DI INDONESIA
ABSTRAK
ABSTRACT
Salah satu peran utama hutan dalam mendukung ketahanan pangan adalah
sebagai sumber bahan pangan non-tanaman. Hutan menyediakan berbagai jenis
makanan seperti buah-buahan, jamur, madu, dan rempah-rempah yang merupakan
sumber gizi penting bagi masyarakat sekitarnya. Hutan juga berperan dalam
menjaga kualitas tanah dan air yang penting untuk pertaniaan. Tanah yang subur
dan air yang bersih merupakan faktor yang penting dalam produksi pangan yang
berkelanjutan. Selain memberikan manfaat langsung bagi ketahan pangan, hutan
juga berperan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati yang tinggi di hutan memberikan potensi yang
besar dalam pengembangan varietas tanaman dan hewan yang tahan terhadap
perubahan iklim dan serangan hama. Hal inil penting dalam menghadapi
tantangan perubahan iklim dan ketidakpastiaan dalam produksi pangan di masa
depan.
Selain itu, hutan juga berperan dalam menjaga kesuburan tanah. Hutan
menyediakan humus dan bahan organic dari dedaunan yang gugur, sehingga tanah
menjadi subur dan mengandung nutrisi yang cukup untuk tanaman. Tanah yang
subur akan menghasilkan hasil pertanian yang lebih baik dan lebih banyak,
sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Dalam karya tulis ilmiah ini, kami akan membaas lebih lanjut tentang
peran hutan dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Kami akan
menggali lebih dalam tentang manfaat langsung dan tidak langsung hutan dalam
produksi pangan, tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberlanjutan hutan,
serta upaya yang dapat dilakukan untuk memastikan peran hutan yang
berkelanjutan dalam mendukung ketahan pangan di Indonesia.
DASAR TEORI
Pengertian Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan mengacu pada kemampuan suatu negara, wilayah, atau
individu untuk memastikan akses yang cukup, aman, dan bergizi terhadap
makanan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kehidupan sehari-
hari. Ketahanan pangan melibatkan aspek-aspek seperti ketersediaan pangan,
aksesibilitas, stabilitas, dan kualitas pangan (Dwiprabowo, 2011). Ketahanan
pangan mencakup produksi dan ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan populasi. Hal ini melibatkan produktivitas pertanian, perikanan,
peternakan, dan sektor pangan lainnya. Faktor-faktor seperti teknologi pertanian,
keberlanjutan lingkungan, dan perubahan iklim mempengaruhi ketersediaan
pangan. Oleh karena itu, sistem pengelolaan hutan mengharuskan masyarakat
untuk mengelola lahan sesuai model pertanian yang mencakup penanaman pohon
di lahan hutan dan budidaya tanaman pangan.
Purwaningsih (2008) menyatakan ketahanan pangan juga melibatkan akses
yang memadai terhadap pangan. Ini mencakup aspek ekonomi, sosial, dan fisik
yang mempengaruhi kemampuan individu atau keluarga untuk memperoleh
makanan yang cukup. Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketimpangan sosial,
infrastruktur, dan kebijakan distribusi pangan memainkan peran penting dalam
aksesibilitas pangan.
Kumayas (2021) menyatakan bahwa stabilitas pangan mengacu pada
kemampuan untuk menjaga ketersediaan dan aksesibilitas pangan secara konsisten
dari waktu ke waktu. Hal ini melibatkan kestabilan produksi pangan, stabilitas
harga, dan ketahanan terhadap perubahan eksternal seperti bencana alam atau
krisis ekonomi. Ketahanan pangan juga mencakup aspek kualitas pangan.
Makanan yang tersedia harus aman, bergizi, dan memenuhi standar kesehatan
yang ditetapkan. Kualitas pangan juga melibatkan keberlanjutan lingkungan,
penggunaan bahan kimia yang aman, dan keberlanjutan sistem produksi pangan.
Sistem Agroforestri
Sistem agroforestri adalah suatu pendekatan dalam pertanian yang
menggabungkan pohon, tanaman pertanian, dan/atau ternak dalam satu sistem
yang terintegrasi. Tujuan utama dari sistem agroforestri adalah untuk mencapai
keberlanjutan dan produktivitas yang tinggi dengan memanfaatkan dan
memaksimalkan interaksi positif antara komponen-komponen tersebut (Garrinity,
2012). Lebih lanjut Garrity (2012) menyatakan bahwa agroforestri memiliki alat
untuk merespons secara terpadu terhadap permasalahan dan tantangan yang
semakin serius terkait penggunaan lahan. Dalam sistem agroforestri, pohon-pohon
ditanam bersama dengan tanaman pertanian atau ternak. Pohon-pohon ini dapat
memberikan berbagai manfaat, seperti memberikan naungan, melindungi tanah
dari erosi, menyediakan sumber nutrisi, meningkatkan kualitas tanah, dan
menyediakan kayu atau bahan bakar (Steiner, 2012).
Vegara (1982) mendefinisikan agroforestri sebagai suatu sistem lahan
berkelanjutan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan hasil total dengan
menggabungkan tanaman pangan dan pepohonan serta ternak secara bersamaan
atau terpisah dalam satu pengelolaan pada suatu satuan lahan, yang diartikan
sebagai suatu sistem pemanfaatan. Sesuai dengan karakteristik sosial budaya,
situasi ekonomi dan negara. Hairiah (2003) menyatakan bahwa Agroforestri, yang
juga dikenal sebagai sistem pengintegrasian pepohonan dengan tanaman
pertanian, memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sistem
pertanian tradisional. Konsep agroforestri bukanlah hal baru. Komunitas adat di
seluruh dunia telah mempraktikkan sistem ini selama berabad-abad dan
menyadari banyaknya manfaat yang ditawarkannya. Dalam sistem wanatani pada
umumnya, pepohonan diintegrasikan secara sistematis ke dalam lahan pertanian,
sehingga memberikan banyak manfaat. Pohon-pohon ini tidak hanya memberikan
keteduhan dan perlindungan bagi tanaman, namun juga menyuburkan tanah
dengan mengikat nitrogen dan meningkatkan kandungan bahan organik.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi literatur atau
penelitian kepustakaan. Metode studi literatur adalah pendekatan penelitian yang
melibatkan analisis dan sintesis literatur yang relevan dengan topik penelitian
yang sedang diteliti. Metode ini melibatkan pencarian, pemilihan, evaluasi, dan
interpretasi literatur yang ada untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang topik yang sedang diteliti.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode studi literatur ini yaitu
mengidentifikasi topik penelitian dengan mentukan topik penelitian yang spesifik
dan relevan dengan tujuan penelitian. Pencarian literatur, pencarian literatur
menggunakan sumber informasi yang relevan, seperti basis data jurnal ilmiah,
perpustakaan digital, dan repositori institusi. Seleksi literatur, membaca abstrak,
ringkasan, atau cuplikan literatur untuk menentukan apakah literatur tersebut
relevan dengan topik penelitian. Evaluasi literatur, tinjau metodologi penelitian,
temuan utama, dan kesimpulan yang dihasilkan, identifikasi kekuatan dan
kelemahan dari setiap literatur yang dievaluasi. Sintesis literatur, sintesis literatur
yang relevan dengan mengidentifikasi pola, tema, atau temuan yang muncul dari
literatur yang telah dievaluasi. Identifikasi kesamaan, perbedaan, dan kontradiksi
antara literatur yang ada. Interpretasi dan analisis, analisis dan interpretasikan
literatur yang telah disintesis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang topik penelitian. Terakhir penulisan laporan, menulis laporan penelitian
yang mencakup tinjauan literatur yang telah dilakukan, sertakan ringkasan temuan
utama, analisis, dan interpretasi literatur yang relevan dengan topik penelitian.
22%
Persaingan
81% 81%
Permintaan
Pemanfaatan Pemanfaaatan
Pangan
Lahan Lahan
28%
Ketidakseimbangan
19%
Produksi Pangan
Perubahan
Iklim Global
1. Peningkatan produktivitas
Sistem agroforestri dapat meningkatkan produktivitas lahan dengan
memanfaatkan ruang yang tersedia secara optimal, pohon-pohon yang
ditanam dapat memberikan naungan, mengurangi erosi tanah,
meningkatkan kualitas tanah, dan menyediakan nutrisi tambahan melalui
seresah daun.
2. Diversifikasi produksi
Dalam sistem agroforestri petani dapat menanam berbagai jenis
tanaman pertanian atau peternakan yang berbeda secara bersamaan. Hal
ini dapat meningkatkan keanekaragaman hasil panen dan pendapatan
petani.
3. Konservasi tanah dan air
Pohon-pohon dalam sistem agroforestri dapat membantu
mengurangi erosi tanah dan mempertahankan kelembaban tanah. Akar
pohon juga dapat menyerap air yang berlebihan dan mengurangi risiko
banjir.
4. Konservasi biodiversitas
Sistem agroforestri dapat menciptakan habitat yang lebih baik bagi
berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman. hayati yang
tinggi dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan
meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama atau penyakit.
5. Mitigasi perubahan iklim
Pohon-pohon dalam sistem agroforestri dapat menyerap karbon
dioksida dari atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa dan tanah.
Hal ini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan
mengurangi dampak perubahan iklim.
6. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Sistem agroforestri dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial
kepada petani dan masyarakat sekitar. Diversifikasi produksi dapat
meningkatkan pendapatan petani, sementara pohon-pohon yang ditanam
dapat memberikan kayu bakar, pakan ternak, dan bahan baku lainnya.
Kesimpulan
BPS Tingkat Kemiskinan Jawa Barat. Maret 2015 [Book]. - Bandung : BPS Provinsi Jawa
Barat, 2015.
Garrinity Agforestry and the Future Global land use [Book]. - [s.l.] : Advances in
Agroforestry, 2012. - Vols. 27-21.
Mudrieq Problematika Krisis Pangan Dunia dan Dampaknya Bagi Indonesia [Journal]. -
[s.l.] : Jurnal Academika Fisip Untad, 2011. - 2 : Vol. 6.
Rachman Ariani Ketahanan Pangan: Konsep Pengukuran dan Strategi [Journal]. - [s.l.] :
FAE, 2005. - 1 : Vol. 20.
Sianipar Tinjauan Ekonomi, Politik, dan Keamanan Terhadap Pengembagan Food Estated
di Kalimantan Tengah Sebagai Alternatif Menjaga Ketahan Pangan di Tengan Pandemi
Covid-19 [Journal]. - Kalimantan Tengah : Jurnal Keamanan Nasional, 2020. - Vol. VI. -
235-248.
Simatupang Analisis Kritis Terhadap Paradigma dan Kerangka Dasar Kebijakan Ketahanan
Nasional [Journal]. - [s.l.] : Forum Penelitian Agro Ekonomi, 2007. - 1 : Vol. 25.
Steiner Agforestry and transition to the future [Book]. - [s.l.] : Advances in Agroforestry,
2012. - Vols. 17-20.
Vegara New Directions in Agroforestry: The potential of tropical legume trees [Book]. -
Honolulu : East-West Centre and United Nations University, 1982.