Penulis :
NPM : 1811031043
Jurusan Akuntasi
Bandar Lampung
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nyalah
sehingga makalah dengan judul “Alon-Alon Asal Klakon”. dalam mata kuliah
pendidikan etika dan kearifan lokal dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan andil dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sekaligus dapat memberikan saran kepada penulis
untuk memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
2
Daftar Isi
Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 Pendahuluan 4
BAB II Pembahasan 5
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang begitu kaya dengan khasanah
kebudayaannya karena memiliki banyak etnis atau suku bangsa. Setiap budaya
memiliki kekhasannya masing-masing dan mencerminkan nilai-nilai kehidupan
yang berbeda. Oleh karenanya merupakan hal yang lumrah ketika berbicara
tentang suatu komunitas atau etnis tertentu, pertanyaan yang pertama kali muncul
adalah bagaimana adat istiadat mereka, gaya hidup mereka, cara mereka
berkomunikasi, dan lain sebagainya.
Peribahasa (proverbs) merupakan salah satu bentuk gaya bahasa yang berupa
ungkapan tradisional atau suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau
kelompok kata yang bersifat padat, ringkas, sederhana dan berisi tentang norma,
nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku.
Peribahasa banyak digunakan dalam kehidupan keseharian orang pada masa dulu
dan diturunkan dari generasi ke generasi, karena dianggap sebagai jalan yang
paling mudah bagi mereka untuk memberi nasihat, teguran atau sindiran.
Dalam bahasa Jawa, peribahasa Alon-alon waton kelakon sangat terkenal
sampai sekarang. Makna peribahasa tersebut adalah “pelan-pelan asal terlaksana”.
Masyarakat Jawa meyakini bahwa kita harus sabar dan tidak perlu terburu-buru
atau cepat-cepat dalam melakukan sesuatu, yang penting segala sesuatunya
terlaksana dengan baik.
4
BAB II
Pembahasan
5
tersebut, harus memiliki ukuran, tujuan, sasaran yang jelas dan yang
paling penting tujuan yang telah ditetapkan harus tercapai atau
terlaksana, entah dengan hasil menggembirakan atau kurang
memuaskan.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan ”Alon-Alon Asal
Kelakon” bukan sekedar melakukan pekerjaan dengan lambat asal selamat, tapi
disetai dengan kehati-hatian, pertimbangan, akal sehat, nalar, tujuan yang jelas dan
mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kita sering mendengar pepatah Jawa ini, walaupun mungkin pembaca bukan
masyarakat suku jawa. Pepatah ini sering kali dianggap sudah tidak sesuai oleh
6
beberapa orang Karena sekarang sudah memasuki zaman yang serba cepat atau biasa
disebut era percepatan. Perangkat-perangkat elektronik yang terus berkembang dan
mewarnai kehidupan kita semakin mendukung pendapat tersebut.
Jikas kita melihat fenomena saat ini, tentu banyak yang ingin mendapatkan
hasil yang maksimal dengan cara instan. Contohnya, pengendara mobil atau motor
yang suka kebut-kebutn di jalan, menerobos lampu lalu lintas, memakai jalur bus
trans Lampung dengan alas an kejar setoran atau takut terlambat. Padahal mereka
jelas-jelas telah merugikan orang lain, bahkan diri mereka sendiri, terutama saat
terjadi kecelakaan. Contoh kedua juga ditemukan pada saat orang-orang mengantre.
Kebanyakan orang lebih suka untuk menyerobot antrean dengan alas an terlalu lama
atau ingin segera mengakhiri antrean karena ada urusan lain. Hal ini juga sangat
merugikan orang lain yang telah mengorbankan waktu dan sengaja datang lebih awal.
Dari kedua contoh diatas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita harus
pelan-pelan dalam mencapai tujuan. Penal-pelan disini bukan berarti lambat sehingga
menyepelekan, tetapi lebih mengarahkan untuk memperhitungkan atau merencanakan
sesuatu dengan cermat dan hati-hati. Jadi tidak ada lagi terburu-buru atau terges-gesa
sedangkan dirinya merugikan orang lain, apalagi dengan alas an menguntungkan
dirinya sendiri.
7
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Segala tindakan itu pasti ada akibatnya. Jika kita ingin hidup serba
cepat atau instan, maka seringkali segala cara dilakukan agar kepentingan
dirinya tercapai meskipun merugikan orang lain. Jika kita pelan-pelan dalam
menjalani hidup ini maka akan terbiasa untuk sabar, penuh dengan kehati-
hatian, pertimbangan serta merencanakan hidup dengan sebaik-baik.
Kemudian menjadi orang yang peduli terhadap orang lain dan lingkungan di
sekitarnya.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada pmbaca serta penulis sendiri
adalah, dalam mengimplementasikan peribahasa kultur budaya, tidak semata-
mata kita hanya memaknai dari satu sisi, namun kita harus melihat dibanyak
sisi dan pandangan , untuk mendapatkan makna yang sebenarnya. Sehingga,
kita dapat mengimplementasikannya dengan baik di kehidupan sehari-hari.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/blokitpi.wordpress.com/2012/11/02/filosofi-alon-
alon-asal-kelakon/amp/
https://www.kompasiana.com/saefulmunief/54f84713a33311191c8b565d/alon-alon-
waton-kelakon-sebuah-penginat-untuk-masa-sekarang
DOCeprints.uny.ac.id