Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INTEGRALISME IPTEKS

OLEH

KELOMPOK 4 :
YISMIA LISTRA GUNI BATARA E031181317

MEYDINATUL HUSNA E031201018

MUH. TAUFIK E031201019

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan dan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya walaupun bentuk dan isinya sangat sederhana.

Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa tantangan dan hambatan, akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang lebih dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1


A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


A. Integralisme IPTEKS .............................................................................................. 2
B. Upaya menuju integralisme IPTEKS ...................................................................... 2
C. Aspek etika IPTEKS ............................................................................................... 3

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 4


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Seni
atau yang sering disingkat dengan IPTEKS. IPTEKS merupakan tiga unsur utama
kemajuan peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajuan
IPTEKS,manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas
kehidupannya. Ilmu pengetahuan dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui
keberadaan beragam dunia,Teknologi ddikembangkan dengan tujuan untuk mengelola
keberadaan beragam dunia dan Seni dikembangkan dengan tujuan untuk
mengapresiasi (penghargaan terhadap sesuatu) keberadaan beragam
dunia.Perkembangan ilmu pengetahuan,Teknologi dan Seni juga mendorong
terjadinya era globalisasi kehidupan manusia karena manusia semakin mampu
mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.. Namun di balik itu semua
manusia menjadi malas melakukan semua aktivitasnya oleh karena semua kemudahan
yang ada. Selain itu juga, sebagian besar manusia diberbagai belahan dunia belum
mencicipi manfaat dari IPTEK tersebut. Sungguh sangat disayangkan sekali dimana
sebagian orang sudah mendapatkan kebutuhannya dengan cepat sementara yang
lainnya harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Untuk itu sebagai mahasiswa
kita perlu mengetahui lebih dalam tentang IPTEK agar kita bisa memanfaatkan untuk
seluruh umat manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan integralisme IPTEKS?
2. Bagaimna upaya menuju integralisme IPTEKS?
3. Apa saja aspek etika IPTEKS?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami apa maksud integralisme IPTEKS.
2. Dapat mengetahui bagaimana upaya sistematis menuju integralisme IPTEKS.
3. Untuk mengetahui aspek etika dalam IPTEKS.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Integralisme IPTEKS
Integralisme adalah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah bangsa adalah
satu kesatuan organik dan IPTEKS adalah sumber informasi yang dapat
meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Jadi
apa itu integralisme IPTEKS? Integralisme IPTEKS yaitu menyatu padukan
seluruh bagian antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk menjadikannya
lengkap dan utuh. IPTEKS ( Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni) berkembang
sesuai dengan tuntutan visi umat manusia. Visi selalu berubah senantiasa melihat
jauh ke depan. Selain menyusun gambaran masa depan yang di inginkan, juga
untuk antisipasi berbagai pertanda yang boleh terjadi baik fenomena alam maupun
sosial sebagai suatu eksistensi realita diluar diri-diri manusia. Pada sisi yang lain,
terdapat pertanda-pertanda yang dipancarkan oleh getaran hati dari diri-diri
manusia yang dialamatkan ke dalam ruang sosial berupa realitas seni, seperti
karya-karya seni sastra, seni lukis, seni tari, seni pahat, dan karya seni lainnya.
Perubahan atas visi terhadapt peran dan tugas IPTEKS adalah konsekuensi dari
pernyataan-pertanyaan yang selalu menggelitik akal budi manusia, seperti ‘apakah
kamu tidak berpikir?’.
Secara umum pengembangan IPTEKS harus mampu berada dalam posisi kemajuan
sebagai berikut:
1. Sudut ilmu pengetahuan, berada pada peran interkoneksitas.
2. Sudut teknologi, berada pada peran kendali; dan
3. Sudut seni, berada peran harmoni.

Ketiga butir kata kunci itulah yang dapat mengisi hakekat, peran, dan tugas visi
yang akan disusun berdasarkan segitiga Armahedi Mahzar yang mencakup
ilmupengetahuan, teknologi, dan seni bagi kemaslahatan hidup.

2
B. Upaya Sistematis Menuju Integralisme IPTEKS
Selama ini kontribusi IPTEKS sebagai outcomes dari sistem pembelajaran
manusia telah dapat memacu kecepatan, ketepatan, tingkat efisiensi, dan
pengorganisasian. Semakin tinggi IPTEKS yang digunakan, maka nilai
tambah ekonomi pada produk industri semakin tinggi pula. Namun demikian,
kita juga menyadari bahwa untuk mengembangkan IPTEKS diperlukan waktu
yang panjang dan biaya yang tinggi. Di pihak lain, timbul kegamangan dalam
mengantisipasi kenyataan perkembangan IPTEKS dewasa ini dan di masa datang.
Disarankan bahwa IPTEKS yang akan dikembangkan dalam suatu sektor harus
yang memiliki basis sejarah atau akar budayanya di masyarakat yang telah turun-
temurun. Sehingga bentuk perkembangannya berupa asimilasi antara IPTEKS
tradisional dengan IPTEKS modern.IPTEKS yang dipacu dan berkembang di atas
pandangan dan nilai-nilai
persaingan akan membawa disparitas bagi masyarajat, di mana pada
akhirnya yang kuat akan menguasai yang lemah. Untuk mencegahnya
diperlukan Lembaga pendidikan yang kuat dan berwibawa, dan dilandasi oleh
nilai-nilai dan pandangan keserbautuhan, kebermanfaatan, dan kebersamaan
agar: persaingan berganti menjadi kemitraan, keberhasilan merupakan
pencapaian bersama, dan kemajuan IPTEKS dapat bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat lokal, nasional, dan global.
Kata integralisme tidak sekadar bermakna penjumlahan (additive) tetapi
menekankan pula pada interkoneksi dan interaksi dengan umpan balik yang
positif (positive feedback). Contoh sederhana dapat ditelusuri melalui
perbaikan tata hubungan antara manusia, makhluk hidup lainnya dan dengan
lingkungan alam sebagai buah integralisme:
1. Hubungan di antara manusia dengan makhluk hidup lainnya.
2. Hubungan di antara manusia dengan alam beserta makhluk hidup.
3. Hubungan di antara sesame manusia harus berpijak pada: prinsip saling
menghormati dan toleran terhadap perbedaan.

2
C. Aspek Etika IPTEKS
Manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari
ilmu pengetahuan. Dalam psikologi, dikenal konsep diri daru Freud yang dikenal
dengan nama “id”, “ego” dan “super-ego”. Id adalah bagian kepribadian yang
menyimpan dorongan-dorongan biologi dan hasrat-hasrat yang mengandung dua
instink yaitu libido (konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agresif). Ego adalah
penyelaras antara “id” dan realitas dunia luar. Super-ego adalah polisi kepribadian
yang mewakili ideal dan hati nurani. Dalam agama, ada sisi destruktif manusia,
yaitu sisi antara murka (hawa nafsu). Ketika manusia memanfaatkan ilmu
pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat saja hanya memfungsikan idnya,
sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan mungkin diarahkan untuk
hal-hal yang destruktif. Milsanya dalam pertarungan antara id dan ego, dimana ego
kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, maka tentu atau juga nafsu
angkara murka yang mengendalikan tindak manusia menjatuhkan pilihan dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah nihil atau malah mungkin kehancuran.
Kisah dua kali perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan ozon,
adalah pilihan id dari kepribadian manusia yang mengalahkan ego maupun super-
egonya .Oleh karena itu, pada tingkat aksiologis, pembicaraan tentang nilai-nilai
adalah hal yang mutlak. Nilai ini menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab
manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi
sebesar-besar masalah manusia itu sendiri. Karena dalam penerapannya, ilmu
pengetahuan juga punya bias negatif dan destruktif, maka diperlukan patron nilai
dan norma untuk mengendalikan potensi id (libido) dan nafsu angkara murka
manusia ketika hendak bergelut dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Di sinilah
etika menjadi ketentuan mutlak, yang akan menjadi well-supporting bagi
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan derajat hidup
serta kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Hakikat moral, tempat ilmuan
mengembalikan kesuksesannya.
Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu, teknologi, dan seni maka perlu
jelas bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh pengujian
dan cara penggunaan IPTEKS pada saat penerapanya dengan pihak lain.jadi
pembatasan etis tersebut tidak berkaitan dengan lahirnya IPTEKS sebagai suatu
kebenaran ilmiah.
3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
IPTEKS merupakan singkatan dari Ilmu pengetahuan Teknologi dan Seni
yaitu ilmu pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang
sedang dipelajari dan dituangkan dalam sebuah perangkat ide, metode, teknik bena-
benda material yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu, teknologi, dan seni maka perlu jelas
bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh pengujian dan cara
penggunaan IPTEKS pada saat penerapanya dengan pihak lain.jadi pembatasan etis
tersebut tidak berkaitan dengan lahirnya IPTEKS sebagai suatu kebenaran ilmiah.

4
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Suriamihardja Amiruddin Eddyman W.Ferial “Wawasan Ipteks ilmu Pengetahuan,


Teknologi, dan Seni” PENERBIT ERLANGGA

www.scribd.com/doc/177487297/Modul-Ipteks-Unhas

Anda mungkin juga menyukai