Anda di halaman 1dari 8

Nama : Erlinda Septiani

NPM : 1811031043
Jurusan : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2

BAB 19
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

 DASAR AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN


Pendapatan keuangan sebelum pajak (pretax financial income) adalah istilah
pelaporan keuangan. Sering disebut juga sebagai laba sebelum pajak, laba untuk
tujuan pelaporan keuangan, atau laba untuk tujuan pembukuan. Perusahaan
menentukan laba sebelum pajak menurut IFRS. Perusahaan mengukurnya dengan
tujuan memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor.
Laba kena pajak (taxable income)―laba untuk tujuan pajak― adalah istilah
akuntansi pajak. Ini menunjukan jumlah yang digunakan untuk menghitung pajak
penghasilan yang terutang. Perusahaan menentukan laba kena pajak sesuai dengan
peraturan perpajakan. Pajak penghasilan memberikan uang untuk mendukung operasi
pemerintah.

1. Jumlah Kena Pajak Masa Depan dan Pajak Tangguhan


Perbedaan temporer adalah selisih antara dasar pengenaa pajak atas aset atau
liabilitas dan jumlah yang dilaporkan (jumlah tercatat atau nilai buku) dalam laporan
keuangan, yang akan menimbulkan jumlah kena pajak atau jumlah yang dapat
dikurangkan di tahun-tahun depan. Jumlah kena pajak meningkatkan laba kena pajak
di tahun-tahun depan. Jumlah yang dapat dikurangkan akan mengurangi laba kena
pajak di tahun-tahun depan.

2. Liabilitas Pajak Tangguhan


Liabilitas pajak tangguhan merupakan konsekuensi pajak tangguhan yang
terkait dengan perbedaan temporer kena pajak. Dengan kata lain, liabilitas pajak
tangguhan merupakan kenaikan pajak yang harus dibayar pada tahun-tahun depan
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak yang terjadi pada akhir tahun
berjalan.
Beban pajak penghasilan memiliki dua komponen ― beban pajak kini (current
tax expense), adalah jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode berjalan.
Kedua, beban pajak tangguhan (deffered tax expense) adalah kenaikan saldo liabilitas
pajak tangguhan dari awal sampai akhir akhir periode akuntansi.
 Mengakui jumlah pajak yang harus dibayar atau dapat dikembalikan untuk tahun
berjalan.
 Mengakui liabilitas dan aset pajak tangguhan atas konsekuensi pajak di masa
depan dari kejadian yang telah diakui dalam laporan keuangan atau laporan pajak.

3. Jumlah dapat Dikurangkan Masa Depan dan Pajak Tangguhan


Untuk tujuan pembukuan, perusahaan melaporkan beban garansi dan beban
garansi dan terkait estimasi liabilitas atas garansi dalam laporan keuangannya. Untuk
tujuan pajak, pemotong pajak garansi tidak diperbolehkan sampai garansi dibayar.
Oleh karena itu, perusahaan tidak mengakui liabilitas garansi dalam laporan posisi
keuangan untuk dasar pengenaan pajak.
Jumlah yang dapat dikurangkan terjadi dari pengembalian pajak di masa
depan. Jumlah dikurangkan masa depan ini menyebabkan laba kena pajak kurang dari
laba sebelum pajak di masa depan akan sebagai akibat adanya perbedaan temporer.

 Aset Pajak Tangguhan ( Pengakuan )


o Aset pajak tangguhan merupakan kenaikan pajak yang dapat dikembalikan
(atau disimpan) pada tahun-tahun depan sebagai akibat perbedaan
temporer yang dapat dikurangkankan yang terjadi pada akhir tahun
berjalan.
o Manfaat pajak tangguhan (deffered tax benefit) diakibatkan adanya
kenaikan aset pajak dari awal sampai akhir periode akuntansi. Manfaat
pajak tangguhan merupakan komponen negatif dari beban pajak
penghasilan.

 Aset Pajak Tangguhan ( Nonpengakuan )


o Perusahaan mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan. Namun, berdasarkan bukti yang ada
perusahaan harus mengurangi aset pajak tangguhan jika besar
kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak akan merealisasi sebagian
atau seluruh aset pajak tanguhan. Tingkat kemungkinannya paling sedikit
lebih dari 50 persen.

4. Penyajian Laporan Laba Rugi


Situasi yang terjadi akan memengaruhi apakah perusahaan harus
menambahkan atau mengurangkan perubahan pajak penghasilan tangguhan ke atau
dari utang pajak penghasilan dalam menghitung beban pajak penghasilan. Disisi lain
perusahaan mengurangkan kenaikan aset pajak tangguhan dari utang pajak
penghasilan
Utang Pajak Penghasilan atau Perubahan Pajak Total Beban atau
Pajak Penghasilan yang dapat ± Penghasilan = Manfaat Pajak
Dikembalikan Tangguhan Penghasilan
Formula untuk Menghitung Beban Pajak Penghasilan

Perusahaan melaporkan bagian lancar (jumlah utang pajak penghasilan untuk


periode berjalan) dan bagian tangguhan beban pajak penghasilan. Pilihan lainnya
adalah dengan hanya melaporkan total beban pajak penghasilan pada laporan laba
rugi, dan kemudian menunjukan bagian lancar dan tangguhan dalam catatan atas
laporan keuangan. Beban pajak penghasilan sering disebut dengan “Provisi pajak
penghasilan”.

5. Perbedaan Spesifik
 Perbedaan Temporer
Perbedaan temporer kena pajak adalah perbedaan temporer yang menimbulkan
jumlah kena pajak pada tahun-tahun depan ketika aset yang bersangkutan
dipulihkan. Perbedaan temporer dapat dikurangkan adalah perbedaan temporer yang
menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan pada tahun-tahun depan ketika jumlah
tercatat liabilitas terkait diselesaikan. Perbedaan temporer kena pajak menimbulkan
pencatatan liabilitas pajak tangguhan. Perbedaan temporer dapat dikurangkan
menimbulkan pencatatan aset pajak tangguhan.
 Perbedaan yang Timbul dan Pembalikan dari Perbedaan Temporer. Perbedaan
temporer yang timbul adalah perbedaan awal antara dasar pembukuan dan dasar
pengenaan pajak aset atau liabilitas, terlepas dari apakah dasar pengenaan pajak
aset atau liabilitas melebihi atau melampaui dasar pembukuan dari aset atau
liabilitis tersebut. Disisi lain, perbedaan pembalikan terjadi ketika perusahaan
menghilangkan perbedaan temporer yang timbul dari periode sebelumnya, dan
kemudian menghapus pengaruh pajak terkait dari akun pajak tangguhan.

 Perbedaan Permanen
Perbedaan permanen timbul dari item yang (1) masuk ke dalam laba sebelum
pajak, tetapi tidak pernah masuk ke dalam laba kena pajak; atau (2) masuk ke
dalam laba kena pajak, tetapi tidak pernah masuk ke dalam laba kena pajak.
Perusahaan yang memiliki penghasilan bebas pajak, biaya yang tidak dapat
dikurangkan, atau pengurangan yang diizinkan melebihi harga, memiliki tarif
pajak efektif yang berbeda dengan tarif pajak biasa.
Oleh karena perbedaan permanen hanya memengaruhi periode terjadinya,
maka tidak menimbulkan jumlah kena pajak masa depan atau jumlah dapat
dikurangkan. Akibatnya, perusahaan tidak mengakui adanya konsekuensi pajak
tangguhan.

6. Pertimbangan Tarif Pajak


 Tarif Pajak Masa Depan
Perusahaan hanya dapat menggunakan tarifm pajak selain tarif pajak kini
apabila tarif pajak dimasa depan telah diberlakukan. Jika tarif baru belum
berlaku untuk tahun-thun depan, perusahaan harus menggunakan tarif pajak
kini.
 Revisi Tarif Pajak Masa Depan
Jika terjadi perubahan tarif pajak yang berlaku, perusahaan harus mencatat
pengaruhnya terhadap akun pajak penghasilan tangguhan yang ada dengan
segera. Perusahaan melaporkan pengaruh tersebut sebagai penyesuaian
terhadap beban pajak penghasilan pada periode perubahan tersebut.
 AKUNTANSI UNTUK RUGI OPERASI NETO
Rugi operasi neto (net operating loss―NOL) untuk tujuan perpajakan terjadi
ketika biaya yang dapat dikurangkan dari pajak melebihi laba kena pajak. Dalam
keadaan tertentu, undang-undang perpajakan mengizinkan embayaran pajak untuk
menggunakan kerugian satu tahun untuk menyaling hapus keuntungan tahun-tahun
lainnya.

a. Kerugian Carryback
Dengan menggunakan kerugian carryback, perusahaan dapat membawa
(carry) rugi operasi neto dua tahun kebelakang dan menerima pengembalian pajak
penghasilan yang dibayarkan pada tahun-tahun tersebut. perusahaan harus
menggunakan kerugian tersebut pada tahun sebelumnya, dan kemudian ke tahun ke
dua. Jika masih ada kerugian tersisa setelah carryback dua tahun, perushaan dapat
meneruskan kerugian yang tersisa tersebut sampai 20 tahun ke depan untyk
menyaling hapus laba kena pajak di masa depan.

b. Kerugian Carryforward
Perusahaan dapat melepaskan kerugian carryback dan hanya menggunakan
opsi carryforward, untuk menyaling hapus laba kena pajak di masa depan sampai
20 tahun.
 Sumber Laba Kena Pajak
 Apakah perusahaan memiliki perbedaan temporer kena pajak yang memadai
yang berkaitan dengan otoritas pajak yang sama, yang akan mengakibatkan
jumlah kena pajak dimana rugi pajak yang tidak digunakan dapat
dimanfaatkan sebelum masa berlaku tersebut berakhir
 Apakah besar kemungkinan perusahaan akan memiliki laba kena pajak
sebelum rugi pajak yang tidak digunakan atau kredit pajak yang tidak
digunakan kadaluwarsa.
 Apakah rugi pajak yang tidak digunakan diakibatkan oleh penyebab yang
dapat diidentifikasi, yang kemungkinan tidak akan terulang
 Apakah peluang perencanaan pajak tersedia bagi perusahaan yang akan
menhasilkan laba kena pajak pada periode dimana rugi pajak yang tidak
digunakan atau kredit pajak yang tidak digunakan dapat dimanfaatkan.
 PENYAJIAN LAPORAN KEUANAGN
a. Laporan Posisi Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan piutang atau utang pajak sebagai aset lanacar
atau liabilitas jangka pendek. Meskipun aset dan liabilitas jangka pendek kini
diakui dan diukur secara terpisah, tetapi aset tersebut dapat saling hapus satu sama
lain dalam laporan posis keuangan. Saling hapus terjadi karena perusahaan
biasanya memiliki hak yang erkekuatan hukum untuk menetapkan aset ajak kini
(Piutang Pajak) terhadap liabilitas pajak (Utang Pajak) bila berhubungan dengan
pajak penghasilan yang dipungut oleh otoritas perpajakn yang sama.
Aset pajak tangguhan dan liabilitis pajak tangguhan juga diakui dan diukur
secara terpisah, tetapi dapat saling hapus dalam laporan posisi keuangan. Aset
pajak tangguhan neto atau liabilitas pajak tangguhan neto dilaporkan pada bagian
tidak lancar laporan posisi keuangan.

b. Laporan Laba Rugi


Perusahaan mengalokasikan beban (atau manfaat) pajak penghasilan ke
operasi yang dilanjutkan, penghasilan komprehensif lain, dan penyesuaian periode
sebelumnya. Pendekatan ini disebut alokasi pajak antarperiode. Selain itu,
komponen beban (manfaat) pajak dapat mencakup :
o Beban (manfaat) pajak kini
o Setiap penyesuaian yang diakui dalam periode pajak kini pada periode
sebelumnya
o Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan organisasi
dan pembalikan perbedaan temporer
o Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan perubahan
tarif pajak atau pengenaan pajak baru
o Jumlah manfaat yang timbul dari rugi pajak (rugi fiskal), kredit pajak, atau
perbedaan temporer yang sebelumnya tidak diakui pada periode
sebelumnya, yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini dan
tangguhan.

Persyaratan lainnya adalah bahwa perusahaan harus melaporkan pajak


tangguhan kini yang terkait dengan ekuitas dan masing-masing komponen dari
penghasilan komprehensif lain. Selain itu, penaruh pajak yang terkait dengan
keuntungan atau kerugian operasi yang dihentikan dan pendapatan biasa dari
operasi dihentikan harus diungkapkan.

c. Rekonsiliasi Pajak
Pengungkapan penting lainnya adalah rekonsiliasi antara beban pajak aktual dan
tarif pajak yang berlaku. Perusahaan dapat menyajikan :
o Rekonsiliasi numerik antara beban (manfaat) pajak dan hasil laba akuntansi
dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku, yang juga mengungkapkan dasar
tarif pajak yang berlaku; atau
o Rekonsiliasi numerik antara rata-rata tarif pajak efektif dan tarif pajak yang
berlaku, yang juga mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku.

Dalam menjelaskan hubungan antara beban (manfaat) pajak dan laba


akuntansi, perusahaan menggunakan tarif pajak yang berlaku yang memberikan
informasi paling berarti bagi pengguna laporan keuangan.

Pengungkapan pajak penghasilan ini diperlakukan karena beberapa alasan :


1. Menilai kualitas laba
2. Membuat prediksi arus kas masa depan yang lebih baik
3. Memprediksi arus kas masa depan untuk rugi operasi yang belum
dikompensasi
 TINJAUAN METODE ASET-LIABILITAS
Salah satu tujuan pendekatan ini adalah untuk mengetahui jumlah pajak yang
harus dibayar atau dapat dikembalikan untuk tahun berjalan. Tujuan kedua adalah
untuk mengakui liabilitas dan aset pajak tangguhan untuk konsekuensi pajak masa
depan atas kejadian yang telah diakui dalam laporan keuangan atau laporan pajak.

Prinsip dasar metode Aset-Liabilitas :


1. Liabilitas atau pajak kini diakui karena taksiran pajak yang harus dibayar
atau dikembalikan pada saat pengembalian pajak selama tahun berjalan
2. Liabilitas atau asel pajak tangguhan diakui karena taksiran pengaruh pajak
di masa depan yang dapat diatribusikan ke perbedaan temporer dan
carryforward
3. Pengukuran liabilitas pajak kini dan tangguhan didasarkan pada ketentuan
undang-undang perpajakan yang berlaku; dampak perubahan masa depan
dalam undang-undnag perpajakan atau tarif pajak tidak diantisipasi
4. Pengukuran aset pajak tangguhan berkurang, jika diperlukan, dengan
jumlah manfaat pajak yang tidak diharapkan dapat direalisasikan
(berdasarkan bukti yang ada).

Anda mungkin juga menyukai