Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANNISA ARIANTI

NIM : L061211036

DEPARTEMEN: TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

Resume “Sistem Koordinasi Pada Tumbuhan”


Sistem koordinasi adalam sistem yang mengatur / mengkoordinir segala aktivitas
biologis tubuh organisme. Sistem koordinasi Terdiri dari gabungan dua sistem yaitu sistem
saraf dan sistem hormon. Sistem ini umumnya terdapat pada hewan dan manusia, sedangkan
pada tumbuhan hanya ada sistem hormon. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses
regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu
terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon
tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Gerak pada tumbuhan terbagi menjadi gerak endonom dan gerak etionom. Dimana
gerak endonom adalah gerak yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar tetapi dipengaruh oleh
faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak endonom disebut juga gerak autonom. Ada dua
jenis gerak endonom yaitu nutasi dan higroskopis. Sedangkan gerak etionom adalah gerak yang
di pengaruhi oleh rangsangan dari luar, rangsangan ini dapat berupa fisik, kimia ataupun
mekanik. Kita ambil contoh rangsangan fisik misalnya suhu, cahaya dan juga
gravitasi.Sementara untuk contoh rangsangan mekanik dapat berupa sentuhan dan tiupan angin
dan contoh rangsangan kimia adalah dari racun serta pupuk. Pada gerak Etionom dapat kita
bedakan menjadi tiga bagian yakni tropisme, nasti dan taksis.Mekanisme system koordinasi
pada tumbuhan terdiri dari 3 bagian yaitu mekanisme fototropisme, termotropisme, dan
geotropism.
• Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa
cahaya matahari.
• Termotropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi
oleh rangsangan berupa panas atau perubahan panas.
• Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya
gravitasi bumi.
Pada tumbuhan juga terdapat hormone dimana hormon dalam tumbuhan diibaratkan
sebagai koordinator dalam rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan. Hormon
tersebut mencakup hormon promoter (auksin, sitokinin, giberelin, etilen) maupun hormon
inhibitor (asam absisat). Hormon-hormon tersebut dapat berkeja sendiri atau dalam
keseimbangan antar hormon itu (semuanya tergantung pada sistem yang akan dipengaruhinya).
Hormone terbagi menjadi beberapa jenis yakni:
1. Auksin,yang fungsinya:
(1) Mempengaruhi petumbuhan, diferensiasi dan percabangan pada akar
(2) Mempengarui pemanjangan batang
(3) Mempengaruhi perkembangan buah
(4) Dominansi apikal dan
(5) Berkaitan dengan fototropisme dan geotropisme
letaknya : Maristem apikal (bagian ujung tunas), daun yang masih muda, dan embrio
yang terdapat dalam biji.
2. Sitokinin, yang fungsinya:
(1) Mendorong sitokinesis (pembelahan sel)
(2) Mendorong pertumbuhan tanaman secara general
(3) Mendesak benih untuk melakukan perkecambahan
(4) Mempengaruhi diferensiasi serta pertumbuhan dari akar dan
(5) Menunda terjadinya penuaan (senesen) pada tanaman.
letaknya : Pada embrio, akar dan buah. Sitokinin biasanya akan berpindah dari akar ke
organ lainnya pada tanaman.
3. Giberalin, yang fungsinya:
(1) Mempengaruhi diferensiasi dan pertumbuhan dari akar
(2) Mendorong biji untuk mengalami perkembangan
(3) perkembangan kucup
(4) pembungaan
(5) perkembangan buah
(6) Mendorong pembungaan dan
(7) perkembangan daun
Letaknya : Maristem apikal pada tunas ujung dan akar, embrio dan daun muda.
4. Etilen, yang fungsinya:
(1) Memicu terjadinya pematangan
(2) Antagonis dengan hormon auksin
(3) promotor dalam perkembangan dan pertumbuhan dari organ-organ tanaman (seperti
akar, batang, daun dan bunga).
Letaknya : Buah masak (matang), buku-buku pada batang dan daun yang senesen
(mengalami penuaan).
5. Asam Absitat, yang fungsinya:
(1) Merangsang stomata untuk tertutup pada kondisi cekaman kekurangan air
(2) Menghambat pertumbuhan
(3) Mempertahankan benih dalam kondisi dormansi
Letaknya : Daun, batang, akar dan buah yang berwarna hijau.

Daftar pustaka
Asbur, Y. (2017). Peran fotoreseptor pada tropisme tanaman sebagai respon terhadap cahaya.
Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian, 6(2), 91-100.
Dr. Revis Asra, M. S. (2020). HORMON TUMBUHAN. (S. S. Indri Jatmoko, Ed.) Jakarta:
UKI Press.
Wardhani, S. P. R.( 2019). Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta: Diandra Kreatif
Koryati, T. dkk. (2021). Fisiologi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita Menulis
Wardhani, S. P. (2017). GERAK PADA TUMBUHAN. Denpasar.
Devlin,R.M. and F. H. Witham. 1983. Plant Physiology. PWS Publisher. Willand Grand
Press. Boston.

Anda mungkin juga menyukai