Anda di halaman 1dari 12

Fanisa Nur Azzahra

PANCASILA DALAM ARUS 5552210079


SEJARAH BANGSA INDONESIA

MENELUSURI KONSEP DAN ALASAN DIPERLUKANNYA MENGGALI SUMBER HISTORIS, DINAMIKA DAN ESENSI DAN URGENSI
URGENSI PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG TANTANGAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN
DALAM ARUS SEJARAH SEJARAH BANGSA PANCASILA DALAM KAJIAN DALAM KAJIAN SEJARAH SEJARAH BANGSA INDONESIA
BANGSA INDONESIA INDONESIA SEJARAH BANGSA INDONESIA BANGSA INDONESIA UNTUK MASA DEPAN

1. Periode Pengusulan Pancasila 1. Pancasila Sebagai 1. Dinamika Pancasila dalam 1. Esensi Pancasila dalam
1. Sumber Historis Pancasila
• 29 April : Pembentukan BPUPKI Identitas Bangsa Bersumber pada adat Sejarah Bangsa Kajian sejarah Bangsa
• 28 Mei : Pelantikan BPUPKI Indonesia istiadat, kebudayaan, dan Pemahaman dan pelaksanaan Indonesia
Pancasila dari waktu ke Sebagai dasar filsafat
• 29 Mei : Sidang Pertama tentang 2. Pancasila Sebagai agama yang berkembang
dalam kehidupan bangsa waktu mengalami pasang Negara, Pancasila
calon dasar Negara Kepribadian Bangsa
surut. Perlu didiskusikan lebi mengandung alas an
• 1 Juni : Usulan pidato Soekarno, Indonesia Indonesia sejak jaman
kerajaan dahulu lanjur tentang bagaimana berdirinya suatu Negara;
hari lahir pancasila 3. Pancasila Sebagai dinamika pancasila sejak awal setiap produk hokum di
Pandangan Hidup 2. Sumber Sosiologis kemerdekaan. Orde ala, orde Indonesia harus
2. Periode Perumusan Pancasila Bangsa Indonesia Pancasila baru, dan orde reformasi. berdasarkan nilai
Membentuk Piagam Jakarta pada 4. Pancasila Sebagai Jiwa Nilai-nilai Pancasila berasal Pancasila.
Bangsa dari interaksi masyarakat 2. Tantangan Terhadap
sidang BPUPKI kedua tanggal 10 -16
5. Pancasila Sebagai Nilai Indonesia sejak jaman Pancasila dalam Kehidupan 2. Urgensi Pancasila dalam
Juli 1945. Berbangsa dan Bernegara Kajian Sejarah Bangsa
Luhur dahulu.
Tentang bagaimana nilai-nilai Indonesia
3. Periode Pengesahan Pancasila 3. Sumber Politis Pancasila yang terkandung dalam Justifikasi Pancasila untuk
PPKI mengadakan sidang Bersumber dari local pancasila itu dihayati dan kepentingan rezim
untuk menentukan dan menegaskan wisdom, budaya, dan diimplementasikan dalam penguasa, menunjukkan
pengalaman bangsa segala sendi kehidupan oleh betapa urgennya
posisi bangsa Indonesia yang
Indonesia dengan bangsa seluruh penyelenggara pancasila sebagai dasar
merdeka dengan membentuk UUD
lain. Negara. filsafat bangsa untuk
1945, yang dimana naskah dikaji, dan disosialisasikan
pembukaannya berasal dari Piagam kepada lapisan
Jakarta masyarakat.
Penjelasan :

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
1. Periode pengusulan Pancasila
Perumusan Pancasila pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada 29 Mei - 1 Juni 1945. Pada tanggal 29 April 1945, BPUPKI dibentuk oleh
pemerintah pendudukan Jepang, diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dan memiliki 2 wakil ketua, yaitu Raden Panji Suroso (Indonesia) dan Ichibangase (Jepang). Pada
Sidang BPUPKI pertama, terdapat beberapa tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara, yaitu Mr. Muh Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Salah
satu usulan pada pidato sidang BPUPKI 1 Juni oleh Ir. soekarno ialah menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara, yaitu :
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Lalu berdasarkan catatan sejarah, kelima buah gagasan itu oleh soekarno diberi nama Pancasila. Kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H
Wahid Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara (Piagam
Jakarta).

2. Periode Perumusan Pancasila


Selanjutnya, pada sidang BPUPKI kedua pada 10-16 Juli 1945 disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Pada alinea ke
empat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila, yaitu :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariah islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah awal Piagam Jakarta ini di kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan sana-sini. Ketika para pemimpin Indonesia sedang
mempersiapkan kemerdekaan, secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia, yaitu takluknya Jepang terhadap sekutu yang ditandai jatuhnya bom atom di kota
Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Sehari setelah itu, pemerintah kedudukan Jepang mengelyarkan maklumat. Pada 8 Agustus 1945 pagi, Soekarno, Hatta, dan radjiman dipanggil Jendral Terauci yang
berada di Saigon, Vietnam. Sepulang dari Saigon, ketiga tokoh tersebut membentuk PPKI dengan junlah anggota 21 orang.
3. Periode Pengesahan Pancasila
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, PPKI bersidang untuk mempersiapkan Indonsesia merdeka. PPKI yang semula badan buatan pemerintahan Jepang,
sejak saat itu dianggap mandiri sebagai badan nasional. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan perangkat dan kelengkapan kehidupan bernegara, seperti :
Dasar Negara, Undang-Undang Dasar, Pemimpin Negara, dan perangkat pendukung lainnya.
Rumusan pancasila dalam pembukaan UUD 1945 yang di sahkan PPKI :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang disahkan PPKI ternyata berbeda dengan Piagam Jakarta. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan yang mempertanyakan kata dibelakang
kata “Ketuhanan” pada sila pertama. Yaitu kata “dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini dianggap arif oleh para pendiri Negara
sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapusnya 7 kata tadi dan diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

B. Alasan diperlukannya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


1. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Setiap bangsa manapun didunia ini pasti memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui
proses Inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai Identitas bangsa merupakan konsekuensi dari proses tersebut. Pemaparan tentang Pancasila sebagai dasar bangsa atau juga
disebut jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai litelatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang
pemerintahan Indonesia.
2. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa
Pancasila disebut sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental, dan
tingkah laku, serta amal perbuatan.
3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaanya, oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158).
4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Arinya Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia
(Bakry, 1994: 157).
5. Pancasila Sebagai Nilai Luhur
Artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri Negara (political consensus) sebagai dasar Negara Indonesia ((Bakry, 1994:
161).

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila
Artinya nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak jaman kerajaan dahulu. Misalnya
sila ketuhanan sudah ada sejak zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya tuhan sudah diakui.
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai-nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesiadalam masyarakat Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Kegiatan gotong royong itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan sebagai cerminan dari
sila keadilan sosial.
3. Sumber Politis Pancasila
Diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalman bangsa Indonesia, termasuk pengalaman
dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Pada nilai-nilai pancasila, misalnya nilai kerakyatan, dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan yang demokratis
sebagaimana tercermin dalam sila keempat.

D. Dinamika dan Tantangan Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


1. DInamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa
Pemahaman dan pelaksanaa terhadap nilai-nilai pancasila dari waktu ke waktu mengalami pasang surut, hal ini sangat berbahaya bagi bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila sering ditafsirkan sepihak oleh para penguasa dan melegitimasi kekuasaannya. Pada masa orde baru, Pancasila di sosialisasikan dan diinternalisasikan melalui penataran
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila). Yang dalam pelaksanaannya cenderung hanya untuk mengagung-agungkan pemerintah orde baru. Sehingga pasca Orde Baru
tumbang, banyak kalangan alergi membahas pancasila. Dengan demikian, tampak pancasila seakan diluapakan.Baru setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan TInggi secara tegas diatur bahwa, kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pancasila, selain mata kuliah Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
dan Bahasa Indonesia.
2. Tantangan Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Pada masa orde lama, lahir TAP MPRS No.III/MPRS/1960 tentang pengangkatan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Hal ini tentu saja bertentangan dengan yang tercantuk
di UUD 1945 pasal 7, yaitu “Presiden dan Wakil Presiden memangku jabatan selama lima tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali”. Hal ini menunjukkan bahwa, tantangan terhadap
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah meletakan Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya, dengan kata lain bahwa nilai-nilai Pancasila menyimpang dari
kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
Selain itu, tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ialah bagaimana cara kita mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila kedala sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara oleh seluruh penyelenggara negara.

E. Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia Untuk Masa Depan
1. Esensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Sebagai dasar filsafat negara, pancasila mengandung alas an berdirinya suatu negara, setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila
digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara, dengan kata lain pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Justifikasi Pancasila untuk kepentingan rezim penguasa, rendahnya pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara menunjukkan betapa urgennya Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa untuk dikaji, dipelajari, dan disosialisasikan pada segala lapisan masyarakat dan penelenggara
negara.
PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA

A. Konsep Negara, Tujuan B. Alasan Diperlukannya C. Sumber Yuridis, Historis, D. Ninamika Tantangan E. Esensi Dan Urgensi
Negara, dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Sosiologis dan Politis Tentang Pancasila Sebagai Dasar Pancasila Sebagai Dasar
Dasar Negara Negara Pancasila Sebagai dasar Negara Negara Negara

1. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar


1. Konsep Negara A. Konsep Negara 1. Esensi dan Urgensi
2. Sumber Historis Negara harus dijadikan Pancasila sebagai Dasar
2. Tujuan Negara B. Tujuan Negara 3. Sumber Sosiologis pondasi dalam menghadapi Negara
3. Urgensi Dasar Negara C. Urgensi Dasar Negara Pancasila Sebagai Dasar dalam menghadap 2. Hubungan Pancasila
Negara tantangan. Tantangan Dengan Proklamasi
4. Sumber Politis Pancasila Kemerdekaan RI
terhadap Pancasila yaitu :
3. Hubungan Pancasila
Sebagai Dasar Negara
1. Tantangan Dari Dalam Dengan Pembukaan UUD
1945
2. Tantangan Dari Luar
4. Penjabaran Pancasila
Dalam Pasal-Pasal UUD
NRI 1945
5. Implementasi Pancasila
dalam Perumusan
Kebijakan :
a. Bidang Politik
b. Bidang Ekonomi
c. Bidang Sosial Budaya
d. Bidang Hankam
Penjelasan :

A. Konsep Negara, Tujuan Negara, dan Urgensi Dasar Negara


1. Konsep Negara
Konsep Negara secara umum dapat diartikan sebagai organisasi tertinggi yang memiliki kewenangan, kewajiban untuk mengatur orang-orang dan melindunginya serta
mensejahterakannya. Pengertian negara menurut beberapa ahli :
a. Aristoteles
Negara merupakan suatu persekutuan dari keluarga dan desa guna mencapai kehidupan sebaik-baiknya.
b. Roger F Soleau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur, mengendalikan persoalan-persoalan bersama yang diatasnamakan masyarakat.
c. Hugo de Groot
Negara adalah ikatan manusia yang insyaf akan arti panggilan hokum kodrat.
d. Jean Bodin
Negara merupakan persekutuan dari kellluarga yang dipimpin pimpinan yang menggunakan akal sehat dan memiliki kedaulatan.
e. George Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan sekelompok manusia yang berada di wilayah tertentu.
f. R. Kranenburg
Negara adalah organisasi kekuasasan yang diciptakan sekelompok manusia yang disebut bangsa.
Dari beberapa definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa negara merupakan sebuah organisasi yang dipimpin oleh seorang atau sekelompok pemimpin untuk
kepentingan rakyat yang berada diwilayah tertentu. Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam terbetuknya suatu negara, yaitu :
a. Unsur Konstitutif, unsur mutlak atau yang harus dimiliki. Yaitu wilayah, Rakyat, dan Pemerintahan.
b. Unsur Deklaratif, yaitu unsur tambahan disebuah negara yakni pengakuan dari negara lain, baik pengakuan secara de facto (pengakuan atas fakta adanya negara sudah
terbentuk berdasarkan rakyat, wilayah, seta pemerintahan yang berdaulat), maupun de Jure (pengakuan didasarkan atas pernyatan resmi menurut hokum internasional,
sehingga suatu negara mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai anggota atau organisasi internasional.

2. Tujuan Negara
Menurut Soehino (1998; 146) tujuan sebuah negara sangat berkaitan dan bergantung kepada tempat, keadaan, serta sifat dari keadaan penguasa. Adapun pengertian tujuan
negara menurut beberapa ahli :
a. Immanuel Kant
Negara bertujuan untuk membentuk serta memelihara hak dan kemerdekaan warga negara (the right of citizen independence)
b. Nichollo Machiavelli
Negara bertujuan menghimpun dan memperbesar kekuasaan engara (the power of the state) sehingga tercipta kemakmuran (properity), kehormatan (honor),
kesejahteraan rakyat (Prosperity).
c. Roger F soltau
Tujuan negara menciptakan kemungkinan rakyat suatu negara untuk berkembang dan mengeksplorasi daya kreasi rakyatnya secara sebebas.
d. Harold J Laski
Tujuan negara mencipakan kondisi rakyat (create conditions of people) yang dapat mencapai harapan dan keinginan semaksimal.
Dari ebberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa tujuan negara adalah untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin kehidupan rakyat.
UUD 1945 pada alinea ke-4 berbunyi :
……kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
kehidupan sosial.
Makna yang tersirat dalam alinea ke IV pembukaan UUD RI bahwa tujuan negara Indonesia adalah :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar perdamaian abadi dan keadilan sosial.

3. Urgensi Negara
Dasar Negara dapat diartikan sebagai landasan atau sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara sangat penting untuk mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan. Peranan Dasar Negara sangat penting dikarenakan sebagai acuan dalam segala aktifitas kenegaraan . Sebagai Dasar Negara Pancasila memiliki
kedudukan yang paling tinggi dan menjadi sumber dari segala sumber hukum. Seperti di dalam UUD Nomor 12 tahun 2011 tentang tata peraturan perundang-undangan di
Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. UUD RI tahun 1945
b. Ketetapan MPR
c. UU/PP Pengganti Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi ; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
B. Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa pancasila sebagai sebuah norma yang dijadikan acuan dan sumber dalam berkehidupan kenegaraan serta menjadi sumber
hukum bagi peraturan-peraturan lainnya. Hal itu berarti kedudukan pancasila dimata hukum sangat tinggi.
Perlunya Pancasila bagi negara Indonesia adalah pancasila itu sendiri di kristalisasi dari keadaan masyarakat Indonesia yang beragam dan mencakup semuanya dan menjadi
panglima tertinggi dari segala norma yang ada, sehingga kehidupan kenegaraan memiliki landasan dan menjadi memiliki arah untuk mencapai tujuan negara, sekaligus mencerminkan
karakteristik bangsa Indonesia.

C. Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis Tentang Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Sumber Yuridis
Sebagai sumber yuridis pancasila sebagai Dasar Negara maka terdapat dalam UUD Nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan perundang-undangan bahwa Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum yaitu pemerintahan yang didasarkan hukum (rule of law), Pancasila
sebagai norma dasar Negara Republik Indonesia, sehinngga sila-sila yang terdapat dalam pancasila merupakan nilai dasar, nilai Instrumental, dan nilai praksis.
2. Sumber Historis
Secara historis Pancasila dijadikan sebagai dasar negara yaitu dalam proses perumusan Pancasila yang diawali ketika dalam sidang BPUPKI. Badan penyelidik ini mengadakan
sidang dua kali, sedangkan sidang pertama tanggal 29 Mei -1 Juni 1945, sedangkan Sidang kedua pada 10 Juli-17 Juli 1945. Pada sidang pertama, Muh. Yamin dan Ir. Soekarno
mengusulkan tentang dasar negara.
Dalam perumusan dasar negara, dibentuk panitia kecil atau panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 yang berhasil merumuskan Rancangan (Pembukaan) Hukum Dasar,
yang dinamakan Piagam Jakarta. Rumusan –rumusan Pancasila secara Historis terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Rumusan Pancasila yang terdapat dalam sidang-sidang BPUPKI merupakan tahap pengusulan sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
b. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat Negara Indonesia yang sangat erat hubungannya dengan proklamasi kemerdekaan.
c. Beberapa rumusan dalam perubahan ketatanegaraan Indonesia, selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.
3. Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara
Secara sosiologis Pancasila mengandung nilai-nilai yang di dalamnya merupakan bagian dari (materil, formal, dan fungsional) yang ada dalam masyarakat Indonesia. Hal
tersebut menjadikan Pancasila sebagai dasar yang mengikat dan mencerminkan setiap warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang berupa norma atau hukum tertulis
(Peraturan Perundang-Undangan) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau kesepahaman, konvensi. Kebhinekaan atau pluralitas masyarakat Indonesia
yang tinggi menyebabkan Ideologi Pancasila bias diterima sebagai Ideologi pemersatu masyarakat Indonesia.
4. Sumber Politis Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sumber politis Pancasila sebagai dasar negara tertuang dalam alinea yang terdapat dalam sila-sila Pancasila, hal tersebut tertulis sebagai berikut :
1) Nilai Ketuhanan
Adalah nilai yang beruhubungan dengan nilai individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sacral, suci, agung dan mulia. Memahami nilai ketuhanan
sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan mesyarakat yang berketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk
mencapai ridho Tuhan dala setiap perbuatan baik yang dilakukan.
2) Nilai Ketuhanan
Adalah nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan , potensi untuk menjadi manusia
sempurna, yaitu manusia yang beradab.
3) Nilai Persatuan Indonesia
Adalah nilai yang terdiri atas beberapa bagian yang terdapat dalam dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah cerminan dari
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai Suku, Ras, Ethis, Agama, Bahasa, Budaya, dan yang lainnya.
4) Nilai Permusyawaratan dan Perwakilan
Nilai Permusyawaratan dan Perwakilan menunjukkan manusia saling membutuhkan, dalam pandangan hidup dengan orang lain, dalam interaksi terjadi kesepakatan, dan
saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama.
5) Nilai Keadilan Sosial
Nilai keadilan disini adalah nilai yang menjunjung tinggi norma berdasarkan keadilan, kesetaraan, serta pemerataan terhadap masyarakat. Hal ini terdapat dalam
pembukaan UUD 1945, yang bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu dalam kehidupan, dimana mempunyai kesetaraan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang di dalam Negara.

D. Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Tantangan Pendidikan Pancasila saat ini adalah dikutip dari pernyataan Abdulgani (1979:14) menyatakan bahwa Pancasila adalah Leitmotive dan leitstar, dengan dorongan
pokok dan bintang petunjuk jalan. Tanpa adanya Leitmotive dan leitstar Pancasila ini, kekuasaan negara akan menyeleweng. Oleh karena itu, segala bentuk penyelewengan itu harus
dicegah dengan cara mendahulukan Pancasila dasar filsafat dan moral.
Pancasila sebagai Dasar Negara harus dijadikan pondasi dalam menghadapi dalam menghadap tantangan. Tantangan terhadap Pancasila diantaranya yaitu tantangan dari
dalam dan dari luar. Tantangan dari dalam yaitu bagai mana masyarakat Indonesia memaknai nilai Pancasila itu sendiri, sehingga Pancasila menjadikan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia. Sedangkan tantangan Eksternal Pancasila, yaitu globalisasi, Pancasila dijadikan sebagai benteng dalam menyaring hal-hal negative yang dihadapi oleh
Negara, menghadapi tantangan yang cukup berat ini adalah menjadikan Pancasila sebagai bagian dari bangsa ini.
E. Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Eksistensi Pancasila sebagai dasar dan ideology bangsa Indonesia secara keseluruhan akan menjadi pedoman dan patokan bernegara dalam merumuskan program
pencapaian cita-cita bangsa dan haluan negara ini kedepannya.Rumusan pancasila secara normatif dan mengikat seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara haruslah
dilaksanakan secara sadar dan konsekuen oleh seluruh warga negara bangsa Indonesia,
Pembukaan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia tahun1945 yang ditegaskan dalam alinea ke-4 terdapat kata “berdasarkan” yang berarti, Pancasila merupakan
dasar negara kesatuan republic Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan dan pedoman yang membentuk dan menyelenggarakan negara,
termasuk menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.

2. Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan


Dalam kenyataannya, Proklamasi 17 Agustus 1945 bukanlah merupakan tujuan semata-mata, melainkan merupakan suatu sarana, isi, dan arti yang pada pokoknya memuat
hal sebagai berikut :
a. Penyataan kemerdekaan bangsa Indonesia, baik pada dirinya sendiri maupun terhadap dunia luar.
b. Tindakan-tindakan yang segera harus diselenggarakan berhubungan dengan pernyataan kemerdekaan itu (Kaelan, 1993 :63). Setelah proklamasi dibacakan pada 18 agustus
1945, disusun suatu naskah Undang-Undang dasar yang didalamnya memuat Pembukaan.

3. Hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD 1945


Notonagoro (1982: 24-26) menegaskan bahwa Undang-Undang Dasar tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi. Diatasnya masih ada dasar-dasar pokok bagi
Undang-Undang Dasar, Yang dinamakan Pokok Kaidah negara yang fundamental (Staatsfundamentalnorm).
Beberapa hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut
1. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai staatsfundamentalnorm.
2. Pancasila merupakan asas kerohanian dari pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm.

4. Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD NRI 1945


Pancasila merupakan asas kerohanian dari pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm. Hubungan antara Penjabaran Pancasila yang terdapat pada pasal-pasal
UUD 1945 perlu ditekankan kembali bahwa pancasila merupakan nilai dasar yang bersifat mutlak dan konsisten secara mutlak dan konsisten secara filosofis akademis, dan jika
ditelaah dalam perspektif ilmu hukum, nilai-nilai Pancasila tidak tergantikan karena menjadi perwujudan asas kerohanian yang menjadi inti dari pembukaan UUD 1945 sebagai
kaidah negara yang bersifat fundamental.
Hal ini merupakan bukti bahwa Pancasila secara universal dan nilai filosofis yang menjiwai seluruh peraturan dan tata tertib kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus
ditaat oleh seluruh bangsa Indonesia.
5. Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan
a. Bidang Politik
Salah satu wujud konkret pengamalan Pancasila dalam perumusan keputusan dan kebijakan dalam bidang politik yang terjadi dilingkungan daerah tempat kita hidup sebagai
bangsa Indonesia. Pancasila menggerakan Ide dan menggerakan pikiran kita untuk saling berdiskusi dan saling menerima pendapat dari para anggota musyawarah bukan dengan
menunjukkan suatu terbanyak dalam suatu musyawarah.
Dari Paparan diatas, seluruh aspirasi dan kepentingan warna negara secara keseluruhan menjadi prioritas dalam perumusan kebijakan politis oleh pemerintah. Implementasi
nilai-nilai Pancasila diwujudkan berdasarkan system tata kelola pemerintahan yang mengacu kepada asas kedaulatan rakyat berdasar konstitusi negara.
b. Bidang Ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini memang diisi oleh bentuk badan usaha yang selain BUMN, terdapat pula perusahaan swasta yang mencerminkan nilai-nilai
Pancasilaterutama sila ke lima dalam hal pemerataan sector perekonomian bangsa dan negara Indonesia sekaligus memperkokoh nilai dan semangat kemandirian bangsa
melalui badan usaha yang dimiliki negara.
Selain itu negara juga memiliki kewajiban untuk menumbuhkembangkan system jaminan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia serta melakukan pmberdayaan masyarakat
yang lemah secara ekonomi.
c. Bidang Sosial Budaya
Pada hakikatnya, bangsa Indonesia memiliki ciri khas hidup untuk bergotong royong sebagaimana halnya pola hidup masyarakat dipeloksok pedesaan. Semua kebijakan
sosial budaya yang perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat adalah dengan memupuk rasa kebersamaan yang dilandasi dengan jiwa gotong royong karena hal
inilah yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan yang berkebudayaan sebagai ciri khas bangsa Indonesia dengan memperhatikan dinamika teraktual kehidupan bangsa dan
negara.
d. Bidang Hankam
Pancasila menjadi jiwa dalam setiap upaya pembelaan negara dalam menjaga pertahanan dan keamanan di negara kita yang diatur dalam pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1),
(2), (3), (4), dan (5) UUD 1945.Implementasi peran serta warga negara dalam mewujudkan bela negara dalam kondisi damai bias diwujudkan dalam banyak bentuk, salah satu
upaya yang mencerminkan jiwa mengabdi sesuai profesi, itu termasuk upaya bela negara. Dalam semua bentuk profesi, mampu menjadi ruang untuk berupaya dalam membela
negara sepanjang diliputi rasa kebangsaan dan semangat mengabdi serta dikokohkan dengan rasa cinta terhadap tanah air.
Usaha untuk membangun kekuatan pertahanan adalah upaya negara dalam meningkatkan dan menggunakan kekuatan bangsa dalam mengatasi ancaman dari dalam dan luar
negeri, serta ancaman lainnya yang bias mengancam persatuan dan kesatuan nasional.

Anda mungkin juga menyukai