Disusun oleh :
•NAFTALI NALWI (L061211006)
•NURUL ISTIQAMA (L061211012)
•NURATIKA AMELIA (L061211018)
•ANNISA ARIANTI ( L061211036)
•RUSAEDA (L061211030)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Integritas dan aspek etika Ipteks “ dengan tepat waktu .
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen Ir.ILHAM JAYA , MM. pada mata kuliah “Wawasan Ipteks “
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Integritas dan aspek etika Ipteks” bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB ll PEMBAHASAN
2.1 Integritas Ipteks dalam dunia segitiga .............................................4-5
2.2 Aspek etika ilmu teknologi dan seni ...............................................6
2.3 Sistem tata nilai dengan kearifan lokal ...........................................6
2.4 Upaya meredani pemgaruh pengaruh negative Ipteks ....................7-8
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Dengan pemahaman integritas dari sudut kata yang bermakna yang telah kita
kemukakan diatas, maka membebaskan kita untuk menjadi diri yang utuh tidak
peduli apa yang akan datang kepada kita.sehingga tingkat kedewasaan kita akan
menunjukkan “kalau apa yang saya katakan dan apa yang saya lakukan sama,
hasilnya konsisten dalam bersikap dan berperilaku.
Penilaian moral diukur dari sikap manusia sebagai pelakuknya, timbul pula
perbedaan penafsiran. Timbulnya dilema-dilema nurani yang mengakibatkan
konflik berkembangnya ilmu (pengetahuan) dengan moral, kemudian muncul
teori etika, tetapi juga tidak bisa serta merta menjadi pegangan untuk
mempertanggungjawaban pengambilan keputusan. Meski demikan, teori etika
memberikan kerangka analisis bagi pengembangan ilmu agar tidak melanggar
penghormatan terhadap martabat kemanusiaan.
Pengembangan ilmu harus berpijak pada proyeksi tentang kemungkinan yang
secara etis dapat diterima oleh masyarakat atau individu-individu manusia
selaku pengguna atau penerima hasil pengembangan ilmu (teknologi). Apa yang
baik dan buruk dari hasil pengembangan ilmu harus dapat
dipertanggungjawabkan pihak yang mengembangkan ilmu (ilmuwan ataupun
penemu). Sebagaimana namanya, “intiusionisme” memang tidak bisa
menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena berpijak pada
3.1 Saran
Adapun saran dari makalah ini ialah agar kita sebagai mahasiswa dapat
memahami integritas dan aspek etika IPTEKS, serta dapat dan mampu
menerapkan hal tersebut dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA