Anda di halaman 1dari 27

PERAN ORGANISASI HMPS PAI DALAM MENGEMBANGKAN

KEMAMPUAN INTELEKTUAL MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

TARBIYAH IAIN BONE

Draf skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Bone

Oleh:

YULYANA
Nim. 862082019115

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Larat Belakanng
Pada dunia pendidikan terutama dalam ranah institute tidak bisa terlepas

dari yang namanya organisasi. Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang

hendak dicapai oleh pihak tertentu karena terdapat urgensi dari keberadaan

organisasi. Organisasi merupakan kerjasama antara dua orang atau lebih, suatu

sistem aktivitas-aktivitas atau kekuatan-kekuatan yang dikoordinasikan secara

sadar.1 Organisasi juga bisa dikatakan sebagai suatu yang dijadikan wadah bagi

sekelompok orang atau mahasiswa untuk mengembangkan intelektualnya.

Sedangkan intelektual adalah kemampuan mental yang diperlukan untuk

melakukan berbagai aktivitas berfikir, menalar, dan memecahkan masalah. 2

Kemampuan intelektual ini sangat diperlukan untuk meningkatkan dan

mengoptimalkan kinerja organisasi. Adapun aspek kemapuan intelektual

(kognitif) mahasiswa mencakup kemampuan mengingat, kemampuan

memahami, kemampuan mengaplikasikan dan kemampuan

menganalisis.3Keempat kemampuan mahasiswa ini disalurakan atau

dikembangkan memalui organisasi.

1
Suprapto, dkk, Budaya Sekolah dan Mutu Pendikan, (Jakarta: PT Penacitra Satria, 2008), h.
16
2
Robbins, Stephen P, dan Thimothy a. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Indeks, 2010),
h.57.
3
Tri Wiyoko, Aprizan, Analisis Profil Kemampuan Kognitif Mahasiswa PGSD Pada Mata
Kuliah Ilmu Alamiah Dasar, Indonesian Journal of Science Education, Vol. 2, No. 1, 2020. h. 31.
Organisasi mahasiswa internal kampus adalah organisasi mahasiswa yang

memiliki kedudukan resmi dilingkungan perguruan tinggi dan mendapat

pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari pengelola perguruan tinggi. Organisasi

kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi kemahasiswaan yang

berkedudukan didalam perguruan tinggi yang bersangkutan. Salah satu bentuk

oraganisasi kemahasiswan yaitu himpunan mahasiswa program studi (HMPS)

merupakan wadah kegiatan ekstrakurikuler di perguruan tinggi, yang bersifat

penalaran dan keilmuan yang sesuai dengan program studi pada jurusan4.

Dimana himpunan mahasiswa program studi (HMPS PAI) memiliki fungsi

sebagai wadah edukasi mahasiswa Pendidikan agama islam IAIN Bone dalam

mengembangkan potensi, minat dan bakat dengan tujuan untuk mewujudkan

mahasiswa yang edukatif, kreatif dan berakhlakul karimah serta mempu

berkontribusi aktif dalam mengembangkan mutu pendidika di Indonesia.

Sebagaimana yang tertuang dalam AD/ART (HMPS PAI).


“Fungsi HMPS PAI yaitu sebagai wadah edukasi mahasiswa pendidikan
agama islam IAIN Bone dalam mengembangjan potensi, minat dan bakat, 5 dan
tujuannya yaitu mewujudkan mahasiswa yang edukatif, kreatif dan berakhlaktul
karimah serta mampu berkontribusi aktif dalam mengembangan mutu Pendidikan
di Indinesia.”6
Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan

sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan

peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai

4
Ady widayanto, Karasteristik Prestasi Akademik Mahasiswa Aktivis Organisasi Intrakmapus
Difakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (Yogyakarta: UNY, 2012,), h.30-31
5
Anggaran Dasar dan Aggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Program studi
Pendidikan Agama Islam IAIN Bone 2022/2023. BAB IV, Pasal 8.
6
Anggaran Dasar dan Aggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Program studi
Pendidikan Agama Islam IAIN Bone 2022/2023. BAB V, pasal 9
tujuan pendidikan tinggi.7Sedangkan menurut widayanto mengatakan bahwa

organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan-kegiatan

mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan, penalaran,

keilmuan, bakat dan minat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri 8. Dalam Q.S

As-shaffah ayat 4:
ٌ َ‫صفًّا َكاَنَّهُ ْم بُ ْني‬ ‫هّٰللا‬
ٌ‫ان َّمرْ صُوْ ص‬ َ ‫ا َِّن َ يُ ِحبُّ الَّ ِذ ْينَ يُقَاتِلُوْ نَ فِ ْي َسبِ ْيلِ ٖه‬
Terjemahannya: sesugguhnya Allah mencintai orang yang berperang (berjuang)
dijanan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Q.s. As-Shaff, ayat
4).
Pada ayat tersebut diketahui bahwa, kata shaffah atau barisan adalah

sekelompok dari sekian banyak anggotanya yang sejenis dan kompak serta

berada dalam satu wadah yang kokoh lagi teratur. Sedangkan kata marshushun

berarti berdempet dan tersusun dengan rapi, yang dimaksud ayat tersebut adalah

tentang pentingnya kekompakan barisan, kedisiplinan yang tinggi, serta kekuatan

kerja sama dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan tantangan dalam

menjalankan sesuatu9. Allah SWT, telah memerintahkan agar segala kegiatan

yang dilakukan itu dikerjakan secara bersama-sama agar apa yang kita kerjakan

itu lebih mudah.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan

Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, menunjukkan bahwa selain kompetensi pada

bidang ilmunya (base knowledge), pada mahasiswa dituntut pula ada

kompetensi-kompetensi tambahan, Seperti organisasi-organisasi kemahasiswaan

7
Kepmendikbud RI Nomor 155/u/1995, Pedoman Umum Organisasi Bab 1 pasal 1 ayat 1
8
Ady widayanto, Karasteristik Prestasi, (Yogyakarta: UNY, 2012,), h. 50
9
Arifin tahir, Buku Ajar Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 78.
intra kampus. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 pasal 108 ayat 1

dinyatakan bahwa
“Untuk melaksanakan peningkatan penalaran, minat, kegemaran, dan
kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan pada perguruan
tinggi dibentuk organisasi kemahasiswaan”.10
Organisasi kemahasiswaan merupakan sarana bagi pengembangan diri

mahasiswa yang memiliki banyak manfaat, diantaranya memperluas wawasan

mahasiswa, meningkatkan kecendikiawanan, serta meningkatkan integritas

pribadi mahasiswa dalam menyikapi permasalahan kampus, masyarakat dan

bangsa. Mahasiswa yang aktif berorganisasi dapat mengembangkan kemampuan

intelektualnya sebagaimana terdapat penelitian terdahulu dengan hasil penelitian

mengatakan bahwa
“Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada variabel peran organisasi
intra kampus terhadap pengembangan civic skills pada mahasiswa PPKn FKIP
UMS tahun akademik 2019/2020. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung variabel
peran organisasi intra kampus sebesar 5,447 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000.11
Mahasiswa adalah kaum intelektual dan berpendidikan. Namun, dalam

arti intelektual yang sebenarnya, tidak banyak mahasiswa yang intelektual. Hal

ini setidaknya dapat ditunjukkan oleh potret mahasiswa saat ini. Jika fashion

adalah satu-satunya hal yang dipedulikan mahasiswa dalam hidup mereka,

bagaimana mereka bisa disebut intelektual sejati, kegiatan sehari-hari hanya

berkencan, bermain game, bersenang-senang dan bermalas-malasan, dan hanya

fokus melanjutkan studi, dan tidak khawatir tentang kegiatan non-akademik.

Sebagaimana data yang telah diperoleh yaitu:

10
Keputusan Menteri Pendidikan nasioanal republik Indonesia, nomor. 30 pasal 108 ayat 1.
11
Hasna Fauzia Fajarini, Pengaruh Pemahaman Kewarganegaraan dan Peran Organisasi Intra
Kampus Terhadap Pengembangan Civic Skills Pada Mahasiswa Ppkn Fkip Ums Tahun Akademik
2019/2020. (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakatra, 2019), h. 1.
“Uji T diperoleh t hitung (equal variances assumed) adalah 5,791
sedangkan t tabel dengan tarap signifikan 5% diperoleh 1,655. Berarti bahwa
thitung > ttabel (5,975 > 1,655). Maka dapat di kesimpulan bahwa ada perbedaan
yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiwa aktif dengan tidak aktif
berorganisasi Angkatan 2016 dan 2017 FKIP UMP. Dengan nilai rata-rata
prestasi belajar mahasiswa aktif dalam organisasi kemahasiswaan sebesar 3,5163
sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar mahasiswa tidak aktif dalam organisasi
kemahasiswaan adalah sebesar 3,2625.12
Sangatlah penting menjadi mahasiswa yang berwatak intelektual dan

bermoral, karena mahasiswa adalah subjek perubahan yang harus mampu

berpartisipasi secara langsung dalam masyarakat. Oleh karena itu, menurut calon

peneliti, mahasiswa perlu tidak hanya mengandalkan auditorium, tetapi juga

memperoleh pengetahuan dalam berbagai cara, termasuk pengorganisasian

internal dan eksternal kampus. Mahasiswa dicetak untuk menjadi sarjana yang

berkualifikasi tinggi baik dalam disiplin akademik dan non-akademik, termasuk

keterampilan organisasi, intelektual dan profesional. Mencapai nilai moral yang

tinggi juga merupakan prasyarat untuk menjadi seorang mahasiswa. Generasi

yang dapat membangun negara yang lebih baik dimulai dengan moral yang baik

dan kemampuan beradaptasi dengan masyarakat.

Partisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan di dalam dan di luar

kampus dapat membuat perbedaan besar dalam wawasan, pemikiran,

pengetahuan, ilmu sosialisasi, kepemimpinan dan manajemen kepemimpinan,

yang kebetulan diajarkan dalam kurikulum normatif perguruan tinggi. Organisasi

ini juga mendidik mahasiswa aktif dan kreatif untuk dapat berkomunikasi dengan

semua orang. Kita bisa belajar dengan semua orang di organisasi, termasuk

mereka yang baru kita kenal.

12
Irwanto, Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa Aktif Dengan Tidak Aktif Berorganisasi
Angkatan 2016 Dan 2017 Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Palembang, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Palembang 2019). h. v.
Oleh karena itu, organisasi dianggap sebagai salah satu wadah dalam

dunia pendidikan untuk mencetak peserta didik yang cerdas dan bermoral.

Karena begitu pentingnya organisasi bagi peserta diik maka penulis tertarik

melakukan penelitian tentang hal tersebut dengan mengambil judul Peran

Organisasi HMPS PAI dalam Mengembangkan Kemampuan Intelektual

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN

Bone.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran yang telah dikemukakan dalam latar belakang di atas,

maka calon peneliti mengemukakan permasalan pokok yakni bagaiamana peran

organisasi HMPS PAI dalam mengembangkan intelektual mahasiswa program

studi Pendidikan agama islam fakultas tarbiyah IAIN bone pada mahasiswa

Pendidikan agama islam angkatan 2022 IAIN Bone.

Bertitik tolak dari pokok masalah tersebut, maka penulis mengemukakan sub

masalah secara sederhana sebagai berikut:

1. Bagaiaman program kerja dari para pengurus organisasi HMPS PAI dalam

mengembangan intelektual mahasiswa Pendidikan agama islam IAIN Bone?.

2. Bagaimana hasil dari implementasi program kerja organisasi HMPS PAI

dalam mengembangan intelektual mahasiswa Pendidikan agama islam IAIN

Bone?.

C. Defenisi Operasional

Sebelum membahas lebih lanjut, untuk menghindari kesalahan persepsi calon

peneliti maupun pembaca, terlebih dahulu akan memberikan beberapa pengertian


dasar terhadap beberapa istilah teknis yang calon peneliti gunakan pada judul draft

skipsi ini. Pengertian-pengertian dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Peran adalah menurut Soerjono dan Soekanto bermakna aspek dinamis dari

posisi seorang untuk mengimplementasikan seperangkat hak dan kewajiban sesuai

dengan posisinya, menjalankan fungsinya maka dapat dikatakan bahwa seorang

tersebut telah menjalankan fungsinya.13 Sedangkan Organisasi adalah suatu kegiatan

pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki

perusahaan atau Lembaga untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta

menggapai tujuan bersama.14 Berdasrkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa

peran organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai wadah untuk mahasiswa dalam

mengembangkan potensi-potensi , minat dan bakat yang dimilikinya.

HMPS PAI merupakan salah satu organisasi intra yang ada di fakultas

tarbiyah IAIN Bone.

Mengembangkan, mengembangkan berasal dari kata kembang yang

merupakan kata kerja dan artinya adalah membuka lembar-lembar, membentangkan,

menjadikan besar (luas, merata dan sebagainya), seperti kerajaan dan menjadikannya

maju (baik dan sempurna).

Mengembangkan memiliki 3 arti. Mengembangkan berasal dari kata dasar

kembang. Mengembangkan adalah sebuah homonim karena arti-artinya memliki

ejaan dan pelafalan yang sama tapi maknanya berbeda. Mengembangkan memiliki

arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga mengembangkna dapat menyatakan

13
Agustien Lilawati, “Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di
Rumah pada Masa Pandemi”, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 5, issue 1,
2021), h. 551.
14
W.J.S. Poedarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. V; Jakarta: Balai
Pustaka,1985),h. 735
suatu Tindakan, keberdaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jadi

mengembangkan adalah proses pencapaian target yang menjadi tujuan tertinggi

dalam suatu pencapaian. Sedangkan Intelektual adalah sesuatu yang menggabarkan

kecerdasan, kepintaran, ataupun untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 15

Pengembangan intelektual yaitu upaya untuk membina atau menyempurnakan

kecerdasan seseorang agar mereka dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi, baik di universitas,

institute atau akademi.16

Dengan pengertian judul di atas, maka secara operasional pembahasan judul

skripsi ini yaitu peran organisasi HMPS PAI dalam mengembangkan intelektual

mahasiswa program studi Pendidikan agama islam fakultas tarbiyah IAIN Bone.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Bagaiaman program kerja dari para pengurus organisasi HMPS PAI dalam

mengembangan intelektual mahasiswa Pendidikan agama islam IAIN

Bone.

b) Bagaimana hasil dari implementasi program kerja organisasi HMPS PAI

dalam mengembangan intelektual mahasiswa Pendidikan agama islam

IAIN Bone?.

2. Kegunaan Penelitian

15
Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Ed. III; Jakarta:
Balai Puastaka, 2002), h. 1093
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Ed. I; Jakarta:
Balai Pustaka, 1999), h.34.
a) Dengan penelitian dan pengkajian secara mendalam mengenai pokok

permasalahan tersebut di atas di samping menambah wawasan dan

cakrawala berpikir serta pengalaman secara langsung di lapangan melalui

penelitian, juga dapat menjadi bahan pemikiran serta sumbangah ide atau

gagasan tentang peranan organisasi kemahasiswaan dalam pembentukan

intelektual

b) Sebagai sumbangsi pemikiran bagi para aktivis-aktivis BPH HMPS PAI

dalam menumbuhkan potensi para anggotanya

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan analisa calon peneliti bahwa pokok permasalahan yang terdapat

dalam penelitian ini memiliki relevansi dengan sejumlah tulisan yang ada dalam

berbagai referensi yang dapat dijadikan sebagai rujukan.

Pertama skripsi oleh suadara Hedir dengan judul Kontribusi Organisasi

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Dalam Pengembangan Intelektualitas

Mahasiswa (Studi Kasus Pada Angkatan Mapaba 2013 Cabang Bone), pada tahun

2017. Pada penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa model kegiatan/kerja

pengurus organisasi PMII dalam pengembangan intelektualitas mahasiswa pada

Angkatan mapaba 2013 cabang watampone yaitu dapat berupa kajian umum yang di

adakan pada setiap malam jumat, pelatihan kader dasar, dan training of trainer. Dan

bentuk kontribusi oraganisasi PMII dalam pengembangan inteltualitas mahasiswa

pada Angkatan mapaba 2013 cabang watampone yaitu membantu untuk eksis
dikampus baik dari segi mental, wacana, sehingga para mahasiswa mampu berbicara

dan mengeluarkan pendapat mereka.17

Kedua skripsi oleh saudari Azzahra Fikrul Islam dengan judul Peran

Organisasi Kemahasiswaan dalam Mengembangkan Potensi Mahasiswa Di

Universitas Muhammadiyah Makassar, pada tahun 2018, pada penelitian tersebut

memperoleh hasil bahwa peran organisasi kemahasiswaan bagi mahasiswa adalah

membantu dan melatih mahasiswa mengelola waktu dengan baik karena dalam

organisasi setiap anggota memiliki tugas dan peran masing-masing yang harus

diselesaikan dan menjadikan mahasiswa menghargai setiap detik yang berlalu,

menjadikan mahasiswa mempunyai jaringan komunikasi maupun relasi yang luas di

dalam kampus maupun diluar kampus yang akan memudahkan mereka bersaing di

luar setelah lulus dari perkuliahan dan menjadi sarjana,dan organisasi sebagai wadah

bagi mahasiswa dalam mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki,

terkadang dosen tidak dapat melihat bakat yang dimiliki mahasiswa karena hanya

sedikit waktu untuk bertatap muka dengan mahasiswa berbeda ketika mahasiswa

masuk dalm organisasi, mereka akan diarahkan menuju tempat atau tanggung jawab

yang akan mengasah bakat dan minat yang dimiliki.18

Ketiga oleh sebuah tesis yang dilakukan oleh saudara Emeraldo Wahyu

Nugroho, Idi warsah dan M. Amin dengan judul peran oragnisasi ektra kampus dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa, pada tahun 2020. Pada penelitian

17
Hedir, Kontribusi Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Dalam
Pengambangan Intelektualitas Mahasiwa Studi Kasus Pada Angkatan Mapaba 2013 Cabang Bone,
(Sripsi, STAIN WATAMPONE, 2017).
18
Azzahra Fikrul Islam, Peran Organisasi Kemahasiswaaan Dalam Mengembangkan Potensi
Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyyah Makassar, (Skripsi, Universitas Muhammadiyyah
Makassar, 2018).
tersebut memperoleh hasil bahwa organisasi eksta PMII dapat mengasah kemampuan

komunikasi yang sangat diperlukan oleh mahasiswa sebagai calon pendidik melalui

system pengkaderan baik formal maupun nonformal, dan PMII memberi ruang untuk

mahasiswa agar bisa mengikuti seminar atau pelatihan yang tidak didapat di tempat

lain.19 Dimana ketiga tinjaun pustaka tersebut sangat relevan dengan penelitian calon

peneliti yakni subtansi pada penelitian tersebut terfokus pada proses oraganisasi

dalam mengembangan kemampuan intelektual mahasiswa.

Keempat oleh sebuah jurnal yang diteliti oleh Budiaman Ramadhan, Faridah

dan Mauhammad Ardiasyah dengan judul peranan organisasi kemahasiswaan dalam

pengembangan softskill mahasiswa difakultas ilmu Pendidikan universitas negeri

makassar. Dengan hasil penelitian yaitu bahwa Peranan Organisasi Kemahasiswaan

di tingkat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar yaitu sebagai

wadah pengembangan minat dan bakat mahasiswa seperti berkomunikasi, manajemen

waktu, kepemimpinan serta menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa.

F. Kerangka Fikir

Pada bagian ini, calon peneliti akan menguraikan tentang kerangka pikir yang

akan dijadikan sebagai patokan untuk melaksanakan penelitian ini. Hal ini dianggap

perlu karena dapat memudahkan penulis untuk memperoleh data dan informasi yang

diperlukan dalam memecahkan permasalahan sesuai dengan penelitian yang bersifat

ilmiah.

Untuk lebih memahami, maka kerangka pikir ini dibuat dalam bentuk skema.

Adapun skema yang dimaksud yaitu:

19
Emeraldo Wahyu Nugroho, Idi warsah dan M. Amin, Peran Oragnisasi Ektra Kampus
Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa, (Tesis, IAIN Curup, 2020).
HMPS PAI

Program Kerja

PKTI KAJIAN FESTIVAL PAI

mengembangan Kemampuan Intelektual


mmahasiswa

Skema 1

Dari skema diatas dapat diketahui bahwa, dalam mengembangkan

kemampuan intelektual mahasiswa, pengurus HMPS PAI melakukan perannnya

dengan Menyusun berbagai program kerja yaitu pelatihan karya tulis ilmiah (pkti),

dimana pkti ini dilakukan untuk membimbing atau untuk melatih mahasiswa dalam

mengembangkan pengetahuannya menganai teknologi informasi dan komunikasi di

peltihan karya tulis ilmiah ini mahasiswa dibimbing untuk membuata suatau tulisan-

tulisan yang ilmiah. Kemudian kajian, kajian ini di selenggarakan oleh hmps pai

diwaktu-waktu luang dimana kajian ini diberikan unutk menambah wawasan

mahasiswa diluar daripada materi yang di peroleh di bangku perkuliahan dan festival

pai, dimana festival pai ini yang termasuk didalamnya adalah debat Pendidikan, debat

Pendidikan dilaksanakan unutk megasah sklill dari mahasiswa pai itu sendiri.
Dengan pelatihan, kajian serta debat Pendidikan maka akan membantu mahasiswa

dalam mengambangkan inteletualnya.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta yang empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.20 Dengan uraian di atas maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Hipotesis penelitian

Adapun hopotesis penelitian dalam penelitian ini yaitu

a. Tidak terdapat perbedaaan sebelum dan sesudah peran organisasi hmps pai

dalam mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa program studi

Pendidikan agama islam fakultas tarbiyah IAIN Bone

b. Terdapat perbedaan sebelum dan setelah peran organisasi hmps pai dalam

mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa program studi Pendidikan

agama islam fakultas tarbiyah IAIN Bone

2. Hipotesis statistic

Hmps pai dalam mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa program

studi Pendidikan agama islam fakultas tarbiyah IAIN Bone


H0: µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cet. XXVI; Bandung:
Alfabeta, 2017), h. 63.
Keteranagan:

µ1 : perkembangan setelah hmps pai melakukan perannya

µ2 : perkembangan sebelum hamps pai melakukan perannya

H0 : Tidak terdapat perkembangan mahasiswa setelah hmps pai melakukan

perannya

Ha : Terdapat perkembangan mahasiswa setelah hmps pai melakukan perannya

Nilai semester dianalisis untuk menentukan ada tidaknya perkembangan yang

signifikan antara hasil semester sebelumnya dengan semester setelahnya setelah

hmps pai melakukan atau mengimplementasikan perannya (program kerja).

H. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting karena

berfungsi sebagai sarana pengumpulan dan analisis yang sangat menentukan

keberhasilan peneliti. Metode penelitian merupakan cara alamiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.21 Adapun metode penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif.

yaitu suatu penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistic.22 Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian

eksperimen yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu yang lain dalam kondisi yg terkendalikan.23

2. Pendekatan Penelitian

21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D ,h. 2.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D ,h. 7.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D ,h. 72.
Sesuai dengan metode dan disiplin ilmu yang peneliti tekuni, maka metode

pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan padagogik, sisiologis dan

pendekatan psikologis. metode pendekatan ini dipakai dengan menggunakan

pandangan atau teori yang menyangkut pokok-pokok masalah yang dibahas.

a. Pendekatan Paedagogik

Pendekatan paedagogik adalah pendekatan yang menerangkan tentang

gejala-gejala perbuatan mendidik atau dengan kata lain paedagogik adalah ilmu

yang memberikan landasan, pedoman dan arah sasaran dalam usaha

membentuk siswa menjadi manusia yang beradab yaitu manusia yang

berketerampilan, berbudaya dan berpengetahuan.24 Pendekatan ini bertujuan

untuk mengetahui cara atau metode yang diterapkan oleh HMPS PAI dalam

upaya mengembangkan intelektual anggotanya.

b. Pendekatan psikologis

Pendekatan psikologis adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan

membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku

individu ataupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan (meliputi

semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia).25

Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan jiwa atau psikis para

mahasiswa yang Pendidikan Agama Islam itu sendiri.

c. pendekatan teologi normatif

Pendekatan yang memandang bahwa ajaran Islam yang bersumber al-

Quran dan hadis Nabi Saw menjadi inspirasi dan motivasi pendidikan Islam.

24
Uyoh Sadulloh, Paedagogik: Ilmu Mendidik (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2010), h.7.
25
Muhibbin Syah, Psikoligi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 10.
Pendekatan ini dilakukan untuk memberikan gambaran agar bisa menjunjung

tinggi dan mengamalkan norma- norma keagamaan.

3. Lokasi Penelitian, populasi dan sampel

a. Lokasi penelitian ini yaitu Kampus 1 IAIN Bone, yang terletak di Jl. Hos

Cokroaminoto Watampone Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan Indonesia.

b. Popilasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generaliasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 26 Maka

sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pai institut

agama islam Bone yang telah mengikuti kegiatan pkti dan festival pai (debat

Pendidikan). Sampel, yaitu sebagaian dari populasi. Adapun sampel dalam

penelitian ini adalah 26 mahasiswa, 10 mahasiswa yang telah mengikuti

pelatihan karya tulis ilmiah, 10 mahasiswa yang telah mengikuti kajian dan

6 mahasiswa yang telah mengikuti debat Pendidikan. Mengingat populasi

dalam penelitian ini tidak < 30 orang, maka teknik pengambilan sampel

untuk mahasiswa dilakukan dengan cara mengambil semua populasi yang

disebut sampel jenuh. Sampel jenuh adalah semua jumlah populasi disajikan

sampel hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.27

4. Data dan Sumber Data

a. Data

26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D ,h. 80
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D ,h. 85
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang

sutu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun

yang berbentuk kategori. Pegertian lain data adalah hasil pencatatan penelitian,

baik yang berupa fakta maupun angka-angka.28

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, atau dengan

kata lain data yang pengumpulannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara

langsung. Data yang dibuat oleh peneliti dengan tujuan khusus untuk

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data yang

berdasarkan dari segi sumbernya merupakan yang diperoleh langsung dari

sumbernya, atau tempat objek penelitian yang dilakukan.29 Data primer adalah

jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber utamanya (sumber asli). Data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara

langsung subjek penelitian baik melalui individu yakni hasil perkembangan

mahasiswa.

2) Data sekunder adalah berupa data yang bersifat teori yang diperoleh melalui

hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangan.30 Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dari bahan pustaka atau buku-

buku referensi dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Sumber Data

28
Subana, Moersetyo Rahadi, Sudrajat, Statisti Pendidikan, (Cet.5; Bandung: CV Pustaka
Setia, 2015), h. 19.
29
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), h. 22-23.

30
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi (Ed. III; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 121.
1) Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lokasi

penelitian yaitu melalui observasi dan wawancara. Adapun pihak yang terkait

yaitu mahasiswa pai yang mengikuti kegiatan hmps pai.

2) Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku dan

dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk

diolah.31 Instrumen sebagai alat pengumpulan data harus betul-betul dirancang

dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana

adanya, dalam rangka mempermudah perolehan data yang diperlukan di lapangan

atau lokasi penelitian, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai alat bantu

untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.

Adapun instrumen utama dalam pengumpulan data penulisan ini adalah

Instrumen yang digunakan adalah:

a. Pedoman observasi yaitu instrumen ini berupa alat yang digunakan untuk

mencatat gejala-gejala yang terjadi di lokasi penelitian. Adapun instrumen

yang dimaksud adalah daftar ceklis kegiatan yang akan diobservasi.

b. Panduan wawancara, yaitu berisi daftar pertanyaan yang akan disampaikan

kepada objek penelitian sebagai narasumber. Narasumber yang dimaksud

31
Suharsimi Arikunto, Instrumen Penelitian (Cet. VI; Jakarta: Rineka Cipta, 2001) h.
136.
adalah mahasiswa Pendidikan agama islam yang telah mengikuti kegiatan

hmps pai.

c. Alat dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara melihat

dokumen secara tertulis.32 Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang.33

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data dalam menunjang keberhasilan hasil

penelitiannya.34 Teknik pengumpulan data yang calon peneliti gunakan berupa

Field Research yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara peneliti terjun

langsung mengadakan penelitian yang telah ditentukan, dalam hal ini organisasi

intra HMPS PAI IAIN Bone. Tehnik pengumpulan data selanjutnya yaitu library

Research yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk mendapatkan bahan-bahan

yang diperlukan melalui penelahan dari buku atau data yang bersifat tertulis yang

berhubungan dengan objek yang akan diteliti.

Dalam mengumpulakan data peneliti menemouh hal-hal sebagai berikut;

a. Observasi

32
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula h. 69.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. XIX; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 329.
34
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. XV; Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2001) h. 85.
Observasi adalah suatu cara pengamatan yang sistematik dan selektif terhadap

suatu interaksi atau fenomena yang sedang terjadi. 35 Observasi, yaitu

pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yakni

Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam dan mahasiswa Pendidikan Agama

Islam itu sendiri.

b. Interview/wawancara

Interview (wawancara), yaitu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.36 Wawancara

juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung,

secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data

(responden).37 Wawancara yang dimaksud yaitu calon peneliti berusaha untuk

menemukan informasi tentang responden dengan cara melakukan tanya

jawab, baik itu secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan

tertentu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan,

arsip-arsip, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek yang

diteliti.38 Atau Dokumen yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

35
Abuzur Asra, Metode Penelitian Survei (Cet. I; Bogor: In Media, 2014), h. 105.
36
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya (Cet. IV; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 180.
37
Maman Abdurrahman dan Sambas Ali Muhidin, Panduan Praktis Memahami Penelitian
Bidang Sosial Administrasi Pendidikan (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2011) h. 89.
38
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Cet. III; Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 250.
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda dan sebagainya.39 Dokumen yang dimaksud ialah

peneliti mencari informasi mengenai responden melalui catatan, buku,

transkrip, agenda dan lain sebagainya.

7. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah oleh penulis sesuai dengan

kemampuannya, kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode

kualitatif. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan

tertentu atau menjadi hipotesis.40

Pada saat peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan

subjek penelitian dengan responden penelitian, melakukan observasi, membuat

catatan lapangan bahkan ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial subjek dan

informan, itu semua merupakan proses pengumpulan data yang hasilnya adalah

data yang akan diolah. Dalam enelitian kunatitatif ini, data perkembangan

mahasiswa diperoleh melalui hasil dari nilai semester sebelum dan sesudah

mengikuti kegiatan hmps pai. Setelah keseleruhan data terkumpul, maka data

akan dianalisis menggunakan analisis statistic deskriptif dan analisis inferensial.

a. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau

mendeskripsikan fenomena dan karakteristik dari data yang menjadi sebuah

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. XIV;
Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 274.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. XXI; Bandung: Alfabeta, 2015), h. 335.
informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif

pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai

karakteristik variabel penelitian utama. Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi sesuatu data yang dilihat dari nilai maksimun,

minimun, rata – rata (mean), nilai tengah (median) dan standar deviasi.

1) Nilai maksimun, yaitu nilai terbesar dari sejumlah populasi yang telah

dikumpulkan

2) Nilai minimun, yaitu nilai terkecil dari sejumlah populasi yang telah

dikumpulkan

3) Mean, Rata-rata atau mean merupakan rasio dari total nilai pengamatan

dengan dinotasikan dengan x1, x2, x3, …, xn, maka rata-rata dari data

tersebut dapat dituliskan sebagai berikut41:


~ x 1+ x 2 +… . x n 1 n
x= = ∑ xi
n n i=1

Keterangan :
~
x = Rata-rata/ Mean

x i= Data ke-i dengan i = 1,2,3..., n.

4) Modus, adalah data yang paling sering muncul atau memliki frekuensi

tertinggi dari pengamatan yang dipereloh.

5) Median, Median adalah ukuran pemusatan di mana suatu data terbagi

menjadi dua sama banyak. Median menentukan letak data setelah data

itu disusun menurut urutan nilainya. Median dari sekumpulan data

adalah data tengah setelah seluruh data disusun nilainya dari yang
41
Tri Hidayati, Statistik Dasar Panduan Bagi Dosen dan Mahasiswa, ( Purwokerto : CV. Pena
Persad, 2019 ).
terkecil sampai yang terbesar. Rumus untuk menghitung mean sebagai

berikut :42

{
x n +x
( 2 ) ( n2 +1)
M e= jika n data genap
2
x jika n data ganji
( n+12 )

Di mana x 1adalah data terkecil dan x n adalah data terbesar sedangkan x k

adalah data terkecil ke-k dari data setelah tersusun, untuk k= 1, 2, 3, …, n.

6) Standar deviasi, standar deviasi dari data distribusi frekuensi yang

berasal dari sampel.43


n

∑ f i( x −~x )2
i
i=1
s=
n−1

b. Statistik inferensial
Statistik Inferensial yaitu sebuah metode yang mampu dipakai untuk

menganalisis kelompok kecil atau sample yang diambil dari populasi sampai

pada penarikan kesimpulan.

1) Uji normalitas

42
Tri Hidayati, Statistik Dasar Panduan Bagi Dosen dan Mahasiswa, ( Purwokerto : CV. Pena
Persad, 2019 ).
43
Nila Hayati, Rasyid Hardi Wirasmita, Mimi Alpian, Sri Supiyati, Pengukuran Prestasi Belajar
Matematika Siswa dengan Menggunakan Tes Model Testlet ditinjau dari Status Sekolah dan Gender.
Vol. 7, No. 2, Juli 2021.
Uji normalitas dilakukan untuk melihat data yang diperoleh

merupakan sebaran secara normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji liliefors

pada SPSS ver 18 dengan kriteria pengujian:

Nilai signifikan p-value < α (α = 0,05), maka data tidak berdistribusi normal

Nilai signifikan p-value ≥ α (α = 0,05), maka data berdistribusi normal

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi

dua buah distribusi atau lebih. Mengenai hasil uji normalitas yang

dilakukan sebelumnya pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Uji

homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan uji levene pada SPSS versi 18 dengan kriteria pengujian

yaitu:

Nilai sig > taraf sig (0.05), maka H0 diterima atau data bersifat

homogen.

Nilai sig < taraf sig (0.05), maka H0 ditolak atau data tidak bersifat

homogen

3) Uji hipotesis

Uji normalitas dilakukan untuk melihat data yang diperoleh

merupakan sebaran secara normal atau tidak. Uji normalitas yang


digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji liliefors

pada SPSS ver 18 dengan kriteria pengujian:

Nilai signifikan p-value < α (α = 0,05), maka data tidak berdistribusi normal

Nilai signifikan p-value ≥ α (α = 0,05), maka data berdistribusi normal

4) Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat untuk

menguji hipotesis, maka dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis.

Apabila hasil pengujian yang diperoleh sebelumnya berdistribusi normal

dan variannya homogen maka statistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah statistik parametris, sedangkan apabila data berdistribusi

tidak normal dan heterogen maka digunakan statistik non-parametris.

Adapun hipotesis penelitian dalam penelitian ini yaitu:


a. Tidak terdapat sebelum dan sesudah peran organisasi hmps pai dalam

mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa program studi

Pendidikan agama islam fakultas tarbiyah IAIN Bone

b. Terdapat perbedaan sebelum dan setelah peran organisasi hmps pai

dalam mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa program

studi Pendidikan agama islam fakultas tarbiyah IAIN Bone

Untuk kepentingan pengujian hipotesis penelitian diatas maka hipotesis statistik

yang digunakan yaitu :


H0: µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan:

µ1 : Pemahaman setelah diterapkan metode pembelajaran Reading Guide


µ2 : Pemahaman sebelum diterapkan metode pembelajaran Reading Guide

H0 : Tidak terdapat peningkatan pemahaman siswa setelah di terapkan

metode pembelajaran Reading Guide

Ha : Terdapat peningkatan pemahaman siswa setelah di terapkan metode

pembelajaran Reading Guide

Anda mungkin juga menyukai