Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 1

TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI

Mawardi Pewangi1
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam| Unismuh Makassar

ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan pendidikan


Islam di era globalisasi. Pembahasan difokuskan pada bagaimana karakteristik era
globalisasi? Bagaimana tantangan globalisasi terhadap pendidikan Islam?
Bagaimana strategi pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan globalisasi?
Data diperoleh melalui studi kepustakaan kemudian dianalisis relevansinya dengan
fakta aktual yang terjadi dewasa ini. Ada tiga tantangan utama yang kini dihadapi
oleh pendidikan Islam, yaitu kemajuan iptek, demokratisasi, dan dekadensi moral.
Pada intinya lembaga-lembaga pendidikan Islam harus mereformasi kurikulumnya
agar dapat menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing
dalam menghadapi kompetisi global.

Kata kunci: Tantangan pendidikan Islam, Globalisasi.

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the challenges of Islamic education in the era
of globalization. The discussion focused on how the characteristics of the era of
globalization? How the challenges of globalization on Islamic education? How
Islamic education strategy in facing the challenges of globalization? Data obtained
through library research and analyzed their relevance to the actual facts that
happened today. There are three main challenges now faced by the Islamic
education, the advancement of science and technology, democratization , and moral
decadence . At the core of Islamic educational institutions should reform the
curriculum in order to prepare human resources for excellence and competitiveness
in the face of global competition.

Keywords: Islamic educational challenges, globalization.

1
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 2

praktisi pendidikan Islam agar dapat


PENDAHULUAN menemukan strategi pendidikan Islam
yang tepat untuk menghadapi kehidupan
Pendidikan selalu berkembang global.
mengikuti dinamika kehidupan Pendidikan Islam diartikan oleh
masyarakat. Dewasa ini masyarakat Zakiah Darajat (1994: 28) sebagai
Indonesia sedang mengalami perubahan aktivitas dan sistem pendidikan yang
transisional dari masyarakat agraris ke diselenggarakan atau didirikan untuk
arah masyarakat industri. Bahkan, mengejawantahkan nilai-nilai ajaran
sebetulnya telah terjadi lompatan Islam sehingga terbentuk pribadi
perubahan dari masyarakat agraris ke muslim. Secara faktual, pendidikan
masyarakat informasi. Menurut Tilaar Islam di Indonesia dikelompokkan oleh
(2008: 90), perubahan tersebut Ahmad Tafsir (2005: 24-25) menjadi
meniscayakan desain pendidikan lima jenis, yaitu: (1) pondok pesantren,
memiliki relevansi dengan kebutuhan (2) madrasah dan pendidikan
masyarakat yang terus berubah. Artinya, lanjutannya, seperti UIN, (3) sekolah
pendidikan pada masyarakat agraris Islam (4) pelajaran agama Islam di
didesain relevan dengan dinamika dan sekolah dan perguruan tinggi, (5)
kebutuhan masyarakat agraris. pendidikan Islam dalam keluarga,
Pendidikan pada masyarakat industri dan masyarakat, dan juga melalui jalur
informasi didesain mengikuti arus nonformal dan informal. Berdasarkan
perubahan dan kebutuhan masyarakat uraian ini, maka istilah pendidikan Islam
era industri dan informasi. Begitulah yang dimaksudkan dalam tulisan ini
siklus perkembangan perubahan mencakup dua makna, yaitu pendidikan
pendidikan yang senantiasa didesain Islam sebagai lembaga dan sebagai
relevan dengan perubahan zaman dan proses penanaman nilai-nilai Islam.
kebutuhan masyarakat pada suatu era, Lembaga pendidikan Islam di
baik pada aspek konsep, materi dan Indonesia dalam pandangan Daulay
kurikulum, proses, fungsi serta tujuan (2004: 146) seharusnya lebih maju
dari lembaga pendidikan. disebabkan social power yang
Pendidikan Islam sebagai bagian dimilikinya. Ia berada di tengah wilayah
dari sistem pendidikan nasional, kini yang memiliki penduduk muslim
dihadapkan pada tantangan baru sebagai terbesar di dunia. Tetapi kenyataan
konsekuensi dari dinamika zaman yang menunjukkan sebaliknya, lembaga-
disebut era globalisasi. Dalam lembaga pendidikan Islam tidak lebih
menghadapi tantangan tersebut, unggul, bahkan reputasinya lebih rendah
diperlukan suatu strategi baru yang dibanding dengan yang lain.
solutif dan antisipatif. Menurut Tilaar Masalah pokok yang dibahas
(1998: 245), apabila tantangan baru dalam makalah ini adalah bagaimana
tersebut dihadapi dengan menggunakan tantangan pendidikan Islam di era
strategi lama, maka segala usaha yang global? Adapun submasalahnya sebagai
dijalankan akan menemui kegagalan. berikut:
Hal ini menuntut para pemikir dan

2
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 3

1. Bagaimana karakteristik era 4. Globalisasi sebagai westernisasi


globalisasi? atau modernisasi, yaitu sebuah
2. Bagaimana tantangan globalisasi dinamika yang menyebabkan
terhadap pendidikan Islam? struktur sosial modernitas
3. Bagaimana strategi pendidikan (kapitalisme, rasionalisme,
Islam dalam menghadapi industrialisme, birokratisme, dan
tantangan globalisasi? sebagainya) disebarkan ke
Kajian ini merupakan studi seluruh penjuru dunia.
kepustakaan (library research). Data 5. Globalisasi sebagai penghapusan
diperoleh dari literatur yang berbicara batas-batas teritorial, yaitu
tentang pendidikan Islam dan kaitannya mendorong rekonfigurasi
dengan tantangan globalisasi. geografis sehingga ruang sosial
tidak lagi semata dipetakan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kawasan teritorial.
Karakteristik Era Globalisasi Proses globalisasi yang
mengarah kepada terbentuknya global
Globalisasi berasal dari bahasa society itu, menurut Sadegh (1995: 90-
Inggris, yaitu globalization, dari akar 95), pada dasarnya ditandai dengan
kata global yang berarti sedunia atau terjadinya berbagai kecenderungan,
sejagat (Echols, 1993:271). Jadi antara lain:
globalisasi dapat diartikan sebagai 1. Perubahan konsep mengenai
proses menjadikan sesuatu bersifat ruang dan waktu.
mendunia atau menjagat J. A. Scholte Perkembangan di bidang
dikutip Zubaedi (2012: 97), membagi transportasi menimbulkan perubahan
pengertian globalisasi menjadi lima penting dalam konsep ruang dan waktu.
kategori: Jarak antarkota, antarnegara, bahkan
1. Globalisasi sebagai antarbenua tidak lagi diukur dengan
internasionalisasi, yaitu kilometer melainkan dengan sekian jam
pertumbuhan dalam pertukaran penerbangan. Pemilikan alat komunikasi
dan interdependensi nasional. dan informasi yang berskala massif
2. Globalisasi sebagai liberalisasi, menambah semakin relatifnya
yaitu proses penghapusan pengertian ‘dekat’ dan ‘jauh’. Inilah
hambatan-hambatan yang dibuat proses yang sering disebut sebagai time-
oleh pemerintah terhadap space compression (pemadatan waktu
mobilitas antarnegara untuk dan ruang).
menciptakan sebuah ekonomi 2. Volume interaksi sosial yang
dunia yang terbuka dan tanpa semakin meningkat.
batas. Seiring dengan perkembangan
3. Globalisasi sebagai teknologi transportasi yang terus
universalisasi, yaitu proses meningkat, maka meningkat pula
penyebaran berbagai objek dan volume hubungan kultural antarbangsa.
pengalaman kepada semua orang Secara bersamaan, melalui lembaga-
ke seluruh penjuru dunia. lembaga pendidikan, berlangsung pula

3
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 4

alih pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan dan mengembangkan


daya jangkau yang makin luas. jaringan serta menguasai informasi.
Penggunaan telepon, komputer, internet, Berdasarkan pengertian di atas,
dan telepon seluler telah mendekatkan maka globalisasi merupakan sebuah
mereka yang secara fisik saling proses sosial yang berakibat pembatasan
berjauhan. Melalui media elektronik geografis dan keadaan sosial budaya
terbuka lebar kemungkinan bagi siapa menjadi hilang. Globalisasi menyatukan
saja untuk bersentuhan dengan gagasan masyarakat yang sebelumnya terpencar-
dan pengalaman baru. Dalam proses ini, pencar dan terisolasi ke dalam saling
nilai-nilai budaya dari pihak yang lebih ketergantungan dan persatuan dunia.
dominan dalam penguasaan iptek akan Globalisasi menyangkut seluruh proses
cenderung berposisi dominan pula dalam yang menghubungkan penduduk dunia
interaksi kultural yang terjadi. ke dalam komunitas dunia (global
3. Kesamaan problem penduduk society) yang tunggal, bagaikan hidup di
dunia. sebuah desa, yaitu desa dunia (global
Interaksi antar penduduk dari village).
berbagai belahan dunia, menghadapkan Globalisasi pada awalnya dipicu
umat manusia kepada isu-isu yang sama, oleh kemajuan teknologi, khususnya di
juga menyadarkan manusia bahwa apa bidang transportasi dan komunikasi,
yang terjadi di suatu pojok dunia dapat tetapi dampaknya segera meluas ke
berpengaruh bahkan memiliki tali-temali berbagai bidang kehidupan, baik
dengan peristiwa di bagian dunia yang ekonomi, politik, budaya, bahkan agama.
lain. Semakin banyak masalah yang Globalisasi menjadi sebuah fenomena
terkait dan bersifat global, menyadarkan yang kompleks dan berefek luas. Tidak
manusia bahwa untuk mengatasi mengherankan, jika istilah globalisasi ini
masalah-masalah demikian tidak bisa telah memperoleh konotasi arti yang
lain kecuali dengan pendekatan yang banyak. Globalisasi di satu sisi
juga bersifat global. dipandang sebagai kekuatan tak
4. Saling hubungan dan saling tertahankan yang memberi kemakmuran
ketergantungan yang semakin ekonomi kepada orang-orang di seluruh
meningkat. dunia, tetapi di sisi lain, ia dituding
Banyak problem yang dihadapi sebagai sumber dari malapetaka manusia
secara bersama, mengikat orang dalam modern.
suatu kondisi saling berhubungan dan Menurut Sadegh (1995: 97),
saling ketergantungan yang terus globalisasi menjadi petaka karena dapat
meningkat. Inilah yang disebut a melahirkan frustasi eksistensial
network society (masyarakat jaringan). (existential frustation) yang dicirikan
Pendorong berkembangnya jaringan- dengan hasrat yang berlebihan untuk
jaringan itu adalah pengetahuan dan berkuasa (the will to power),
informasi. Karena itu kekuatan dan mengumpulkan uang (the will to money),
kelemahan sebuah lembaga akan sangat untuk bekerja (the will to work), dan
ditentukan oleh kemampuannya kenikmatan seksual (the will to sex).
Keseluruhan hasrat ini merupakan

4
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 5

turunan dari materialisme dan konsolidasi, rasionalisme, paradoks


hedonisme. global, dan kekuatan pemikiran.
Globalisasi yang bersumber dari Selajutnya, Rahim (2001: 14)
Barat, dewasa ini tampil dengan watak mengemukakan bahwa secara eksternal
hegemonik di bidang politik, ekonomi, masa depan pendidikan Islam
teknologi, dan kultural. Akibatnya, dipengaruhi oleh tiga isu besar, yaitu
pendidikan Islam sebagai upaya globalisasi, demokratisasi, dan
pewarisan nilai-nilai Islam, kini liberalisme Islam. Daulay (2004: 139)
dihadapkan pada desakan dan agresi menyebut globalisasi, kemajuan ilmu
nilai-nilai dan budaya Barat. pengetahuan dan teknologi, dan
Salah satu ciri dari globalisasi dekadensi moral sebagai tantangan
menurut Mastuhu (1999: 275) adalah pendidikan Islam masa kini dan masa
kompetisi, dan syarat untuk depan. Sedangkan Wahid (2011: 60)
memenangkan sebuah kompetisi adalah mengemukakan, tantangan pendidikan
keunggulan. Di sini letak tantangan bagi Islam yang harus dihadapi di era global
pendidikan Islam untuk dapat terus eksis ini adalah kebodohan, kebobrokan
dan menjadi pilihan masyarakat di era moral, dan hilangnya karakter muslim.
mendatang. Pendidikan Islam juga Keempat pakar di atas berbeda
ditantang untuk menghasilkan produk dalam mengidentifikasi tantangan
(generasi muslim) yang berkualitas dan pendidiikan Islam karena berbeda sudut
berdaya bersaing tinggi dengan tetap pandang yang digunakan. Mastuhu
memelihara ciri keislamannya. melihatnya dalam perspektif perubahan
sosial, Rahim mengamati menurut
Beberapa Tantangan Pendidikan tinjauan politik, Daulay melihatnya
Islam dalam sudut pandang perkembangan
Tantangan globalisasi merupakan iptek, dan Wahid melihatnya dari sudut
suatu kondisi kekinian sebagai akibat pandang etika.
dari modernisasi. Kondisi tersebut harus Menurut Zubaedi (2012: 54),
dihadapi dan dilalui agar tercapai suatu ketika globalisasi dihadapkan dengan
keberhasilan. Tantangan tidak harus pendidikan Islam, maka muncul dua
dimaknai sebagai sesuatu yang membuat implikasi sekaligus, yakni peluang dan
sulit, atau kadang menghambat sesuatu ancaman. Sebagai peluang, globalisasi di
yang ingin dicapai, tetapi tantangan satu sisi akan memudahkan pendidikan
adalah penggugah tekad untuk Islam untuk mengakses berbagai
meningkatkan kemampuan informasi secara cepat, juga
menyelesaikan masalah. memudahkan pendidikan Islam untuk
Mastuhu (1999: 275) menyebarluaskan produk-produk
mengemukakan, beberapa tantangan keilmuan yang memberikan manfaat
yang dihadapi dunia pendidikan masa bagi masyarakat. Selanjutnya sebagai
kini, yaitu globalisasi, kompleksitas, ancaman, ternyata globalisasi tidak
turbulence, dinamika, akselerasi, hanya mempengaruhi tatanan kehidupan
keberlanjutan dari yang kuno ke yang pada tataran makro, tetapi juga
modern, koneksitas, konvergensi, mengubah tata kehidupan pada level

5
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 6

mikro, yaitu terhadap ikatan kehidupan dibawanya bersifat fasilitatif terhadap


sosial masyarakat. Globalisasi memicu kehidupan manusia. Artinya, ipteks
fenomena disintegrasi sosial, hilang memberi fasilitas kemudahan bagi
nilai-nilai tradisi, adat-istiadat, sopan manusia, tetapi juga dapat merugikan.
santun, dan penyimpangan sosial lainya. Berdasarkan uraian di atas,
Merujuk kepada berbagai dapat disimpulkan bahwa pendidikan
pendapat di atas, penulis memilah dan Islam memandang perkembangan ipteks
merumuskan tiga tantangan utama untuk sebagai tantangan yang harus dihadapi
dibahas. Ketiga tantangan ini dianggap dan dikuasai, sehingga generasi muslim
memiliki pengaruh paling krusial tidak tertinggal oleh kebudayaan yang
terhadap pendidikan Islam. Adapun berkembang. Pada konteks ini ada dua
tantangan yang lainnya adalah implikasi hal yang penting untuk dipikirkan, yaitu
yang lahir dari adanya ketiga tantangan (1) bagaimana supaya perkembangan
utama tersebut. ipteks tidak terlepas dari nilai-nilai
1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan ajaran Islam; (2) bagaimana pendidikan
Teknologi. Islam dapat berkonstribusi bagi
Pendidikan Islam saat ini kemajuan ipteks di masa depan.
sedang ditantang konstribusinya 2. Demokratisasi
terhadap pembentukan peradaban dan Demokratisasi merupakan isu
budaya modern yang relevan dengan lain yang mempengaruhi pendidikan
perkembangan ilmu pengetahuan, Islam Indonesia. Dede Rosyada (2004)
teknologi, dan seni (ipteks). Pada menjelaskan, bahwa tuntutan
dimensi ini, pendidikan Islam demokratisasi pada awalnya ditujukan
mengalami kemunduran fungsi pada sistem politik negara sebagai
(degradasi fungsional) karena antitesis terhadap sistem politik yang
pendidikan Islam lebih berorientasi pada otoriter. Selanjutnya perkembangan
aspek moral spiritual. tuntutan ini mengarah kepada sistem
Terdapat banyak pendapat yang pengelolaan berbagai bidang termasuk
mengatakan bahwa pendidikan Islam bidang pendidikan.
tidak terlalu fokus memprioritaskan Kehidupan demokrasi adalah
aspek yang bersifat praktis dan kehidupan yang menghargai akan
pragmatis, seperti penguasaan teknologi. potensi individu. Artinya, bahwa setiap
Akibatnya, pendidikan Islam tidak bentuk homogenisasi masyarakat adalah
mampu bersaing pada level kebudayaan bertentangan dengan prinsip-prinsip
di tingkat global. hidup demokrasi. Sehingga, menurut
Secara makro kondisi Tilaar (1998), dalam bidang pendidikan
pendidikan Islam saat ini sudah semua warga negara memiliki hak yang
ketinggalan zaman. Tertinggal karena sama untuk memperoleh pendidikan,
kalah berpacu dengan perkembangan juga memiliki kewajiban yang sama
dan perubahan sosial budaya. Tertinggal dalam membangun pendidikan nasional
sebab alumni yang hasilkan kalah yang berkualitas. Demokratisasi
bersaing dalam penguasaan ipteks. pendidikan membuka ruang partisipasi
Ipteks dengan beragam kemajuan yang publik untuk terlibat dalam pendidikan,

6
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 7

walaupun di satu sisi ini berpotensi Strategi Pendidikan Islam di


melahirkan komersialisasi pendidikan, Indonesia Menghadapi Globalisasi.
terutama oleh kelompok pengusaha Menghadapi tantangan
pendidikan yang berusaha meraup globalisasi seperti yang dikemukakan di
keuntungan melalui bisnis pendidikan. atas, pendidikan Islam perlu melakukan
Demokratisasi pendidikan Islam langkah-langkah strategis dengan
menghendaki sistem pendidikan yang membenahi beberapa persoalan internal.
bersifat sentralistik, seragam, dan Persoalan internal yang
dependen, untuk beralih dimaksud adalah: (1) persoalan dikotomi
mengembangkan sistem pendidikan pendidikan; (2) tujuan dan fungsi
yang lebih otonom, beragam, dan lembaga pendidikan Islam; (3) persoalan
independen. kurikulum atau materi. Ketiga persoalan
3. Dekadensi moral tersebut saling terkait antara satu dengan
Revolusi teknologi berakibat yang lain.
pada pergeseran nilai dan norma budaya. 1. Menyelesaikan persoalan dikotomi
Pada lazimnya, nilai-nilai budaya dari Persoalan dikotomi ilmu agama
pihak yang lebih dominan dalam dan ilmu umum melahirkan dualisme
penguasaan ipteks akan cenderung pendidikan, yaitu pendidikan Islam dan
berposisi dominan pula dalam interaksi pendidikan umum. Dikotomi dan
kultural yang terjadi. Dalam konteks ini, dualisme merupakan persoalan lama
Hasbi Indra (2005: 72) menjelaskan yang belum terselesaikan sampai
bahwa budaya Barat telah sekarang.
memperlihatkan superioritasnya Seiring dengan itu berbagai
terhadap budaya Islam. Produk teknologi istilah pun muncul untuk membenarkan
seperti TV, parabola, telepon, VCD, pandangan dikotomis tersebut. Misalnya,
DVD, internet, dan lain-lain dapat adanya fakultas umum dan fakultas
membuka hubungan dengan dunia luar agama, sekolah umum dan sekolah
sehingga wawasan masyarakat terbuka. agama. Dikotomi itu menghasilkan
Namun, lewat media tersebut dapat pula kesan bahwa pendidikan agama berjalan
disaksikan pornografi, film-film, tanpa dukungan ipteks, dan sebaliknya
sinetron yang menawarkan gaya hidup pendidikan umum hadir tanpa sentuhan
bebas dan juga kekerasan, yang secara agama.
moral bertentangan dengan nilai Islam. Pendidikan Islam harus menuju
Berdasarkan uraian di atas, jelas pada integrasi antara ilmu agama dan
tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan ilmu umum. Fazlur Rahman (1985: 160)
dalam segala bentuk, baik bersifat menawarkan satu pendekatan untuk
personal maupun global bisa terjadi menyelesaikan persoalan dikotomi
dalam hitungan waktu yang relatif pendidikan yaitu dengan menerima
sangat singkat. Hal ini merupakan pendidikan sekuler modern sebagaimana
tantangan yang mutlak dijawab oleh yang berkembang di dunia Barat dan
pendidikan Islam melalui strategi yang mencoba untuk mengisinya dengan
tepat. konsep-konsep kunci tertentu dari Islam.

7
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 8

Ahmad Syafi'i Ma'arif komprehensif, contohnya


(1991:150) mengatakan bila konsep madrasah.
dualisme dikotomik berhasil c. Pendidikan Islam meniru model
diselesaikan, maka dalam jangka pendidikan sekuler modern dan
panjang sistem pendidikan Islam akan mengisinya dengan konsep-
berubah secara keseluruhan, mulai dari konsep Islam, contohnya sekolah
tingkat dasar sampai ke perguruan Islam.
tinggi. Pendidikan Islam melebur secara d. Pendidikan Islam menolak
integratif dengan pendidikan umum. produk pendidikan Barat. Hal ini
Peleburan bukan hanya dalam bentuk berarti harus mendisain model
satu departemen saja, tetapi lebur pendidikan yang betul-betul
berdasarkan kesamaan rumusan filosofis orisinil dari konsep dasar Islam
dan pijakan epistemologisnya. dan sesuai dengan lingkungan
Upaya intergrasi keilmuan di sosial-budaya Indonesia.
Indonesia dapat dilihat dengan e. Pendidikan agama tidak
perubahan kelembagaan perguruan dilaksanakan di sekolah-sekolah
tinggi Islam dari insitut menjadi tetapi dilaksanakan di luar
universitas. Pada level madrasah dan sekolah. Artinya, pendidikan
pondok pesantren upaya ini diwujudkan agama dilaksanakan di rumah
dengan memasukkan mata pelajaran atau lingkungan keluarga dan
umum dalam kurikulum. lingkungan masyarakat.
2. Revitalisasi tujuan dan fungsi
lembaga pendidikan Islam. Model tersebut dapat dipilih
Lembaga-lembaga pendidikan untuk diterapkan yang penting sejalan
Islam perlu mendisain ulang tujuan dan dengan kebutuhan masyarakat muslim.
fungsinya. Menurut Azyumardi Azra Pada intinya, menurut Nata (2003: 78),
(1999: 71-72) terdapat beberapa model pendidikan Islam harus mampu
pendidikan Islam di Indonesia: menyiapkan sumber daya manusia yang
a. Pendidikan Islam dapat berpikir kritis dengan fokus dan
mengkhususkan diri pada tidak hanya sebagai penerima informasi
pendidikan keagamaan saja global, tetapi juga harus memberikan
untuk mempersiapkan dan bekal kepada peserta didik agar dapat
melahirkan ulama-mujtahid yang mengolah, menyesuaikan, dan
mampu menjawab persoalan- mengembangkan segala hal yang
persoalan aktual atau diterima melalui arus informasi tersebut,
kontemporer sesuai dengan yakni manusia yang kreatif dan
perubahan zaman. produktif.
b. Pendidikan Islam yang 3. Reformasi kurikulum atau materi
mengintegrasikan kurikulum dan Materi pendidikan Islam terlalu
materi-materi pendidikan umum didominasi masalah-maslah yang
dan agama, untuk bersifat normatif, ritual dan eskatologis.
mempersiapkan intelektual Islam Malik Fajar (1998: 5) menjelaskan,
yang berpikir secara materi pendidikan Islam disampaikan

8
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 9

dengan semangat ortodoksi keagamaan, global yang kompetitif. Ketiga hal


tanpa ada peluang untuk melakukan tersebut masih membutuhkan unsur lain
telaah secara kritis. Pendidikan Islam sebagai pendukung, seperti sumber daya
tidak fungsional dalam kehidupan kependidikan yang berkualitas,
sehari-hari, kecuali hanya sedikit pendanaan yang memadai, dan
aktivitas verbal dan formal yang bersifat lingkungan sosial yang kondusif.
ritual.
Berdasarkan pengembangan
KESIMPULAN
keilmuan, dari berbagai problem yang
muncul di atas, jelas tidak bisa direspon 1. Globalisasi menyebabkan penduduk
hanya dengan ilmu-ilmu yang selama ini dunia berbaur dan menyatu dalam
ada di lembaga pendidikan Islam, seperti pergaulan yang lintas batas dan lintas
fiqih, ilmu kalam, tasawuf, aqidah budaya. Bidang-bidang kehidupan
akhlak, dan tarikh. Ilmu-ilmu tersebut pun dibuat saling terkait satu sama
perlu kembangkan sehingga mampu lain. Globalisasi melahirkan saling
menjawab persoalan aktual, misalnya ketergantungan, sekaligus
masalah lingkungan hidup, global menghadirkan persaingan di semua
warming, pencemaran limbah beracun, lini kehidupan.
penggundulan hutan, gedung pencakar 2. Ada tiga tantangan utama yang kini
langit, polusi udara, dan problem sosial, dihadapi oleh pendidikan Islam, yaitu
antara lain: banyaknya pengangguran, kemajuan iptek, demokratisasi, dan
penegakan hukum, hak asasi manusia, dekadensi moral. Ketiga tantangan
korupsi, dan sebagainya. tersebut membawa pengaruh besar
dalam semua bidang kehidupan
Dalam konteks ini, materi manusia, termasuk bidang
pendidikan Islam secara garis besar pendidikan. Perkembangan dan
diarahkan pada dua dimensi, yakni: (1) kemajuan iptek prinsipnya berpotensi
dimensi vertikal berupa ajaran ketaatan melemahkan daya mental spiritual.
kepada Allah swt. dengan segala bentuk Permasalahan baru yang harus segera
artikulasinya; (2) dimensi horizontal dipecahkan oleh pendidikan Islam
berupa pengembangan pemahaman adalah dehumanisasi pendidikan dan
tentang kehidupan manusia dalam netralisasi iptek dari nilai-nilai
hubungannya dengan alam atau agama. Pendidikan Islam ditantang
lingkungan sosialnya. Dimensi yang untuk membuktikan kemampuannya
kedua ini dilakukan dengan dalam penguasaan iptek, sekaligus
mengembangkan materi pendidikan kesanggupannya dalam
yang berorientasi pada penguasaan ilmu mengendalikan dampak negatif dari
pengetahuan dan teknologi. iptek.
Tiga hal yang dikemukakan di 3. Menghadapi tantangan modernitas,
atas merupakan tawaran desain pendidikan Islam harus melakukan
pendidikan Islam yang perlu diupayakan langkah strategis dengan terlebih
untuk membangun pendidikan Islam dahulu membangun paradigma
yang bermutu di tengah kehidupan keilmuan yang integratif sebagai

9
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 10

jawaban terhadap dikotomi ilmu. _______. (ed), 1999. Platform


Lembaga-lembaga pendidikan Islam Reformasi Pendidikan dan
juga mendisain ulang fungsinya Pengembangan Sumber Daya
dengan memilih model pendidikan Manusia. Jakarta: Logos Wacana
yang relevan dengan perubahan Ilmu.
zaman dan kebutuhan masyarakat.
Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam
Pilihan yang paling tepat adalah
Melawan Globalisasi. Cet. II;
mengadaptasi model pendidikan
Jakarta: Rida Mulia.
modern (Barat) dalam sistem
pendidikan Islam. Pilihan ini bukan Maarif, Ahmad Syafi'i. 1991.
berarti sekularisasi atau westernisasi, “Pemikiran tentang Pembaharuan
tetapi pilihan ini tetap meniscayakan Pendidikan Islam di Indonesia,”
nilai-nilai Islam terpelihara dalam dalam Muslih Usa, ed.,
aktivitas pendidikan Islam. Tahap Pendidikan Islam di Indonesia
selanjutnya, lembaga-lembaga antara Cita dan Fakta.
pendidikan Islam harus mereformasi Yogyakarta: Tiara Wacana.
kurikulumnya agar dapat menyiapkan Mastuhu, 1999. Memberdayakan Sistem
sumber daya manusia yang unggul Pendidikan Islam. Cet. 2;
dan memiliki daya saing dalam Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
menghadapi kompetisi global.
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen
Pendidikan, Mengatasi
DAFTAR PUSTAKA Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia. Bogor: Kencana.
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan
Islam: Tradisi dan Modernisasi Rahim, Husni. 2001. Arah Baru
Menuju Milenium Baru. Cet. 1; Pendidikan Islam di Indonesia
Jakarta: Logos Wacana Ilmu. (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana
Ilmu.
Daulay, Haidar Putra. 2004. Pendidikan
Islam dalam Sistem Pendidikan Rahman, Fazlur. Islam and Modernity,
Nasional. Cet. 1; Jakarta: Transformation of an Intellectual
Kencana. Tradition, terj. Ahsin
Mohammad, Islam dan
Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Modernitas. Yogyakarta:
Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Pustaka, 1985.
Echols, John M. Echols dan Hassan Rosyada, Dede. 2004. Paradigma
Shadily. 1993. Kamus Inggris- Pendidikan Demokratis: Sebuah
Indonesia. Cet. XIX; Jakarta: PT Model Pelibatan Masyarakat
Gramedia. dalam Penyelenggaraan
Fajar, A. Malik. 1998. Madrasah dan Pendidikan. Cet. 1; Jakarta:
Tantangan Modernitas. Kencana.
Bandung: Mizan.

10
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 1| ISSN 2527-4082| 11

Sadegh, Bakhtiari. 1995. Globalization


and Education Challenges and
Opportunities. Iran: Journal
Isfahan University.
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan
Islam dalam Perspektif Islam.
Cet. 6; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Tilaar, H.A.R. 2008. Manajemen
Pendidikan Nasional: Kajian
Pendidikan Masa Depan. Cet. 9;
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
__________, 1998. Beberapa Agenda
Reformasi Pendidikan Nasional
dalam Perspektif Abad 21.
Magelang: Tera Indonesia.
Wahid, Marzuki. 2011. Pesantren Masa
Depan: Wacana Pemberdayaan
dan Transformasi. Bandung:
Pustaka Hidayah.
Zubaedi. 2012. Isu-Isu Baru dalam
Diskursus Filsafat Pendidikan
Islam dan Kapita Selekta
Pendidikan Islam. Cet. I;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11

Anda mungkin juga menyukai