Anda di halaman 1dari 10

NAM A: M ARSYAH

NIM : 2120203862202045

PRODI : AKUNTANSI SYARIAH

“RESUM E M ATERI PAJAK PENGHASILAN”

1) Perbedaan laba akuntansi dana laba fiskal


Laba akuntansi (laba sebelum pajak) : merupakan hasil perhitungan
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya yang
dimana perhitungannya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK); Laba dari pelaporan keuangan yang disajikan untuk memenuhi
kebutuhan investor dan kreditur; Laba akuntansi/ laba sebelum pajak
merupakan laba/rugi selama 1 periode sebelum di kurangi(-) pajak.
Dasar untuk mengakui beban pajak penghasilan berdasarkan SAK yang
merupakan jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan
dala menentukan laba rugi pada suatu periode.

Laba Fiskal ( laba kena pajak : Hasil perhitungan berdasarkan peraturan


perpajakan dan disajikan untuk memenuhi kebutuhan otoritas pajak;
Laba/rugi selama 1 periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh otoritas perpajakan atas pajak penghasilan yang
terutang. Laba kena pajak merupakan dasar untuk mengakui utang
pajak penghasilan.

Laporan keuangan pengembalian pajak

Investor dan kreditur otoritas pajak

Standar Akuntansi Keuangan peraturan perpajaka

Laba Sebelum Pajak Laba kena pajak

Beban Kena pajak Utang pajak penghasilan


2) Liabilitas Pajak Tangguhan
PSAK 46 (2018) paragraf 05, menyatakan bahwa liabilitas pajak
tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode
masa depan akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Perbedaan
temporer menunjukkan bahwa entitas memiliki pajak penghasilan
terutang lebih tinggi daripada beban pajak yang diakui pada periode
berjalan sehingga selisihnya merupakan pajak penghasilan yang
terutang di masa depan.
3) Aset Pajak Tangguhan
PSAK 46 (2018) paragraf 05, menyataka bahwa aset pajak
tangguhan adalah jumlah pajak pneghasilan yang dapat dipulihkan
pada periode masa depan sebagai akibat adanya :
a. Perbedaan temporer yang dpaat dikurangkan;
b. Kaumulasi kerugian pajak yang belum dikompensasi; dan
c. Akumulasi kredit pajak yang belum dimanfaatkan; dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.

Aset pajak tangguhan diakui ketika perbedaan temporer yang dapat


dikurangkan pada periode berjalan mengakibatkan kenaikan pajak
yang dapat dikembalikan atau disimpan di masa depan. Entitas
dapat menggunakan aset pajak tangguhan yang diakui tahun
berjalan untuk mendapatkan manfaat pajak di masa depan.

4) Perbedaan permanen
Beberapa perbedaan anatar laba sebelum pajak dan laba kena pajak
karena adanya perbedaan permanen atau sering disebut beda tetap.
Perbedaan ini terjadi jika terdapat pendapatan atau beba yang masuk
dalam perhitungan laba sebelum pajak tetapi tidak masuk dalam
perhitungan laba kena pajak, begitupun sebaliknya. Perbedaan ini
disebabkan oleh peraturan perpajakan yang menentukan beberapa jenis
pendapatan dibebaskan dari pajak dan tidak memperbolehkan beberpaa
jenis beban sebagai pengurang dari pendapatan. Pendapatan dan beban
yang dimasukkan dalam menentukan laba sebelum pajak. Beberapa
perbedaan permanen menurut (Resmi, 2017) dapat ditunjukkan berikut
ini.
a. Penghasilan yang pajaknya bersfiat final, seperti bunga bank,
dividen, sewa tang dan bangunan, dan penghasilan lain
sebagaimana diatur dala pasal 4 ayat (2) UU PPh.
b. Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, seperti dividen yang
diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, BUMN/BUMD, bunga
yang diterima oleh perusahaan reksa dana dan penghasilan lain
sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (3) UU PPh.
c. Biaya /pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai pengurang
penghasilan bruto, seperti pembayaran imbalan dalam bentuk
natuna, sumbangan, biaya/ pengeluaran untuk kepentingan
pribadi pemilik, cadangan dan penumpukkan dan cadangan pajak
penghasilan, dan biaya atau pengurang lain yang tidak
diperbolehkan menurut fiskal sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh.
5) Perbedaan Temporer
PSAK 46 (2018 pajak penghasilan paragraf 05, menyatakan bahwa
perbedaan temporer adalah jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam
laporan posisi keuangan dan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan
temporer dapat berupa:
a. Perbedaan temporer kena pajak yaitu perbedaan temporer yang
menimbulkan jumlah kena pajak dalam penentuan laba kena
pajak (rugi pajak) periode masa depan ketika jumlah tercatat aset
dan liablitas dipulihkan atau diselesaikan; atau
b. Perbedaan temporer dapat dikurangkan yaitu perbedaan temporer
menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam penentuan
laba kena pajak (rugi pajak) periode masa depan ketika jumlah
aset dan liabilitas dipulihkan atau diselesaikan.

Kieso et.al (2017) memberikan beberapa contoh perbedaan temporer


berikut ini:

a. Pendapatan atau keuntungan akan dikenakan pajak setelah


diakui dalam pendapatan keuangan (liabilitas pajak tangguhan).
Aset (misalkan piutang usaha atau investasi) dapat diakui sebagai
pendapatan atau keuntungan yang akan menimbulkan jumlah
kena pajak di tahun-tahun depan ketika aset tersebut dipulihkan
Contoh:
a) Penjualan dicatat berdasarkan basis akrual untuk tujuan
pelaporan keuangan dan berdasarkan basis angsuran (kas)
untuk tujuan perpajakan
b) Kontrak dihitung dengan metode persentase penyelesaian
untuk pelaporan keuangan dan metode pemulihan biaya (cost-
recovery) atau metode zero profit untuk tujuan perpajakan.
c) Investasi dicatat dengan metode ekuitas untuk tujuan
pelaporan keuangan dan dengan metode biaya untuk tujuan
perpajakand) Keuntungan atas konversi aset nonmoneter yang
diakui untuk tujuan perpajakan.
d) Keuntungan atas konversi aset nonmoneter yang diakui untuk
tujuan pelaporan keuangan, tetapi ditangguhkan untuk tujuan
perpajakane) .
e) Keuntungan akibat kepemilikan yang belum direalisasi untuk
tujuan pelaporan keuangan (termasuk penggunaan opsi nilai
wajar), tetapi ditangguhkan untuk tujuan perpajakan.
b. Beban atau kerugian dikurangkan setelah diakui dalam
pendapatan keuangan (aset pajak tangguhan).
Liabilitas (atau kontrak aset) dapat diakui sebagai beban atau
kerugian yang akan menimbulkan jumlah dapat dikurangkan di
tahun-tahun depan bila liabilitas telah diselesaikan.
c. Pendapatan dan keuntungan yang kena pajak sebelum diakui
dalam pendapatan keuangan (aset pajak tangguhan). Liabilitas
dapat diakui untuk uang muka atas barang dan jasa yang akan
diberikan di tahun-tahun depan. Untuk tujuan perpajakan, uang
muka tersebut termasuk dalam laba kena pajak pada saat
penerimaan kas. Pengorbanan masa depan untuk menyediakan
barang atau jasa (atau pengembalian uang ke orang yang
membatalkan pesanannya) yang menyelesaikan liabilitas akan
menimbulkan jumlah dapat dikurangkan di tahun-tahun depan.
d. Beban atau kerugian yang dapat dikurangkan sebelum diakui
dalam pendapatan (liabilitas pajak tangguhan). Biaya perolehan
aset mungkin akan dikurangkan untuk tujuan perpajakan lebih
cepat daripada yang dibebankan untuk tujuan pelaporan
keuangan. Jumlah yang diterima atas pemulihan masa depan dari
jumlah aset untuk pelaporan keuangan (melalui penggunaan atau
penjualan) akan melebihi dasar pengenaan pajak yang tersisa atas
aset tersebut sehingga akan menimbulkan jumlah kena pajak di
tahun tahun depan.

6) Ilustrasi perbedaan temporer


Perbedaan atau keuntungan akan dikenakan pajak setelah diakui
dalam pendapatan keuangan.
Sebuah entitas yang mulai operasi awal tahun 2018 mengakui
pendapatan Rp 129.155.000 selama tahun tersebut berdasarkan akrual,
tetapi penerimaan kas dari penjuala diketahui Rp 120.270.000. beban-
beban Rp 103. 614.000 diasumsikan tidak mengalami perbedaan
temporer, tarif pajak 30%.perbedaan temporer laba akuntansu dan laba
fiskal dihitung berikut ini.

Keterangan Laporan Perbedaan Laporam


Keuangan Temporer fiskal
Rp 129.155.000 (Rp 8.845.000) Rp 120.270.000
pendapatan
Rp 103.614.000 Rp 103.614.000
Beban
Rp 25.501.000
Laba sebelum pajak
Rp 16.656.000
Laba kena pajak
Rp 7.650.300
Beban pajak penghasilan
30%
Rp 4.996.800
Utang Pajak Penghasilan
30%
Rp 2.653.000
Liabilitas Pajak
Tangguhan

Pendapatan yang diakui dengan basis akrual Rp 129.115.000 tidak


seluruhnya dikenakan pajak karena perpajakan menggunakan dasar
kas untuk menentukan jumlah kena pajak. Kas yang diterima dari
penjualan hanya Rp 120.270.000, sehingga dibuthkan penyesuaian
sebesar selisih tersebut Rp 8.845.000 karena terjadi perbedan temporer.
Perbedaan nilai pendapatan komersial dan fiskal memengaruhi
pengakuan beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan.
Beban pajak penghasilan diakui Rp 7.650.300 sedangkan utang pajak
penghasilan yang terutang Rp4. 996.800, selisihnya dicatat sebagai
liabilitas pajak tangguhan.

Beban atau Kerugian dikurangkan setelah diakui dalam Pendapatan


Keuangan (aset pajak tangguhan).

Setiap penjualan produk, entitas memberikan garansi atas produk


kepada pelanggan selama satu tahun. Manajemen berpendapat
berdasarkan pengamalan tahun-tahun sebelumnya, bahwa pelanggan
akan melakukan klaim garansi pada masa garansi setelah periode
penjualan, dengan estimasi 2% dari total pendapatan periode tersebut.
Dalam laporan keuangan, entitas harus mencatat beban akrual atas
estimasi klaim garansi tersebut dengan mengakui liabilitas garansi,
tetapi menurut fiskal, beban tidak dapat diakui sebagai pengurang
penghasilan karena belum terjadi.

Laporan Perbedaan Laporam


Keterangan Keuangan Temporer fiskal
Rp 129.155.000 Rp 129.155.000
pendapatan
Rp 103.614.000 (Rp 2.582.300) Rp 101.031.700
Beban
Rp 25.501.000
Laba sebelum pajak
Rp 28.083.700
Laba kena pajak
Rp 7.650.300
Beban pajak penghasilan
30%
Rp 8.424.990
Utang Pajak Penghasilan
30%
Rp 774.690
Aset Pajak Tangguhan

Pendapatan dan Keuntungan yang kena pajak sebelum diakui dalam


pendapatan keuangan ( aset pajak tangguhan)

Entitas menerima uang muka dari pelanggan Rp6.750.000, di mana saat


tanggal laporan keuangan barang belum diserahkan kepada pelanggan.
Penerimaan uang muka dicatat sebagai liabilitas menurut laporan keuangan
karena penyerahan barang dan jasa belum dilakukan. Akan tetapi menurut
fiskal, penerimaan uang muka merupakan penghasilan yang dikenakan
pajak.
Laporan Perbedaan Laporam
Keterangan Keuangan Temporer fiskal
Rp 129.155.000 Rp 6.750.000 Rp 135.865.000
Pendapatan
Rp 103.614.000 Rp 103.614.000
Beban
Rp 25.501.000
Laba sebelum pajak
Rp 32.251.000
Laba kena pajak
Rp 7.650.300
Beban pajak penghasilan
30%
Rp 9.075.300
Utang Pajak Penghasilan
30%
Rp 1.425.000
Aset Pajak Tangguhan

Beban atau Kerugian yang dapat dikurangkan sebelum diakui dalam


pendapatan (Liabilitas Pajak Tangguhan)

Aset tetap dalam suatu kelompok disusutkan dengan umur manfaat 10


tahun dengan metode penyusutan garis lurus menurut laporan keuangan.
Akan tetapi, menurut fiskal, kelompok aset tetap tersebut hanya dapat
disusutkan selama 8 tahun. Entitas mengakui beban penyusutan atas
kelompok aset tetap Rp12.000.000 menurut laporan keuangan dan
Rp15.000.000. menurut fiskal.

Laporan Perbedaan Laporam


Keterangan Keuangan Temporer fiskal
Rp 129.155.000 Rp 129.155.000
Pendapatan
Rp 103.614.000 Rp 3.000.000 Rp 106.614.000
Beban
Rp 25.501.000
Laba sebelum pajak
Rp 22.501.000
Laba kena pajak
Rp 7.650.300
Beban pajak penghasilan
30%
Rp 6.750.300
Utang Pajak Penghasilan
30%
Rp 900.000
Liabilitas Pajak
Tangguhan

7) Simpulan Ilustrasi

Laporan Perbedaan Laporam


Keterangan Keuangan Temporer fiskal
Rp 129.155.000 (Rp 2.095.000) Rp 127.020.000
Pendapatan
Rp 103.614.000 Rp 417.700 Rp 104.031.700
Beban
Rp 25.501.000
Laba sebelum pajak
Rp 22.988.700
Laba kena pajak
Rp 7.650.300
Beban pajak penghasilan
30%
Rp 6.896.490
Utang Pajak Penghasilan
30%
Rp 753.810
Liabilitas Pajak
Tangguhan

Perbedaan temporer menunjukkan bahwa beban pajak penghasilan


lebih tinggi dibandingkan dengan utang pajak penghasilan, sehingga
selisihnya diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan.

8) Ilustrasi Komprehensif

Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal membutuhkan beberapa


penyesuaian yang disebut koreksi fiskal, sebelum kita mengilustrasikan
perlakuan atas perbedaan tersebut, beberapa teknik koreksi fiskal
menurut (Resmi2017) dapat dikemukakan berikut ini
a. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi, tetapi tidak
diakui menurut fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan
mengurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan
menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut fiscal.
b. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi, tetapi
diakui fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan
sejumlah penghasilan tersebut pada penghasilan menurut
akuntansi, yang berarti menambah laba menurut fiskal.
c. Jika suatu biaya/pengeluaran diakui menurut akuntansitetapi
tidak diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal
maka rekonsiliasi dilakukan dengan cara mengurangkan sejumlah
biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi yang
berarti menambah laba menurut fiscal.

9) M enghitung Pajak Penghasilan Tangguhan-Akhir Tahun 2019

Akuntansi Untuk Rugi Operasi Neto


Pajak hanya dikenakan atas penghasilan kena pajak atau laba
kena pajak menurut peraturan perpajakan. Akan tetapi, jika entitas
mengalami rugi operasi di mana beban yang dikeluarkan lebih banyak
daripada pendapatan yang dihasilkan. Rugi operasi neto untuk tujuan
perpajakan terjadi ketika biaya yang dapat dikurangkan dari pajak
melebihi laba kena pajakRugi operasi pada suatu tahun dapat
digunakan oleh wajib pajak untuk saling hapus (offset) keuntungan
pada tahun lainnya.
Saling hapus merupakan kompensasi pajak penghasilan terutang
pada tahun- tahun yang lain dengan rugi operasi pada suatu tahun.
PSAK 46 (2018) paragraf 74, menyatakan bahwa entitas melakukan
saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika
dan hanya jika:
1) Entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk
melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini;
dan
2) Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan
pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang
sama atas;
 Entitas kena pajak yang sama; atau
 Entitas kena pajak yang berbeda yang memiliki intensitas
untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar
neto, atau merealisasi aset dan menyelesaikan liabilitas secara
bersamaan, pada setiap periode masa depan di mana jumlah
signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan
untuk diselesaikan atau dipulihkan

Entitas dapat menggunakan kerugian operasi pada periode


tertentu untuk dapat dikurangkan pada laba kena pajak terutang tahun
sebelumnya (carryback) dan menerapkan kerugian operasi untuk
dikurangkan laba kena pajak tahun berikutnya (carryforward).

Kerugian Carryback

Kerugian carryback merupakan pengurang atau kredit yang tidak


dapat digunakan untuk pengembalian pajak pada periode tahun di
mana kerugian terjadi dan dapat digunakan untuk mengurangi laba
kena pajak periode sebelumnya atau pajak yang dibayarkan atas laba
kena pajak. Kerugian carryback dapat digunakan untuk melakukan
kompensasi 2 (dua) tahun ke belakang dan menerima pengembalian
pajak penghasilan yang telah dibayar pada tahun-tahun tersebut. Jika
kompensasi kerugian carryback telah dilakukan dan masih terdapat sisa
kerugian operasi, maka dapat dikompensasikan sampai 20 tahun
setelahnya.

Kerugian Carryforward

Kerugian carryforward merupakan kerugian yang dapat menjadi


pengurang atau kredit yang tidak dapat dimanfaatkan untuk
pengembalian pajak pada tahun di mana kerugian terjadi dan
kemungkinan dapat dilakukan pada tahun berikutnya sebagai
pengurang laba kena pajak atau utang pajakKompensasi kerugian
carryforward jika rugi operasi tidak terserap selama 2 tahun ke belakang
saat kompensasi secara carryback dan dapat dilakukan selama 20
tahun ke depan sampai rugi operasi terserap habis. Berbeda dengan
carryback, carryforward merupakan penghematan pajak masa depan.

Anda mungkin juga menyukai