BAB 18
A K U N T A N S I P A J AK P E N G H A S I L A N
A. PENDAHULUAN
E ntitas memiliki kewajiban pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di mana
entitas beroperasi. Atas laba yang diperoleh entitas memiliki kewajiban untuk
membayar dan melaporkan pajaknya. PSAK 46: Pajak Penghasilan mengatur bagaimana
entitas menyajikan dan mengungkapkan kewajiban pajak penghasilan entitas. Peraturan
pajak (Undang-undang Pajak Penghasilan – UU PPh) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
memiliki perbedaan pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban yang dapat
memunculkan aset atau liabilitas pajak tangguhan yang harus diungkapkan dan disajikan
dalam laporan keuangan.
Terdapat dua jenis laba yang berbeda, yaitu (1) Laba akuntansi atau laba keuangan atau
laba sebelum pajak (accounting income or pretax financial income or income before tax )
atau disebut juga “laba komersial” merupakan istilah pelaporan keuangan yang ditujukan
untuk laporan kepada pemegang saham dan (2) Laba atau penghasilan kena pajak (taxable
income”) atau disebut juga “laba fiskal” merupakan istilah akuntansi pajak yang ditujukan
untuk laporan ke Kantor Pajak. Keberadaan dari dua penghitungan yang berbeda, yang
keduanya disebut “laba sebelum pajak” menimbulkan kesulitan untuk mendefinisikan arti
dari “beban pajak penghasilan” dan untuk menghitung angka yang benar di laporan posisi
keuangan atas liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan yang dibayar di muka.
Kesulitan ini muncul akibat dua hal yang mendasar:
Bagaimana cara menghitung penghasilan dan beban yang telah diakui dan dilaporkan
pada laporan keuangan, namun belum memengaruhi laba kena pajak sampai tahun-tahun
berikutnya.
Bagaimana cara menghitung penghasilan dan beban yang telah dilaporkan ke kantor
pajak, namun belum diakui pada laporan keuangan sampai tahun-tahun berikutnya.
Halaman 1 | 41
Monang Situmorang, CA
1
Lihat UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Perpajakan dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a
sampai dengan p, mengenai yang dikecualikan dari obyek pajak (penghasilan).
2
Lihat UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Perpajakan dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a
sampai dengan k dan ayat (2), mengenai biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam
menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Halaman 2 | 41
Monang Situmorang, CA
(deductible amounts) dalam penghitungan laba kena pajak (rugi pajak) periode masa
depan saat jumlah tercatat aset atau liabilitas dipulihkan atau diselesaikan. Perbedaan
temporer kena pajak terjadi jika nilai tercatat lebih kecil dari dasar pengenaan
pajak [atau laba akuntansi lebih kecil dari laba kena pajak] dan menimbulkan aset
pajak tangguhan. Manfaat atau penghematan pajak penghasilan yang diharapkan akan
terealisasi dari pengurangan di masa depan dilaporkan di laporan posisi keuangan
sebagai aset pajak tangguhan (deferred tax asset—DTA).
Setiap akhir pelaporan entitas melakukan “rekonsiliasi fiskal” atau “koreksi fiskal” atas laba
sebelum pajak untuk menghitung jumlah laba kena pajak. Informasi dalam rekonsiliasi fiskal
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan, sebagai informasi pendukung untuk
menghitung jumlah beban pajak kini, beban pajak tangguhan, dan aset atau liabilitas pajak
tangguhan yang terkait.
Halaman 3 | 41
Monang Situmorang, CA
Permanen Temporer
Sedangkan pajak yang masih harus dibayar atas penghasilan sebesar Rp20.000.000
yang akan diterima pada tahun 2023. Penghasilan sebesar Rp20.000.000 telah dilaporkan
pada laporan keuangan karena dihasilkan pada tahun 2022, namun belum dilaporkan ke
kantor pajak. Besar pajak yang diperkirakan untuk Rp20.000.000 sisanya adalah
Rp5.000.000 (Rp20.000.000 x 25%) dan disebut liabilitas pajak tangguhan ( deferred tax
liability). Disebut liabilitas karena mengharuskan pembayaran di masa depan (oleh sebab
itu disebut tangguhan) sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Liabilitas ini bisa dianggap
sebagai pajak penghasilan yang harus dibayar atas pendapatan yang diterima, namun belum
dikenai pajak. Berikut perbandingan antara beban pajak penghasilan dan utang pajak
penghasilan.
Pelaporan menurut akuntansi
Penghasilan Rp30.000.00
0
Beban 0
Laba sebelum pajak penghasilan Rp30.000.00
0
Beban pajak penghasilan (25%) Rp 7.500.000
Pelaporan menurut pajak
Penghasilan Rp10.000.000
Beban 0
Laba kena pajak Rp10.000.000
Utang pajak penghasilan (25%) Rp 2.500.000
Perbedaan (Liabilitas pajak tangguhan) Rp 5.000.000 (Rp20.000.000 x 25%)
Jurnal untuk mencatat informasi tersebut adalah sebagai berikut:
Beban pajak penghasilan (Rp5.000.000 + Rp2.500.000) 7.500.000
Utang pajak penghasilan 2.500.000
Liabilitas pajak tangguhan 5.000.000
Atau
Beban pajak penghasilan – pajak kini 2.500.000
Beban pajak tangguhan 5.000.000
Utang pajak penghasilan 2.500.000
Liabilitas pajak tangguhan 5.000.000
Penting untuk mengenali perbedaan antara dua jenis liabilitas yang dicatat.
Utang pajak penghasilan adalah kewajiban yang sah yang diharapkan dapat ditagih
sepenuhnya oleh kantor pajak.
Halaman 5 | 41
Monang Situmorang, CA
Liabilitas pajak tangguhan bukanlah liabilitas yang sah, bahkan menurut kantor pajak
kewajiban tersebut tidak ada. Meskipun demikian, karena Ades mengetahui bahwa
Rp20.000.000 dari penghasilan yang diterima pada tahun 2022 akan dikenai pajak
tahun 2020, maka liabilitas pajak tangguhan perlu diakui untuk memastikan bahwa
seluruh beban yang terkait dengan pendapatan tahun 2022 yang dilaporkan pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun 2022 dan seluruh liabilitas
dilaporkan pada laporan posisi keuangan pada 31 Desember 2023.
Beban pajak penghasilan yang akan dilaporkan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain PT Ades untuk tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan Rp30.000.000
Beban (penghasilan/manfaat) pajak:
Kini Rp2.500.000
Tangguhan 5.000.000 7.500.00
0
Laba bersih Rp22.500.000
Contoh 2: PT Mayora memulai usahanya di tahun 2022. Laba sebelum pajak penghasilan
sebesar Rp75.000.000. Satu-satunya perbedaan antara laba akuntansi dan laba kena pajak
adalah penyusutan. Mayora menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan
untuk laporan keuangan dan menggunakan metode dipercepat untuk laporan pajaknya.
Jumlah penyusutan untuk aset tetap yang ada selama tahun 2022—2025 sebagai
berikut:
Penyusutan Penyusutan
Tahun menurut Laporan menurut Laporan Perbedaan
Laba Rugi dan Pajak Penghasilan
Penghasilan (SPT)
Komprehensif Lain
2022 Rp 25.000.000 Rp 40.000.000 Rp(15.000.000)
2023 25.000.000 30.000.000 (5.000.000)
2024 25.000.000 25.000.000 0
2025 25.000.000 5.000.000 20.000.000
Rp100.000.000 Rp100.000.000
Asumsikan tarif pajak penghasilan untuk tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya adalah
25%. Laba sebelum pajak untuk tahun 2022 sampai dengan 2025 sebesar Rp75.000.000
setiap tahunnya. Laba kena pajak untuk tahun 2022 sampai dengan tahun 2025 dapat
dihitung sebagai berikut (dalam ribuan).
Halaman 6 | 41
Monang Situmorang, CA
Tahun
Keterangan 2022 2023 2024 2025
Laba sebelum pajak penghasilan
(Laba akuntansi) Rp75.000 Rp75.00 Rp75.000 Rp75.000
0
Ditambah (dikurang):
Perbedaan temporer kena pajak (15.000) (5.000) 0 0
Pembalikan perbedaan kena pajak 0 0 0 20.000
Laba kena pajak Rp60.000 Rp70.00 Rp75.000 Rp95.000
0
Beban pajak penghasilan 15.000 17.500 18.750 23.750
Laba bersih Rp45.000 Rp52.50 Rp56.250 Rp71.250
0
Jika dibandingkan perbedaan antara pelaporan menurut akuntansi atau buku dan pajak
(book vs tax difference) dapat diikhtisarkan sebagai berikut (dalam ribuan):
Tahun Total
2022 2023 2024 2025
Pelaporan menurut
standar akuntansi
Laba sebelum pajak Rp75.000 Rp75.000 Rp75.000 Rp75.000 Rp300.000
penghasilan
Beban pajak Rp18.750 Rp18.750 Rp18.750 Rp18.750 Rp 75.000
penghasilan
Pelaporan menurut
pajak
Laba sebelum pajak Rp60.000 Rp70.000 Rp75.000 Rp95.000 Rp300.000
penghasilan
Utang pajak Rp15.000 Rp17.500 Rp18.750 Rp23.750 Rp 75.000
penghasilan
Perbedaan Rp 3.750 Rp 1.250 Rp 0 Rp(5.000) Rp 0
Jurnal untuk mencatat pajak penghasilan tahun 2022 sampai tahun 2025 adalah sebagai
berikut:
Tahun 2022
Beban pajak penghasilan 18.750.000
Halaman 7 | 41
Monang Situmorang, CA
Tahun 2024
Pajak penghasilan yang akan dilaporkan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain untuk tahun 2022 sampai dengan tahun 2025 (parsial) adalah sebagai berikut (dalam
ribuan):
Tahun
2022 2023 2024 2025
Laba sebelum pajak penghasilan Rp75.000 Rp75.000 Rp75.000 Rp75.000
Beban (penghasilan/manfaat)
pajak
Kini 15.000 17.500 18.750 23.750
Tangguhan 3.750 1.250 0 (5.000)
Beban pajak penghasilan 18.750 18.750 18.750 18.750
Laba bersih Rp56.250 Rp56.250 Rp56.250 Rp56.250
Halaman 8 | 41
Monang Situmorang, CA
Untuk tujuan pajak (mengikuti peraturan pajak), Andalas melaporkan beban yang sama ke
kantor pajak di masing-masing tahun, tetapi melaporkan pendapatan sebesar Rp100.000
tahun 2022, Rp150.000 tahun 2023, dan Rp140.000 tahun 2024 sebagaimana tampak
sebagai berikut.
2022 2023 2024 Total
Pendapatan Rp100.000 Rp150.000 Rp140.000
Beban-beban 60.000 60.000 60.000
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 40.000 Rp 90.000 Rp 80.000 Rp210.000
Utang pajak penghasilan (40%) Rp 16.000 Rp 36.000 Rp 32.000 Rp 84.000
Beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan berbeda selama tiga tahun tetapi
secara total sama, sebagaimana ditunjukkan berikut ini.
2022 2023 2024 Total
Beban pajak penghasilan Rp28.000 Rp28.000 Rp28.000 Rp84.000
Utang pajak penghasilan 16.000 36.000 32.000 84.000
Perbedaan Rp12.000 Rp(8.000) Rp(4.000) Rp 0
Jurnal untuk mencatat pajak penghasilan tahun 2022 sampai tahun 2024 adalah sebagai
berikut:
Tahun 2022
Beban pajak penghasilan 28.000
Utang pajak penghasilan 16.000
Liabilitas pajak tangguhan 12.000
Tahun 2023
Beban pajak penghasilan 28.000
Liabilitas pajak tangguhan 8.000
Utang pajak penghasilan 36.000
Tahun 2024
Beban pajak penghasilan 28.000
Liabilitas pajak tangguhan 4.000
Utang pajak penghasilan 32.000
Penghitungan beban pajak penghasilan tahun 2022 dapat dilakukan sebagai berikut:
Liabilitas pajak tangguhan akhir tahun 2022 Rp12.000
Liabilitas pajak tangguhan awal tahun 2022 0
Beban pajak tangguhan tahun 2022 Rp12.000
Beban pajak kini tahun 2022 (utang pajak penghasilan) 16.000
Beban pajak penghasilan (total) tahun 2022 Rp28.000
Halaman 9 | 41
Monang Situmorang, CA
Halaman 10 | 41
Monang Situmorang, CA
Aset pajak tangguhan timbul apabila “perbedaan temporer dapat dikurangkan” (deductible
temporary differences) menyebabkan terjadinya “koreksi positif” sehingga beban pajak
menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan atau
menambah pajak yang dapat dikembalikan (atau dihemat) di tahun-tahun mendatang.
Contoh 1: Pada tahun 2022, di tahun pertama operasinya, PT Lam memperoleh pendapatan
jasa sebesar Rp60.000.000, seluruhnya dikenai pajak di tahun 2022. Lam menawarkan
garansi atas jasanya. Tidak ada klaim garansi di tahun 2022, namun Lam memperkirakan
bahwa di tahun 2022 beban garansi sebesar Rp10.000.000 akan dikeluarkan untuk klaim
garansi dari pendapatan jasa tahun 2022 sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Akan
tetapi untuk tujuan pajak diasumsikan bahwa kantor pajak tidak memperbolehkan
pengurangan pajak apapun sampai saat jasa garansi yang sebenarnya dilakukan. Asumsikan
tarif pajak penghasilan sebesar 25% dan entitas tidak mempunyai beban apa pun pada
tahun 2022 selain beban garansi serta pajak penghasilan.
Utang pajak penghasilan pada akhir tahun 2022 adalah Rp15.000.000 (25% x
Rp60.000.000) karena entitas diharuskan melaporkan pendapatan sebesar Rp60.000.000 ke
kantor pajak, namun tidak boleh menguranginya dengan beban garansi sebesar
Rp10.000.000 yang diperkirakan akan tejadi di tahun 2022. Entitas bisa memperkirakan
bahwa pengurangan ini akan menurunkan tagihan pajak untuk tahun 2023 sebesar
Rp2.500.000 (Rp10.000.000 x 25%). Jumlah Rp2.500.000 ini disebut dengan aset pajak
tangguhan dan merupakan manfaat yang diharapkan dari pengurangan pajak atas pos beban
yang telah terjadi dan telah dilaporkan pada laporan keuangan, namun belum dikurangi
sesuai dengan peraturan perpajakan. Sebagai akibatnya, entitas membayar pajak tahun ini
dan memperkirakan pajak yang lebih rendah tahun depan. Ini merupakan pajak dibayar di
muka.
Menurut Menurut Perbedaan
Akuntansi Pajak
Laba sebelum pajak penghasilan Rp50.000.00 Rp50.000.000
0
Ditambah:
Perbedaan temporer dapat
dikurangkan:
Jasa garansi 0 10.000.000 Rp(10.000.000)
Laba kena pajak Rp50.000.00 Rp60.000.000 (10.000.000)
0
Beban pajak penghasilan (25%) Rp12.500.000 Rp15.000.000 Rp (2.500.000)
Halaman 11 | 41
Monang Situmorang, CA
Total beban pajak penghasilan sebesar Rp12.500.000 adalah selisih antara beban pajak
penghasilan tahun berjalan dan manfaat pajak tangguhan atau (Rp15.000.000 –
Rp2.500.000). Penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain PT Lam untuk tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan Rp50.000.000
Beban (penghasilan/manfaat) pajak:
Kini Rp15.000.000
Tangguhan (2.500.000) 12.500.000
Laba bersih Rp37.500.000
Contoh 2: Asumsikan PT Hun mempunyai pendapatan sebesar Rp900.000 untuk tahun 2022
dan tahun 2023 mempunyai beban operasi sebesar Rp400.000 untuk masing-masing tahun
tersebut. Selain itu, Hun mengakru suatu kerugian dan liabilitas terkait sebesar Rp50.000
untuk tujuan pelaporan keuangan karena proses pengadilan yang tertunda/gugatan yang
tertunda (pending litigation). Hun tidak dapat mengurangkan jumlah ini untuk tujuan pajak
sampai membayar liabilitas tersebut, yang akan dibayar tahun 2023. Akibatnya, jumlah
yang dapat dikurangkan akan terjadi pada tahun 2023 ketika Hun menyelesaikan
liabilitasnya, menyebabkan jumlah laba kena pajak lebih rendah dari laba sebelum pajak
penghasilan. Berikut ini disajikan pelaporan menurut standar akuntansi keuangan dan
pelaporan pajak selama dua tahun. Diasumsikan tarif pajak penghasilan sebesar 40%.
Pelaporan menurut standar akuntansi keuangan
2022 2023
Halaman 12 | 41
Monang Situmorang, CA
Halaman 13 | 41
Monang Situmorang, CA
Manfaat pajak tangguhan (deferred tax benefit) timbul dari kenaikan aset pajak tangguhan
dari awal hingga akhir periode akuntansi. Manfaat pajak tangguhan adalah komponen
negatif dari beban pajak penghasilan. Jadi total beban pajak penghasilan sebesar
Rp180.000 di laporan laba rugi tahun 2022 terdiri dari dua unsur – beban pajak kini
Rp200.000 dan manfaat pajak tangguhan Rp20.000. Hun membuat jurnal berikut pada akhir
tahun 2022 untuk mencatat beban pajak penghasilan, pajak penghasilan tangguhan, dan
utang pajak penghasilan.
Beban pajak penghasilan 180.000
Aset pajak tangguhan 20.000
Utang pajak penghasilan 200.000
Pada akhir tahun 2023 (tahun kedua), perbedaan antara liabilitas litigasi menurut buku dan
menurut pajak adalah nol. Oleh karena itu, tidak terdapat aset pajak tangguhan pada tahun
tersebut. Dengan asumsi utang pajak penghasilan tahun 2023 adalah Rp180.000, Hun
menghitung beban pajak penghasilan tahun 2023 sebagaimana ditunjukkan di bawah ini.
Aset pajak tangguhan akhir tahun 2023 Rp 0
Aset pajak tangguhan awal tahun 2023 20.000
Beban (manfaat) pajak tangguhan tahun 2023 20.000
Beban pajak kini tahun 2023 (utang pajak penghasilan) 180.000
Beban pajak penghasilan (total) tahun 2023 Rp200.000
Entitas mencatat beban pajak tahun 2023 sebagai berikut.
Beban pajak penghasilan 200.000
Aset pajak tangguhan 20.000
Utang pajak penghasilan 180.000
Dengan demikian, beban pajak penghasilan sebesar Rp200.000 di laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain terdiri dari dua unsur – beban pajak kini Rp180.000 dan
beban pajak tangguhan Rp20.000.
Pajak penghasilan yang akan dilaporkan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain untuk tahun 2022 dan tahun 2023 (parsial) adalah sebagai berikut :
2022 2023
Pendapatan Rp900.000 Rp900.000
Beban operasi 400.000 400.000
Kerugian litigasi 50.000 0
Laba sebelum pajak penghasilan Rp450.000 Rp500.000
Halaman 14 | 41
Monang Situmorang, CA
Tahun 2022
Pada tahun 2022, tahun pertama operasinya, PT Gin melaporkan laba sebelum pajak
penghasilan sebesar Rp200.000.000, termasuk jumlah-jumlah berikut:
a. Pendapatan sewa mesin sebesar Rp9.000.000 diakui seluruhnya pada tahun 2022,
sedangkan untuk tujuan pajak diakui pada tahun 2023 (Rp5.000.000) dan 2024
(Rp4.000.000).
b. Penyusutan aset tetap dilaporkan dengan metode garis lurus dengan masa manfaat
empat tahun. Pada Surat Pemberitahuan Pajak (SPT), pengurangan atas penyusutan
lebih besar daripada penyusutan garis lurus untuk dua tahun pertama tetapi lebih kecil
daripada penyusutan garis lurus untuk dua tahun berikutnya:
Tahun Penyusutan menurut Penyusutan Perbedaan
Laporan Laba Rugi menurut Pajak
2022 Rp 50.000.000 Rp 66.000.000 Rp (16.000.000)
2023 50.000.000 88.000.000 (38.000.000)
2024 50.000.000 30.000.000 20.000.000
2025 50.000.000 16.000.000 34.000.000
Halaman 15 | 41
Monang Situmorang, CA
Rp200.000.000 Rp200.000.000 Rp 0
c. Estimasi beban garansi dapat dikurangkan untuk tujuan pajak ketika telah dibayar
untuk dua tahun ke depan. Estimasi pengurangan adalah sebagai berikut:
Tahun Beban Garansi menurut Beban Garansi Perbedaan
Laporan Laba Rugi menurut Pajak
2022 Rp7.000.000 Rp 0 Rp 7.000.000
2023 0 4.000.000 (4.000.000)
2024 0 3.000.000 (3.000.000)
Rp7.000.000 Rp7.000.000 Rp 0
Tahun 2023
d. Pada tahun 2023, laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp200.000.000 termasuk
estimasi kerugian sebesar Rp1.000.000 yang timbul dari akrual kerugian kontinjensi.
Kerugian kontinjensi diharapkan akan dibayar tahun 2025 pada saat kerugian dapat
dikurangkan untuk tujuan pajak. Asumsikan bahwa tarif pajak penghasilan adalah 40%
setiap tahun.
Diminta:
a. Hitunglah laba kena pajak, beban pajak penghasilan, utang pajak penghasilan, aset pajak
tangguhan, dan liabilitas pajak tangguhan.
b. Buatlah jurnal (tahun 2022 dan 2023) yang relevan dengan informasi di atas.
c. Buatlah penyajian beban pajak penghasilan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk tahun 2022 dan 2023.
Jawaban
a. Perhitungan laba kena pajak, beban pajak penghasilan, utang pajak penghasilan, aset
pajak tangguhan, dan liabilitas pajak tangguhan.
Tahun 2022 (dalam jutaan)
Tahun Jumlah Kena Pajak Jumlah Jumlah
Berjalan (Dapat Dikurangkan) Kena Pajak Dapat
Masa Depan Masa Dikurangkan
2022 2023 2024 2025 Depan Masa Depan
(Total) (Total)
Laba sebelum pajak
penghasilan Rp200
Perbedaan temporer
a. Pendapatan sewa (9) 5 4 xxx Rp 9 xxx
b. Penyusutan (16) (38) 20 Rp34 16 xxx
c. Beban garansi 7 (4) (3) xxx xxx Rp(7)
Halaman 16 | 41
Monang Situmorang, CA
Halaman 17 | 41
Monang Situmorang, CA
c. Penyajian beban pajak penghasilan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain untuk tahun 2022 dan 2023
PT Gin
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Parsial)
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2022 dan 2023 (dalam ribuan)
2022 2023
Laba sebelum pajak penghasilan Rp200.00 Rp200.000
0
Beban (penghasilan/manfaat)
pajak:
Kini Rp72.80 Rp65.600
0
Tangguhan 7.200 80.000 14.400 80.000
Laba bersih Rp120.000 Rp120.000
Catatan pendukung
2022 2023
Laba sebelum pajak penghasilan Rp200.000 Rp200.000
Ditambah (dikurang):
Perbedaan temporer kena pajak
Pendapatan sewa Rp (9.000) Rp 5.000
Penyusutan (16.000) (38.000)
Rp(25.000) Rp(33.000)
Perbedaan temporer dapat
Halaman 18 | 41
Monang Situmorang, CA
dikurangkan
Beban garansi 7.000 (18.000) (3.000) ( 36.000)
Laba kena pajak Rp182.000 Rp164.000
Utang pajak penghasilan (40%) Rp 72.800 Rp 65.600
Beban pajak penghasilan (40%) Rp 80.000 Rp 40.000
Perbedaan Rp 7.200 Rp 14.400
Januari 2021. Jika jumlah yang dikenakan pajak yang berkaitan dengan perbedaan ini
direncanakan terjadi sama dalam tahun 2021, 2022, dan 2023, maka liabilitas pajak
tangguhan pada akhir tahun 2023 adalah Rp110.000, yang dihitung sebagai berikut.
2021 2022 2023 Total
Jumlah kena pajak di masa Rp100.000 Rp100.000 Rp100.000 Rp300.000
depan 25% 22% 22%
Tarif pajak Rp 25.000 Rp 22.000 Rp 22.000 Rp 69.000
Liabilitas pajak tangguhan
Jika entitas mengalami rugi sebesar Rp20.000.000 maka selama lima tahun berikutnya
entitas tidak akan membayar pajak sampai laba mencapai jumlah kerugian tersebut.
Manfaat pajak tersebut diakui secara akuntansi pada saat kerugian terjadi sebesar
Halaman 20 | 41
Monang Situmorang, CA
Rp5.000.000 (25% x Rp20.000.000). Entitas mengakui aset pajak tangguhan dalam laporan
posisi keuangan dan manfaat pajak tangguhan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Jika pada tahun berikutnya entitas memiliki penghasilan kena pajak
Rp6.000.000, maka entitas tidak membayar pajak karena masih memiliki kompensasi
kerugian, namun secara akuntansi tetap akan diakui beban pajak tangguhan sebesar
1.500.000. Beban pajak tangguhan ini diperoleh dari pemulihan aset pajak tangguhan. Akhir
tahun pertama saldo aset pajak tangguhan tersisa Rp5.000.000 – Rp1.500.000 =
Rp3.500.000 mencerminkan sisa kompensasi yang belum dimanfaatkan sebesar
Rp14.000.000. Aset pajak tangguhan yang telah diakui pada periode sebelumnya, karena
perubahan kondisi ekonomi menjadi tidak terpulihkan di masa depan. Untuk aset pajak
tangguhan terkait dengan kompensasi kerugian, entitas kemungkinan tidak dapat
memanfaatkan kompensasi karena entitas rugi terus.
Contoh: Selama tahun 2021, tahun pertama operasinya, PT Jaya melaporkan rugi operasi
(operating loss) sebesar Rp20.000.000 untuk tujuan akuntansi dan pajak. Tarif PPh adalah
25%.
Tahun Berjalan Jumlah yang Dapat
2021 Dikurangkan Masa Depan
Rugi operasi Rp(20.000.000)
Kompensasi kerugian 20.000.000 Rp(20.000.000)
Penghasilan kena pajak Rp 0
Tarif pajak 25% 25%
Pajak penghasilan Rp 0
Aset pajak penghasilan Rp 5.000.000
Jurnal
Aset pajak tangguhan 5.000.000
Manfaat pajak penghasilan – rugi operasi 5.000.000
Manfaat pajak penghasilan (income tax benefit) dari rugi operasi yang dikompensasi ke
periode berikutnya diakui untuk tujuan akuntansi dalam tahun di mana rugi operasi terjadi.
Rugi operasi bersih setelah pajak menggambarkan penghematan pajak di masa depan yang
kemungkinan timbul.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (parsial):
Rugi operasi sebelum pajak penghasilan Rp20.000.000
Kurang: Manfaat pajak penghasilan – rugi operasi (5.000.000)
Rugi operasi bersih Rp15.000.000
Halaman 21 | 41
Monang Situmorang, CA
J. REKONSILIASI FISKAL
Setiap akhir pelaporan entitas melakukan rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal atas laba
sebelum pajak untuk menghitung jumlah penghasilan atau laba kena pajak. Informasi dalam
rekonsiliasi fiskal disajikan dalam catatan atas laporan keuangan, sebagai informasi
pendukung untuk menghitung jumlah beban pajak kini, beban pajak tangguhan, dan aset atau
liabilitas pajak tangguhan yang terkait.
Rekonsiliasi (koreksi) fiskal adalah proses penyesuaian atas laba akuntansi (laba
komersial) yang berbeda dengan peraturan perpajakan (fiskal) untuk menghasilkan
penghasilan neto sesuai dengan peraturan perpajakan. Perbedaan antara akuntansi dan
fiskal tersebut dapat dikelompokkan menjadi perbedaan permanen dan perbedaan
temporer. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) yang pembukuannya
menggunakan pendekatan akuntansi keuangan (komersial) yang bertujuan untuk
memudahkan mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan menyusun laporan keuangan
fiskal yang harus dilampirkan pada saat menyampaikan SPT Tahunan PPh.
Halaman 22 | 41
Monang Situmorang, CA
Koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif dan negatif. Koreksi positif (perbedaan
temporer kena pajak – menimbulkan liabilitas pajak tangguhan) terjadi apabila laba menurut
fiskal bertambah, sedangkan koreksi negatif (perbedaan temporer dapat dikurangkan –
menimbulkan aset pajak tangguhan) terjadi apabila laba menurut fiskal berkurang.
Perbedaan permanen adalah perbedaan pengakuan pajak yang timbul karena terjadi
transaksi penghasilan dan beban yang diakui menurut akuntansi dan tidak diakui menurut
fiskal (pajak). Perbedaan ini sifatnya permanen yang artinya tidak diperhitungkan dengan
laba kena pajak tahun pajak berikutnya. Perbedaan permanen timbul dari item yang (1)
dimasukkan dalam laba sebelum pajak tetapi tidak pernah dimasukkan dalam laba kena
pajak, atau (2) dimasukkan dalam laba kena pajak tetapi tidak pernah dimasukkan dalam
laba sebelum pajak.
Diminta:
a. Hitunglah beban pajak penghasilan, utang pajak penghasilan, jumlah aset pajak
tangguhan, dan liabilitas pajak tangguhan.
b. Buatlah jurnalnya.
c. Buatlah penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.
d. Diasumsikan terdapat kredit pajak berupa PPh Pasal 22 dan 25 masing-masing sebesar
Rp25.000 dan Rp354.000. Hitunglah pajak kurang atau lebih bayar dan buatlah
jurnalnya. (Catatan: Berdasarkan UU PPh, setelah diketahui jumlah pajak terutang,
wajib pajak dalam negeri dan badan usaha tetap dapat mengurangi pajak terutang
tersebut dengan kredit pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan).
Halaman 23 | 41
Monang Situmorang, CA
Jawaban:
a. Beban pajak penghasilan, utang pajak penghasilan, aset pajak tangguhan , dan liabilitas
pajak tangguhan
b. Jurnal
Beban pajak penghasilan (25% X Rp2.125.000) 531.250
Aset pajak tangguhan 20.000
Utang pajak penghasilan 482.500
Liabilitas pajak penghasilan 68.750
Halaman 24 | 41
Monang Situmorang, CA
Kredit pajak
PPh pasal 22 Rp 25.000
PPh pasal 25 354.000 379.000
PPh kurang bayar Rp103.500
Jurnal
CATATAN
Berikut ini diberikan beberapa definisi yang digunakan dalam akuntansi pajak penghasilan.
1. Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada
periode masa depan sebagai akibat adanya:
i. perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
ii. akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
iii. akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan
mengizinkan.
2. Beban pajak (Penghasilan/Manfaat pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak
tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode.
3. Beban (Manfaat pajak tangguhan) adalah perubahan selama tahun berjalan atas aset
dan liabilitas pajak tangguhan.
4. Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah nilai yang terkait dengan aset
atau liabilitas untuk tujuan pajak.
i. Dasar pengenaan pajak atas aset adalah nilai yang terkait dengan aset untuk
tujuan pajak, yaitu jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak terhadap
setiap manfaat ekonomi kena pajak yang akan mengalir ke entitas ketika
memulihkan jumlah tercatat aset tersebut.
ii. Dasar pengenaan pajak atas liabilitas adalah nilai yang terkait dengan liabilitas
untuk tujuan pajak, yaitu jumlah yang dapat dikurangi dengan setiap jumlah yang
dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan dengan liabilitas tersebut pada
periode mendatang.
Halaman 25 | 41
Monang Situmorang, CA
5. Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban
pajak.
6. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi)
selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi).
7. Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode
masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
8. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
9. Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa
setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan
pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena
pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap
jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.
10. Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak
(rugi pajak) untuk satu periode.
Pajak kini adalah jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak, jumlah pajak ini
harus dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dikalikan
dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.
Penghasilan kena pajak atau laba fiskal diperoleh dari hasil koreksi fiskal terhadap laba
bersih sebelum pajak berdasarkan laporan keuangan komersial (laporan akuntansi).
11. Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada
posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
i. Perbedaan temporer kena pajak adalah perbedaan temporer yang menimbulkan
jumlah kena pajak dalam penghitungan laba kena pajak (rugi pajak) periode masa
depan pada saat jumlah tercatat aset atau liabilitas dipulihkan atau diselesaikan
ii. Perbedaan temporer dapat dikurangkan adalah perbedaan temporer yang
menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam penghitungan laba kena pajak
(rugi pajak) periode masa depan pada saat jumlah tercatat aset atau liabilitas
dipulihkan atau diselesaikan.
12. Perbedaan Permanen (Perbedaan Tetap) terjadi karena adanya pengakuan penghasilan
dan beban menurut akuntansi dengan fiskal, yaitu adanya penghasilan dan beban yang
diakui menurut akuntansi namun tidak diakui menurut fiskal, ataupun sebaliknya. Dengan
kata lain perbedaan permanen dihasilkan dari pos-pos yang (1) masuk dalam laba
Halaman 26 | 41
Monang Situmorang, CA
akuntansi sebelum pajak tetapi tidak pernah menjadi penghasilan (laba) kena pajak,
atau (2) masuk dalam penghasilan (laba) kena pajak tetapi tidak pernah masuk ke dalam
laba akuntansi sebelum pajak.
Perbedaan permanen biasanya terjadi karena peraturan perpajakan mengharuskan hal-
hal berikut dikeluarkan dari penghitungan penghasilan kena pajak, misalnya:
- Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final Pasal 4 ayat (2) UU PPh.
- Penghasilan yang bukan obyek pajak Pasal 4 ayat (3) UU PPh.
- Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Pasal 9 ayat
(1) UU PPh.
- Beban yang digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang ukan obyek pajak dan
penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final.
- Penggantian sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk
natura.
- Sanksi perpajakan.
Halaman 27 | 41
Monang Situmorang, CA
Halaman 28 | 41
Monang Situmorang, CA
16. Pada tahun 2022, PT ABC melaporkan laba sebelum pajak penghasilan sebesar
Rp300.000 dan laba kena pajak sebesar Rp100.000. Terdapat hanya satu perbedaan
temporer pada akhir periode sebesar Rp70.000 yaitu perbedaan yang disebabkan
kelebihan penyusutan untuk tujuan pajak. Jika tarif pajak untuk keseluruhan periode
adalah 25%, hitunglah jumlah beban pajak penghasilan yang dilaporkan pada tahun
2022. Tidak terdapat beban pajak tangguhan pada awal tahun.
17. PT Matahari mempunyai laba sebelum pajak sebesar Rp168.000 dan laba kena pajak
sebesar Rp120.000. Perbedaan ini disebabkan penggunaan metode penyusutan yang
berbeda untuk tujuan pajak dan akuntansi. Tarif pajak efektif adalah 25%. Hitunglah
jumlah yang akan dilaporkan sebagai utang pajak penghasilan pada 31 Desember 2022.
18. Pada 31 Desember 2021, PT Apollo mempunyai liabilitas pajak tangguhan sebesar
Rp25.000. Pada 31 Desember 2022, liabilitas pajak tangguhan sebesar Rp42.000.
Beban pajak kini sebesar Rp48.000. Berapa jumlah yang dilaporkan Apollo sebagai
beban pajak tahun 2022?
19. Pada 31 Desember 2021, PT Permai mempunyai aset pajak tangguhan sebesar
Rp30.000. Pada 31 Desember 2022, aset pajak tangguhan sebesar Rp59.000. Beban
pajak kini sebesar Rp61.000. Berapa jumlah yang dilaporkan Apollo sebagai beban pajak
tahun 2022.
20. PT Mayora mempunyai laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp195.000 tahun 2022.
Beban pajak kini sebesar Rp48.000 dan beban pajak tangguhan sebesar Rp30.000.
Buatlah laporan laba rugi tahun 2022, yang dimulai dengan laba sebelum pajak
penghasilan.
21. Pada 31 Desember 2022, PT Solo mempunyai estimasi liabilitas jaminan sebesar
Rp105.000 untuk tujuan akuntansi dan Rp0 untuk tujuan pajak. (Beban jaminan tidak
Halaman 30 | 41
Monang Situmorang, CA
dapat dikurangkan hingga dibayar.) Tarif pajak efektif adalah 25%. Hitunglah jumlah
yang dilaporkan sebagai aset pajak tangguhan pada 31 Desember 2022.
22. Entitas X memulai usahanya pada 1 Januari dan mencatat pendapatan ( revenues)
sebesar Rp60.000.000 untuk tahun berjalan. Selain beban pajak penghasilan, satu-
satunya beban perusahaan adalah sebagai berikut:
Kerugian penurunan nilai piutang usaha (atau beban piutang tak tertagih) sebesar
Rp10.000.000. Peraturan pajak tidak memperbolehkan pengurangan apa pun hingga
penurunan nilai piutang atau piutang tak tertagih benar-benar dihapuskan. Selama
tahun tersebut, jumlah piutang tak tertagih yang dihapuskan adalah Rp2.000.000.
Beban imbalan pascakerja untuk pemeliharaan kesehatan sebesar Rp15.000.000.
Peraturan pajak tidak memperbolehkan pengurangan apa pun hingga pengeluaran
untuk pemeliharaan kesehatan para pensiunan benar-benar terjadi. Tidak ada
pengeluaran yang terjadi selama tahun tersebut.
Diminta: (a) Buatlah jurnal untuk mencatat beban pajak penghasilan, pajak penghasilan
ditangguhkan, dan utang pajak penghasilan untuk tahun tersebut dan (b) Buatlah
penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk tahun tersebut. (Asumsi tarif pajak penghasilan adalah 35%)
23. Pada tanggal 1 Januari Entitas Y membeli efek investasi seharga Rp1.000.000. Efek
tersebut diklasifikasikan sebagai efek yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
atau diperdagangkan. Pada tanggal 31 Desember efek tersebut memiliki nilai wajar
sebesar Rp700.000, namun belum dijual. Pada tanggal 1 Januari entitas juga membeli
sebuah peralatan seharga Rp10.000.000. Peralatan tersebut mempunyai umur manfaat
4 tahun dan nilai residual Rp0. Entitas menggunakan metode garis lurus untuk tujuan
pelaporan keuangan. Asumsikan penyusutan untuk tujuan pajak pada tahun pertama
umur manfaat peralatan adalah Rp3.300.000. Laba sebelum pajak untuk tahun berjalan
adalah Rp4.000.000. Tarif pajak tahun ini dan tahun-tahun berikutnya adalah 40%. (a)
Buatlah seluruh jurnal untuk mencatat beban pajak penghasilan untuk tahun tersebut
dan (b) Buatlah penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain untuk tahun tersebut.
24. Pada tanggal 31 Desember 2021, tahun pertama operasinya, PT Kasmir memiliki
perbedaan temporer kena pajak sebesar Rp60.000.000 dan perbedaan temporer yang
dapat dikurangkan sebesar Rp17.000.000. Laba akuntansi sebelum pajak untuk tahun
2021 adalah Rp100.000.000. Tarif pajak untuk 2021 dan tahun-tahun berikutnya
adalah 40%. Buatlah jurnal untuk mencatat beban pajak penghasilan tahaun 2021.
Halaman 31 | 41
Monang Situmorang, CA
25. Perusahaan melaporkan laba akuntansi sebelum pajak penghasilan di laporan laba
ruginya sebesar Rp50.000.000. Pos-pos yang termasuk dalam laba akuntansi sebelum
pajak antara lain:
Pendapatan bunga dari Obligasi Republik Indonesia (ORI) Rp10.000.000
Beban-beban yang tidak boleh dikurangkan 17.000.000
Beban garansi (tidak boleh dikurangkan sampai benar-
benar terjadi; tidak ada beban sampai saat ini) 8.000.000
Tarif pajak penghasilan adalah 30%. Hitunglah (1) laba akuntansi yang menjadi subjek
pajak, (2) laba kena pajak (fiskal), (3) beban pajak penghasilan, (4) laba bersih, dan (5)
tarif pajak efektif (effective tax rate - ETR)
27. PT Wika membeli aset dengan biaya perolehan Rp80.000.000 pada tahun 2022. Untuk
tujuan pelaporan keuangan aset disusutkan selama empat tahun (tidak ada nilai
residual). Untuk tujuan pajak, biaya perolehan aset disusutkan berdasarkan ketentuan
perpajakan. Tarif pajak penghasilan adalah 25%. Jumlah laba sebelum pajak
penghasilan, penyusutan, dan laba kena pajak untuk tahun 2022, 2023, 2024, dan 2025
adalah sebagai berikut:
(Dalam ribuan rupiah)
Halaman 32 | 41
Monang Situmorang, CA
28. Jeonbuk Ltd. has two temporary differences between its income tax expense and
income taxes payable. The information is shown below.
2023 2024 2025
Pretax financial income $840,000 $910,000 $945,000
Excess depreciation expense on tax return (30,000) (40,000) (20,000)
Excess warranty expense in financial
income 20,000 10,000 8,000
Taxable income $830,000 $880,000 $933,000
The income tax rate for all years is 40%.
Instructions
a. Prepare the journal entry to record income tax expense, deferred income taxes,
and income tax payable for 2023, 2024, and 2025.
b. Assuming there were no temporary differences prior to 2023, indicate how
deferred taxes will be reported on the 2025 balance sheet. Jeonbuk Ltd. product
warranty is for 12 months.
c. Prepare the income tax expense section of the income statement for 2025,
beginning with the line “Pretax financial income.” (kieso e.19-8)
29. PT Jhonsonville memulai operasinya pada tahun 2023. Pada tahun yang berakhir 31
Desember 2023, entitas mengalami kerugian sebesar Rp1.000.000. Diharapkan bahwa
entitas tidak mengalami kerugian lagi dan akan menghasilkan laba kena pajak pada
tahun-tahun berikutnya adalah sebagai berikut:
Tahun Laba sebelum pajak
2024 Rp300.000
2025 400.000
2026 600.000
Halaman 33 | 41
Monang Situmorang, CA
Diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan
liabilitas Jhonsonville dan dasar pengenaan pajak masing-masing. Tarif pajaknya adalah
30%.
Diminta: Buatlah jurnal untuk menunjukkan pengakuan aset yang terkait dengan rugi
pajak (tax loss), maupun jurnal untuk mengakui penggunaan kerugian atau pemanfaatan
kompensasi kerugian.
30. Pada tanggal 31 Desember 2022, saldo akun liabilitas pajak tangguhan PT Sritex
Rp660.000 kredit. Asumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember 2023 berubah dari
33% menjadi 30%.
Buatlah jurnal untuk mencatat perubahan tarif pajak untuk tahun 2022.
31. PT Taxi mempunyai saldo pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2023:
Aset pajak tangguhan Rp500.000
Liabilitas pajak tangguhan 300.000
Saldo-saldo di atas dihitung ketika tarif pajak adalah 30%. Pada tanggal 28 Februari
2024 pemerintah mengurangi tarif pajak penghasilan 25%.
Diminta
Buatlah jurnal untuk mencatat untuk menyesuaikan saldo aset pajak tangguhan dan
liabilitas pajak tangguhan ke periode berikutnya (carry forward).
Halaman 34 | 41
Monang Situmorang, CA
SOAL
1. PT Welli melaporkan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp80.000 selama tahun
2022. Pos-pos berikut menyebabkan laba kena pajak berbeda dengan laba sebelum
pajak penghasilan.
1) Penyusutan menurut SPT (pajak) adalah lebih besar daripada penyusutan menurut
laporan laba rugi sebesar Rp16.000.
2) Sewa yang diterima menurut SPT adalah lebih besar daripada sewa yang diperoleh
menurut laporan laba rugi sebesar Rp27.000.
3) Sumbangan sebesar Rp7.000 dan beban jamuan tamu (entertainment expenses)
Rp4.000 dilaporkan sebagai beban pada laporan laba rugi.
Tarif pajak Welli adalah 30% untuk seluruh tahun, dan entitas mengharapkan
melaporkan laba kena pajak dalam seluruh tahun pada masa depan.
Diminta
a. Hitunglah laba kena pajak dan utang pajak penghasilan untuk tahun 2022.
b. Buatlah jurnal untuk mencatat beban pajak penghasilan, pajak penghasilan
ditangguhkan, dan utang pajak penghasilan untuk tahun 2022.
c. Buatlah penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk tahun 2022.
Halaman 35 | 41
Monang Situmorang, CA
Halaman 36 | 41
Monang Situmorang, CA
c. Penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk tahun 2022
Laba sebelum pajak penghasilan Rp80.000
Beban (manfaat) pajak penghasilan
Kini Rp30.600
Tangguhan (3.300) 27.300
Laba bersih Rp52.700
Halaman 37 | 41
Monang Situmorang, CA
b. Jurnal
Halaman 38 | 41
Monang Situmorang, CA
a. Buatlah skedul yang dimulai dengan angka laba sebelum pajak penghasilan tahun
2022 dan berakhir dengan penghasilan kena pajak pada tahun 2022 (rekonsiliasi
fiskal)
b. Buatlah jurnal untuk mencatat utang pajak penghasilan, beban pajak penghasilan,
dan beban pajak tangguhan pada tahun 2022.
Jawaban
a. Skedul laba sebelum pajak penghasilan dan laba kena pajak untuk tahun 2022
Laba sebelum pajak penghasilan Rp750.000
Perbedaan permanen
Pendapatan bunga bank Rp(4.000)
Kenikmatan karyawan 4.200 200
Perbedaan temporer
Beban penyusutan (30.000)*
Penjualan cicilan (Rp100.000 – Rp75.000) (25.000)
Beban garansi (Rp50.000 – Rp10.000) 40.000 (15.000)
Laba kena pajak Rp735.200
Halaman 39 | 41
Monang Situmorang, CA
4. PT Gajah Tunggal memulai operasinya pada awal tahun 2023. Berikut informasi
mengenai entitas ini.
1) Laba sebelum pajak penghasilan tahun 2023 sebesar Rp100.000.
2) Tarif pajak untuk tahun 2023 diasumsikan sebesar 40%.
3) Perbedaan antara laporan laba rugi dan surat pemberitahuan pajak (SPT) disajikan
di bawah ini:
a) Beban jaminan yang terjadi untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sebesar
Rp7.000. Pengurangan jaminan menurut SPT adalah sebesar Rp2.000.
b) Laba atas kontrak konstruksi dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian menurut buku adalah sebesar Rp92.000. Laba atas kontrak
konstruksi untuk tujuan pajak adalah sebesar Rp67.000.
Halaman 40 | 41
Monang Situmorang, CA
Halaman 41 | 41