Anda di halaman 1dari 10

POLBANGMAWA

(POLA PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN)

DAN
PENJAMINAN MUTU KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Oleh:
Purnomo Pujiwati

BIRO ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
POLBANGMAWA
(POLA PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN)

Dasar Pemikiran:
Kebijakan pendidikan tinggi dengan paradigma baru menunjukkan adanya perubahan
pengelolaan perguruan tinggi yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralistik.
Sehubungan dengan itu, maka perguruan tinggi memegang peranan penting dalam
mengembangkan mahasiswa sebagai aset bangsa, yang pada hakikatnya mencakup:
Pengembangan kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, dan penghayatan spiritual
mahasiswa, agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab serta berkontribusi pada daya
saing bangsa.
Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan masyarakat yang
demokratis, berkeadilan dan berbasis pada partisipasi publik. Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana untuk mendukung pengembangan dan aktualisasi diri mahasiswa, baik yang
menyangkut aspek jasmani dan rohani. Untuk pencapaian pengembangan kemahasiswaan
seperti yang dimaksud di atas, dibutuhkan dukungan pemerintah. Perguruan tinggi, dan
masyarakat dalam bentuk; peraturan, keterlibatan staf pengajar, kepedulian pimpinan, fasilitas
pendukung kegiatan, dan pendanaan. Keterlibatan staf pengajar perlu mendapat perhatian
khusus, karena keterlibatan mereka sebagai pembimbing/pendamping kemahasiswaan yang
dulu berperan sebagai regulator dan eksekutor, kini berubah menjadi pemberdaya, fasilitator
dan motivator.
Pengembangan Kemahasiswaan di perguruan tinggi yang merupakan bagian integral dari
pembangunan pendidikan tinggi secara menyeluruh harus merujuk pada peraturan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dengan demikian, kegiatan mahasiswa
di dalam kampus harus mencakup pengembangan organisasi mahasiswa yang sehat,
pembinaan sumberdaya manusia yang berkualitas yang mencerminkan adanya otonomi dalam
bidang pendidikan.

VISI
Mahasiswa Indonesia cerdas dan kompetitif

MISI
— Meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan, dan moral mahasiswa.
— Mengembangkan kapabilitas intelektual mahasiswa.
— Mengembangkan mahasiswa untuk berpikir kritis, santun, bermoral yang berlandaskan
pada kaidah hukum dan norma akademik.
— Menanamkan rasa nasionalisme yang konstruktif sebagai warga Negara Indonesia
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
— Menumbuhkembangkan kreativitas dan semangat kewirausahaan untuk meningkatkan
daya saing bangsa.
— Mengembangkan idealisme dan suasana demokratis dalam kehidupan kemahasiswaan.
— Meningkatkan kualitas kepemimpinan mahasiswa.
— Meningkatkan kualitas lembaga kemahasiswaan dengan berorientasi pada
profesionalisme.
TUJUAN

— Mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi pendidikan


tinggi.
— Mengembangkan penalaran dan keilmuan, penelusuran bakat, minat dan kemampuan,
kesejahteraan, kepedulian social, dan kegiatan penunjang, berlandaskan pada kaidah
akademis, moral, dan etika ilmu pengetahuan serta kepentingan masyarakat.
— Mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjangnya

PENGERTIAN

— Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi
tertentu. Dalam pelaksanaan tugas pengembangan kemahasiswaan di perguruan tinggi,
ruang lingkup tugas pendampingan kemahasiswaan dibatasi hanya pada mahasiswa
(S-0 dan S-1)
— Pembimbing/pendamping kemahasiswaan adalah dosen, tenaga kependidikan atau
pejabat lain yang memiliki tugas, fungsi, dan tanggungjawab dalam bidang
pengembangan kemahasiswaan di perguruan tinggi karena tugas dan jabatannya
tersebut.
— Pengembangan Kemahasiswaan adalah suatu upaya pendidikan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran, berencana, teratur, terarah, berkesinambungan, dan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
— Strategi Pengembangan adalah cara dan atau upaya menempatkan dan
memanfaatkan potensi yang dimiliki perguruan tinggi secara tepat dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional, melalui kegiatan ekstra-kurikuler.
— Organisasi Intra Perguruan Tinggi adalah organisasi mahasiswa yang bertujuan
sebagai wadah pengembangan kemahasiswaan di dalam kampus perguruan tinggi, dan
eksistensinya secara formal diakui pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan.

MASALAH UMUM KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Secara kuantitatif, masih sangat sedikit mahasiswa yang berminat pada program
pengembangan penalaran dan keilmuan; bakat, minat, dan kemampuan, kesejahteraan,
kepedulian social, dan kegiatan penunjang. Keadaan ini antara lain dilatarbelakangi oleh
tingginya biaya perkuliahan yang mengakibatkan mereka ingin cepat selesai dan segera
mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.
Oleh karena itu untuk dapat lebih banyak lagi melibatkan mahasiswa, maka kegiatan
kemahasiswaan selain ditujukan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa,
sebaiknya juga ditujukan untuk mengembangkan keahlian/ketrampilan yang mendukung
mereka untuk memudahkan dalam mencari kerja dan menciptakan kerja setelah lulus
nanti.

Mahasiswa yang berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan (Ormawa) intra


perguruan tinggi jumlahnya relatif kecil, akan tetapi ketika terjadi peristiwa yang
menyangkut kepentingan masyarakat luas, mahasiswa dengan cepat menunjukkan
sikapnya melalui protes yang cenderung reaktif. Keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas
semacam ini, di satu sisi bernilai positif karena mempunyai tingkat kepekaan dan
kepedulian sosial yang tinggi, tetapi dari sisi yang lain bernilai negatif karena dalam
mengekspresikan protesnya ini cenderung mengabaikan kaidah-kaidah akademik yang
dijunjung di perguruan tinggi.

KONDISI YANG DIHARAPKAN

— Diterapkannya Polbangmawa pada perguruan tinggi, tanpa mengabaikan keragaman


latar belakang, bentuk dan kondisi masing-masing perguruan tinggi.

— Proporsi kegiatan bidang kurikuler dengan kegiatan bidang ekstra kurikuler di perguruan
tinggi semakin mendekati keseimbangan.

— Terdapatnya Ormawa di perguruan tinggi yang mampu melibatkan mahasiswa dalam


pengembangan dan aktualisasi diri, serta meningkatkan daya saing mahasiswa.

— Pemanfaatan sarana dan prasarana kampus secara optimal oleh Ormawa dalam
mengembangkan program kegiatan kemahasiswaan.

— Adanya kesadaran pada mahasiswa bahwa posisi mereka adalah sebagai bagian dari
sivitas akademika yang diharapkan untuk tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat
almamater.

— Terciptanya iklim komunikasi dialogis antara pimpinan perguruan tinggi, staf pengajar,
dan pengurus Ormawa dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

— Meningkatnya keterlibatan para pembimbing/pendamping kegiatan kemahasiswaan


dalam membantu mahasiswa maupun pimpinan perguruan tinggi dalam
mengembangkan program-program kemahasiswaan dan aktualisasi diri mahasiswa.

— Meningkatnya kesadaran dan tanggungjawab mahasiswa di hadapan hukum, baik


sebagai individu maupun sebagai anggota suatu organisasi.

— Terwujudnya komunikasi, sinkronisasi dan kerjasama yang baik antara pimpinan


perguruan tinggi, staf pengajar dan pengurus Ormawa dalam melaksanakan serta
mengembangkan kegiatan kemahasiswaan.

— Berkembangnya sistem informasi kemahasiswaan secara terencana, terarah dan


berkesinambungan.

— Perguruan tinggi secara terencana, terarah dan berkesinambungan mengalokasikan


dana bagi pelaksanaan program kemahasiswaan.

CITRA MAHASISWA SEBAGAI WARGA MASYARAKAT AKADEMIK


(CIVITAS ACADEMIKA)

— Dalam menanggapi berbagai peristiwa sosial baik di tingkat lokal maupun nasional
mahasiswa selayaknya berperan sebagai warga masyarakat akademik. Mahasiswa
hendaknya lebih tampil sebagai kekuatan moral (moral force) yang menyuarakan nurani
masyarakat (sosial conscience). Citra ini perlu dikukuhkan oleh perilaku mahasiswa
umumnya, bukan sekadar citra sebagai demonstrans yang menyuarakan sikap tidak
setuju atau menentang tanpa menawarkan alternatif pemecahannya. Dalam
mengungkapkan ketidaksetujuan atau penolakan, mahasiswa sebaiknya menyarankan
pula hasil pemikiran dalam bentuk alternatif jalan keluar pemecahan masalah.

— Sebagai akibat dari globalisasi, pada saat sekarang ini terjadi perubahan yang sangat
cepat di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Mahasiswa perlu dibekali
kemampuan menganalisa dan mengantisipasi perubahan yang terjadi ini, melalui
berbagai forum akademik seperti pelatihan, lokakarya (workshop) ataupun seminar-
seminar dengan pembicara nasional maupun internasional. Melalui kegiatan semacam
di atas diharapkan terjadi pengayaan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia saat ini maupun di masa depan. Selain itu diharapkan terjadi
peningkatan ketajaman analisa mahasiswa terhadap dampak dari globalisasi pada
bangsa Indonesia serta masa depan bangsa.

ORGANISASI MAHASISWA
— Pada perguruan tinggi dapat dibentuk Ormawa baik pada tingkat
universitas/institut/sekolah tinggi, fakultas, jurusan/departemen, dan program studi yang
masing-masing mempunyai tujuan khas yang ingin dicapai. Tujuan khas ini tidak dapat
dilepaskan dari visi dan misi perguruan tinggi yang bersangkutan pada khususnya serta
tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

— Kegiatan Ormawa di perguruan tinggi, baik pada tingkat universitas/institut/sekolah


tinggi, fakultas, jurusan/departemen, dan program studi berorientasi pada peningkatan
prestasi.

— Mekanisme pemilihan pengurus dari berbagai Ormawa di atas merupakan sarana


pengembangan sikap demokrasi pada mahasiswa. Mekanisme ini merupakan ajang
belajar bagi mahasiswa untuk mengemukakan pendapat secara nasional dan
bertanggungjawab, menghargai orang lain yang mempunyai pandangan yang berbeda
tanpa menimbulkan konflik atau permusuhan.

— Ormawa harus dikelola secara transparan demi pencapaian visi dan misi organisasi
dengan tetap menghargai perbedaan pendapat.

— Dalam mengelola Ormawa, mahasiswa belajar dan memiliki pengalaman mengelola


organisasi sesuai dengan prinsip good governance, terutama akuntabilitas, transparan,
kesetaraan, dan tertib hukum.

STRATEGI PENGEMBANGAN
— Keberhasilan atau kemajuan yang dicapai dalam pengembangan kemahasiswaan
tergantung pada seberapa besar keterlibatan pimpinan perguruan tinggi serta para staf
pengajar dari perguruan tinggi tersebut dalam kegiatan pengembangan kemahasiswaan.
Artinya di dalamnya termasuk peranan staf pengajar dalam penyampaian pesan moral
terhadap sikap dan perilaku mahasiswa di kampus, memotivasi dan membangkitkan
kreativitas, penyadaran terhadap hak dan kewajiban mahasiswa, pemberian fasilitas dan
dukungan serta pembimbing/pendampingan oleh dosen dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan.
— Mengembangkan komunikasi yang intensif di antara pimpinan perguruan tinggi dengan
para aktivis mahasiswa dari berbagai Ormawa yang diakui eksistensinya di kampus
untuk menghindari adanya miskomunikasi dan untuk meningkatkan saling pengertian.

— Melakukan dan mendorong berbagai kegiatan unggulan yang mencakup kegiatan


penalaran dan keilmuan, pembangkitan semangat kewirausahaan, peningkatan daya
saing, kepekaan sosial dan keagamaan.

PENJAMINAN MUTU KEGIATAN KEMAHASISWAAN

A. Standar Kegiatan Kemahasiswaan


Kegiatan Kemahasiswaan mencakup:
1. Pengembangan kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, dan penghayatan spiritual
mahasiswa, agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab serta berkontribusi pada
daya saing bangsa.
2. Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan masyarakat yang
demokratis, berkeadilan dan berbasis pada partisipasi publik.
3. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan dan
aktualisasi diri mahasiswa, baik yang menyangkut aspek jasmani dan rohani
Universitas Diponegoro (UNDIP) adalah sebuah institusi pendidikan yang berkewajiban
menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang berkemampuan prima secara
akademik dan/atau profesional, memiliki karakter, sikap, dan watak sebagai warga negara yang
baik sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan/teknologi,
dan/atau seni, agar dapat menyebarluaskan dan mengupayakan manfaat yang dapat
mensejahterakan masyarakat serta membangun peradaban nasional yang bermartabat.
Pengembangan Kemahasiswaan adalah suatu upaya pendidikan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran, berencana, teratur, terarah, berkesinambungan, dan bertanggungjawab untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional
Pengembangan kemahasiswaan di Universitas Diponegoro disusun berdasar pada kondisi
mahasiswa, potensi universitas, fakultas, dan jurusan/program studi, serta berpedoman pada
strategi pengembangan kegiatan kemahasiswaan.
Kegiatan kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke
arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas
kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Kegiatan kemahasiswaan yang menjadi tanggung jawab pengembangan di bidang
kemahasiswaan adalah kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: kegiatan kemahasiswaan yang
dirancang dan dilaksanakan di luar kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk melengkapi
kegiatan kurikuler dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Elemen Standar Kegiatan Kemahasiswaan:
1. Kegiatan kemahasiswaan diorientasikan untuk mewujudkan generasi yang bertaqwa,cerdas
kritis, santun, bermoral, demokratis, bertanggungjawab dan memiliki daya saing.
2. Kebijakan-kebijakan pengembangan kemahasiswaan dibahas dalam musyawarah
mahasiswa (MUSWA) Universitas Diponegoro yang diikuti oleh Wakil Rektor Akademik dan
Kemahasiswaan, perwakilan SM UNDIP, perwakilan BEM UNDIP, perwakilan UKM, SMF
dan BEMF
3. Kegiatan kemahasiswaan diarahkan untuk mendukung pencapaian standar kompetensi
lulusan
4. Kegiatan kemahasiswaan diarahkan kepada kegiatan yang mempunyai nilai kompetitif, baik
tingkat lokal, nasional maupun internasional.
5. Kegiatan kemahasiswaan dilaksanakan untuk dapat mengakomodir minat
dan bakat yang dimiliki mahasiswa, meningkatkan prestasi dalam bidang ilmiah, olahraga
dan seni, serta meningkatkan kesejahteraan mahasiswa.
6. Pembimbingan kepada mahasiswa dilakukan oleh dosen pembimbing/pembina
kemahasiswaan
7. Dosen yang menjadi pembimbing mahasiswa dipilih sesuai dengan kompetensi dosen pada
bidang kegiatan kemahasiswaan yang dikembangkan.
8. Dosen pembimbing/pembina kegiatan kemahasiswaan ditetapkan dengan SK Rektor
dengan masa tugas selama satu tahun.
9. Fasilitas kegiatan kemahasiswaan disediakan oleh Perguruan Tinggi disesuaikan dengan
tingkat penyelenggaraan kegiatan tersebut. Fasilitas yang disediakan berupa :
• Sarana prasarana fisik, meliputi tempat sekretariat, tempat latihan, tempat kegiatan,
perlengkapan, dan sarana prasarana penunjang lainnya.
• Pembiayaan kegiatan yang disusun dalam satu tahun anggaran dan dilengkapi dengan
proposal per kegiatan.

B. Standar Mutu Kegiatan


Mutu Kegiatan merupakan acuan kegiatan kemahasiswaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Panduan standar kemahasiswaan akan memberi arah pelaksanaan proses pengembangan
kegiatan kemahasiswaan yang mampu memberikan kontribusi bagi penciptaan citra positif
perguruan tinggi.
Elemen Standar Mutu Kegiatan:
a. Penalaran
1. Penyelenggaraan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) secara
berjenjang dan berkelanjutan dari pra dasar di Jurusan/Prodi, dasar di Fakultas dan
menengah/madya di Universitas di setiap jenjang minimal 1 tahun sekali.
2. Penyelenggaraan pelatihan/workshop kewirausahaan untuk mahasiswa
minimal satu tahun satu kali.
3. Penyelenggaraan pelatihan pembimbingan penulisan karya ilmiah mahasiswa 1 kali
setiap semester .
4. Penyelenggaraan pembimbingan kelompok-kelompok mahasiswa untuk
menghasilkan karya ilmiah secara reguler.
5. Pengiriman mahasiswa mengikuti kompetisi ilmiah : PIMNAS, ON MIPA, NUDC, KRI,
Komurindo, KKCTBN.
6. Pengiriman mahasiswa mengikuti kegiatan internasional
b. Minat Bakat dan Kegemaran
1. Penyelenggaraan kegiatan untuk peningkatan dan pengembangan minat bakat bagi
mahasiswa di bidang Olahraga, Seni, Bela Negara, Pramuka, Palang Merah Indonesia
dan Pencinta alam secara teragenda.
2. Memiliki UKM-UKM yang mewadahi minat bakat dan kegemaran mahasiswa.
3. Memiliki program kerja dari masing-masing UKM yang mewadahi minat bakat dan
kegemaran mahasiswa.
4. Memiliki target pencapaian program kerja dari masing-masing UKM.
5. Pengiriman mahasiswa mengikuti kompetisi olahraga dan seni : Peksiminas, POMNAS,
Universiade, POM Asean, Kompetisi Paduan Suara Internasional.
c. Organisasi
1. Peraturan Rektor Nomor 4 Tahun 2014 tentang Organisasi Kemahasiswaan, yang
mengatur antara lain tentang keberadaan organisasi mahasiswa, syarat kepengurusan,
hak dan kewajiban anggota organisasi kemahasiswaan, masa kepengurusan, dan lain-
lain.
2. Masing-masing organisasi kemahasiswaan memiliki program kerja yang
disusun setiap periode kepengurusan.
3. UNDIP menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk kesekretariatan guna
menunjang kegiatan organisasi kemahasiswaan.
d. Kesejahteraan, rohani dan Bakti Sosial
1. Menyediakan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan mahasiswa kurang mampu.
2. Memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi pada tingkat universitas,
wilayah, nasional, dan internasional, berupa dana pembinaan.
3. Memiliki unit kegiatan Kerohanian.
C. Mekanisme Pemenuhan Standar
1) Standar Pembimbingan Kemahasiswaan
1. Memiliki pedoman dan kriteria pembimbingan kemahasiswaan.
2. Membentuk Tim Pembimbing Kemahasiswaan.
3. Menyelenggarakan kegiatan Orientasi Pengembangan Pendamping
Kemahasiswaan (OPPEK).
4. Menyediakan sarana yang dibutuhkan secara memadai.
5. Memiliki jadwal latihan / pertemuan / diskusi.
2) Standar Kegiatan dan Proses Pembimbingan
1. Proses pembimbingan kemahasiswaan secara periodik dan terjadwal dilakukan oleh
dosen pembimbing/pembina yang ditunjuk.
2. Pembimbingan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain diskusi rutin,
latihan rutin, simulasi, dan penugasan.
3) Standar Fasilitas Kegiatan
Fasilitas kegiatan kemahasiswaan meliputi:
1. Memiliki tempat ibadah
2. Semua lembaga kemahasiswaan (BEM, SM dan UKM) memiliki ruang sekretariat
yang representatif
3. Pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi dan yang tidak mampu
sesuai ketentuan
4. Menyediakan bahan-bahan informasi tentang bursa kerja minimal satu tahun satu
kali, dan mengumumkan formasi kerja di papan pengumuman, website secara online
serta membentuk badan yang khusus menangani bursa kerja melalui UNDIP
CAREER CENTRE (UCC).
5. Menyediakan papan-papan informasi kegiatan kemahasiswaan.
D. Manajemen Pengendalian Standar
1) Pengendalian Input
Pengendalian input dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengenalan dari lembaga kemahasiswaan (BEM, SM dan UKM) pada saat upacara
penerimaan mahasiswa baru;
2. Penyelenggaraan EXPO UKM untuk mengenalkan dan menjaring mahasiswa baru
mengikuti UKM sesuai minat dan bakatnya;
3. Rekrutmen mahasiswa oleh UKM kepada mahasiswa baru sebagai calon anggota.
2) Pengendalian Proses
Pengendalian proses kegiatan kemahasiswaan dilakukan melalui monitoring selama
proses berlangsung. Sedang evaluasi dilakukan terhadap kinerja pemenuhan standar
yang dilakukan setiap akhir proses pemenuhan standar pada masing-masing sasaran
mutu. Untuk maksud tersebut, dibentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Kemahasiswaan dengan SK Rektor.
Monitoring dilakukan sejak tahap penyusunan sampai pada pelaksanaan program.
Sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan untuk mengetahui kesesuaian
kegiatan yang dilaksanakan dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil monitoring dan
evaluasi dipergunakan sebagai masukan bagi penyusunan program untuk tahun – tahun
berikutnya. Jika terjadi penyimpangan dari standar yang ditetapkan, maka kegiatan atau
program yang sedang berlangsung dapat dihentikan, baik sementara maupun secara
tetap.
Laporan kegiatan mencakup uraian kegiatan, pembiayaan, dan pencapaian tujuan dan
target kegiatan yang telah dinyatakan dalam proposal.
3) Pengendalian Hasil (Output)
Pengendalian hasil (output) dipergunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
pelaksanaan standar yang selanjutnya digunakan sebagai bahan evaluasi yang minimal
dilakukan sekali dalam satu tahun akademik.
Pengendalian hasil meliputi :
a. Perilaku Mahasiswa
1. Memiliki Sopan Santun
2. Dispilin, Kerja Keras
b. Pembimbingan kemahasiswaan
1. Kepuasaan pembimbing kegiatan kemahasiswaan meningkat.
2. Hubungan dan kerjasama yang baik antara dosen pembimbing/
pembina dan organisasi kemahasiswaan yang dibimbing.
3. Tugas pembimbingan menjadi pekerjaan mulia dan menyenangkan.
4. Jumlah minat menjadi dosen pembimbing/pembina kegiatan kemahasiswaan
meningkat dari tahun ke tahun.
c. Institusi
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan akan meningkatkan
kepercayaan stakeholders terhadap institusi, dan membuka peluang bagi institusi
untuk menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan tinggi baik di dalam
maupun luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai