Pertama, Pendidikan dan pengajaran adalah point pertama dan utama dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan dan pengajaran memilki peranan yang
sangat penting dalam suatu proses pembelajaran.
Pendidikan menjadi salah satu hal krusial dan sangat penting ketika
ingin memajukan suatu bangsa. Sebagai salah satu negara yang masih
dikategorikan sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan kualitas
pendidikan yang baik dan merata keseluruh penjuru daerah di wilayah
Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Meratanya pendidikan Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi
muda penerus bangsa yang progresif dan maju kedepan untuk selalu
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia dengan ilmu pengetahuan
yang didapat selama dibangku sekolah khususnya di perguruan tinggi.
Banyak mahasiswa yang masih belum sadar akan arti penting sebuah
pendidikan, kebanyakan dari mereka memandang bahwa akhir dari sebuah
pendidikan itu adalah mendapatkan profesi atau pekerjaan. Selain itu, banyak
pula mahasiswa yang mempunyai sikap individualisme yang tinggi diakibatkan
oleh era globalisasi,sehingga mereka bersikap apatis terhadap keadaan sekitar
dan tidak terpikirkan bagaimana jika mereka ikut berkontribusi dalam
memajukan bangsa Indonesia.
Ketiga, pengabdian. Mahasiswa sebagai kaum terdidik dan tercerahkan yang sering
disebut-sebut sebagai agent of change, agent of social control, dan agent of
knowledge memiliki tanggung jawab secara intelektual, sosial, dan tanggung jawab secara
moral kepada masyarakat.
Bagi kalangan terpelajar seperti mahasiswa tentu harus berperan penting dalam proses
pemajuan kebangsaan serta harus mengabdikan diri dan keterpelajarannya untuk
membebaskan bangsanya dari kebodohan dimasa kini dan masa yang akan datang.
Mahasiswa juga harus memiliki dasar-dasar yang kuat, kekokohan batin, dan
keteguhan berpegang teguh pada kebenaran dan keberanian bertindak tegas pada sesuatu
yang tidak benar dan dirasa menyimpang dari aturan.
Adapun tridharma perguruan tinggi ini penting sekali agar ter manifestasikan karena
menyangkut kepribadian diri seorang mahasiswa dan diantara ketiga-tiganya merupakan
kesatuan yang saling terkait dan akan saling mempengaruhi satu sama lain. Ketiganya
merupakan pilar dasar pembentukan pola pikir dan perilaku yang seharusnya dimiliki oleh
para mahasiswa serta menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan dan dikembangkan secara
tekstual maupun kontekstual dengan berkesinambungan.
Ilmu yang didapat melalui proses pendidikan digunakan untuk kebutuhan penelitian,
ilmu yang dikembangkan melalui berbagai macam penelitian kemudian digunakan untuk
kebutuhan dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui Tri dharma perguruan tinggi ini
mahasiswa diharapkan benar-benar mampu menjadi kaum intelektual yang bergagasan,
berpikir kritis solutif, dan bercita-cita membawa perubahan pada negeri Indonesia tercinta ini
dimana peran mahasiswa yang sering disebut-sebut sebagai agen perubahan. Prinsip ini sudah
menjadi tanggung jawab mahasiswa sepenuhnya dan harus benar-benar dilaksanakan dalam
menunjang perkembangan peradaban bangsa Indonesia kedepan, menciptakan inovasi baru
berupa teknologi sebagai kebutuhan masyarakat yang paling urgen di tengah arus globalisasi
yang terjadi saat ini untuk dapat membawa masyarakat menjadi lebih sejahtera, maju, dan
modern serta untuk membangun nilai-nilai yang sejalan dengan bangsa ini agar keberagaman
dapat diterima sebagai sebuah potensi kekayaan dan bukan untuk dipertentangkan.
Jika kesadaran mahasiswa terbentuk berdasarkan asas Tri dharma perguruan tinggi
ini, maka dapat dipastikan perubahan signifikan ke arah yang lebih baik bisa terjadi di negeri
Indonesia tercinta ini.
Meskipun ketiga hal tersebut terlihat mudah dan sederhana, banyak
mahasiswa yang tidak dapat melaksanakan ketiganya dengan baik. Banyak
mahasiswa yang hanya tahu isi nya tetapi tidak memahaminya.
Istilah tridharma saat ini hanyalah tinggal sebuah nama saja tanpa di
realisasikan sepenuhnya. Ini terbukti saat masih banyak mahasiswa yang
mempunyai sikap apatis atau anti sosial terhadap keadaan sekitar tanpa mau tahu
apa yang sedang terjadi di dunia luar dan juga masih banyak mahasiswa yang
terlalu terlena dengan oleh sifat hedonisme berbudayakan kesenangan materi yang
selalu mereka agung-agungkan hingga mereka terlelap kepada kemewahan
ditengah panasnya globalisasi dengan sifat pragmatisme yang membuat mahasiswa
tergilas dengan adanya jasa pembuatan makalah, skripsi dan semua tugas
kemahasiswaan lainnya.
Membaca buku, menulis, diskusi, menganalisa sosial yang biasanya
menjadi keseharian mahasiswa seakan-akan saat ini sudah mulai mati karena
pengaruh kuat teknologi. Mahasiswa saat ini menjadi serba instan dan mereka
akhirnya menjadi insan pemalas dengan title sarjana tanpa kualitas.
Oleh karena itu perlunya kesadaran dari pihak kampus dan mahasiswa
untuk bagaimana memanifestasikan tridharma perguruan tinggi. Caranya ialah
pihak kampus harus lebih aktif lagi memberikan pengawasan dan perhatian
terhadap para mahasiswa dengan memberlakukan kebijakan-kebijakan yang dapat
membuat mahasiswa tidak terlalu terlena dengan kemudahan yang merajalela di era
modern saat ini. Misalnya dengan menerapkan aplikasi anti plagiarisme dalam
karya tulis ilmiah yang tidak hanya diberlakukan untuk tugas skripsi saja
melainkan juga digunakan untuk tugas lain yang lebih sederhana seperti makalah.
Dengan membiasakan dari hal kecil seperti itu akan membuat mahasiswa
lebih disiplin lagi. Kemudian, mahasiswa seharusnya dapat menghidupkan kembali
budaya literasi dengan memperbanyak membaca buku, menulis, melakukan
penelitian, dan menciptakan forum-forum diskusi untuk mengkaji isu-isu yang
sedang terjadi di masyarakat serta ikut kegiatan organisasi yang secara masif dan
aktif dalam berbagai kegiatan yang produktif untuk masyarakat. Dengan begitu
tridharma perguruan tinggi tidak lagi hanya sebagai slogan namun akan
termanifestasikan sebagaimana mestinya.