OLEH
KELOMPOK 6 :
ADHA ANUGRAH PUTRI E031201016
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan dan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya walaupun bentuk dan isinya sangat
sederhana.
Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang lebih dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penyusun
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logika mempelajari hubungan antar pernyataan-pernyataan yang berupa
kalimat-kalimat atau rumus-rumus, sehingga kita dapat menentukan apakah
suatu pernyataan bernilai benar. Benar tidaknya suatu pernyataan lebih
mengarah pada bentuknya; bukan pada arti kalimat. Artinya logika tidak
membantu kita untuk menentukan apakah suatu pernyataan-pernyataan itu
benar, tetapi jika pernyataan-pernyataan itu benar maka kesimpulan yang kita
ambil itu benar.
Pernyataan-pernyataan, baik kalimat berita ataupun persamaan yang tidak
mengandung peubah yang terdapat pada logika disebut proposisi. Suatu
proposisi hanya mempunyai satu nilai kebenaran, yaitu salah satu benar; tidak
keduanya. Perlu diingat bahwa proposisi bukan kalimat tanya atau perintah
melainkan pernyataan. Berkaitan dengan sifat proposisi yang merupakan
sebuah pernyataan, maka proposisi senantiasa selalu dapat diberi nilai apakah
benar atau salah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memahami proposisi?
2. Apa saja komponen proposisi?
3. Apa saja klasifikasi proposisi kategoris?
4. Apa saja jenis-jenis proposisi?
5. Bagaimana luas term predikat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami tentang proposisi
2. Mengetahui komponen proposisi
3. Mengetahui Apa saja klasifikasi proposisi kategoris
4. Untuk mengetahui jenis-jenis proposisi
5. Untuk mengetahui luas term predikat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pernyataan a) adalah persamaan, dimana dapat mengandung dua nilai
kebenaran yaitu salah atau benar, tergantung dari nilai-nilai perubahnya. Jadi
peryataan a) bukan proposisi. Pernyataan b) juga juga bukan proposisi karena
nama Nurul dan Siti lebih dari satu, sehingga kita tidak dapat menentukan
apakah Nurul lebih kaya dari Siti atau sebaliknya. Sedangkan c) bukan
kalimat pernyataan, sehingga bukan proposisi.
Berikut ini akan dijelaskan apa saja lingkup dari operator logika tersebut:
3
dari kedua proposisi bernilai benar, dan akan bernilai salah jika
kedua proposisi bernilai salah. Contoh:
P = Seorang wanita berusia 25 tahun
Q = Lulus perguruan tinggi informatika
R = P ν Q = Seorang wanita berusia 25 tahun atau Lulus
perguruan tinggi informatika.
R bernilai benar bila salah satu P atau Q benar.
d. Implikasi: → (if-then):
Implikasi: jika P maka Q akan menghasilkan nilai salah jika P
benar dan Q salah, selain itu akan selalu bernilai benar. Contoh:
P = Mobil rusak
Q = Saya ridak bisa naik mobil
R = P → Q = Jika mobil rusak Maka saya tidak bisa naik mobil
R bernilai benar jika P dan Q benar.
e. Ekuivalensi/ Biimplikasi/ Bikondisional: ⇔ (if and only if)
Ekuivalensi akan menghasilkan nilai benar jika P dan Q
keduanya benar atau keduanya salah. Contoh:
P = Hujan turun sekarang
Q = Saya tidak akan pergi ke pasar
R = Q ⇔ P = Saya tidak akan pergi ke pasar jika dan hanya
jika Hujan turun sekarang.
R akan bernilai benar jika P dan Q benar ataau jika P dan Q
salah.
B. Komponen Proposisi
4
sunjek, predikat dan kopila, yaitu tanda yang menyatakan hubungan antara
subjek dengan objek.
1. Ts (Term Subjek)
2. Kopula (Penghubung)
3. Tp (Term Predikat)
Catatan:
1. K (Kopula) selalu berada ditengah, diantar Ts dan Tp
2. Ts selalu berada disebelah kiri kopula .
3. Tp selalu berada disebelah kanan kopula.
Perlu kita ketahui bahwa ketiga unsur tersebut hanya terdapat dalam
propoposisi kategoris standar. Adapun proposisi disebut proposisi kategoris
jika apa yang menjadi term predikat diakui atau diingkari secara mutlak (tanpa
syarat) tentang apa yang menjadi item subjek.
Sementara itu sebuah proposisi kategoris hanya dapat disebut standar jika
proposisi kategoris tersebut memenuhi dua syarat: pertama, ketiga unsur
dinyatakan secara eksplisit dan kedua, term subjek dan term predikat sama-
sama berstruktur kata benda.
5
Jika proposisi kategoris ini dijadikan standar, maka bentuknya harus menjadi:
Lydia adalah wanita yang cantik.
Ciri pertama merupakan ciri pokok. Jika sebuah kalimat sudah memenuhi
kedua ciri pertama, maka secaraa otomatis juga akan memenuhi kedua ciri
berikutnya. Ambillah contoh kalimat: “Kampus Universitas Negeri Gunung
Jati terletak di wilayah Bandung”. Ini adalah proposisi karena memiliki term
subjek “Kampus Universitas Negeri Gunung Jati” dan term predikat “terletak
di wilayah Bandung” (ciri pertama); memiliki sifat pengakuan (ciri kedua)
karena “terletak di wilayah Bandung” diakui tentang “Kampus Universitas
Negeri Gunung Jati”, dan akhirnya dapat ditentukan bahwa memang benarlah
demikian (ciri ketiga). Jadi, sebuah proposisi, bagaimanapun sederhananya ,
harus memiliki dua unsure pokok, yakni term subjek dan term predict. Perlu
diperhatikan bahwa dalam logika tidak pernah dikenal aadanya objek,
keterangan subjek, keterangan predikat atau keterangan-keterangan lainnya
sebagaimana lazimnya ditemukan dalam bahasa.
a. “Oh Tuhan! Mengapa bencana ini hanya terjadi pada keluarga saya?”
b. “Segera tinggalkan tempat ini”
c. “ Di mana ayahmu bekerja?” “Selamat hari ulang tahun, Adi, Semoga
panjang umur”
6
yang dipahami maknanya, namun tidak memiliki term subjek dan karena itu
dikategorikan sebagai proposisi yang tidak logis. Dibawah ini beberapa
contoh:
C. Klasifikasi Proposisi
Proposisi kategoris dapat diklasifikasilam berdasarkan beberapa aaspek,
yakni: aspek kuantitas, kualitas serta kuantitas dan kualitas.
1. Kuantitas Proposisi
Dalam setiap proposisi, bahwa setiap Ts dan Tp selalu memiliki
kuantitas. Kuantitas pada Ts maupun Tp hanya dua kemungkinan apakah
“U” atau “P”. Tadi dikatakan bahwa Ts maupun Tp selalu memiliki
kuantitas. Walaupun dinyatakan selalu memiliki kuantitas, namun harus
disadari bahwa kuantitas tersebut tidak selalu muncul atau tampak.
Apabila kuantitasnya tidak muncul atau tampak .
Contoh kuantitas yang nampak: “Sebagian adavokat telah menempuh
Program Pascasarjana”. Sebelum kata advokat muncul kuantitas Ts yaitu
“P”. Bandingkan dengan contoh kuantitas yang tidak muncul/ Nampak
“Kambing makan rumput”. Walaupun tidak muncul namun bukan berarti
tidak ada. Jadi menurut anda kuantitas untuk kambing apakah “U” atau
‘P”. Ya benar, jawwabannya adalah ‘U” atau “semua” karena
setiap/semua kambing makan rumput.
Apabila Ts umumnya kuantitasnya muncul (walau kadang juga tidak
muncul), tidak demikian dengan kuantitas Tp. Sudah dapat dipastikan
bahwa kuantitas Tp tidak akan muncul. Coba perhatikan contoh
proposional berikut ini:
7
Ts : Semua manusia (Kuantitas U)
Kopula: adalah (kualitas +)
Tp : akan mati (Kuantitas ?)
Kuantitas sebuah proposisi kategoris ditentukan oleh luas term subjeknya.
Karena luas suatu pengertian dapat berupa singular, particular, dan
universal, maka proposisi kategoris, berdasarkan kuantitasnya, dapat
dibedakan atas proposisi singular, proposisi particular dan proposisi
universal.
a. Proposisi singular adalah proposisi yang luas term subjeknya singular.
Artinya pengertian term subjek itu menunjuk hanya pada satu hal
tertentu. Misalnya, “Gedung baru itu berlantai dua belas”.
b. Proposisi partikular adalah proposisi yang luas term subjeknya
partikular. Artinya, pengertian term subjek itu tidak menunjuk pada
keseluruhan luasnya, melainkan hanya sebagian atau paling kurang
satu, namun yang satu itu tidak tentu yang mana. Misalnya, “Tidak
semua binatang dapat dijinakkan”
c. Proposisi Universal adalah proposisi yang luas term subjeknya
universal. Artinya, pengertian term subjek itu meliputi semua hal
tanpa terkecuali. Misalnya, “Semua manusia dapat mati”
2. Kualitas proposisi
Ciri khas sebuah proposisi kategoris adalah bahwa di dalamnya selalu
terkandung unsur pengakuan (afimasi) atau pngingkaran (negasi), dan
karena itu hanya tentang proposisi kategoris dapat dikatakan benar atau
salah. Itu berarti kualitas sebuah proposisi kategoris ditentukan oleh
bentuk kopula yang digunakan.
Atas dasar itu, menurut kualitasnya, proposisi kategoris dapat dibedakan
atas dua macam, yakni proposisi afirmatif dan proposisi negatif.
a. Proposisi afirmatif
Suatu proposisi dikatakan afirmatif apabila apa yang menjadi term
predikat diakui tentang apa yang menjadi term subjek. Proposisi
“Gumintir adalah pedagang buah apel”, misalnya, berkualitas afirmatif
karena “pedagang buah apel” (term predikat) dalam proposisi tersebut
tentang “Gumintir” (term subjek).
b. Proposisi negative
Suatu proposisi dikatakan negatif apabila apa yang menjadi term
predikat diingkari tentang apa yang menjadi term subjek. Misalnya,
proposisi “Layang Setu bukan peragawati”, proposisi ini adalah
proposisi negatif karena “peragawati” (term predikat) dalam proposisi
tersebut diingkari tentang “Layang Seto” (term subjek).
8
Pengklasifikasian proposisi kategoris menurut kuantitas dan kualitas secara
teoritis akan menghasilkan enam macam proposisi, yakni:
D. Jenis-jenis Proposisi
Proposisi berdasarkan bentuknya
- Proposisi tunggal, merupakan proposisi yang terdiri atas subjek dan satu
predikat. Misalnya, Saya membaca; Adik bermain.
- Proposisi majemuk, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek
dan lebih dari satu predikat. Misalnya Diana belajar matematika dan
mendengarkan musik.
Proposisi berdasarkan sifatnya
- Proposisi kategorial, proposisi yang hubungan subjek dan predikatnya
tidak memerlukan syarat apapun. Misalnya, semua orang akan mati;
semua makhluk hidup membutuhkan makan.
- Proposisi kondisional, proposisi yang hubungan subjek dan predikatnya
memerlukan syarat tertentu. Misalnya, jika hari mendung maka akan
turun hujan; jika Dina bangun kesiangan maka akan terlambat masuk ke
sekolah.
Proposisi berdasarkan kualitasnya
- Proposisi Positif, atau Afirmatif, merupakan proposisi yang predikatnya
membenarkan subjek. Misal, semua profesor adalah orang pintar.
- Proposisi Negatif, merupakan proposisi yang predikatnya tidak
mendukung/ membenarkan subjek. Misalnya, tidak satupun tumbuhan
memiliki kaki.
Proposisi berdasarkan kuantitasnya
- Proposisi Umum (universal), adalah proposisi dimana predikat
mendukung atau mengingkari semua subjek. Misalnya, semua
mahasiswa harus mengerjakan tugas dari dosen.
- Proposisi Khusus (partikular), adalah proposisi dimana pernyataan
khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari
predikat. Misalnya, sebagian murid di SD adalah anak orang kaya.
9
Proposisi secara sederhana bisa dibedakan atas empat macam jenis
proposisi, yaitu:
10
bagian itu harus sama besarnya, yaitu sama-sama universal. Amatilah
contoh berikut ini.
a. Manusia adalah hewan yang berakal budi.
b. Janda adalah wanita yang pernah bersuami.
c. Dosen adalah orang yang mengajar di perguruan tinggi ‟.
11
c. Menara ini bukan menara yang paling tinggi di kota ini.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana proposisi adalah pernyataan yang dapat diberi nilai
benar atau salah. Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang
mengandung maksud sempurna. Di sini perlu ditegaskan bahwa propopsisi
merupakan pernyataan bukan pertanyaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://raharja.ac.id/2020/11/06/proposisi/
14