Anda di halaman 1dari 9

Bab 19: Akuntansi Pajak

Penghasilan

Diva Alyssa
2203310010
Dasar Akuntansi Pajak Penghasilan

Pendapatan keuangan sebelum pajak adalah istilah pelaporan keuangan. Hal


ini sering juga disebut sebagai laba sebelum pajak, laba untuk tujuan pelaporan
keuangan, atau laba untuk tujan pembukuan. Perusahaan menentukan laba
sebelum pajak menurut IFRS. Perusahaan mengukurnya dengan tujuan
memberikan informasi yang berguna kepada investor dan kreditor. Laba kena
pajak – laba untuk tujuan pajak – adalah istilah akuntansi pajak. Ini
menunjukkan jumlah yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan
yang terutang. Perusahaan menentukan laba kena pajak sesuai dengan
peraturan perpajakan. Pajak penghasilan memberikan uang untuk mendukukng
operasi pemerintah.
Jumlah Kena Pajak Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Perbedaan temporer adalah selisih antara dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas dan jumlah yang
dilaporkan (jumlah tercatat atau nilai buku) dalam laporan keuangan, yang akan menimbulkan jumlah kena
pajak atau jumlah yangn dapat dikurangkan di tahun-tahun depan. Jumlah kena pajak meningkatkan laba
kena pajak ditahun-tahun depan. Jumlah yang dapat dikurangkan akan mengurangi laba kena pajak di tahun-
tahun depan.
Liabilitas Pajak Tangguhan merupakan konsekuensi pajak tangguhan yang terkait dengan perbedaan
temporer kena pajak. Dengan kata lain, liabilitas pajak tangguhan merupakan kenaikan pajak yang harus
dibayar pada tahun-tahun depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak yang terjadi pada
akhir tahun berjalan. Beberapa Analis mengabaikan liabilitas pajak tangguhan pada saat
mengevaluasikeuangan perusahaan. Akan tetapi, IASB menunjukkan bahwa liabilitas pajak tangguhan tidak
memenuhi definisi liabilitas yang ditetapkan dalam kerangka IASB, karena:
1) Liabilitas merupakan kewajiban kini. Laba kena pajak massa depan akan melebihi laba sebelum pajak
karena adanya perbedaan temporer ini. Dengan demikian, ada kewajiban kini.
2) Liabilitas merupakan hasil dari transaksi masa lalu.
3) Liabilitas merupakan sumber arus kas keluar masa depan. Laba kena pajak dan pajak yang jatuh tempo di
masa depan akan ditimbulkan dari kejadian masa lalu. Pembayaran pajak ini ketika jatuh tempo adalah
arus keluar masa depan.
Jumlah Dapat Dikurangkan Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Untuk tujuan pajak, pemotongan pajak garansi tidak diperbolehkan sampai garansi dibayar. Jumlah
dikurangkan masa depan menyebabkan laba kena pajak kurang dari laba sebelum pajak dimasa depan
sebagai akibat adanya perbedaan temporer.
Aset Pajak Tangguhan (Pengakuan). Aset Pajak Tangguhan merupakan konsekuensi pajak tangguhan yang
timbul dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manfaat pajak tangguhan merupakan komponen
negatif farif beban pajak penghasilan. Isu utama dalam mengitung pajak penghasilan adalah apakah
perusahaan harus mengakui aset pajak tangguhan dalam catatan keuangan. Berdasarkan difinisi aset secara
konseptual, aset pajak tangguhan memenuhi tiga syarat utama untuk item yang akan diakui sebagai asset:
1) Entitas mengendalikan akses terhadap keuntungan.
2) Hasil dari transaksi masa lalu.
3) Hal ini menimbulkan besar kemungkinan keuantungan di masa daepan.
Aset Pajak Tangguhan (Non Pengakuan). Perusahan mengakui aset pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Namun, berdasarkan bukti yang ada, perusahaan harus
mengurangi aset pajak tangguhan jika besar kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak akan merealisasi
sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan.
Perbedaan Spesifik

Beberapa item dapat menimbulkan perbedaan antara laba sebelum pajak dan laba kena pajak. Untuk tujuan
pengakuan akuntansi, perbedaan ini ada dua jenis:
1) Perbedaan temporer kena pajak adalah perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah kena pajak pada
tahun-tahun depan ketika aset yang bersangkutan dipulihkan. Perbedaan temporer dapat dikurangkan adalah
perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan pada tahun-tahun depan ketika jumlah
tercatat liabilitas terkait diselesaikan. Perbedaan temporer yang timbul adalah perbedaan awal antara dasar
pembukuan dan dasar pengenaan pajak aset atau liabilitas, terlepas dari apakah dasar pengenaan pajak asset
atau liabilitas melebihi atau melampaui dasar pembukuan dari aset atau liablitas tersebut. Di sisi lain,
perbedaan pembalikan, terjadi ketika perusahaan menghilangkan perbedaan temporer yang timbul dari periode
sebelumnya dan kemudian menghapus pengaruh pajak terkait dari akun pajak tangguhan.
2) Perbedaan Permanen. Beberapa perbedaan antara laba kena pajak dan laba sebelum pajak bersifat
permanen. Perbedaan permanen timbul dari item yang masuk ke dalam laba sebelum pajak, tetapi tidak pernah
masuk ke dalam laba kena pajak, atau masuk ke dalam laba kena pajak, tetapi tidak pernah masuk ke dalam
laba sebelum pajak. Perusahaan yang memiliki penghasilan bebas pajak, biaya yang tidak dapat dikurangkan,
atau pengurangan yang diizinkan melebihi harga, memiliki tarif pajak efektif yang berbeda dengan tarif pajak
biasa (reguler). Oleh karena perbedaan permanen hanya mempengaruhi periode terjadinya, maka tidak
menimbulkan jumlah kena pajak masa depan atau jumlah dapat dikurangkan. Akibatnya, perusahan tidak
mengakui adanya konsekuensi pajak tangguhan.
Pertimbangan Tarif Pajak

Tarif pajak yang berlaku tidak berubah dari satu tahun ke tahun berikutnya. Dengan demikian
untuk menghitung jumlah pajak penghasilan tangguhan dalam laporan posisi keuangan,
perusahaan hanya mengalikan perbedaan temporer kumulatif dengan tarif pajak kini.
1) Tarif Pajak Masa Depan. Perusahaan harus menggunakan tarif pajak yang berlaku secara
substansial (substantially enacted tax rate) yang diharapkan berlaku. Oleh karena itu,
perusahaan harus mempertimbangkan perubahan tarif pajak yang akan dilakukan efektif untuk
tahun-tahun berikutnya ketika menentukan tarif pajak yang akan digunakan untuk menghitung
perbedaan kontemporer. Dibeberapa negara tarif pajak yang berlaku tergantung pada
bagaimana jumlah tercatat aset dan liabilitas dipulihkan atau diselesaikan.
2) Revisi Tarif Pajak Masa Depan. Jika terjadi perubahan tarif pajak yang berlaku, perusahaan
harus mencatat perubahannya terhadap akun pajak penghasilan tangguhan yang ada dengan
segera. Perubahan melaporkan pengaruh tersebut sebagai penyesuaian terhadap beban pajak
penghasilan pada periode perubahan tersebut.
Akuntansi untuk Rugi Operasi
Neto
Rugi operasi neto (net operating loss-NOL) untuk tujuan perpajakan terjadi ketika biaya yang
dapat dikurangi dari pajak melebihi laba kena pajak. Beban pajak yang tidak adil akan terjadi
jika perusahaan dikenai pajak selama periode yang menguntungkan tanpa menerima kerugian
periode rugi operasi neto. Perusahaan dapat memanfaatkan penyisihan rata-rata pendapatan
ini melalui kerugian yang diderita dalam periode tertentu yang dapat dikurangkan dari laba
kena pajak periode sebelumnya dan menerapkan kerugian operasi terhadap laba kena pajak
tahun-tahun berikutnya untuk mengurangi beban pajak secara keseluruhan dari rugi operasi
neto.
1) Kerugian Carryback. Dengan menggunakan kerugian carryback, perusahaan dapat
“membawa” (carry) rugi operasi neto dua tahun kebelakang dan menerima pengembalian
pajak penghasilan yang dibayarkan pada tahun-tahun tersebut. Perusahaan harus
menggunakan kerugian tersebut pada tahun sebelumnya dan kemudian ketahun kedua.
Jika masih terdapat kerugian yang tersisa setelah carry back dua tahun perusahaan dapat
meneruskan kerugian yang tersisa tersebut sampai 20 tahun ke depan untuk menyaling
hapus (offset) laba kena pajak dimasa depan.
2) Kerugian Carryforward. Perusahaan dapat melepaskan kerugian carryback dan hanya
menggunakan opsi kerugian carryforward untuk menyaling hapus (offset) laba kena pajak
dimasa depan sampai 20 tahun.
Penyajian Laporan Keuangan
1) Laporan Posisi Keuangan. Perusahaan mengklarifikasi piutang atau utang pajak sebagai aset lancar
atau liabilitas jangka pendek. Meskipun aset dan liabilitas pajak kini diakui dan diukur secara terpisah,
tetapi aset tersebut dapat saling dihapus satu sama lain dalam laporan posisi keuangan. Saling
hapus terjadi karena perusahaan biasanya memiliki hak yang berkekuatan hukum menetapkan aset
pajak masa kini terhadap liabilitas masa kini.
2) Laporan Laba Rugi. Perusahaan mengalokasikan beban pajak penghasilan ke operasi yang
dilanjutkan, operasi yang dihentikan, penghasilan komperhensif lain, dan penyesuaian periode
sebelumnya. Pendekatan ini disebut alokasi pajak antar periode selain itu komponen pajak dapat
mencakup:
a. Beban (manfaat) masa kini
b. Setiap penyesuaian yang diakui dalam periode pajak kini pada periode pajak sebelumnya
c. Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan organisasi dan pembalikan
perbedaan temporer
d. Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan perubahan tarif pajak atau
pengenaan pajak baru
e. Jumlah manfaat yang timbul dari rugi pajak, kredit pajak, dan perbedaan kontemporer yang
sebelumnya tidak diakui pada periode sebelumnya yang digunakan sebelumnya untuk mengurangi
beban pajak kini dan tangguhan
3) Rekonsiliasi Bank. Pengungkapan penting lainnya adalah rekonsiliasi antara beban pajak akrual dan
tarif pajak yang berlaku. Perusahaan dapat menyajikan, rekonsiliasi numerik antara beban (manfaat)
pajak dan hasil laba akuntansi dikalikan dengan tarif pajak yang berlangsung dan rekonsiliasi numerik
antara rata-rata tarif pajak efektif dan tarif pajak yang berlaku.
Tinjauan Metode Aset-Liabilitas

IASB percaya bahwa metode aset-liabilitas adalah metode yang


paling konsisten untuk menghitung pajak penghasilan. Salah satu
tujuan pendekatan ini adalah:
1) untuk mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar atau dapat
dikembalikan untuk tahun berjalan.
2) tujuan kedua adalah untuk mengakui liabilitas dan aset pajak
tangguhan untuk konsekuensi pajak masa depan atas kejadian
yang telah diakui dalam laporan keuangan atau laporan pajak.

Anda mungkin juga menyukai