Anda di halaman 1dari 34

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Unit Kegiatan Mahasiswa


Unit kegiatan mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan

luar kelas untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu. Lembaga ini

merupakan partner organisasi kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat

mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa, baik yang berada di tingkat program

studi, jurusan, maupun universitas. Lembaga ini bersifat otonom, dan bukan

sebagai cabang dari badan eksekutif maupun senat mahasiswa. 8

Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) atau Senat Mahasiswa (Sema)

adalah elemen dasar dalam kegiatan intra sekolah atau intra kampus. Maka

kegiatan di dalamnya harus mencerminkan kegiatan bermanfaat bagi peserta didik

dalam hal akademik dan non akademik. Mendidik mentalitas unggulan dapat

dilakukan dengan selalu mengedepankan sikap kritis, objektif, dan sportif serta

mengedepankan pola berpikir ilmiah. Kepala sekolah dapat memberikan contoh

dengan mengembangkan budaya menulis dan mengarang buku atau tulisan serta

8
Wikipedia, 2018, Unit Kegiatan Mahasiswa
selalu memberikan contoh budaya kritis dan objektif dalam segala hal

yang menyangkut pengelolaan dan pengembangan sekolah, terutama dalam hal

kegiatan belajar mengajar di tempat sekolah atau kampus.9

Budaya literasi ini akan menjadikan pelakunya senantiasa berpikir kritis

dalam memandang sebuah masalah, tidak emosional dalam menilai, serta jujur

dalam memberikan pendapat tidak dikurangi atau ditambahi. Mentalitas ini akan

terbentuk bila gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah mengakar

dan masuk ke dalam diri para guru dan karyawan. Mereka tetap merasa nyaman

meskipun harus mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang berat dan boleh jadi

memforsir energinya. Namun semua dilaksanakan dengan penuh semangat dan

tanggung jawab yang tinggi, karena orientasi bekerja bukan lagi pada benda-

benda melainkan telah berorientasi secara spiritual dan religius, materi bukan

pembinaan melalui kegiatan ekstrakulikuler. Pada pendidikan tinggi seperti

universitas atau sekolah tinggi biasanya dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) yang merupakan wadah bagi mahasiswa sesuai motivasi pribadi,

kompetensi, minat, serta pengembangan bakat pada masing- masing mahasiswa.

Aspek kecerdasan bukan saja pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

melainkan sudah pada pengembangan kecerdasan majemuk, yang meliputi unsur

kecerdasan matematika, logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musical,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.10

9
Urip triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal, non formal dan
informal) (Deepublish, 2009) hal. 156
10
Gardner, Multiple Inteligences: The theory In Practice (New York, Basic Book 1993), 46
Pada universitas- universitas favorit seperti Universitas Gadjah Mada

(UGM) Yogyakarta, jumlah Unit kegiatan mahasiswa mencapai lebih dari 50 unit

kegiatan, baik berupa olahraga, olah seni, maupun kegiatan yang bersifat

penalaran. Masing- masing Unit Kegiatan Mahasiswa dengan jadwal dan materi

yang padat dan terukur dengan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa.11

Manfaat fungsi dan tujuan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler atau unit

kegiatan mahasiswa (UKM) adalah sebagai wadah penyalur hobi, minat, bakat,

dan kreativitas, memupuk jiwa sportivitas, menimgkatkan rasa percaya diri,

mencapai prestasi, dan sebagainya. Lebih dari itu, kegiatan ekskul dan UKM bila

dikelola secara optimal dapat memberikan prestasi gemilang di luar sekolah atau

kampus.12

Kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri diatur dalam Permendikbud No. 62

Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan

Menengah. Kegiatan ini diselenggarakan di bawah bimbingan dan pengawasan

satuan pendidikan dengan tujuan untuk mengembangkan bakat, minat,

kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal

dan terarah untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional.13

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.

Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang

11
Urip triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal, non formal dan
informal) (Deepublish, 2009) hal.156- 158
12
Ibid, hal. 158
13
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, psl. 1-2
menerangkan apa yang individu- individu harus lakukan dalam suatu situasi

tertentu agar dapat memenuhi harapan- harapan mereka sendiri atau harapan

orang lain menyangkut peran- peran tersebut.14

Menurut Julian Benda dalam bukunya La Trahison des Clercs, tanggung

jawab kecendekiaan didasarkan pada tiga tolak ukur, yaitu keadilan, kebenaran,

dan rasio. Nampak jelas bahwa mahasiswa dituntut untuk senantiasa

mengupayakan tegaknya kebenaran dan keadilan yang dilandaskan rasionalitas.

Di sinilah tanggung jawab mendasar mahasiswa yang direfleksikan dengan

berbagai aktivitas kemahasiswaan dan gerakan mahasiswa.15

Berkaitan dengan hal tersebut, untuk merefleksikan berbagai aktivitas

kemahasiswaan dan gerakan mahasiswa harus ada wadah yang dapat menaungi

dan menyalurkan aspirasinya yaitu adanya organisasi yang berdiri di perguruan

tinggi. Organisasi dipandang sebagai wadah untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan sebelumnya. Organisasi pun merupakan wadah dari sekelompok orang

(group of people) yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.16

Pernyataan di atas memperjelas bahwa organisasi mahasiswa berfungsi

untuk melatih mahasiswa agar siap terjun ke masyarakat. Dalam organisasi

kemahasiswaan, mahasiswa dituntut untuk berani mengemukakan pendapat,

berani mengambil keputusan dengan cepat, memiliki kekuatan tanggung jawab,

14
Friedman, Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Jakarta,EGC 1998) hal. 286
15
Darmawan, Memahami Demokrasi: Persepektif Teoretis dan Empiris. (Bandung, Pustaka Aulia
Press ,2009), hal.37
Ganda, Yahya.,Petunjuk Praktis: Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. (Jakarta, Grasindo
2004), hal.57
16
Ibid, 58
dan menumbuhkan keterampilan kewarganegaraan. Selain itu, organisasi

mahasiswa mempunyai peran yang strategis untuk mewujudkan idealisme

mahasiswa dan menjadi tempat mengembangkan potensi, baik akademis maupun

organisasi. Sebagai mahasiswa yang progresif, kreatif, dan kritis harus mampu

mengambil peran tersebut.17

Salah satu fungsi dari organisasi kemahasiswaan adalah sebagai sarana

penunjang pendidikan dan sarana untuk mengembangkan kemampuan diri (soft

skills). Kemampuan diri (soft skills) penting bagi setiap mahasiswa untuk dapat

berbaur dan terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Dalam perspektif

pendidikan kewarganegaraan, kemampuan diri (soft skills) dikenal dengan istilah

kemampuan kewarganegaraan (civic skills). Keterampilan kewarganegaraan

dikembangkan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna,

karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah- masalah kehidupan

berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual skills (keterampilan

intelektual) dan participation skills (keterampilan partisipasi).18

Organisasi kemahasiswaan memiliki peranan yang penting dalam

mengembangkan keterampilan diri mahasiswa. Hal tersebut ditunjang dengan

adanya program dan materi- materi yang disajikan dalam setiap kegiatan. Dengan

demikian, mahasiswa lebih termotivasi dan tergugah hatinya untuk mengikuti

kegiatan ormawa.

17
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu sosial, vol.25, no.2, Edisi desember 2016
18
Kosasih jurnal, Peranan Organisasi Kemahasiswaan dalam Pengembangan Civic Skills
Mahasiswa,(2016) hal.65
Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat bahwa organisasi adalah

pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi

yang struktural, baik secara vertikal, maupun secara horizontal di antara posisi-

posisi yang telah diserahi tugas- tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan perusahaan. Jadi organisasi adalah hubungan struktural yang mengikat/

menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu- individu berusaha

dikoordinasi.19

Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting di kampus.

Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam

kehidupan di kampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang

mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam

organisasi mahasiwa tersebut. Mahasiswa adalah “The agent of change”, hal itu

benar adanya karena banyak perubahan yang terjadi melibatkan peran mahasiswa

di dalamnya.20

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor: 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi

Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, pada Pasal 3 (1) dijelaskan bahwa di setiap

perguruan tinggi terdapat satu organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi

yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan intra

ini dibentuk pada tingkat perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan. Pada Pasal 5

dijelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi mempunyai


19
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta, PT Bumi Aksara
2008) hal. 25.
20
Dr. Yusuf Hadijaya,M.A, Organisasi Kemahasiswaan & Kompetensi Manajerial Mahasiswa
(Medan, Perdana Publishing 2015) hal.22-23
fungsi sebagai sarana dan wadah: perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi

untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis

besar program dan kegiatan kemahasiswaan, pelaksanaan kegiatan

kemahasiswaan, komunikasi antar mahasiswa, pengembangan potensi jati diri

mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna

di masa depan, pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan

kepemimpinan mahasiswa, pembinaan dan pengembangan kader- kader bangsa

yang dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional untuk

memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-

norma agama, akademis, etika, moral dan wawasan kebangsaan. Di antara fungsi

organisasi tersebut, fungsi pengembangan keterampilan organisasi dan

kepemimpinan mahasiswa merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan

mahasiswa, selain calon ilmuwan, juga calon pemimpin bangsa di masa depan.

Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda yang nanti diharapkan

sebagai pemimpin.21

B. Cara Mengoptimalkan Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa

Manajemen sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja manajemen,

dimana kinerja manajemen menjadi elemen kunci yang menentukan keberhasilan

organisai (profit/ non profit) untuk mencapai tujuannya.22

Umumnya pada organisasi non- profit (UKM), kinerja manajemen diukur

dari output dan outcome yang diperoleh, baik yang sifatnya kuantitatif maupun
21
Dr. Yusuf Hadijaya,M.A, Organisasi Kemahasiswaan & Kompetensi Manajerial Mahasiswa
(Medan, Perdana Publishing 2015) hal.25
22
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 11
kualitatif. Misalnya, dalam organisasi pendidikan, kinerja manajemen diukur dari

kualitas jasa pendidikan yang diberikan ke masyarakat dan khususnya kepada

peserta didik. 23

Kinerja manajemen sebuah organisasi dapat dipahami dengan

menggunakan teori stewardship sebagai alat analisis. Stewardship adalah teori

yang menjelaskan motivasi kerja manajemen berorientasi pada pencapaian tujuan

pihak principal. Teori ini sangat cocok diterapkan dalam organisasi non- profit.

Stewardship berasumsi bahwa manajemen tidak selamanya bekerja

berdasarkan kepentingan pribadi. Namun adakalanya manajemen bekerja semata-

mata untuk memaksimalkan utilitas principal. Selain itu, teori stewardship

mengasumsikan tidak terdapat konflik yang signifikan antara pihak manajemen

dan principal sebuah organisasi. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa

optimalisasi kinerja untuk mencapai tujuan bersama antara anggota dengan

manajemen sebuah organisasi dapat dilakukan dengan menerapkan teori

stewardship. Teori ini kemudian dapat dikembangkan/ diturunkan menjadi

variabel partisipasi anggaran, variabel gaya kepemimpinan, variabel teknologi

informasi dan variabel budaya organisasi.24

Partisipasi anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat

meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektifitas

organisasi. Pasrtisipasi sebagai alat pencapaian tujuan, partisipasi juga sebagai alat

untuk mengintegrasikan kebutuhan individu dan organisasi. Partisipasi yang baik

23
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 12.
24
Ibdi, hal. 13.
diharapkan dapat meningkatkan kinerja, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan

secara partisipatif disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan

yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya,

karena mereka ikut terlibat dalam proses penyusunan anggaran tersebut.25

Kemampuan organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan melalui

gaya kepemimpinan (leadership), kepemimpinan menggambarkan hubungan

antara pemimpin dengan yang dipimpin dan bagaimana seorang pemimpin

mengarahkan yang dipimpin mencapai tujuan atau harapan pimpinan. Pemimpin

mengembangkan dan mengarahkan potensi dan kemampuan bawahan untuk

mencapai bahkan melampaui tujuan organisai.26

Selain gaya kepemimpinan, faktor lain yang mempengaruhi kinerja

manajemen adalah budaya organisasi. Banyak pakar menyebutkan bahwa budaya

organisasi dapat menjadi basis adaptasi dan kunci keberhasilan organisasi

sehingga banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi nilai- nilai atau

norma- norma perilaku yang bisa memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan

organisasi.27

Beberapa peneliti yang menguji budaya organisasi menemukan adanya

pengaruh signifikan antara budaya organisai dan kinerja manajemen. Bahwa suatu

organisasi yang menerapkan kedisiplinan, kerjasama, berorientasi pada tujuan

menjadi budaya organisasi akan memicu setiap karyawan menjadi lebih produktif.

Hal tersebut dikarenakan, budaya organisasi menjadi faktor pendorong

25
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal.13.
26
Ibid, hal. 15.
27
Ibid, hal. 17.
meningkatnya motivasi karyawan untuk datang tepat waktu ke kantor,

membangun pola kerjasama antara tim kerja dan bagaimana bekerja secara efektif

dan efisien.28

Variabel lain adalah teknologi informasi yang juga memiliki peran dalam

mengukur kinerja manajemen sebuah organisai. Menurut Lakshman & Muslichah

semakin tinggi teknologi informasi dan saling ketergantungan, itu akan

meningkatkan kebutuhan akan ruang lingkup informasi, yang dapat meningkatkan

kinerja manajemen.29

Fungsi manajemen merupakan tugas yang diambil untuk mencapai tujuan

organisasi disebut manajemen. Tetapi apa yang ada dalam fungsi manajemen yang

perlu kita ketahui. L.A. Allen mengatakan, “Manajemen adalah apa yang manajer

lakukan”. Menurut yang dipaparkan oleh Hasibuen adalah ilmu dan seni yang

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Dan berbeda lagi

menurut Lawrence L. Appley bahwa manajemen adalah keahlian dalam

menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut

Terry, manajemen adalah proses, yakni aktivitas yang terdiri dari empat sub

aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi fundamental. Keempat sub

aktivitas itu yang dalam dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah planning,

organizing, actuating dan controlling. 30

28
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal.20.
29
Ibid, hal. 18.
30
Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2013), hlm. 39-40.
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajeman

adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik

memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta

mempergunakan /mengikut sertakan semua potensi yang ada baik personal

maupun material secara efektif dan efisien.31

Untuk mengetahui dengan baik tentang manajemen, kita perlu mengetahui

dengan baik tentang manajemen, kita perlu mengetahui dengan baik tentang

fungsi manajerial, terutama, ada empat fungsi dalam manajemen. Tetapi, kita

dapat menguraikan fungsi tersebut menjadi beberapa fungsi tambahan karena

sejatinya seseorang manajer perlu mengoperasikan berbagai fungsi untuk

memperoleh tujuan organisasi.32

Di bawah ini, kita akan membahas 7 fungsi manajemen,33

a. Perencanaan (Planning) adalah merencanakan atau perencanaan, yang

terdiri dari lima hal, yaitu:

- Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana

melakukannya.

- Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja

untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan

target.

- Mengumpulkan dan menganalisis informasi.

- Mengembangkan alternatif-alternatif.

31
Eka Prihatian, Manajemen peserta Didik,(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.1
32
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal.22
33
Ibid, hal. 22
- Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan

keputusan-keputusan.34

Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan

efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuatan

yang maksimal dan meyakinkan karena apabila tidak maksimal, maka proses

pendidikan seperti yang diharapkan sulit terealisasi.35

b. Pengorganisasian (Organizing) adalah proses manajemen yang mengacu

pada hubungan antara orang, pekerjaan, skill dan sumber daya yang

digunakan mencapai tujuan. Dalam pengorganisasian, manajer membuat

berbagai jenis departemen dan menggabungkan semua departemen untuk

pekerjaan yang lebih baik.36

c. Kepegawaian (Staffing) adalah sumber daya terpenting dari organisasi

mana pun. Staf yang tepat sangat penting bagi perusahaan karena dia

dapat mengubah dan memastikan keberhasilan organisasi di masa depan.

Penetapan staf seperti fungsi atau istilah yang merujuk pada perekrutan,

seleksi, perolehan, pelatihan, penilaian karyawan.37

d. Mengarahkan (Directing) adalah proses di manamanajer

mengintruksikan, membimbing, dan meninjau kinerja pekerja perusahaan

untuk mencapai tujuan. Mengarahkan adalah tugas yang sangat sulit dan

jantung dari proses manajemen. Itu fungsi penetapan staf. Perencanaan,

34
Mohamad Mustari P.Hd, Manajemen Pendidikan,(2014) hal. 7.
35
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 21.
36
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 24.
37
Ibid, hal.24.
pengorganisasian, kepegawaian tidak memiliki tempat jika fungsi arahan

tidak memainkan perannya dengan baik. Mengarahkan adalah proses

berkelanjutan yang menjalankan fungsinya di tingkat atas dan mengalir

ke bawah dengan hierarki organisasi.38

e. Memotivasi (motivating), dalam manajemen motivasi mengacu pada

cara- cara di masa manajer mempromosikan produktivitas pada karyawan

mereka. Memotivasi adalah pekerjaan manajer untuk memotivasi

karyawan agar melakukan pekerjaanya dengan baik sehingga mampu

menghasilkan forma yang baik.

f. Pelaksanaan (Actuating), dari seluruh rangkaian proses manajemen,

pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam

fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan

dengan aspek- aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi

actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan

langsung dengan orang- orang dalam organisasi. Actuating merupakan

usaha menggerakkan anggota- anggota kelompok sedemikian rupa

hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran

perusahaan dan sasaran anggota- anggota perusahaan tersebut oleh

karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran- sasaran tersebut.39

g. Pengawasan (Controlling) adalah fungsi di dalam Manajemen yang harus

dilaksanakan oleh setiap pimpinan/manajer semua unit/satuan kerja

terhadap pelaksanaan pekerjaan di lingkungannya. Oleh karena itu berat

38
An Ras Try Astuti, Manajemen Organisasi (IAIN Pare- Pare, Nusantara Press, 2019) hal. 25
39
George R. Terry, Asas- Asas manajemen (Bandung, Alumni 1986).
juga setiap pimpinan/manajer memiliki fungsi yang melekat di dalam

jabatannya untuk melaksanakan pekerjaan pengawas terhadap

pelaksanaan pekerja atau pada personil yang melaksanakan pekerja

sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing, sehingga disebut

pengawasan melekat.40

C. Karakteristik mahasiswa aktif dan progresif

Aktif adalah istilah umum yang merujuk kepada sesuatu yang sedang dan

dapat bergerak, bekerja, atau menjalankan fungsinya. Sesuatu yang aktif dapat

ditengarai dari pergerakannya (secara mekanik) maupun manfaatnya ( fungsi

benda yang dimaksud). Segala sesuatu, benda atau orang mengenai hal- hal yang

telah dikerjakan atau dilakukan dinamakan aktivitas. Dalam bidang ekonomi,

neraca aktif menunjukkan ada penerimaan yang lebih besar dari pada

pengeluaran. Gunung berapi dikatakan aktif apabila suatu saat dapat meletus dan

dapat menimbulkan getaran, atau selalu mengeluarkan semburan magma dalam

skala tertentu. Dalam khazanah bahasa, dikenal istilah kalimat aktif, yakni kalimat

yang menggambarkan pekerjaan, gerakan, pembicaraan seseorang, yang ditandai

dengan awalan me-.41

Progresif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata sifat yang

bermakna, ke arah kemajuan, berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarang

(tentang politik), bertingkat- tingkat (tentang aturan pemungutan pajak dan

40
Hadari Nawawi, Manajemen strategic, (Yogyakarta: Gadjah Muda University Press, 2005), hlm.
52.
41
Wikipedia, term aktif, 2020,
Kbbi. Diakses tanggal 22 September 2020
sebagainya). Sedangkan progresivitas adalah kata Nomika (kata benda) yang

berarti kemampuan bergerak maju secara psikologis.42

Progresif pada dasarnya adalah pandangan yang menekankan kebutuhan

untuk belajar dengan melakukan “learning by doing”. Dewey percaya bahwa

manusia belajar melalui ‘tangan’ pendekatan. Ini menempatkan dewey dalam

filsafat pendidikan pragmatisme. Pragmatisme percaya bahwa realitas harus

dialami. Dari sudut pandang progresif dewey, ini berarti bahwa siswa harus

berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk beradaptasi dan belajar. Dewey

merasa bahwa ide yang sama juga berlaku untuk guru, bahwa guru dan siswa

harus belajar bersama- sama.43

Mahasiswa yang aktif dan progresif selalu menggunakan self regulation/

regulasi diri, dan di dalam belajarnya memiliki karakteristik tertentu. Zimmerman

menyebutkan karakteristik self regulation, sebagai berikut44:

- Memiliki tujuan yang jelas dalam belajarnya,

- Mengutamakan proses dari pada hasil belajar,

- Memiliki minat yang besar dalam belajar,

- Melakukan monitor dalam diri mengenai kemampuan dan kekurangan

yang dapat mempengaruhi belajar,

- Menggunakan self instruction (intruksi diri) dalam kegiatan belajar,

42
KBBI. diakses tanggal 22 september 2020.
43
John Dewey, pendidikan progresif, 1884.
44
Jurnal Psikologi Yuli Asmi Rozali, Hubungan Self Regulation dengan Self Determination,
(Volume 12 Nomor 2, Desember 2014) hal. 63.
- Melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang dijalankan dan hasil

yang didapat,

- Menggunakan strategi atau metode dalam belajar,

- Mampu beradaptasi terhadap lingkungan belajar dan tugas- tugas yang

dihadapi.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, Nana Sudjana

menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal45 :

- turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;

- terlibat dalam pemecahan masalah;

- Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya;

- Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah;

- Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;

- Menilai kemampuan dirinya dan hasil- hasil yang diperolehnya;

- Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis;

- Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

45
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung, Sinar Baru Algensido Offset
2004) hal. 61.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa dapat dilihat

dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan,

berdiskusi, kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa, mendengarkan,

memecahkan soal (mental activities).46

D. Faktor- Faktor yang mendorong mahasiswa aktif di Organisasi Intra

Kampus

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan

suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali

diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.47

Motif bukan hanya dihasilkan oleh kebutuhan, tetapi juga oleh kumpulan

sumber yang terpisah tapi berhubungan, sumber tersebut motif intrinsik dan

ekstrinsik.48 Lester dan Alice menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor yang

sangat penting dalam belajar.49

Motivasi berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua jenis. Sumber

tersebut adalah motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif ekstrinsik bersifat nyata dan

dapat dilihat oleh orang lain. Motif tersebut didistribusikan pada orang lain

(agen). Motif ekstrinsik juga mencakup dorongan untuk menghindari hukuman

dan menjalankan aturan. Motif intrinsik mencakup perasaan tanggung jawab,

46
Nana Sudjana, Dasar- Dasar….. (Bandung, Sinar Baru Algensido Offset 2004) hal. 61
47
Gitosudarmo, I. dan A. Mulyono, Prinsip Dasar Manajemen (Yogyakarta, BPFE 2001).
Jurnal, Rizky Firdausz, Fuad Mas’ud, Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra Kampus.
(Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013) hal.3
48
Fred Luthans, Perilaku Organisasi (Yogyakarta, Andi 2006).
49
D Crow Lester dan Alice, Psikologi Pendidikan (Surabaya, PT Bina Ilmu 1984).
pencapaian, prestasi yaitu sesuatu yang dipelajari dari pengalaman, perasaan

tertantang atau kompetitif, atau bahwa sesuatu merupakan tugas atau tujuan yang

berhubungan.50

Unsur- unsur yang mempengaruhi motivasi internal belajar adalah sebagai

berikit51 :

- Cita- cita dan aspirasi, cita- cita merupakan faktor pendorong yang dapat

menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam

belajar.

- Bakat, kemampuan yang dimiliki individu yang apabila diberi kesempatan

untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi suatu kecakapan yang

nyata.

- Inteligensi, diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan

sangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang

tepat.

- Persepsi adalah kesadaran manfaat belajar dan cita- cita juga

mempengaruhi kemauan belajar seseorang.

- Minat, besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bidang yang

digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak

akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

50
Fred Luthans, Perilaku Organisasi (Yogyakarta, Andi 2006).
51
Suciati dan Prasetya Irawan, Mengajar di Perguruan Tinggi : Teori Belajar dan Motivasi (Jakarta,
PAU-PPA-UT 2001).
Pembelajaran sebagai proses perubahan yang realtif permanen terhadap

perilaku, berlangsung pada saat terjadi perubahan tindakan dan disertai proses

berfikir yang membentuk perubahan perilaku. Sehingga dapat kita simpulkan

bahwa motivasi untuk belajar adalah suatu faktor pendorong seseorang untuk

melakukan proses perubahan yang relative permanen terhadap perilaku, disertai

perubahan proses berfikir yang membentuk perubahan perilaku.52

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat

mengatakan bahwa “kesuksesan seseorang itu hanya ditentukan sekitar 20% hard

skill dan 80% soft skill. Kemudian Holil menambahkan bahwa “salah satu

jenjang yang cukup baik untuk megembangkan soft skill adalah melalui

pembelajaran di lembaga kesiswaan”.53

2.2.2. Faktor- faktor penghambat mahasiswa tidak aktif dalam Organisasi Intra

kampus

Di dalam sebuah organisasi diketahui bahwa faktor yang menyebabkan

mahasiswa tidak aktif di organisasi mahasiswa intra kampus adalah,54

- Mahasiswa lebih memfokuskan diri di bidang akademik,

- Repotnya padat kuliah dan banyaknya tugas,

- Mahasiswa yang ber-anggapan hanya bisa fokus terhadap satu hal saja,

- Sulitnya mengatur waktu,


52
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi. (Hadyana Pujatmaka & Benyamin Mulon), (Jakarta,
Prenhallindo 2001).
53
Anwar Holil, Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran. (2009).
54
Jurnal, Rizky Firdausz, Fuad Mas’ud, Motivasi Mahasiswa Bergabung di Organisasi Intra
Kampus. (Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013) hal. 7
- Mahasiswa lebih memilih memiliki banyak waktu luang

- Dilarang pacar ikut organisasi intra kampus.

Dari beberapa alasan di atas, yang paling utama memotivasi untuk tidak

bergabung di dalam organisasi intra kampus adalah karena ingin lebih fokus

terhadap perkuliahan.

2.1. Kerangka Berfikir

Sebagai organisasi intra kampus yang memfokuskan tujuan sebagai wadah

untuk mahasiswa agar dapat menggali, mengembangkan bakatnya, UKM harus

memiliki beberapa konsep yang strategis dan efektif untuk dapat dilaksanakan.

Gambar 2.3

Manajemen Organisasi

UKM

Optimalisas Faktor Mahasiswa

i kegiatan Pendorong Aktif dan Progresif

UKM Mahasiswa ikut

Faktor Penghmbat

Mahasiswa tidak ikut

UKM
Berikut kerangka berfikir yang dapat dijelaskan peneliti, yang meliputi

manajemen organisasi intra kampus, faktor pendorong dan faktor penghambat

mahasiswa bergabung dalam organisasi. Pengoptimalan kegiatan organisasi

sebagai langkah untuk melahirkan mahasiswa yang aktf dan progresif.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan pada dalam penyusunan karya ilmiah

(skripsi) ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu “suatu penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau berapa hitungan

lainnya”. 55
Atau Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomenan tentang apa yang dialami oleh sujek penelitian, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu

konteks khusus yang alamiah. Dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi.56

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam skripsi adalah pendekatan

kualitatif metode deskriptif, metode ini dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah diselidiki dengan mengambarkan keadaan objek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode deskriptif

memusatkan perhatiannya pada menemukan fakta -fakta sebagaimana keadaan

55
Straus dan Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, ( Jogjakarta: Daftar Pustaka, 2003), hal. 4.
56
Sugiano, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2009). Cet-VIII,
hal. 9.
sebenarnya.57 Selain itu penelitian kualitatif dapat diartikan prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah

ataupun rekayasa manusia.58

Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang

dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jadi

jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskriptifkan tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan cara pengoptimalan unit kegiatan mahasiswa (UKM) sebagai

upaya meningkatkan keaktifan dan progresivitas mahasiswa di STAI Al- yasini

Pasuruan.

3.2. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) STAI Al- Yasini Pasuruan. Perguruan tinggi tersebut terletak di Jalan

Pondok Pesantren Terpadu Al- Yasini Areng- Areng Kec. Wonorejo Kec .

Pasrepan Kab.Pasuruan Telp. (+62) 81333129423/ 67173.

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu minggu, terhitung sejak

tanggal 26 september 2020.

a. Alasan akademik pemilihan tempat/lokasi penelitian.


57
Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), hal.
14.
58
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hal. 60.
Penelitian ini dilaksanakan di STAI Al- Yasini Pasuruan. Pemilihan

tempat didasarkan pada beberapa hal:

- Peneliti cukup faham lokasi, demografis, serta kultur dari tempat.

- Kelayakan obyek yang sangat memungkinkan untuk mendapatkan

informasi yang akan menunjang tercapainya tujuan penelitian.

- Penulis mengetahui bahwa STAI Al- Yasini Pasuruan telah menerapkan

Manajemen Kegiatan Organisasi Intra kampus Untuk Meningkatkan

keaktifan Dan progresivitas dalam proses peningkatan pendidikannya.

- Hasil penelitian ini sebagai evaluasi penerapan Manajemen Kegiatan

Organisasi Intra Kampus untuk meningkatkan keaktifan dan progresivitas

mahasiswa.

3.3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah unit kegiatan mahasiswa (UKM) STAI

Al- Yasini Pasuruan. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada upaya manajemen

UKM dalam meningkatkan keaktifan dan progresivitas mahasiswa.

3.4. Data dan Jenis Data

Untuk disini ketua lembaga perguruan tinggi sebagai data primer dan

sejarah berdiri dan berkambangnya, letak geografis, Visi, dan Misi dan penerapan

manajemen kemahasiswaan di STAI Al- Yasini adalah data sekunder.

Sumber Data Penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu person dan pada

Person adalah orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui

wawancara, Papar adalah sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf.
Yang dimaksud dengan huruf di sini, yaitu dokumen atau tulisan yang berupa

karya ilmiah, baik artikal, makalah maupun laporan-laporan.59

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Antara lain:

1. Data Primer, yaitu data utama yang akan diolah dan dianalisa yang

bersumber dari observasi dan wawancara langsung dengan ketua lembaga

perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan dan perangkat lembaga

perguruan tinggi lainnya yang berkaitan dengan manajemen kegiatan

orgaisasi intra kampus untuk meningkatkan keaktifan dan progresivitas

mahasiswa.

2. Data Sekunder, yaitu data pelengkap yang masih ada hubungan dan kaitan

dengan penelitian yang dimaksud. Data sekunder ini diperoleh dari data

yang diambil dari sejarah berdiri dan berkembangnya, letak geografis, Visi

dan Misi, keadaan UKM dan Mahasiswa STAI Al- Yasini Pasuruan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1. Observasi

Observasi mengharuskan penulis turun ke lapangan mengamati hal-hal

yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,

59
Heri Jauhari,Paduan Penuliasan Skripsi Teori dan Aplikasi,(Bandung:Purtaka Setia,2010),
hal.110.
peristiwa, tujuan dan perasaan.60Yang penulis lakukan dalam penelilian ini adalah

observasi non partisipan. Dalam penelitian ini penulis tidak terlibat langsung

dalam kegiatan namun hanya sebagai pengamat. Dalam observasi ini penulis

terjun langsung ke lapangan namun tidak ikut serta dalam kegiatan UKM di STAI

Al- Yasini Pasuruan. Penulis melakukan pengamatan mengenai gambaran umum

keadaan pengelolaan unit kegiatan mahasiswa dalam kegiatan UKM di STAI AL-

Yasini Pasuruan. Observasi ini dilakukan penulis dari bulan September hingga

penelitian berakhir. Dari observasi yang penulis lakukan, penulis menemukan

bagaimana kondisi kampus dan lingkungannya, kondisi sarana dan prasarana

lembaga perguruan tinggi, antusias mahasiswa dalam mengikuti kegiatan UKM

dan melihat cara pengurus organisasi UKM membimbing dan mengarahkahkan

mahasiswa kepada bakat yang dimiliki.

3.5.2. Wawancara

Interview adalah “dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara”. 61


Peneliti mengadakan interview

kepada Ketua lembaga perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan, pengurus UKM

dan mahasiswa di STAI Al- Yasini Pasuruan.

3.5.3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis yang isinya merupakan setiap

pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk pengujian

60
M. Djunaidi Ghoni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal.
165.
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hal. 272
suatu peristiwa yang berguna sebagai sumber data.62Dari penggunaan dokumen

ini penulis memperoleh data atau informasi yang tidak ditemukan dalam

wawancara ataupun observasi yang meliputi: sejarah berdiri dan perkembangan,

struktur organisasi, keadaan UKM, pengurus unit kegiatan mahasiswa, sarana

prasarana, daftar prestasi, dan daftar pengurus organisasi UKM di STAI Al-Yasini

Pasuruan.

3.6. Teknik Uji Keabsahan Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Dari luar itu untuk keperluan pengecekan atas

sebagai pembanding terhadap data itu.63

a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber data, yaitu peneliti akan melakukan pengecekan data

dari seorang sumber dengan sumber lainnya yang berbeda. Mulai keta lembaga

perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan atau kepengurusan lainnya di STAI Al-

Yasini Pauruan. Kemudian peneliti tanya kembali dengan pihak lainnya, seperti

para pengurus UKM (unit kegiatan mahasiswa) secara langsung untuk mengetahui

apakah ada kecocokan informasi atau tidak.

Mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain.

Misalnya peneliti akan mencari perencanaan kegiatan UKM, maka peneliti akan

mengumpulkan data dari ketua lembaga perguruan tinggi, bidang kemahasiswaan,

62
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hal.
86.
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur., hal. 274.
dosen- dosen pembina UKM, organisasi intra dan ekstra kampus dan orangtua.

Data dari keempat sumber tersebut dideskripsikan, dikelompokkan, mana

pendapat yang sama, dan mana yang berbeda kemudian dianalisis untuk

menghasilkan suatu kesimpulan

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. peneliti akan mewawancarai informan kemudian

dibuktikan dengan dokumen dan dikuatkan pula dengan hasil observasi peneliti.64

3.7. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.65

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif

dengan memaparkan secara verbal dari data informan. Data yang telah terkumpul

dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

kemudian dianalisis dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

64
Miles, M.B. and Huberman, A.M., Analisis Data Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1992), hal. 3.
65
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, hal. 335
a) Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber.

b) Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu

usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang

perlu.

c) Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasikan pokok-pokok

pikiran tersebut dengan cara cakupan fokus penelitian dan mengujikannya

dengan deskriptif.

d) Mengadakan pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada hasil

penelitian dengan cara menghubungkan teori.

e) Mengambil kesimpulan.66

Untuk itu dalam analisis kualitatif deskriptif ini penulis gunakan observasi

lapangan, wawancara dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek

penelitian Manajemen Organiasasi Intra Kampus/ UKM guna meningkatkan

keaktifan dan progresivitas mahasiswa di STAI Al- Yasini Pasuruan.

66
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 190
DAFTAR PUSTAKA

Agung Rifqi Hidayat, 2015, Aplikasi Manajemen Unit Kegiatan Mahasiswa.

Amelia & Sumpena, 2017, Analisis Gaya Bahasa Personifikasi dan Nilai

Pendidikan dalam Novel.

Anwar Holil, 2009, Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran.

An Ras Try Astuti, 2019, Manajemen Organisasi, IAIN Pare- Pare, Nusantara

Press.

Budiono, 2010, Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan,

Bandung, Citra Aditya.

Dr. Yusuf Hadijaya M.A, 2015, Organisasi Kemahasiswaan & Kompetensi

Manajerial Mahasiswa, Medan, Perdana Publishing.

Darmawan, 2009, Memahami Demokrasi: Persepektif Teoretis dan Empiris,

Bandung, Pustaka Aulia Press.

Daryanto, 2013, Administrasi dan Manajemen Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta.

D Crow Lester dan Alice, 1984, Psikologi Pendidikan, Surabaya, PT Bina Ilmu.

Eka Prihatian, 2011, Manajemen peserta Didik, Bandung, Alfabeta.

Emile Durkheim, 1990, Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi

Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Erlangga.

Fred Luthans, 2006, Perilaku Organisasi, Yogyakarta, Andi.

Faisal hendra, Juni 2018, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasa araban

(Vol. 5 No. 1, 103-120).

Friedman, 1998, Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, Jakarta,EGC.


Gitosudarmo, I. dan A. Mulyono, 2001, Prinsip Dasar Manajemen, Yogyakarta,

BPFE.

Ganda Yahya, 2004, Petunjuk Praktis: Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan

Tinggi, Jakarta, Grasindo.

Gardner,1993, Multiple Inteligences: The theory In Practice, New York, Basic

Book.

George R. Terry, 1986, Asas- Asas manajemen, Bandung, Alumni.

Heri Jauhari, 2010, Paduan Penuliasan Skripsi Teori dan Aplikasi, Bandung,

Purtaka Setia.

Hadari Nawawi, 2005, Manajemen strategic, Yogyakarta, Gadjah Muda

University Press.

John Dewey, 1884, Pendidikan Progresif.

Kosasih, 2016, Peranan Organisasi Kemahasiswaan dalam Pengembangan Civic

Skills Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Ilmu sosial (vol.25, no.2)

KBBI, 2020, Aktif.

Lexy J. Moloeng, 2005, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja

Rosdakarya,

Miles, M.B. and Huberman, A.M, 1992, Analisis Data Kualitatif, Bandung, PT.

Remaja Rosdakarya.

Malayu S. P. Hasibuan, 2008, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah,

Jakarta, PT Bumi Aksara.

Mohamad Mustari P.Hd, 2014, Manajemen Pendidikan.

Mulyasa, 2014, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, Remaja Rosdakarya.


M. Djunaidi Ghoni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-ruzz

Media, 2012), hal. 165.

Nana Sudjana, 2004, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru

Algensido Offset.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung,

Remaja Rosdakarya.

Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada

Pendidikan Dasar dan Menengah, psl. 1-2.

Rizky Firdausz dan Fuad Mas’ud, 2013, Motivasi Mahasiswa Bergabung di

Organisasi Intra Kampus. (Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013), Jurnal.

Sugiano, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D, Bandung, Alfa

Beta.

Suharsimi Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,

Rineka Cipta.

Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, 2011, Metodologi Penelitian, Bandung,

Mandar Maju.

Suciati dan Prasetya Irawan, 2001, Mengajar di Perguruan Tinggi : Teori Belajar

dan Motivasi, Jakarta, PAU-PPA-UT.

Stephen P. Robbins, 2001, Perilaku Organisasi. (Hadyana Pujatmaka & Benyamin

Mulon, Jakarta, Prenhallindo.

Straus dan Corbin, 2003, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Jogjakarta, Daftar

Pustaka.
Urip triyono, 2009, Kepemimpinan Transformasional dalam pendidikan (formal,

non formal dan informal), Deepublish.

Wikipedia, 2018, Unit Kegiatan Mahasiswa.

Wahyu Saputra, 2017, Efek Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga dan Tingkat

Kebugaran Jasmani Terhadap Pembentukan Self- Esteem Siswa, Jurnal Ilmiah

PGSD STKIP Subang 3.(126- 145).

Yuli Asmi Rozali, 2014, Hubungan Self Regulation dengan Self Determination,

(Volume 12 Nomor 2), Jurnal Psikologi.

Anda mungkin juga menyukai