Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Definisi Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi


keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan
keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam
memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang
langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana
sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi
akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user).
Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian
evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama
dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang
mereka lakukan dalam organisasi tersebut.

Akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia


mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana
mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.

Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi


keperilakuan dalam lima aliran (school) , yaitu :

1.             Pengendalian manajemen (management control)

2.             Pemprosesan informasi akuntansi (accounting information processing)

3.             Desain sistem informasi (information system design)

4.             Riset audit (audit research)

5.             Sosiologi organisasional (organizational sociology)

Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak


keputusan penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi
dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan
pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubunga untuk
memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan. Awal
perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi
manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam
hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi keuangan, sistem
informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas akuntansi keperilakuan
dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan
memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :

1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam


bidang baru yang ingin diperkenankan
2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset
melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan
perpajakan

Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan


karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara
menyeluruh. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan
perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil
mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun
berdasarkan teknik berikut ini :

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-


orang dan kinerja perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan
terhadap perencanaan strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan
keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan

2.2 Aspek – Aspek Penting Dalam Akuntansi Keperilakuan .

Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu:
1. Teori organisasi

Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan


perilaku komponen entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan
dan motif-motif mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi
antarelemen organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Organisasi adalah
sebuah entitas yang lengkap.

Secara lebih spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku


pengarahan tujuan organisasi, motivasi, dan karakteristik penyelesaian masalah.
Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam
organisasi, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari
pengendalian internal yang diciptakan oleh organisasi. Motivasi dipandang
sebagai salah satu penentu kinerja. Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja
dan komitmen organisasional. Namun demikian, hubungan antara kepuasan kerja
dan komitmen organisasional terkadang bersifat resiprokal, yaitu hubungan yang
bersifat timbal balik. Dalam suatu situasi dan kondisi tertentu komitmen
organisasional mempengaruhi kepuasan kerja, dan pada situasi dan kondisi yang
berbeda kepuasan kerja mempengaruhi komitmen organisasional.

2. Penganggaran dan Perencanaan

Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organsiasi dan interaksi
perilaku individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses
partisipasi penganggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi,
dan adanya konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan
antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial
mengembangkan organsasi. Dua isu penting dalam bidang oenganggaran dan
perencanaan adalah organizational slack dan budgetary slack.

3. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang
pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam
pengambilan keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang
mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori
normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang
mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi
(subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan? Informasi yang
digunakan tetaplah informasi akuntansi.

4. Pengendalian

Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar


organisasi, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif.
Pengendalian selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi
individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah
struktur organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi, dan
hubungan antara dan antarhirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam
pengendalian internal adalah diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah
satu kunci (key succes factor) dalam mengendalikan operasional organisasi.

Lingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya.


Lingkungan pengendalian berada pada level dasar dan merupakan prasyarat dari
komponen-komponen lainnya.

Dengan kata lain, kalau lingkungan pengendalian dapat berjalan baik dan
sehat, maka akan mempermudah pelaksanaan komponen yang lainnya. Tiap
organisasi, baik besar maupun kecil, harus mempunyai lingkungan pengendalian
yang kondusif dengan pengembangan organisasi. Lingkungan pengendalian yang
tidak sehat seringkali menunjukkan adanya kelemahan dalam komponen
pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian merefleksikan sikap dan
kesadaran menyeluruh seluruh organisasi mengenai pentingnya pengendalian
intern organisasi.
5. Pelaporan Keuangan

Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan


laba dan keandalan informasi akuntani dan relevansi informasi akuntansi bagi
investor. Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh
pihak manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya.
Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen
yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup
manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi,
estimasi, klarifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan bersifat
wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah antara format/bentuk sama
pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan. Orang bisa terpengaruh
dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat


mengukur dan mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang
personal, organisasi, aktivitas pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil
keputusan. Akuntansi dapat juga dilihat sebagai suatu sistem informasi. Pada
beberapa perusahaan, akuntansi merupakan bagian kuantitatif dari sisten
informasi, dimana sistem akuntansi menerima informasi dari lingkungan
(perusahaan, pemerintah, supplier, pelanggan, dll), mengukur informasi dan
melaporkanya, memproses dan mengeluarkan laporan kepada lingkungan.
Sistem informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari
suatu perusahaan. Desain sistem yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk
pengukuran, pelaporan, penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. Sistem
ini menyediakan desain pengendalian internal untuk mengamankan asset dan
untuk efisiensi, serta menyediakan data yang relevan untuk pelaporan intern dan
ekstern.

2.4 Dimensi Prilaku Dalam Akuntansi


Akuntansi pada dasarnya hanya fokus pada pelaporan informasi keuangan.
Beberapa dekade terakhir, para manajer dan akuntan professional telah
mengetahui secara gambling kebutuhan informasi ekonomi yang memenuhi syarat
bukan hanya disajikan dari sistem akuntansi atau pelaporan pernyataan keuangan.
Sebagai bagian dari nonfinansial, informasi yang akurat mengandung arti terhadap
kelengkapan data-data akuntansi yang mengarah paa area perilaku akuntansi:
sebagai sub wilayah akuntansi yang mengintegrasikan dimensi perilaku manusia
dengan akuntansi tradisional.

2.5 Aplikasi Akuntansi Keperilakuan

Manfaaat ilmu Akuntansi keprilakuan atau aplikasihnya tentunya


sangatlah banyak. Karena akuntansi keperilakuan sangat berkaitan erat dengan
sektor ekonomi. Berikut beberapa situasi yang menggambarkan hal tersebut:
penelitian menunjukkan bahwa jika aspek keperilakuan sebagaimana keputusan
yang diambil tidak diinvestigasi sebelumnya, dan jika tidak segera diambil
langkah koreksi ketika difungsi sikap terjadi, maka alternative ke dua adalah lebih
kepada outcome atau keluaran. Seperti pada kasus dimana para manajer yang
menyadari akan pentingnya aspek akuntansi keperilakuan mereka akan melakukan
investigasi terhadap bagaimana personal memandang inovasi, dan apa yang
mereka khawatirkan tentang hal tersebut.
Jika ditentukan bahwa sikap dan perilaku karyawan memiliki tanggungjawab
terhadap masalah anggaran, perusahaannya akan menginvestigasi aspek
keperilakuan dari situasi ini. Pertanyaan yang sesuai dengan kondisi tersebut
adalah bagaimana personal (karyawan) bersikap selama proses pembuatan
anggaran. Apakah hubungan mereka harmoni dengan yang lainnya, Bagaimana
karyawan merasa adanya peranan mereka terhadap proses keseluruhan, dan tujuan
mereka secara individu dalam hubungannya dengan tujuan organisasi. Akuntan
keperilakuan juga akan mengetahui sebab dari sikap dan perilaku serta
kemungkinan terhadap perilaku yang sama akan terulang dimasa akan dating.
Sehingga akuntan keperilakuan akan menyarankan strategi mengubah perilaku
untuk membuatnya lebih cocok dengan fungsi organisasi.
Untuk tujuan internal, akuntan keperilakuan menyediakan manajmen bukan
hanya untuk informasi tentang bagaimana kelakuan karyawan, tetapi juga
memberikan alasan mengapa manusia berperilaku sebagaimana yang mereka
lakukan dan memberikan rekomendasi untuk perubahan perilaku yang tidak sesuai
fungsinya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah
untuk mengukur, dan megevaluasi factor-faktor perilaku yang relevan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan internal dan eksternal.

2.6 Akuntansi Keperilakuan Merupakan Pengembangan Logika Peran


Akuntansi Tradisional

Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi dapat


menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang
relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang
dikenal dengan pengungkapan penuh (full disclosure). Prinsip ini memerlukan
penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai pengganti dan penambah informasi
guna mendukung laporan keuangan perusahaan tetapi juga sebagai laporan yang
menjelaskan kritik terhadap kejadian-kejadian nonkeuangan. Informasih tambahan
ini dilaporkan baik dalam suatu kerangka laporan keuangan maupun dalam
catatan atas laporan keuangan perusahaan.
Beberapa ahli membantah pernyataan bahwa informasi pada dimensi
perilaku organisasi adalah tidak berguna bagi pengambilan keputusan internal dan
eksternal. Kekuatan para akuntan telah diakui bahwa mereka memeliki
pengalaman selama berabad-abad. Dimana mereka menjadi terbiasa dengan
kebutuhan informasi dari pemakai eksternal dan para manajer internal. Proses
keputusan bisnis yang di buat dan berbagai data keuangan yang dilaporkan yang
terkait dengan berbagai jenis situasi keputusan.
Oleh karena itu para akuntan yang berkualitas akan memilih gejala
keprilakuan untuk melakukan penyelidikan karena mereka mengetahui bahwa
data keprilakuan sangat berarti untuk melengkapi data keuangan lebih lanjut lagi.
Para akuntan menjadi satu-satunya kelompok yang secara logis mampu mengikut
sertakan akuntansi keprilakuan ke dalam laporan bisnis yang ada.
KESIMPULAN

  Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari


disiplin akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia
dan sistem akuntansi, serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan
sistem akuntansi tersebut berada. Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi
Keperilakuan yaitu: perilaku manusia, akuntansi, dan organisasi. Perkembangan
yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi
secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh.
Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku
untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor
manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka.

Anda mungkin juga menyukai