Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Deffered Tax

Definisi “Pajak Tangguhan” atau Deffered tax adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang
ditentukan atau diperbolehkan. Pada dasarnya antara akuntansi pajak (fiskal) dan akuntansi keuangan
(komersial) memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan
pengakuan penghasilan dan biaya. Dalam PSAK No. 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk Pajak
Penghasilan. Masalah utama perlakuan akuntansi untuk Pajak Penghasilan adalah bagaimana
mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang untuk hal-hal
berikut ini:

 Pemulihan nilai tercatat aktiva yang diakui pada neraca perusahaan atau pelunasan nilai tercatat
kewajiban yang diakui pada neraca perusahaan.
 Transaksi – transaksi atau kejadian – kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan
keuangan perusahaan.
Beban Pajak Penghasilan terdiri atas :
 Beban Pajak Kini
 Beban (Pendapatan) Pajak Tangguhan.
PSAK 46 Par. 07 mendefinisikan Pajak kini (current tax) sebagai jumlah pajak penghasilan yang terutang
(dipulihkan) atas laba (rugi) kena pajak  untuk satu periode sebagai akibat adanya perbedaan temporer (waktu).

Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas dalam laporan posisi
keuangan  dan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa :
 perbedaan temporer kena pajak yaitu perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah kena pajak dalam
penentuan laba kena pajak (rugi pajak) periode masa depan ketika jumlah tercatat atau liabilitas
dipulihkan atau diselesaikan; atau
 perbedaan temporer dapat dikurangkan yaitu perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah yang
dapat dikurangkan dalam penentuan laba kena pajak (rugi pajak) / periode masa depan ketika jumlah
tercatat aset atau liabilitas dipulihkan atau diselesaikan.
Pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan dilakukan terhadap rugi fiskal yang masih dapat
dikompensasikan dan beda waktu antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal yang
dikenakan pajak, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku.

Pajak kini dihitung dengan rumus: Tarif Pajak Penghasilan (25%) x Laba Fiskal

o Laba fiskal, yaitu laba akuntansi (laba komersial) yang telah dilakukan koreksi fiskal (positif atau negatif)
agar sesuai dengan ketentuan perpajakan atau jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
o Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode akuntansi (satu tahun buku) sebelum
dikurangkan dengan beban pajak.
o Beban pajak tangguhan akan menimbulkan liabilitas pajak tangguhan sedangkan pendapatan pajak
tangguhan mengakibatkan aset pajak tangguhan.
a. Liabilitas Pajak Tangguhan

Liabilitas pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode
mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. liabilitas pajak tangguhan timbul karena
adanya perbedaan temporer yang menyebabkan terjadinya koreksi negatif sehingga beban pajak menurut
akuntansi (komersial) lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan (fiskal).

b. Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan (deferred tax asset) adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat terpulihkan (recoverable)
pada periode mendatang sebagai akibat adanya :
 Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
 Akumulasi rugi pajak yang belum dikompensasikan;
 Akumulasi kredit pajak yang belum dimanfaatkan
Aset pajak tangguhan timbul apabila perbedaan temporer yang menyebabkan terjadinya koreksi positif sehingga
beban pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan.
Baik liabilitas pajak tangguhan maupun aset pajak tangguhan dapat terjadi dalam hal - hal sebagai berikut:
 Apabila penghasilan sebelum pajak lebih besar dari penghasilan kena pajak, maka beban pajak pun
akan lebih besar dari pajak terutang, sehingga akan menghasilkan liabilitas pajak tangguhan.
 Sebaliknya apabila penghasilan sebelum pajak lebih kecil dari penghasilan kena pajak, maka beban
pajaknya akan juga lebih kecil dari pajak terutang, sehingga akan menghasilkan aset pajak tangguhan.
Perbedaan Temporer Perbedaan Temporer x Tarif Hasil

LSP > PKP BP > PT Liabilitas Pajak Tangguhan

LSP < PKP BP < PT Aset Pajak Tangguhan

Keterangan:
LSP     : Laba Sebelum Pajak
PKP     : Penghasilan Kena Pajak
BP       : Beban Pajak
PT        : Pajak Terutang
Dalam melakukan perhitungan pajak tangguhan, pajak tangguhan dapat dihitung dengan pendekatan neraca
dan pendekatan laba rugi. Dalam kondisi normal kedua pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang
sama.

Prinsip – Prinsip Alokasi Pajak


Pada dasarnya Alokasi Pajak Penghasilan bagi perusahaan sebagai wajib pajak bisa mencakup dua hal.
 Interperiod Allocation
Yaitu proses alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku yang satu dengan periode-periode tahun buku
berikut atau sesudahnya. Alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku ini diperlukan karena adanya
perbedaan terhadap jumlah laba kena pajak dan laba akuntansi.
 Intraperiod Allocation
Yaitu proses alokasi pajak penghasilan dalam suatu periode akuntansi karena adanya perbedaan tarif pajak
yang dikenakan terhadap tiap-tiap komponen laba atau pendapatan (Misal : tarif pajak untuk laba sebelum pos
luar biasa berbeda dengan tarif pajak untuk laba atau rugi luar biasa.) Karena Undang-Undang Perpajakan di
Indonesia tidak mengenal diskriminasi tarif yang diberlakukan terhadap tiap-tiap komponen laba atau
pendapatan, maka masalah Intraperiod Allocation praktis tidak ,pernah dijumpai, sehingga pembahasan lebih
dititikberatkan pada masalah Interperiod Allocation.

Beda Tetap (Permanent Different)

Beda Tetap merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial
dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya permanen. Artinya koreksi fiskal yang dilakukan tidak akan
diperhitungkan dengan laba kena pajak tahun pajak berikutnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa beda tetap ini
secara permanent. Ketika tahun atau periode sekarang suatu penghasilan/biaya tidak dapat diakui sebagai
penghasilan/biaya menurut undang-undang, maka pada tahun atau periode yang akan datang juga tidak dapat
diakui sebagai penghasilan/biaya di dalam laporan laba/rugi.

Beda Tetap Penghasilan


 Penerimaan yang menurut SAK merupakan penghasilan tetap menurut UU PPh bukan obyek PPh.
Contoh : Dividen yang diterima oleh PT sebagai WP DN, BUMN, BUMD serta Koperasi, dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan/berkedudukan di Indonesia dengan syarat tertentu.
 Penerimaan yang menurut SAK bukan merupakan penghasilan tetapi menurut UU PPh merupakan
obyek PPh.
Contoh : Penerimaan hibah/bantuan dari pihak-pihak yang ada hubungan istimewa.
 Penghasilan yang dikenakan PPh final
Catatan : Wajib Pajak Tetap Berkewajiban melampirkan Laporan Keuangan dalam penyampaian SPT
Tahunan PPh.
Beda Tetap Biaya
 Pengeluaran yang menurut SAK merupakan beban tetapi menurut UU PPh tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto
Contoh : Pasal 9 UU PPh YANG DIKENAKAN PPh FINAL
Beda Tetap yang Murni
 Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.
 Baiaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dikenakan PPh Final. Catatan:
Bagi wajib pajak yang memperoleh penghasilan yang bukan merupakan objek pajak atau penghasilan
yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang dikenakan PPh tarif pasal 17 wajib memisahkan biaya
langsung. Untuk biaya tidak langsung harus dialokasikan secara proporsional berdasarkan penghasilan
bruto.
 Bantuan/ sumbangan =
 Sanksi administrasi perpajakan
 Kerugian usaha luar negeri
Beda tetap yang disebabkan tidak dipenuhi syarat-syarat khusus
 Biaya perjalanan
Biaya perjalanan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya perjalanan pegawai
perusahaan untuk kepentingan perusahaan yang dilengkapi dengan bukti-bukti sah, misal : surat tugas,
tiket, kuitansi hotel atau bukti pembayaran ke Biro Perjalanan.
 Biaya pomosi
Biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya promosi yang didukung
bukti pemasangan/pemuatan iklan, pembuatan barang-barang promosi dll. Biaya promosi harus
dibedakan dengan sumbangan.
 Biaya entertainment
Biaya entertainment yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya entertainment yang
benar-benar dikeluarkan (FORMAL) ada hubungannya dengan kegiatan usaha wajib pajak dan
dibuatkan daftar nominatif (dilampirkan di SPT Tahunan PPh).
Beda tetap yang disebabkan praktik-praktik akuntansi yang tidak sehat

Baik menurut SAK maupun Undang-Undang PPh tidak mengakuinya sebagai beban.
 Keperluan pribadi pemilik atau pemegang saham dan keluarganya yang dibayar perusahaan dan
dibukukan sebagai beban usaha.
 Keperluan pribadi pegawai perusahaan yang dibayar perusahaan dan dibukukan sebagai beban usaha.

Beda Waktu (Time Different)

Selain Beda tetap ada satu beda yang disebut dengan beda waktu. Beda Waktu merupakan perbedaan
pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan ketentuan. Undang-undang PPh
yang sifatnya sementara artinya koreksi fiskal yang dilakukan akan diperhitungkan dengan laba kena pajak
tahun-tahun pajak berikutnya. Jadi ketika suatu penghasilan atau biaya pada periode tahun/periode sekarang
tidak dapat diakui di dalam laporan laba/rugi, namun kemungkinan akan dapat diakui pada periode
tahun/periode yang akan datang.
Ada beberapa sebab atau kondisi dimana terjadi beda waktu. Beda waktu ini sebagian besar disebabkan karena
asumsi atau metode yang digunakan di dalam akuntansi komersial. Berbeda dengan akuntansi menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang ini di Indonesia. Metode/asumsi ini akan berdampak
pada penilaian akun-akun di dalam laporan keuangan. Contoh: Persediaan, Piutang Dagang, Aktiva tetap,
Investasi, dan lain-lain. Selain itu dalam akuntansi komersial, pengakuan penghasilan/ biaya berdasarkan
system cash basis atau accrual basis untuk lebih dari satu tahun. Dimana penghasilan/biaya tersebut harus
dialokasi sesuai dengan masa perolehannya sesuai dengan prinsip matching cost with revenue. Namun
sedangkan menurut Undang-undang PPh, penghasilan/biaya tersebut harus diakui sekaligus pada saat diterima
atau dikeluarkan. Berikut ini pengakuan biaya koreksi karena beda waktu terjadi.

Anda mungkin juga menyukai