KAJIAN PUSTAKA
luar kelas untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu. Lembaga ini
mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa, baik yang berada di tingkat program
studi, jurusan, maupun universitas. Lembaga ini bersifat otonom, dan bukan
adalah elemen dasar dalam kegiatan intra sekolah atau intra kampus. Maka
dalam hal akademik dan non akademik. Mendidik mentalitas unggulan dapat
dilakukan dengan selalu mengedepankan sikap kritis, objektif, dan sportif serta
dengan mengembangkan budaya menulis dan mengarang buku atau tulisan serta
8
Wikipedia, 2018, Unit Kegiatan Mahasiswa
selalu memberikan contoh budaya kritis dan objektif dalam segala hal
dalam memandang sebuah masalah, tidak emosional dalam menilai, serta jujur
dalam memberikan pendapat tidak dikurangi atau ditambahi. Mentalitas ini akan
terbentuk bila gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah mengakar
dan masuk ke dalam diri para guru dan karyawan. Mereka tetap merasa nyaman
meskipun harus mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang berat dan boleh jadi
tanggung jawab yang tinggi, karena orientasi bekerja bukan lagi pada benda-
benda melainkan telah berorientasi secara spiritual dan religius, materi bukan
universitas atau sekolah tinggi biasanya dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa
Aspek kecerdasan bukan saja pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
9
Urip triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal, non formal dan
informal) (Deepublish, 2009) hal. 156
10
Gardner, Multiple Inteligences: The theory In Practice (New York, Basic Book 1993), 46
Pada universitas- universitas favorit seperti Universitas Gadjah Mada
(UGM) Yogyakarta, jumlah Unit kegiatan mahasiswa mencapai lebih dari 50 unit
kegiatan, baik berupa olahraga, olah seni, maupun kegiatan yang bersifat
penalaran. Masing- masing Unit Kegiatan Mahasiswa dengan jadwal dan materi
yang padat dan terukur dengan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa.11
kegiatan mahasiswa (UKM) adalah sebagai wadah penyalur hobi, minat, bakat,
mencapai prestasi, dan sebagainya. Lebih dari itu, kegiatan ekskul dan UKM bila
dikelola secara optimal dapat memberikan prestasi gemilang di luar sekolah atau
kampus.12
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
11
Urip triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal, non formal dan
informal) (Deepublish, 2009) hal.156- 158
12
Ibid, hal. 158
13
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, psl. 1-2
menerangkan apa yang individu- individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan- harapan mereka sendiri atau harapan
jawab kecendekiaan didasarkan pada tiga tolak ukur, yaitu keadilan, kebenaran,
kemahasiswaan dan gerakan mahasiswa harus ada wadah yang dapat menaungi
(group of people) yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.16
14
Friedman, Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Jakarta,EGC 1998) hal. 286
15
Darmawan, Memahami Demokrasi: Persepektif Teoretis dan Empiris. (Bandung, Pustaka Aulia
Press ,2009), hal.37
Ganda, Yahya.,Petunjuk Praktis: Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. (Jakarta, Grasindo
2004), hal.57
16
Ibid, 58
dan menumbuhkan keterampilan kewarganegaraan. Selain itu, organisasi
organisasi. Sebagai mahasiswa yang progresif, kreatif, dan kritis harus mampu
skills). Kemampuan diri (soft skills) penting bagi setiap mahasiswa untuk dapat
adanya program dan materi- materi yang disajikan dalam setiap kegiatan. Dengan
kegiatan ormawa.
17
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu sosial, vol.25, no.2, Edisi desember 2016
18
Kosasih jurnal, Peranan Organisasi Kemahasiswaan dalam Pengembangan Civic Skills
Mahasiswa,(2016) hal.65
Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat bahwa organisasi adalah
yang struktural, baik secara vertikal, maupun secara horizontal di antara posisi-
posisi yang telah diserahi tugas- tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai
dikoordinasi.19
mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam
organisasi mahasiwa tersebut. Mahasiswa adalah “The agent of change”, hal itu
benar adanya karena banyak perubahan yang terjadi melibatkan peran mahasiswa
di dalamnya.20
ini dibentuk pada tingkat perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan. Pada Pasal 5
mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna
memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-
norma agama, akademis, etika, moral dan wawasan kebangsaan. Di antara fungsi
mahasiswa, selain calon ilmuwan, juga calon pemimpin bangsa di masa depan.
Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda yang nanti diharapkan
sebagai pemimpin.21
dari output dan outcome yang diperoleh, baik yang sifatnya kuantitatif maupun
21
Dr. Yusuf Hadijaya,M.A, Organisasi Kemahasiswaan & Kompetensi Manajerial Mahasiswa
(Medan, Perdana Publishing 2015) hal.25
22
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 11
kualitatif. Misalnya, dalam organisasi pendidikan, kinerja manajemen diukur dari
peserta didik. 23
pihak principal. Teori ini sangat cocok diterapkan dalam organisasi non- profit.
dan principal sebuah organisasi. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa
organisasi. Pasrtisipasi sebagai alat pencapaian tujuan, partisipasi juga sebagai alat
23
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 12.
24
Ibdi, hal. 13.
diharapkan dapat meningkatkan kinerja, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan
yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya,
norma- norma perilaku yang bisa memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan
organisasi.27
pengaruh signifikan antara budaya organisai dan kinerja manajemen. Bahwa suatu
menjadi budaya organisasi akan memicu setiap karyawan menjadi lebih produktif.
25
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal.13.
26
Ibid, hal. 15.
27
Ibid, hal. 17.
meningkatnya motivasi karyawan untuk datang tepat waktu ke kantor,
membangun pola kerjasama antara tim kerja dan bagaimana bekerja secara efektif
dan efisien.28
Variabel lain adalah teknologi informasi yang juga memiliki peran dalam
kinerja manajemen.29
organisasi disebut manajemen. Tetapi apa yang ada dalam fungsi manajemen yang
perlu kita ketahui. L.A. Allen mengatakan, “Manajemen adalah apa yang manajer
lakukan”. Menurut yang dipaparkan oleh Hasibuen adalah ilmu dan seni yang
secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Dan berbeda lagi
Terry, manajemen adalah proses, yakni aktivitas yang terdiri dari empat sub
aktivitas itu yang dalam dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah planning,
28
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal.20.
29
Ibid, hal. 18.
30
Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2013), hlm. 39-40.
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajeman
adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik
dengan baik tentang manajemen, kita perlu mengetahui dengan baik tentang
fungsi manajerial, terutama, ada empat fungsi dalam manajemen. Tetapi, kita
melakukannya.
target.
- Mengembangkan alternatif-alternatif.
31
Eka Prihatian, Manajemen peserta Didik,(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.1
32
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal.22
33
Ibid, hal. 22
- Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan.34
Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan
efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuatan
yang maksimal dan meyakinkan karena apabila tidak maksimal, maka proses
pada hubungan antara orang, pekerjaan, skill dan sumber daya yang
mana pun. Staf yang tepat sangat penting bagi perusahaan karena dia
Penetapan staf seperti fungsi atau istilah yang merujuk pada perekrutan,
untuk mencapai tujuan. Mengarahkan adalah tugas yang sangat sulit dan
34
Mohamad Mustari P.Hd, Manajemen Pendidikan,(2014) hal. 7.
35
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 21.
36
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 24.
37
Ibid, hal.24.
pengorganisasian, kepegawaian tidak memiliki tempat jika fungsi arahan
karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran- sasaran tersebut.39
38
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 25
39
George R. Terry, Asas- Asas manajemen (Bandung, Alumni 1986).
juga setiap pimpinan/manajer memiliki fungsi yang melekat di dalam
pengawasan melekat.40
Aktif adalah istilah umum yang merujuk kepada sesuatu yang sedang dan
dapat bergerak, bekerja, atau menjalankan fungsinya. Sesuatu yang aktif dapat
benda yang dimaksud). Segala sesuatu, benda atau orang mengenai hal- hal yang
neraca aktif menunjukkan ada penerimaan yang lebih besar dari pada
pengeluaran. Gunung berapi dikatakan aktif apabila suatu saat dapat meletus dan
skala tertentu. Dalam khazanah bahasa, dikenal istilah kalimat aktif, yakni kalimat
Progresif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata sifat yang
40
Hadari Nawawi, Manajemen strategic, (Yogyakarta: Gadjah Muda University Press, 2005), hlm.
52.
41
Wikipedia, term aktif, 2020,
Kbbi. Diakses tanggal 22 September 2020
sebagainya). Sedangkan progresivitas adalah kata Nomika (kata benda) yang
dialami. Dari sudut pandang progresif dewey, ini berarti bahwa siswa harus
merasa bahwa ide yang sama juga berlaku untuk guru, bahwa guru dan siswa
42
KBBI. diakses tanggal 22 september 2020.
43
John Dewey, pendidikan progresif, 1884.
44
Jurnal Psikologi Yuli Asmi Rozali, Hubungan Self Regulation dengan Self Determination,
(Volume 12 Nomor 2, Desember 2014) hal. 63.
- Melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang dijalankan dan hasil
yang didapat,
dihadapi.
- Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya;
masalah;
45
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung, Sinar Baru Algensido Offset
2004) hal. 61.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa dapat dilihat
Kampus
suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali
Motif bukan hanya dihasilkan oleh kebutuhan, tetapi juga oleh kumpulan
sumber yang terpisah tapi berhubungan, sumber tersebut motif intrinsik dan
ekstrinsik.48 Lester dan Alice menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor yang
tersebut adalah motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif ekstrinsik bersifat nyata dan
dapat dilihat oleh orang lain. Motif tersebut didistribusikan pada orang lain
46
Nana Sudjana, Dasar- Dasar….. (Bandung, Sinar Baru Algensido Offset 2004) hal. 61
47
Gitosudarmo, I. dan A. Mulyono, Prinsip Dasar Manajemen (Yogyakarta, BPFE 2001).
Jurnal, Rizky Firdausz, Fuad Mas’ud, Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus.
(Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013) hal.3
48
Fred Luthans, Perilaku Organisasi (Yogyakarta, Andi 2006).
49
D Crow Lester dan Alice, Psikologi Pendidikan (Surabaya, PT Bina Ilmu 1984).
pencapaian, prestasi yaitu sesuatu yang dipelajari dari pengalaman, perasaan
tertantang atau kompetitif, atau bahwa sesuatu merupakan tugas atau tujuan yang
berhubungan.50
berikit51 :
- Cita- cita dan aspirasi, cita- cita merupakan faktor pendorong yang dapat
belajar.
nyata.
tepat.
digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak
akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
50
Fred Luthans, Perilaku Organisasi (Yogyakarta, Andi 2006).
51
Suciati dan Prasetya Irawan, Mengajar di Perguruan Tinggi : Teori Belajar dan Motivasi (Jakarta,
PAU-PPA-UT 2001).
Pembelajaran sebagai proses perubahan yang realtif permanen terhadap
perilaku, berlangsung pada saat terjadi perubahan tindakan dan disertai proses
bahwa motivasi untuk belajar adalah suatu faktor pendorong seseorang untuk
mengatakan bahwa “kesuksesan seseorang itu hanya ditentukan sekitar 20% hard
skill dan 80% soft skill. Kemudian Holil menambahkan bahwa “salah satu
jenjang yang cukup baik untuk megembangkan soft skill adalah melalui
2.2.2. Faktor- faktor penghambat mahasiswa tidak aktif dalam Organisasi Intra
kampus
- Mahasiswa yang ber-anggapan hanya bisa fokus terhadap satu hal saja,
Dari beberapa alasan di atas, yang paling utama memotivasi untuk tidak
bergabung di dalam organisasi intra kampus adalah karena ingin lebih fokus
terhadap perkuliahan.
memiliki beberapa konsep yang strategis dan efektif untuk dapat dilaksanakan.
Gambar 2.3
Manajemen Organisasi
UKM
Faktor Penghmbat
UKM
Berikut kerangka berfikir yang dapat dijelaskan peneliti, yang meliputi
METODE PENELITIAN
(skripsi) ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu “suatu penelitian yang temuan-
lainnya”. 55
Atau Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomenan tentang apa yang dialami oleh sujek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu
konteks khusus yang alamiah. Dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.56
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode deskriptif
55
Straus dan Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, ( Jogjakarta: Daftar Pustaka, 2003), hal. 4.
56
Sugiano, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2009). Cet-VIII,
hal. 9.
sebenarnya.57 Selain itu penelitian kualitatif dapat diartikan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang
dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jadi
jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskriptifkan tentang segala sesuatu yang
Pasuruan.
(UKM) STAI Al- Yasini Pasuruan. Perguruan tinggi tersebut terletak di Jalan
Pondok Pesantren Terpadu Al- Yasini Areng- Areng Kec. Wonorejo Kec .
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu minggu, terhitung sejak
mahasiswa.
Al- Yasini Pasuruan. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada upaya manajemen
Untuk disini ketua lembaga perguruan tinggi sebagai data primer dan
sejarah berdiri dan berkambangnya, letak geografis, Visi, dan Misi dan penerapan
Sumber Data Penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu person dan pada
Person adalah orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara, Papar adalah sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf.
Yang dimaksud dengan huruf di sini, yaitu dokumen atau tulisan yang berupa
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Antara lain:
1. Data Primer, yaitu data utama yang akan diolah dan dianalisa yang
mahasiswa.
2. Data Sekunder, yaitu data pelengkap yang masih ada hubungan dan kaitan
dengan penelitian yang dimaksud. Data sekunder ini diperoleh dari data
yang diambil dari sejarah berdiri dan berkembangnya, letak geografis, Visi
dan Misi, keadaan UKM dan Mahasiswa STAI Al- Yasini Pasuruan.
3.5.1. Observasi
59
Heri Jauhari,Paduan Penuliasan Skripsi Teori dan Aplikasi,(Bandung:Purtaka Setia,2010),
hal.110.
peristiwa, tujuan dan perasaan.60Yang penulis lakukan dalam penelilian ini adalah
observasi non partisipan. Dalam penelitian ini penulis tidak terlibat langsung
dalam kegiatan namun hanya sebagai pengamat. Dalam observasi ini penulis
terjun langsung ke lapangan namun tidak ikut serta dalam kegiatan UKM di STAI
keadaan pengelolaan unit kegiatan mahasiswa dalam kegiatan UKM di STAI AL-
Yasini Pasuruan. Observasi ini dilakukan penulis dari bulan September hingga
3.5.2. Wawancara
3.5.3. Dokumentasi
pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk pengujian
60
M. Djunaidi Ghoni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal.
165.
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hal. 272
suatu peristiwa yang berguna sebagai sumber data.62Dari penggunaan dokumen
ini penulis memperoleh data atau informasi yang tidak ditemukan dalam
prasarana, daftar prestasi, dan daftar pengurus organisasi UKM di STAI Al-Yasini
Pasuruan.
memanfaatkan sesuatu yang lain. Dari luar itu untuk keperluan pengecekan atas
a) Triangulasi Sumber
dari seorang sumber dengan sumber lainnya yang berbeda. Mulai keta lembaga
Yasini Pauruan. Kemudian peneliti tanya kembali dengan pihak lainnya, seperti
para pengurus UKM (unit kegiatan mahasiswa) secara langsung untuk mengetahui
Mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain.
Misalnya peneliti akan mencari perencanaan kegiatan UKM, maka peneliti akan
62
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hal.
86.
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur., hal. 274.
dosen- dosen pembina UKM, organisasi intra dan ekstra kampus dan orangtua.
pendapat yang sama, dan mana yang berbeda kemudian dianalisis untuk
b) Triangulasi Teknik
dibuktikan dengan dokumen dan dikuatkan pula dengan hasil observasi peneliti.64
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
dengan memaparkan secara verbal dari data informan. Data yang telah terkumpul
64
Miles, M.B. and Huberman, A.M., Analisis Data Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1992), hal. 3.
65
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, hal. 335
a) Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber.
perlu.
dengan deskriptif.
e) Mengambil kesimpulan.66
Untuk itu dalam analisis kualitatif deskriptif ini penulis gunakan observasi
66
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 190
DAFTAR PUSTAKA
Amelia & Sumpena, 2017, Analisis Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai
An Ras Try Astuti, 2019, Manajemen Organisasi, IAIN Pare- Pare, Nusantara
Press.
D Crow Lester dan Alice, 1984, Psikologi Pendidikan, Surabaya, PT Bina Ilmu.
Emile Durkheim, 1990, Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi
Faisal hendra, Juni 2018, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasa araban
BPFE.
Book.
Heri Jauhari, 2010, Paduan Penuliasan Skripsi Teori dan Aplikasi, Bandung,
Purtaka Setia.
University Press.
Rosdakarya,
Miles, M.B. and Huberman, A.M, 1992, Analisis Data Kualitatif, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana, 2004, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru
Algensido Offset.
Remaja Rosdakarya.
Beta.
Rineka Cipta.
Mandar Maju.
Suciati dan Prasetya Irawan, 2001, Mengajar di Perguruan Tinggi : Teori Belajar
Pustaka.
Urip triyono, 2009, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal,
Yuli Asmi Rozali, 2014, Hubungan Self Regulation dengan Self Determination,