NIM : 5552210079
Kelas : 4E – Akuntansi Keuangan Menengah II dan Praktik
RANGKUMAN MATERI
PAJAK PENGHASILAN
Laba (Rugi) Akuntansi Adalah laba (atau rugi) selama satu periode sebelum dikurangi
beban pajak. Sedangkan Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal)
Adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh otoritas perpajakan atas pajak penghasilan yang terutang (dipulihkan).
Tujuan
3. PAJAK KINI
Pajak kini adalah pajak yang dihitung atas laba kena pajak, sesuai dengan peraturan
pajak yang berlaku dalam suatu negara. Atas peraturan pajak tersebut, dapat timbul aset
pajak kini dan hutang pajak kini.
Pajak kini merupakan jumlah pajak penghasilan yang terutang atas laba kena pajak
untuk satu periode. Pajak terutang ini harus dibayarkan oleh perusahaan sesuai ketentuan
pajak.
Pengakuan Aset Pajak Kini dan Liabilitas Pajak Kini Jumlah pajak kini untuk periode
kini dan periode lalu yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak
yang telah dibayar untuk priode kini dan periode-periode lalu melebihi jumlah pajak
yang terutang untuk periode tersebut, maka selisihnya diakui sebagai aset. (PSAK
46) Perbedaan penafsiran dan pengakuan antar SAK dan Peraturan Perpajakan atas
pengakuan pendapatan dan beban mengakibatkan timbulnya perbedaan jumlah dalam
perhitungan laba rugi akuntansi dan fiskal. Perbedaan tersebut dikenal dengan istilah
perbedaan temporer (temporary differences). PSAK 46 menggunakan yang disebut
sebagai Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach) dalam penentuan timbulnya
perbedaan temporer, yaitu dengan membandingkan antara nilai tercatat aset dan liabilitas
dengan dasar pengenaan pajaknya.
1. Perbedaan temporer kena pajak = Beda temporer yang menimbulkan jumlah kena
pajak dalam menghitung laba kena pajak dikemudian hari ketika nilai tercatat aset
direalisasikan atau liabilitas diselesaikan
Aset Pajak Tangguhan/Deferred Tax Aset jumlah pajak penghasilan yang dapat
dipulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya: a perbedaan
temporer dapat dikurangkan; akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan akumulasi
kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan. (PSAK
46).
Pengukuran atau perhitungan liabilitas dan aset sehubungan dengan pajak harus
berdasarkan peraturan perundangan perpajakan yang berlaku, yaitu diukur atau dihitung
sebesar jumlah ekspektasi liabilitas pajak yang harus dibayarkan atau jumlah pajak yang
dapat direstitusi oleh otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak
berdasarkan peraturan pajak yang berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pada setiap akhir periode pelaporan, harus dilakukan kaji ulang atas aset pajak
tangguhan. Jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah
yang memadai untuk mengkompensasikan aset pajak tangguhan tersebut, maka aset
pajak tangguhan harus dihentikan pengakuannya dan entitas mengakui sebagai beban
pajak periode berjalan.
5. KEWAJIBAN PENGUNGKAPAN MENURUT PSAK 46
Masalah pajak suatu entitas sering kali cukup kompleks, khususnya bagi entitas yang
jaringan kepemilikan antar induk dan anak perusahaan dan harus dikonsolidasi cukup
kompleks, investasi dalam perusahaan asosiasi serta sifat bisnis sangat beragam, maka
komponen utama beban atau penghasilan pajak perlu diungkapkan secara terpisah dalam
hal sebagai berikut:
• Unsur pajak yang terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan
langsung ke ekuitas.
• Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi dengan
rekonsiliasi antara laba akuntansi dengan laba fiskal, serta tarif pajak yang berlaku.
• Perubahan tarip pajak yang berlaku serta perbandingan dengan tarip pajak
sebelumnya.
• Jumlah dan tanggal kadaluwarsa perbedaan temporer dapat dikurangkan, rugi pajak
belum dikompensasi, dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai
aset pajak tangguhan.
• Jumlah agregat perbedaan temporer yang terkait dengan investasi pada entitas
anak, cabang dan entitas asosiasi dan bagian partisipasi dalam ventura bersama atas
liabilitas pajak tangguhan yang belum diakui.
• Berkenaan dengan setiap jenis perbedaan temporer, rugi pajak belum dikompensasi
dan kredit pajak belum dimanfaatkan, perlu diungkapkan:
(i) Jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan
posisikeuangan untuk periode sajian.
(ii) Jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui dalam laba rugi, jika
jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan
yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
• Berkenaan dengan operasi yang dihentikan, perlu diungkapkan beban pajak terkait
dengan:
(ii) Laba rugi dari aktivitas normal atas operasi yang dihentikan selama periode,
bersama dengan jumlah terkait untuk setiap periode sajian.
(i) Dalam suatu kombinasi bisnis dimana entitas adalah pihak pengakuisisi yang
menyebabkan perubahan pada jumlah aset pajak tangguhan praakuisisi, dan jumlah
perubahan tersebut.
(ii) Jika manfaat pajak tangguhan yang diperoleh dalam kombinasi bisnis tidak
diakui pada tanggal akuisisi tetapi diakui setelah tanggal akuisisi, perlu diungkapkan
peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan manfaat pajak tangguhan diakui.
(iii) Perlu diungkapkan jumlah dan pembuktian atas aset pajak tangguhan yang
diakui dan dilaporkan di laporan keuangan, serta persyaratan atau pembatasan yang
mungkin ada atas dapat dimanfaatkannya aset pajak tangguhan tersebut. Misalnya batas
waktu dapat dikompensasi kerugian suatu periode pada perhitungan laba fiskal periode
berikut.
(iv) Bila pembayaran dividen kepada pemegang saham entitas mengungkapkan
sifat konsekuensi pajak penghasilan potensial yang ditimbulkan dari pembayaran
dividen kepada pemegang sahamnya, entitas juga mengungkapkan jumlah konsekuensi
pajak penghasilan yang dapat ditentukan secara praktisdan yang tidak dapat ditentukan
secara praktis.
PSAK 46 secara signifikan adalah sama dengan IAS 12, hanya saja dalam implementasi
harus diingat bahwa peraturan perundangan pajak penghasilan RI haruslah menjadi
acuan utama.