Anda di halaman 1dari 5

“AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BERBASIS PSAK 46”

 PENDAHULUAN

Pada bulan desember 2010, pihak DSAK-IAI mengeluarkan revisi PSAK No.46 pajak
penghasilan dan berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode laporan dimulai
pada atau setelah tanggal 1 juli 2012.

Pajak penghasilan sesuai PSAK No. 46 bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk
pajak penghasilan, yaitu cara mempertanggung jawabkan konsekuensi pajak pada periode
berjalan dan periode mendatang untuk :

1. Nilai tercatat aset yang diakui pada neraca perusahaan atau pelunasan nilai
tercatat liabilitas yang diakui pada neraca perusahaan,
2. Transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui
pada laporan keuangan perusahaan.

Masalah pengakuan aset atau liabilitas pada laporan keuangan diartikan bahwa
perusahaan yang menyusun laporan keuangan dapat memiliki nilai tercatat pada aset atau akan
melunasi nilai tercatat pada liabilitas.

 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BERBASIS PSAK 46

PSAK 46 mengatur tentang perlakuan akuntansi pajak penghasilan. Prinsip yang


diterapkan dalam PSAK 46 tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip pengaturan timbulnya atau keberadaan pajak tangguhan. Bila terjadi besar
kemungkinan bahwa pemulihan aset atau pelunasan liabilitas akan mengakibatkan
pembayaran pajak pada periode mendatang yang lebih besar atau kemungkinannya
lebih kecil dibanding pembayaran pajak sebagai akibat pemulihan aset atau pelunasan
liabilitas yang tidak memiliki konsekuensi pajak, maka timbulya liabilitas pajak
tangguhan atau aset pajak tangguhan wajib diakui. Dengan demikian dapat terjadi :
a. Bila suatu pos diperhitungkan pada tahun pertama, tetapi dikenakan pajak
pada tahun pertama. Besarnya utang pajak atau piutang pajak
diperhitungkan pada tahun pertama

b. Bila suatu pos di perhitungkan pada tahun pertama, tetapi tidak dikenai
pajak, hal ini tidak ada konsekuensi pajak.

2. Prinsip pengaturan perlakuan akuntansi untuk kepentingan konsekuensi liabilitas aset


pajak tangguhan. Dalam prinsip inilah mengharuskan Wajib Pajak memperlakukan
konsekuensi pajak dari suatu transaksi sama dengan cara Wajib Pajak memperlakukan
transaksi tersebut, sehingga konsekuensi pajaknya dapat :

a. Diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, bila transaksi diakui dalam
laporan dimaksud

b. Diakui secara langsung di luar laba rugi, bila transaksi diakui di luar laba-
rugi dan

c. Diakui sebagai penyesuaian goodwill, bila transaksi timbul akibat kombinasi


bisnis.

Pajak penghasilan yang diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar akrual yang mengatur
Pajak Penghasilan yang kurang dibayar atau terutang dan pajak yang lebih dibayar dalam masa
pajak dan mengakui liabilitas dan aset pajak tangguhan terhadap konsekuensi pajak periode
mendatang atas transaksi yang telah diakui sebagai unsur laba komersial tetapi belum diakuinya
sebagai laba fiskal atau sebaliknya. Dasar akrual dalam akuntansi pajak karena faktor kepastian
peraturan pajak dan digunakannya self assessment system sebagai dasar pemungutan pajak.
 PERBEDAAN TEMPORER

Perbedaan temporer dimaksudkan sebagai perbedaan antara dasar pengenaan pajak (tax
Base) dari suatu aset atau liabilitas dengan nilai tercatat pada aset atau liabilitas yang berakibat
pada perubahan laba fiscal periode mendatang, perbedaan temporer ini berakibat harus diakuinya
aset dan/atau liabilitas pajak tangguhan. Hal ini dapat terjadi pada kondisi :

1. Penghasilan atau beban yang harus diakui untuk menghitung laba fiscal atau laba
komersial dalam periode yang berbeda,
2. Goodwill atau goodwill negative yang terjadi saat konsolidasi
3. Perbedaan nilai tercatat dengan tax base dari suatu aset atau liabilitas pada saat
pengakuan awal,
4. Bagian dari biaya perolehan saat penggabungan usaha yang bermakna akuisisi
dialokasikam ke aset atau liabilitas tertentu atas dasar nialai wajar, perlakuan
akuntansi demikian tidak diperkenakan oleh Undang-undang pajak.

 PERBEDAAN TETAP

Perbedaan tetap (permanent difference) timbul sebagai akibat adanya perbedaan


pengakuan beban dan pendapatan antara pelaporan komersial dan pajak/fiscal. Akibat dari
perbedaan ini berakibat juga pada laba komersial dan laba fiscal sebagai dasar menghitung pajak
terutang.

Sebagai contoh, pemberian imbalan kepada karyawan dalam bentuk natura atau
kenikmatan, sesuai Undang-Undang pajak penghasilan bukan merupakan penghasilan bagi
karyawan tetapi juga tidak diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya bagi wajib pajak. Hal
ini menimbulkan perbedaan bila diperbandingkan dengan akuntansi komersial. Perbedaan tetap
ini tidak diatur dalam SAK.
 BEBAN PAJAK PENGHASILAN

Beban pajak penghasilan ini terdiri atas beban pajak kini (dalam tahun berjalan) dan
beban pajak tangguhan PSAK No. 46 memberikan beberapa istilah yang perlu dipahami.

1. Beban Pajak (tax expense)


2. Pajak Kini (current tax)
3. Pajak Penghasilan
4. Laba Akuntansi
5. Laba Atau Rugi Fiscal (taxable income or loss)
6. Beban (Penghasilan) Pajak Tangguhan
7. Liabilitas Pajak Tangguhan (deferred tax liabilities)
8. Aset Pajak Tangguhan (deferred tax asset)
9. Perbedaan Temporer Kena Pajak (taxable temporary differences)

 PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN

Pajak kini sebagai beban pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan tarif pajak
dikalikan dengan penghasilan kena pajak. Dengan memperhatikan sifat penggunaannya dapat
dikempokkan menjadi pajak penghasilan yang pengenaan pajaknya tidak fiscal dan pajak
penghasilan yang pengenaan pajaknya final (perhatikan pasal 4 ayat (2) Undang-Undang pajak
penghasilan). PSAK No. 46 mengharuskan perubahaan atau wajib pajak untuk memperlakukan
konsekuensi perpajakan dari suatu transaksi keuangan sama dengan perlakuan akuntansi
terhadap transaksi tersebut.

Pajak tangguhan sebagai jumlah pajak penghasilan yang terpulihkan pada periode
mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dari sisa kerugian yang
dapat dikompensasikan. Pengakuan pajak tangguhan berdampak terhadap laba atau rugi (neto)
sebagai akibat adanya kemungkinan pengakuan beban pajak tangguhan atau manfaat pajak
tangguhan.
Pengakuan terhadap aset dan liabilitas pajak tangguhan berdasarkan fakta kemungkinan
pemulihan aset atau pelunasan liabilitas/pembayaran yang menjadi lebih besar atau kecil pada
periode mendatang. Secara garis besar dalam menetapkan beban pajak tangguhan dan
pengaruhnya terhadap aset atau liabilitas pajak tangguhan diperlukan:

1. Melakukan identifikasi perbedaan temporer dan kompensasi kerugian periode


mendatang
2. Mengukur dan menetapkanjumlah liabilitas pajak tangguhan untuk perbedaan
temporer kena pajak dengan menerapkan tariff pajak yang berlaku
3. Mengukur atau menentukan jumlah aset pajak tangguhan untuk perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan dan sisa kerugian yang dapat dikompesansi
dengan menerapkan tarif yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai