Anda di halaman 1dari 5

RMK PERPAJAKAN II

“PSAK 46”

AJAR M. ALI

A031211142

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
A. Definisi PSAK 46
Mengatur pengelolaan akuntansi pajak penghasilan penting bagi perusahaan agar
terhindar dari masalah keuangan. Salah satu panduan yang dapat membantu Anda adalah
dengan mengimplementasikan PSAK 46. PSAK 46 berperan dalam menyelaraskan
pelaporan keuangan dengan persyaratan perpajakan dengan memberikan panduan tentang
bagaimana entitas harus mengakui, mengukur, dan mengungkapkan aspek-aspek
perpajakan dalam laporan keuangan.
PSAK 46 adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 46 yang resmi
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). PSAK ini mengatur cara perusahaan
melaporkan pajak penghasilan (PPh) dalam laporan keuangannya, baik dalam laporan
posisi keuangan maupun dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya.
B. Prinsip Dasar PSAK No. 46
PSAK 46 menggunakan konsep akrual dalam mengakui beban, aset dan kewajiban
perpajakan. Akrual adalah cara dalam pembukuan yang menganggap biaya dan pendapatan
bukan jumlah yang dibayarkan atau diterima saja. Sehingga setiap penghasilan menurut
akuntansi, harus tetap memperhitungkan dampak pajak yang harus dibayar di masa
mendatang maupun yang telah dibayar pada masa sekarang. Karena itu, timbul lah isitilah
aset dan pajak tangguhan. Dengan kata lain, prinsip dasar akuntansi pajak penghasilaan yang
diatur dalam PSAK 46 mengharuskan entitas mengakui pajak penghasilan yang kurang
bayar dan pajak penghasilan yang lebih bayar dalam tahun berjalan.
C. Ketentuan PPh yang Diatur PSAK 46
PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan tentang bagaimana
konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk hal-hal berikut ini:

1. Pemulihan atau penyelesaian masa depan jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui
dalam laporan posisi keuangan perusahaan (entitas).
2. Transaksi dan peristiwa lain pada periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan
entitas.
Pernyataan standar akuntansi keuangan ini mensyaratkan entitas untuk menyamakan
cara menghitung konsekuensi pajak atas transaksi dan peristiwa lain, dengan cara hitung
transaksi dan peritiwa lain. Jadi, untuk transaksi dan peristiwa lain yang diakui dalam laba
rugi, dampak pajak dari transaksi dan peristiwa tersebut juga diakui dalam laba rugi. Dan
juga segala dampak pajak yang timbul pada transaksi dan peristiwa lain yang diakui di luar
laba rugi akan diakui di luar laba rugi juga.
D. Cakupan PSAK No. 46
1. PSAK 46 diterapkan pada akuntansi pajak penghasilan yang mencakup semua pajak
dalam negeri dan luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak. Pajak penghasilan
termasuk pajak-pajak lainnya seperti pemotongan pajak atas distribusi kepada entitas
pelapor yang terutang oleh entitas anak, entitas asosiasi atau pengaturan bersama.
2. Dalam PSAK 46 dikenal istilah-istilah mengenai beban pajak (penghasilan pajak), laba
akuntansi, laba kena pajak, pajak penghasilan, pajak penghasilan final, pajak kini, dan
perbedaan temporer.
3. Untuk diketahui, dasar pengenaan pajak atas aset adalah jumlah teratribusi atas aset
untuk tujuan pajak dengan aset. Sementara dasar pengenaan pajak liabilitas adalah
jumlah tercatat liabilitas dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan untuk
tujuan pajak berkenaan dengan liabilitas tersebut pada periode masa depan.
E. Dasar Pengenaan Pajak
Dasar pengenaan pajak aset adalah jumlah yang dapat dikurangkan, untuk tujuan pajak,
terhadap setiap manfaat ekonomi kena pajak yang akan diterima entitas pada saat
memulihkan jumlah tercatat aset tersebut. Apabila manfaat ekonomi tersebut tidak akan
dikenakan pajak, maka dasar pengenaan pajak aset tersebut sama dengan jumlah tercatat
aset.

Pengakuan

Pengakuan aset atai liabilitas mengandung makna entitas pelapor mempunyai harapan
untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah aset tercatat atau liabilitas tercatat. Jika
pemulihan dan penyelesaian jumlah tercatat akan menimbulkan pembayaran pajak di masa
depan yang lebih besar atau kecil dari jumlah yang seharusnya dibandngkan pemulihan
atau pelunasan tersebut tidak mempunyai konsekuensi pajak, maka ini akan diakui sebagai
liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan.

Pengakuan asset pajak kini dan liabilitas pajak kini:

a. Jumlah pajak kini yang belum dibayar, harus diakui sebagai liabilitas.
b. Apablia ada kelebihan pembayaran pajak dari jumlah pajak terutang, maka selisihnya
diakui sebagai asset.
c. Manfaat dari rugi pajak yang ditarik kembali adalah untuk memulihkan pajak kini yang
disebut asset.
Jadi unsur-unsurnya adalah:
1. Beban pajak kini
2. Pajak dibayar dimuka bila pajak kini lebih kecil dari jumlah yang dibayarkan (aset)
3. Utang pajak bila pajak kini lebih besar dari jumlah pajak yang dibayarkan
(liabilitas)
4. Kompensasi kerugian dapat digunakan untuk memulihkan pajak asset
d. Transaksi pajak kini adalah semua pajak terutang atas penghasilan yang diakui
perusahaan pada periode bersangkutan.
Bila laba sebelum pajak lebih besar dari PKP, maka ada beban pajak tangguhan dan
kewajiban pajak tangguhan. Jika laba sebelum pajak lebih kecil dari PKP, maka pajak yang
dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga timbul aset pajak
tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. Bila perusahaan memiliki kerugian bersih di
tahun ini, maka dapat dikompensasikan di tahun depan.
Pengukuran
Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur sebesar
jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang
dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah
secara substantif berlaku pada periode pelaporan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang
akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak
yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan.
Penyajian
Biasanya entitas perusahaan melakukan saling hapus akun aset pajak kini dan liabilitas
pajak kini, jika entitas tersebut:
a. Memilki hak untuk melakukan saling hapus sesuai jumlah yang diakui berdasarkan
aturan hukum.
b. Adanya niat untuk menyelesaikan dengan dasr neto atau merealiasasikan aset dan
menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Beban pajak penghasilan yang berkaitan dengan laba rugi perusahaan dari aktivitas normal
perusahaan akan disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pengungkapan
Komponen utama dalam beban pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah di laba rugi.
Komponen ini antara lain:
a. Beban pajak saat ini
b. Penyesuaian yang diakui pada periode atas pajak kini yang berasal dari periode
sebelumnya
c. Jumlah beban pajak penghasilan tangguhan baik yang dari timbulnya perbedaan
temporer maupun dari realisasinya
d. Jumlah beban pajak tangguhan terkai dengan perubahan tarif atau adanya aturan batu
perpajakan
e. Jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumny, kredit
pajak atau perbedaan temporer di periode sebelumnya yang digunakan untuk
mengurangi beban pajak kini
f. Jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diketahui sebelumnya, kredit pajak, atau
perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban
pajak tangguhan
g. Beban pajak tangguhan yang timbul dari penurunan atau penyesuaian kembali
penurunan terdahulu atas aset pajak tangguhan
h. Jumlah beban yang berhubungan dengan perubahan kebijakan akuntansi dan kesalahan
yang diperhitungkan dalam laporan laba rugi.
Jika nilai aset atau liabilitas yang tercatat dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar
pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak akan diakui sebagai aser atau liabilitas
pajak tangguhan.

Anda mungkin juga menyukai