Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan sebagai sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan
peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar
mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses
pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di jalur sekolah, guru memegang posisi paling strategis
yang berada langsung di front paling depan melalui interaksi dengan peserta didik di kelas atau di luar
kelas. Guru sebagai pelaku utama untuk merealisasikan program operasional pendidikan. Guru menjadi
tumpuan harapan untuk mewujudkan agenda- agenda pendidikan nasional seperti peningkatan mutu dan
relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, dan peningkatan efisiensi serta
mengimplementasikan 6 profil pelajar pancasila. Hak-hak asasi guru sebagai pribadi, pemangku profesi
keguruan, anggota masyarakat, dan warga negara perlu mendapat prioritas dalam pemberdayaannya.
Upaya pembenahan kurikulum, perbaikan sarana, penyesuaian peraturan, manajemen dan sebagainya,
tapi tanpa guru yang bermutu, semua itu tidak ada maknanya. Mungkin kurikulum “jelek” dan sarana
yang “jelek” masih akan menghasilkan pendidikan yang baik apabila didukung oleh guru yang memiliki
kualitas dan kinerja yang memadai. Sebagaimana dinyatakan Brandt (Supriadi, 2001:262) bahwa :
“Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari
setiap usaha pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Setiap usaha peningkatan
mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar, penyediaan
sarana dan prasarana hanya akan berarti apabila melibatkan guru”.
Kurikulum operasional ini disusun dengan beberapa alasan sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum


2. Sebagai pedoman mengevaluasi program sekolah
3. Sebagai acuan untuk perencanaan program selanjutnya
4. Sebagai bahan informasi untuk para pemangku kepentingan .

B. Landasan Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah

a. Landasan Sosiologis
Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap proses belajar
siswa, memiliki tujuan yang mulia dalam mengembangkan pendidikan anak – anak Indonesia di
lingkungannya. Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang mereka dapatkan berlandaskan pada agama
dan nilai – nilai luhur yang dianut oleh bangsa serta tidak melupakan akar budaya dalam perjalanan
belajar mereka. Siswa Indonesia diharapkan menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung
jawab, menghargai kebhinekaan, mengedepankan berpikir positif dan kritis, serta mampu berkolaborasi.
Hal tersebut bertujuan untuk melahirkan generasi pelurus yang tangguh.

Page 1
b. Landasan Pedagogis
Sekolah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas siswa yang memiliki karakteristik unik. Siswa di
kelas awal adalah anak-anak usia dini yang masih berpikir konkret dan baru mengenal pendidikan
formal. Transisi dari pendidikan sebelumnya membutuhkan program yang disesuaikan dengan
perkembangan usia. Siswa pada tingkatan kelas yang lebih tinggi adalah siswa dengan usia transisi
dari pendidikan usia dini ke jenjang pendidikan yang membutuhkan pola berpikir yang lebih abstrak.
Pada jenjang ini keterampilan berpikir siswa dikembangkan melalui proses belajar yang menantang
sehingga kemampuan kognitifnya berkembang maksimal.
Siswa di sekolah dasar membutuhkan pengenalan pendidikan karakter. Proses penanaman
pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di sekitar mereka menjadi sangat penting. Sekolah dan
rumah harus memberikan contoh baik sehingga siswa dapat belajar langsung dan meneladaninya. Proses
belajar ini menjadi fondasi yang sangat penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan
selanjutnya.
C. Karakteristik Tenaga Pendidik, Kependidikan dan Peserta Didik

a. Karakteristik Tenaga Pendidik


SD Naskat Kolser, memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang berasal dari berbagai latar
belakang yang berbeda; agama, sosial ekonomi, dan pendidikan. Beberapa di antara mereka memiliki
berbagai keterampilan, di antaranya: Penggunaan ilmu teknologi , menyanyi, juru ceramah, berbahasa
daerah (Bahasa Kei), dan seni. Sekolah memfasilitasi pengembangan potensi dan bakat guru dan staf
untuk mendukung kualitas pendidikan.

b. Karakteristik Siswa
Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang
tidak sama. Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga siswa yang
masih perlu dikembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka. Siswa memiliki potensi dan
minat yang berbeda. Sebagian siswa memiliki minat di bidang seni, olahraga, matematika dan sains.
Sekolah memfasilitasi kebutuhan mereka dengan menyiapkan program pengembangan potensi dan minat
belajar mereka.

D. Tujuan Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah


Adapun tujuan penysunan Kurikulum Operasional Sekolah adalah Mempersiapkan insan
Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia.

E. Prinsip Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah


 Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum
operasional sekolah
 Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks
sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan
karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
 Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di
satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
 Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

Page 2
 Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan
melibatkan komite satuan pendidikan , orang tua, organisasi, di bawah koordinasi dan supervisi
dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama sesuai dengan kewenangannya.

F. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri
utama: Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar
yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan
kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima
elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b)
akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebhinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya
luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung
jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar,
mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan
berbagi. 
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan
situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

5. Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.

6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan
gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang original

BAB II
Page 3
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi SD Naskat Kolser

“Komunitas pendidikan SD Naskat Kolser yang kristiani, unggul, profesional dan peduli

B. Misi SD Naskat Kolser

1. Menumbuh kembangkan komunitas pendidikan SD Naskat Kolser yang kuat dalam iman,
persaudaraan, dan budaya kasih.
2. Meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan wawasan kebangsaan secara
integral
3. Meningkatkan profesionalitas kepemimpinan penyelenggara, pengolah dan pelaksana pendidikan
yang akuntabel, transparan, kredibel, dan inovativ
4. Mengaktualisasikan semangat hati yang peduli dengan sikap solider, belas kasih, pengampunan,
dan penghargaan.

C. Tujuan SD Naskat Kolser

Mengacu pada visi dan misi sekolah, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah
sebagai berikut ini.
1. Mewujudkan komunitas pendidikan SD Naskat Kolser yang kuat dalam iman, persaudaraan, dan
kasih.
2. Mewujudkan komunitas pendidikan SD Naskat Kolser yang memiliki kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual dan wawasan kebangsaan secara integral
3. Mewujudkan kepemimpinan penyelenggara, pengelola dan pelaksana pendidikan yang akuntabel,
transparan, kredibel dan inovativ.
4. Mewujudkan komunitas pendidikan SD Naskat Kolser yang memiliki semangat hati yang peduli
dengan sikap yang solider, belas kasih, pengampunan dan penghargaan.

BAB III

Page 4
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Kurikulum ini meneruskan proses peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diinisiasi
kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Di dalam Kurikulum Baru ini nantinya akan mengutamakan tiga ciri berikut.
1. Berbasis Kompetensi
Penetahuan, ketrampilan dan sikap dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang
berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh, sebagai Capaian Pembelajaran
(CP)
2. Pembelajaran Yang Fleksibel
 Penyusunan Capaian Pembelajaran dalam fase-fase (2 – 3 tahun per fase) sehingga peserta
didik memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (TaRL),
kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya.
 Pengurangan muatan atau konten agar peserta didik memiliki waktu yang memadai untuk
menguasai kompetensi yang ditargetkan.
3. Karakter Pancasila
 Sinergi antara kegiatan pembelajaran rutin sehari-hari di kelas dengan kegiatan nonrutin
(projek) interdisipliner yang berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter
berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila
 Kurikulum ini menguatkan praktik kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang
sudah diatur dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dalam kurikulum baru tahun 2021.
1. Struktur Minimum
Pemerintah menetapkan struktur kurikulum minimum dan satuan pendidikan dapat
mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi misi dan sumber daya
yang tersedia.
2. Otonomi
 Kurikulum memberikan kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk
merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.
 Pemerintah menyediakan buku teks dan perangkat ajar untuk membantu guru yang
membutuhkan panduan dalam merancang pembelajaran.
3. Sederhana
Perubahan yang seminimal mungkin. Akan tetapi beberapa aspek berubah secara signifikan dari
kurikulum sebelumnya.  Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah,
dan pemangku kepentingan.

4. Gotong royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat ajarnya dengan melibatkan puluhan institusi
termasuk Kemenag, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.

Page 5
Struktur Kurikulum

Sekolah Dasar (SD)


Kurikulum 2013 Arah Perubahan Kurikulum

IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
sendiri sendiri Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA
dan IPS terpisah di jenjang SMP
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis
mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan
Pendekatan Tematik
satuan pendidikan. Sekolah boleh tetap menggunakan
tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata
pelajaran

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD Kelas I


Kegiatan
Total JP Per Proyek (minimal 20%
NO MATA PELAJARAN regular/minggu
Tahun dari total per tahun)
(pembulatan)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 144 108 36 (25%)
Pendidikan Pancasila dan
2 180 144 36 (20%)
Kewarganearaan
3 Bahasa Indonesia 288 216 72 (25%)
4 Matematika 180 144 36 (20%)
5 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - - -
Pilihan minimal 1 :
6 144 108 36 (25%)
Seni Tari
7 PJOK 144 108 36 (25%)
8 Muatan Lokal 72
TOTAL 1.080 828 252

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD Kelas IV

Kegiatan
Total JP Per Proyek (minimal 20%
NO MATA PELAJARAN regular/minggu
Tahun dari total per tahun)
(pembulatan)
1 Pendidikan Agama dan BudiPekerti 144 108 36
Pendidikan Pancasila dan
2 180 144 36
Kewarganearaan
3 Bahasa Indonesia 252 216 36
4 Matematika 216 180 36
5 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - - -
Pilihan minimal 1 :
6 144 108 36
Seni Tari
7 PJOK 144 108 36
8 Muatan Lokal 72 72
TOTAL 1.296 1.044 252

Page 6
Tabel 1 b

Sturktur Kurikulum

Alokasi Waktu Belajar Perminggu


No Mata Pelajaran
I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4


2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 7 7 5 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 9 9 7 6 6 6
4 Matematika 6 6 6 6 6 6
5 IPAS - - 6 6 6 6
6 Seni Tari 4 4 4 4 4 4
7 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
8 Muatan Lokal 2 2 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 36 36 38 38 38 38

B. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum SD Naskat Kolser meliputi sejumlah mata pelajaran yang kedalamanya
merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata
pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur
kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan
bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada
setiap tingkat dan semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud
terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.

I. Mata Pelajaran

Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai
beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan
oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan.Metode dan pendekatan
pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata
pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan.

1. Pendidikan Agama Katolik

Tujuan Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik


Pada praktiknya, pembelajaran PAK ditujukan untuk:
1. Membahas tentang pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan
dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta
lingkungan sekitarnya.
2. Memberikan Pemahaman kepada peserta didik tentang bagaimana meneladani pribadi
Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap
dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
3. Membentuk peserta didik untuk bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam
realitas hidup sehari-hari

Page 7
4. Memberikan pemahaman tentang hidup bersama dalam masyarakat sesuai firman atau
sabda Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran Gereja
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan untuk


memastikan peserta didik mampu:
1. memiliki akhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.Hal ini ditunjukkan melalui sikap mencintai sesama manusia dan lingkungannya serta
menghargai kebinekaan untuk mewujudkan keadilan sosial.
2. memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara,
pandangan hidup bangsa dan ideologi negara melalui kajian secarakritis terhadap nilai dan
kearifan luhur bangsa Indonesia sebagai pedoman dan perspektif dalam berinteraksi dengan
masyarakat global, serta mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik
di sekolah, rumah, masyarakat sekitar, dan dalam konteks yang lebih luas.
3. menganalisis secara kritis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di tengah-tengah
masyarakat global.
4. memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta mampu
bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA, serta memiliki sikap
toleransi, penghargaan dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu
dilestarikan.
5. menganalisis secara cerdas karakteristik bangsa Indonesia, sejarah kemerdekaan Indonesia,
dan kearifan lokal masyarakat sekitar, dengan kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya
dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta berperan aktif dalam kancah global..

3. Bahasa Indonesia
Tujuan Belajar Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan:
a. Akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
b. Sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai
Bahasa resmi negara Republik Indonesia;
c. Kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio,
audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
d. Kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis-kreatif) dalam belajar dan
bekerja;
e. Kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong
royong, dan bertanggung jawab;
f. Kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
g. Kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis dan
berkeadilan.

5. Matematika
Tujuan:

Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah matematis (pemahaman matematis).

Page 8
b. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematis dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika (penalaran dan pembuktian matematis).
c. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan
masalah matematis).
d. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi kedalam simbol atau
model matematis (komunikasi dan representasi matematis).
e. mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan
dengan kehidupan (koneksi matematis).
f. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap kreatif, sabar,
mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah (disposisi
matematis).

6. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Tujuan:
Dengan mempelajari IPAS, Peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil Pelajar
Pancasila dan dapat:
a. Mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga Peserta didik terpicu untuk
mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan
kehidupan manusia
b. Berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber
daya alam dan lingkungan dengan bijak
c. Mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga
menyelesaikan masalah melalui aksi nyata
d. Mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai
bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu.
e. Memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan Peserta didik untuk menjadi anggota suatu
kelompok masyarakat dan bangsa serta mengerti arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan
dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya
f. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam IPAS serta menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
7. Seni Rupa
Tujuan Mata Pelajaran Seni Rupa
Pembelajaran seni rupa bertujuan menjadi wahana yang menyenangkan bagi peserta didik
untuk mengalami bagaimana kreativitas dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya.
Diharapkan melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, relevan dan dekat secara emosional
dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, Pendidikan Seni Rupa bertujuan menghasilkan peserta
didik yang antusias untuk terus belajar (life long learner), kreatif, mampu berani mengekspresikan
diri, gigih berusaha, reflektif, bernalar kritis, berkontribusi aktif bagi lingkungannya dan selalu
membuat keputusan dengan tanggung jawab.
8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan Mata Pelajaran PJOK
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan individu, serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.

Page 9
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya meningkatkan
dan memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri, serta pola perilaku hidup sehat.
3. Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan keterampilan gerak
(motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi, dan taktik secara
umum.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai kepercayaan diri,
sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan
demokratis dalam melakukan aktivitas jasmani.
5. Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksi sosial, tantangan, dan ekspresi
diri.
6. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas
jasmani.
9. Mulok Budaya Daerah Kei
Tujuan Mata Pelajaran Mulok
1. Pembinaan sosial budaya regional daerah kei
2. Sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya
3. Sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa daerah kei untuk berbagai
keperluan
5. Sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah Kei
II. Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru.Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan
pengembangan karir peserta didik.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi beragam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas:
a. Pramuka
b. Keagamaan
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan
bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah.Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD Naskat Watran
adalah sebagai berikut:
 Menghafal doa Harian Katolik

Page 10
 Melakukan doa bersama pada apel pagi dan siang menggunakan doa dengan versi
bahasa ;
-Doa dengan bahasa Indonesia ( hari Senin )
-Doa dengan bahasa Kei ( hari selasa dan hari jumat )
-Doa dengan bahasa Latin (hari rabu )
-Doa dengan bahasa Inggris ( Hari sabtu )
 Menyanyikan Lagu – lagu Nasional, setiap awal kegiatan pembelajaran .
 Menyanyikan lagu bahasa daerah Kei setiap akhir kegiatan pembelajaran
 Berlatih diri untuk penggunaan IT
 Upacara bendera setiap hari senin
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
 Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
 Membaca buku di perpustakaan
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas maupun
tingkat sekolah.
 Kegiatan doa semua warga sekolah setiap hari jumat minggu pertama bulan berjalan
 Melakukan kegiatan Jumat sehat dan Jumat bersih setiap hari jumat minggu ketiga bulan
berjalan secara bergantian
 Peringatan Hari Besar Nasional
 Kegiatan berkemah untuk pramuka setiap akhir semester I (Gasal )
 Melakukan ibadah misa bersama orang tua setiap akhir tahun pelajaran.

c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
 Membiasakan memberi salam
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan antri
 Membiasakan membantu teman yang kena musibah
 Berdiskusi dengan baik dan benar
 Membiasakan makan tidak sambil berjalan

3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih mengutamakan
pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memuji hasil kerja siswa yang baik
4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
1. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
2. Peringatan Hari Pahlawan
3. Peringatan Hari Pendidikan Nasional

Page 11
II. Beban Belajar

Di SD Naskat Kolser setiap siswa mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran. Setiap kelas dipegang oleh setiap guru kelas. Guru Kelas 1, 2, dan 3, mengajar 4 mata
pelajaran ( PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP), sedangkan mata pelajaran Agama, PJOK dan
mulok, diajarkan oleh guru mata pelajaran.
Pada Kelas 4, 5, dan 6,dipegang oleh guru kelas, untuk mata pelajaran PKn dan SBdP. sedangkan mata
pelajaran yang lainnya diajarkan oleh sesama guru kelas sesuai jadwal yang sudah terprogram.
Setiap mata pelajaran memiliki alokasi waktu minimal sesuai ketetapan Kurikulum Nasional. Selain
itu, beban belajar mengacu terhadap pencapaian visi sekolah.
Durasi tatap muka untuk setiap mata pelajaran adalah 35 menit untuk kelas 1-6.

Alokasi waktu mata pelajaran SD Asumsi 1 Kurikulum Operasional


Tahun = 36 minggu (kls Kegiatan Total JP
Proyek Per
1-6) reguler/minggu
Tahun
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
230 58 288
Pekerti
PPKn 144 36 180
Bahasa Indonesia 216 54 270
Matematika 180 36 216
Sains Dasar (IPA & IPS di K13) 180 36 216
Seni Tari 108 36 144
PJOK 108 36 144
Mulok 144 36 180
Total: 1310 1638
328

4. Asesmen

Untuk mencapai profil pelajar pancasila perlu terwujudna asesmen yang :


 Merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan
informasi sebagai umpan balik untuk guru, pesertadidik, dan orang tua
 Perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan
 Dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru,
peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan
tentang langkah selanjutnya
 Sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditargetkan.
 Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang
berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan
informasi sebagai umpanbalik untuk guru, peserta didik dan orang tua.
 Hasil asesmen digunakan untuk kepentingan belajar peserta didik, di mana guru merancang
pembelajaran berdasarkan hasil asesmen

Page 12
 Asesmen dikembangkan sejak awal perencanaan pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen
terintegrasi dan berkaitan erat dengan pembelajaran
 Rangkaian antara asesmen perencanaan pembelajaran kegiatan belajar adalah suatu siklus yang
berkelanjutan
 Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan asesmen yang dirancang.
 Termasuk dengan kriteria penilaian hasil belajar siswa
 Asesmen yang tertarget, tidak menyasar kemana-mana dan sesuai kebutuhan belajar
 Dengan demikian, asesmen memberikan pengaruh pada apa dan bagaimana peserta didik
belajar, dan juga sebaliknya.

Jenis Asesmen :
 Asesmen Diagnostik
Tujuan Asesmen Diagnostik :
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan
dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis
kognitif. Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:
Tujuan Asesmen Diagnostik Non-Kognitif :
 Mengetahui kesejahteraan psikologi dan social emosi siswa
 Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
 Mengetahui kondisi keluarga siswa
 Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
 Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa
Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk menggali hal-hal
seperti berikut:
 Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa
 Aktivitas siswa selama belajar di rumah
 Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
 Gaya belajar, karakter, serta minat siswa
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak Lanjut
Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif :
 Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
 Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
 Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
bawah rata-rata
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
 Asesmen Formatif
 Metode evaluasi yang dilakukan untuk evaluasi proses pemahaman murid, kebutuhan
pembelajaran, dan kemajuan akademik selama pembelajaran.
 Asesmen formatif memantau pembelajaran murid dan memberikan umpan balik yang
berkala, dan berkelanjutan.

Page 13
 Bagi murid, asesmen formatif berfungsi membantu murid mengidentifikasi kekuatan dan
aspek yang perlu dikembangkan.
 Bagi guru dan sekolah, asesmen formatif berfungsi memberikan informasi mengenai
tantangan apa saja yang dihadapi murid dalam proses pembelajaran projek sehingga
dukungan yang memadai dapat diberikan.
 Asesmen formatif dapat diberikan oleh guru, teman, atau diri sendiri.
 Fungsi Asesmen Formatif :
 Merupakan cara untuk menilai pembelajaran murid
 Merupakan kesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik
 Merupakan cara untuk mengevaluasi keefektifan pengajaran dan pembelajaran.

Untuk Guru
 Mengawasi pembelajaran murid
 Memastikan perkembangan murid
 Mengecek pemahaman murid
Untuk Murid
 Mengevaluasi pembelajaran sendiri
 Membangun pengetahuan
 Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
 Meningkatkan kemampuan
 Asesmen Sumatif
 Metode evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran.
 Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap nilai akhir
murid sehingga sering diprioritaskan murid daripada asesmen formatif.
 Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka untuk
projek berikutnya.
5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas SD
Naskat Kolser sebagai berikut :
1. Siswa sudah mengikuti proses pembelajaran pada fasenya berdasarkan Capaian Pembelajaran.
2. Kehadiran siswa minimal 75%
3. Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.
2) Kelulusan
Kriteria Kelulusan
1. Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria ketuntasan belajar
minimal berdasarkan Capaian Pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran,
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani
olahraga dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
4. Memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dan sekolah.
6. Pendidikan Kecakapan Hidup
1. Kurikulum untuk SD Naskat Kolser memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
Page 14
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
 Fungsi Asesmen Sumatif :
 Merupakan cara untuk menilai pembelajaran murid
 Merupakan kesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik
 Merupakan cara untuk mengevaluasi keefektifan pengajaran dan pembelajaran
Untuk Guru
 Mengukur apakah murid sudah memenuhi capaian pembelajaran dan sejauh mana sudah mencapai
akhir unit pembelajaran
 Meningkatkan pengajaran dan pembelajaran selanjutnya
Untuk Murid
 Memahami performa di akhir unit pembelajaran
 Memahami apakah mereka sudah memenuhi capaian pembelajaran dan sejauh mana sudah
mencapai akhir unit pembelajaran

BAB IV

TUJUH TEMA SATUAN PENDIDIKAN

Pengembangan Tema yang dipilih SD Naskat Kolser

Ada 2 Tema yang dipilih yaitu : Kearifan Lokal dan Bhineka Tunggal Ika
1. Kearifan Lokal
 Contoh Projek
Implementasi projek pelajar Pancasila dilaksanakan setiap Hari Sabtu dan mengacu pada
dimensi profil pelajar Pancasila yaitu : beriman,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia,mandiri,bergotong royong,berkebhinekaan global,bernalar kritis
dan kreatif.Sekolah belum maksimal melaksanakan projek tersebut karena moda belajar
yang digunakan yaitu moda belajar tatap muka yang akan dilaksanakan.Tema yang yang
dipilih untuk projek pelajar Pancasila ini adalah Kearifan Lokal dan Bhineka Tunggal

Page 15
Ika.Untuk Tema Kearifan Lokal ini siswa diajarkan tarian daerah Kei yaitu Tarian
Bangau dan tarian kipas. Elemen Kunci Kearifan Lokal adalah Mengenal dan
menghargai budaya, kemampuan mengekspresikan Mata Pelajaran yang terintegrasi
Seni tari, Mulok dan PKN .

2. Bhineka Tunggal Ika


 Contoh Projek
Implementasi projek pelajar Pancasila dilaksanakan setiap Hari Sabtu dan mengacu pada
dimensi profil pelajar Pancasila yaitu : beriman,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia,mandiri,bergotong royong,berkebinekaan global,bernalar kritis dan
kreatif.Sekolah belum maksimal melaksanakan projek tersebut karena moda belajar yang
digunakan yaitu moda belajar tatap muka yang baru saja dilaksanakan.Tema yang yang
dipilih untuk projek pelajar Pancasila ini adalah Kearifan Lokal dan Bhineka Tunggal
Ika.Untuk Tema Bhineka Tunggal Ika ini siswa diajarkan bagaimana caranya melakukan
kolaborasi tarian daerah Kei dengan tarian daerah lainnya yang ada di Indonesia. Elemen
Kunci Bhineka Tunggal Ika adalah adalah menghargai perbedaan dalam kebersamaan.
• Elemen Kunci berkebhinekaan global,adalah Kolaborasi, Kepedulian, dan
Kebersamaan.
 Mata Pelajaran yang terintegrasi
Seni tari, Mulok, dan PKn

Page 16
Page 17
BAB VI
PENUTUP

B. Kesimpulan

Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan budaya sekolah
dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih
berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada
intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah, seperti menetapkan
visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak
dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih
terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap
prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau
merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran,
program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini
merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Capaian
Pembelajaran dan Tujuan Capaian Pembelajaran. Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti
kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara
bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya
diharapkan menghasil budaya sekolah.

Semoga apa yang sudah kami programkan dalam kurikulum ini menjadi acuan dalam mewujudkan
kemajuan pendidikan di SD Naskat Kolser tercinta ini.

Semoga

Page 18

Anda mungkin juga menyukai