti dengan
penagihan dan pengumpulan kas (siklus pendapatan). Kas yang diterima digunakan
untuk membayar dividen dan bunga, serta untuk memulai lagi siklus berikutnya. Dalam
perusahaan jasa, terjadi hubungan antar siklus yang hamper sama dengan perusahaan
manufaktur, dengan catatan dalam perusahaan jasa tidak dijumpai persediaan dan
mungkin tidak ada penagihan piutang.

Siklus transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
audit. Dalam banyak hal, auditor memperlakukan setiap siklus secara terpisah salama
audit berlangsung. Meskipun auditor perlu secara cermat mengaitkan siklus-siklus
berbeda dalam waktu yang berbeda-beda, namun auditor harus memperlakukan siklus-
siklus sedikit agak independen untuk dapat melaksanakan audit yang kompleks secara
efekktif.

4
REFERENSI

Auditing, Edisi II 2014, AI. Haryono Jusup, M. B. A., Ak. , Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi

http://tamalatea.blogspot.co.id/2011/04/hubungan-antar-siklus.html

Anda mungkin juga menyukai