Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME BUKU

Nama : ANA WAHBI ULWAN


NIM : 2017030172
Prodi/Semester : PGMI/6
Mata Kuliah : Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu : Aryadi Nursantoso, M.Pd.

Judul Buku : Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thingking Skills


Penyusun : Wiwik Setiawati, dkk.
Tahun Terbit : 2019
Penerbit : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Halaman : 74 halaman

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57,
yang menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada
jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Indonesia melakukan
benchmark internasional dengan mengikuti Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA), yang dilaksanakan sebagai
bagian evaluasi.
Buku ini disusun dengan tujuan dan sasaran para guru sebagai acuan pengembangan penilaian
yang dilaksanakan dan juga sebagai acuan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melaksanakan
supervisi akademik terhadap pelaksanaan penilaian berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi di satuan pendidikan.

BAB II
KONSEP PENILAIAN
Menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses tersebut
dilakukan melalui berbagai teknik penilaian , menggunakan berbagai instrument, dan berasal dari
berbagai sumber agar lebih komprehensif.
Penilaian dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir
pembelajaran) dilakukan setelah proses pembelajaran, assessment for learning (penilaian utnuk
pembelajaran) dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan sebagai
dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar, dan assessment as learning (penilaian
sebagai pembelajaran) sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran.
Di dalam Kurikulum 2013, yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan KD
sebagai kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta didik, maka sebagai acuan penilaian,
seorang pendidik harus merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Dan dengan
memperhatikan aspek-aspek dalam penilaian, pendidik juga harus menentukan pencapaian Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sebagai penentu penilaian.
Kemudian dalam buku ini dijelaskan mengenai tiga jenis penilaian yang dilaksanakan oleh
pendidik dalam suatu satuan pendidikan, yaitu:
1. Penilaian Sikap
2. Penilaian Pengetahuan
3. Penilaian Keterampilan
Dari tiga jenis penilaian diatas yang memiliki tujuan masing-masing tetapi disatukan dalam penerapan
Kurikulum 2013, dalam rangka mencapai kepentingan memajukan proses pembelajaran di Negara
Indonesia ini, karena prosedur penilaian yang sekarang dilaksanakan tidak hanya menekankan pada
kemampuan akademik siswa, tetapi juga menekankan atau mungkin lebih condong pada penilaian
sikap atau penerapan hasil belajar oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penilaian Kurikulum 2013 memiliki masing-masing perbedaan sesuai jenis penilaian
yang akan dilaksanakan, seperti teknik dan pelaksanaannya, yang mana akan memberikan hasil yang
berbeda juga. Contoh seperti dalam penilaian sikap yang dilaksanakan melalui teknik penilaian antar
teman, tentu akan memberikan efek yang sangat besar bagi peserta didik apalagi peserta didik yang
memiliki pemikirian kritis. Dan contoh lagi dalam penilaian keterampilan dengan teknik praktik, yang
tentu juga akan menambah semangat peserta didik yang sejatinya peserta didik di usia SD/MI lebih
suka apabila pembelajaran bersifat praktik dan bukan teori semata dan tentunya dengan praktik
pemebelajaran akan lebih mengena dan mudah dipahami oleh peserta didik.

BAB III
PENULISAN DAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS
Anderson & Krathwohl (2001), merevisi Taksonomi Bloom yang berisi 6 level proses berpikir, yaitu:
C 1 = mengingat (remembering)
C 2 = memahami (understanding)
C 3 = menerapkan ( apllying)
C 4 = menganalisis (analyzing)
C 5 = mengevaluasi (evaluating)
C 6 = mengkreasi (creating)
Taksonomi Bloom digunakan sebagai salah satu pengukur level dalam penyusunan soal
HOTS (Higher Order Thinking Skills), yang akan sangat berpengaruh dalam penerapan pemberian
soal kepada peserta didik. Dengan memperhatikan tingkat level berpikir anak maka akan lebih mudah
dalam kita membimbing dan melaksanakan pembelajaran. Level pembelajaran seiring waktu harus
selalu meningkat ke level yang lebih tinggi, untuk meningkatkan pola piker peserta didik.
Soal HOTS harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tranfer satu konsep ke konsep lainnya
2. Memproses dan menerapkan informasi
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda
4. Menggunakan infromasi untuk menyelesaikan masalah
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis
Yang pada intinya dalam penyusunan soal HOTS adalah mengaitkan dengan informasi terbaru dan
juga dikaitkan dengan kejadian/peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan langkah sebagai
berikut:
1. Menganalisis KD
2. Menyusun kisi-kisi soal
3. Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual
4. Menulis butir pertanyaan sesuai kisi soal
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.

Anda mungkin juga menyukai