Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah perguruan tinggi berkisar antara 82 PTN dengan 3051 program studi, dan 2561 PTS dengan 10287 program studi (Slameto, 2010). Dari jumlah perguruan tinggi yang ada, maka sekitar 900.000 sarjana dihasilkan pertahun, dan jumlah ini terus meningkat sekitar 20 % setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa yang dilakukan Universitas Atma Jaya bahwa dari tahun 2007, jumlah sarjana yang dihasilkan berkisar 740.000 dan pada awal 2009 meningkat hingga 900.000 sarjana (Winarno, 2009). Data ini menunjukkan bahwa pada dasarnya perguruan tinggi di Indonesia menerima calon mahasiswa dengan jumlah yang banyak. Itu berarti bahwa jumlah sumber daya manusia yang terdidik akan menambah peluang segmentasi daya saing negara. Selain itu, setiap SDM yang dihasilkan perguruan tinggi memikul tugas pengabdian terhadap masyarakat dan negara. Hal ini jelas dalam konsep tri dharma perguruan tinggi yang memuat tentang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Maka disadari pula bahwa peran mahasiswa yang begitu urgen ini, mampu menentukan arah kestabilan negara. Mahasiswa merupakan sebuah miniatur masyarakat intelektual yang memilki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas. Sungguh menarik memang jika kita kembali memperbincangkan persoalan kampus dan dinamikannya yang sangat dinamis. Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan pikiran, sikap, dan pencerahan, tempat mahasiswa lahir menjadi kaum pemikir bebas yang tercerah. Dengan sifat keintelektual dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi entitas (model) yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan

nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok persoalan apapun. Dengan kata lain, kampus merupakan laboratorium besar tempat melahirkan beragam ide, pemikiran, pengembangan wawasan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam kehidupan kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Menjadi agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi dan politik masyarakat secara luas. Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi barometer utama bagi keberhasilan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa dituntut tidak hanya berhasil membawa ijazah, tetapi juga diharuskan membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya selama berada dalam laboratorium kampus. Disinilah nampak adanya peran mahasiswa sebagai agen perubah, dengan pemikiran intelektualnya, arah dan kondisi negara dapat ditentukan olehnya melalui perubahan ditengah-tengah msayarakat. Maka dengan semakin urgennya peran mahasiswa sebagai agen perubah, sangat layak untuk kemudian melakukan penelusuran obyektif secara ilmiah akan peran tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Secara umum mahasiswa merupakan miniatur masyarakat intelektual yang memiliki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan ide yang diembannya. Ciri masyarakat intelektual tersebut tentu memberikan tanggung jawab besar agar mahasiswa mampu untuk menjadi pionir untuk menyelesaikan setiap problematika yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Masalahnya adalah bagaimana bentuk penyelesain problem yang dilakukan mahasiswa sebagai agen perubahan baik dalam paradigm akademik, sosial, ekonomi, budaya maupun ideology negara. 1.3. Tujuan Tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangsi mahasiswa sebagai agen perubahan dalam mengatur, mengontrol

dan mengarahkan lingkungan akademis hingga kelingkungan masyarakat agar kemudian mampu menjaga paradigma negara sebagai suatu kesatuan yang utuh. 1.4. Manfaat Manfaat yang akan dihasilkan dari karya ilmiah ini adalah diharapkan nantinya mahasiswa memiliki pandangan yang jelas terhadap fungsinya yang begitu urgen sebagai agen perubahan, agar kelak mampu memberikan sumbangsinya

terhadap penyelesaian setiap problematika yang timbul dimasyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa adalah sebagai pelaku utama dan agent of change dalam gerakan gerakanpembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia Intelektual,memandang segalasesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab serta dewasa secaramoril,karena mahasiswa akan dituntut tanggung jawab akademisnya,dalam menghasilkanbuah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.Mahasiswa dalam peraturanpemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiaporang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi denganbatas usia sekitar 18-30 tahun.Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperolehstatusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calonintelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syaratdengan berbagai predikat. Mahasiswa menurut Knop femacher (Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa menurut A.Malik Fadjar dan Muhadjir Effendy (2009) dalam Djahjoko (1995) adalah mereka merupakan aset masa depan bangsa, karena merekalah yang paling berpeluang untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana keduanya menjadi alat penyelesai utama bagitan tangan kehidupan berbangsa masa kini dan mendatang, juga mahasiswa sebagai kelompok strategis yang memiliki peluang untuk mengembangkan Idealismenya, karena dengan Idealisme yang berkembanglah jiwa semangat Nasionalismenya itu bisa tumbuh dengan subur dan menyadarkan upaya membangun solidaritas bersama memikirkan dan memenuhi kebutuhan bersama dan rela mengorbankan kepentingannya sendiri.

2.2. Peran Mahasiswa Menurut Drs. M. Achmad Icksan bahwa mahasiswa pasti berhubungan dengan universitas namun mahasiswa di dalam universitas tidak hanya sebagai anggota masyarakat kampus, tapi mahasiswa harus ikut berperan dalam menentukan program-program, aturan-aturan dan kesejahteraan dari lembaga yang ada di kampus Mahasiswa sebagai salah satu wadah pemikiran demi kemajuan masa depanbangsa,dalam hal ini seorang mahasiswa harus dituntut untuk mempunyai pemikiran yang sifatnya holistic dan ofensif demi masa depan indonesia yang lebih baik,yang dapatdigalinya pemikiran tersebut dengan penanganan masalah-masalah kecil, sehingga dari pengalaman masalah kecil tersebut dapat membentuk seorang mahasiswa menjadi kritis. Sebagai Agent of change mahasiswa dengan upayanya yang merupakan ujung tombak pembangunan masa depan bangsa, mempunyai relasi kontribusi yang mendalam dan strategis, hal ini tercermin dari ide-ide dan karyanya dalam pembangunan nasional. Sejakmasa perjuangan hingga masa sekarang sejarah mencatat bahwa pemudalah yang menyusun dasar negara, membangunnya dan sebagai pembawa perubahan secara Global dan eksistensinya, yang berkeahlian kritis, aktif dan inovatif serta berkemampuan multi disipliner ilmu dalam berbagai bidang kehidupan nasional indonesia. 2.3. Strategi Mahasiswa Dalam Perannya sebagai Agen Perubahan 1. Mahasiswa berusaha membawa kenyataan kearah pemikiran tidak kalah pentingnya dengan usaha membawa atau menerapkan pemikiran kearah kenyataan. Meskipun kadang tindakan pragmatis kadang perlu di ambil oleh mahasiswa tetapi kiranya tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa apabila tindakan pragmatis tersebut dituntun oleh pandangan (konsep) masa depan yang jelas, tindakan tersebut mempunyai bentuk dan akibat yang jauh berbeda. Inillah yang pada dasarnya membedakan antara tindakan mahasiswa dengan tindakan negarawan maupun tindakan politisi bisaa 2. Mahasiswa melakukan perubahan dalam cara berfikir ilmiah, lebih-lebih bila cara berpikir seperti ini hendak diterapkan pada usaha pembangunan masa depan, baik

nasional, regional, ekonomi, sosial ataupun apa saja. Di dalam masyarakat primitif, masa depan memang semata-mata ulangan dari masa sekarang,dan masa sekarang adalah lanjutan belaka dari masa lampau. Sampai sekarang memang selalu ada kebutuhan untuk menggunakan. Pengalaman masa lampau sebagai dasar tindakan dibidang politik, sosial maupun ekonomi. Tetapi kenyataannya membuktikan bahwa pengalaman masa lampau saja tidak cukup, tidak mencukupi lagi, karena Evolusi berjalan begitu cepat, berhubung perubahan-perubahan saling beruntun begitu cepat sehingga pengetahuan ,masa lampau tidak lagi sanggup menuntun kita seperti dulu dilakukannya. Dengan merombak cara berpikir ke arahyang lebih ilmiah mahasiswa berharap tidak akan ada lagi kesenjangan sosial, ekonomi dan politik yang selama ini menyengsarakan rakyat indonesia dalam kurungan kemiskinan, kriminalitas dan ketidakberdayaan dalam menuju kehidupanyang adil, sejahtera dan makmur. 3. Semua mahasiswa sekarang tiba pada saat persimpangan jalan sejarah yang penting. mahasiswa tidak saja dipaksa untuk membangun secara sadar masa depan bangsa kita sendiri, tetapi juga dimana kita dipaksa mencari tuntunan pada cara berpikir anti cipatrice, jadi mempergunakan sebanyak mungkin nalar daninsting. Tetapi kita juga kini berada ditengah-tengah krisis penalaran. Mahasiswa seharusnya mampu memegang tanggung jawab sebagai pengembang masa depan bangsa ini. Bangsa ini ini sudah terlalu rindu dengan kemakmuran, kebahagiaan dan kelayakan hidup sebagai manusia. Bangsa ini sudah bosan dengan balutan kemiskinan yang menghimpit kehidupan dan inilah saatnya mahasiswa bangkit dan maju untuk masa depan bangsa yang lebih baik

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai peran mahasiswa sebagai agen perubahan ini menggunakan dua tahap sekaligus, yakni tahap pengumpulan data dilapangan dan analisis data. Pengumpulan data dilakukan di Universitas Haluoleo sebagai salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara, yang mampu menghasilkan mahasiswa dengan kualitas terbaik. Pengumpulan data ini dilakukan ditiap-tiap fakultas selam 2 hari berturut-turut yakni pada tanggal 25 Januari 2011 sampai 26 Januari 2012. Selanjutnya dilakukan analisis data secara utuh untuk menemukan hasil penelitian.

3.2. Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian deskriptif argumentatif, yakni suatu metode yang mengumpulkan,

mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data yang diambil dari data koesioner responden, observasi dilapangan. Semua objek tersebut sangat berkaitan dengan penelitian tentang posisi dan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.

3.3. Teknik Mengumpulkan Data Untuk mendapatkan dan informasi yang vaild, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulkan data diantaranya : a. Penelitian kepustakan, bertujuan untuk menganalisa suatu pengertian yang bersifat teoritis, dan untuk itu penulis menggunakan literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian, penelitian kepustakaan dilakukan dan mengacu padateori-teori yang berlaku yang dapat ditemukan pada buku

teks atau pada hasil penelitian dengan lain, baik yang sudah terbitkan maupun yang belum. b. Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk memperoleh sejumlah data tertulis kepada mahasiswa di Universitas Haluoleo. Angket ini berisi sepuluh pertanyaan yang disebarkan kepada 25 mahasiswa dan 5 dosen di Universitas Haluoleo yang menjadi responden.

3.4. Teknik Analisis Data Interprestasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitien secara kritis dengan teori yang relauan dan informasi akurat yang diperoleh dilapangan. Karena itu dalam menganalisis data-data yang sudah terkumpul, penulis mengunakan metode statistik deskriptif, dengan cara menggambarkan keadaan objek

penelitien pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data yang tampak sebagaimana adanya, yang kemudian data tersebut dianalisis dan diolah untuk mengambil sebuah kesimpulan. Sehubungan dengan hal ini semua hasil data penelitian penulis dapatkan dianalisis dan diinterprestasikan dibab empat dengan menggunakan rumus prosentase (distribusi frekuensi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Hasil Pengumpulan Data Untuk melihat posisi dan peran mahasiswa perubahan akademik, masyarakat dan negara bisa dilihat dari data kuesioner. Dari hasil 30 responden yang menjawab angket yang telah kami sebarkan dapat diketahui hasilnya, untuk lebih mengetahui jawaban responden maka peneliti menampilkan variable informasi yang telah di dapat. Berdasarkan hasil observasi dengan responden maka hasilnya dapat diketahui dalam table berikut :

Tabel 1 Mahasiswa merupakan pionir intelektual mayarakat yang bertugas untuk mengatur dan mengubah paradigma sebagai solusi terhadap problem yang ada Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 1 F 30 0 0 30 % 100 100

Tabel 2 Kurangnya pemahaman mahasiswa akan tugasnya sebagai agen of change Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 2 F 14 14 2 30 % 46 46 8 100

10

Tabel 3 Mahasiswa mampu mengarahkan paradigma masyarakat dibidang sosial, ekonomi dan budaya Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 3 F 20 10 0 30 % 66 34 100

Tabel 4 Pengaruh teknologi mendominasi kehidupan manusia, dan mahasiswa berpeluang besar dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 4 F 22 1 7 30 % 73 3 20 100

Tebel 5 Mahasiswa sebagai agen perubahan yang memiliki peranan terhadap suatu peradaban Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 5 F 24 16 0 30 % 80 20 100

11

Tabel 6 Konsep perubahan yang diusung oleh lembaga-lembaga mahasiswa masih bersifat semu Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 6 F 19 7 4 30 % 63 20 17 100

Tabel 7 Posisi mahasiswa sebagai agen perubahan masih dihadapkan oleh ketidakpedulian dan penentangan pemerintah sebagai penguasa Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 7 F 18 8 4 30 % 60 26 14 100

Tabel 8 Perlukah mahasiswa ikut mengusung perubahan ideologi negara Indonesia Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 8 F 22 8 0 30 % 74 26 100

12

Tabel 9 Mahasiswa adalah salah satu pihak yang mendominasi terjadinya perubahan tatanan perubahan di suatu negara Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 9 F 22 8 0 30 % 74 26 100

Tabel 10 Ideologi bangsa yang merupakan gagasan utama terbentuknya sebuah aturan hendaknya disandarkan pada ideologi yang benar yakni ideologi islam Jawaban Responden Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Jumlah Sumber data : Kuisioner 10 F 29 1 0 30 % 96 4 100

4.2. Pembahasan a. Berdasarkan table 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 100 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Berdasarkan perincian data tersebut, maka seluruh responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa mahasiswa merupakan pionir untuk mengatur dan mengubah paradigm sebagai solusi terhadap problem yang ada.

13

b. Berdasarkan table 2 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 46 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 46 % dan tidak setuju sekitar 8 %. Berdasarkan perincian data tersebut, maka seluruh responden dari 30 orang memiliki tingkat kesamaan dalam hal menyetujui dan juga merasa ragu-ragu akan kurangnya mahasiswa sebagai agen of change c. Berdasarkan table 3 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 66 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 34 % dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanyakan responden dari 30 orang menyatakan setuju bahawa mahasiswa mampu mengarahkan paradigma masyarakat dibidang sosial, ekonomi dan budaya d. Berdasarkan table 4 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 73 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 3 % dan tidak setuju 14 %. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanyakan responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa pengaruh teknologi mendominasi kehidupan manusia, dan mahasiswa berpeluang besar dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut e. Berdasarkan table 5 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 80 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 20 % dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanyakan responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan yang memiliki peranan terhadap suatu peradaban f. Berdasarkan table 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 63 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 20 dan tidak setuju adalah 17 %. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanyakan responden dari 30

14

orang menyatakan setuju bahwa konsep perubahan yang diusung oleh lembaga-lembaga mahasiswa masih bersifat semu g. Berdasarkan table 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 60 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 26 % dan tidak setuju adalah 14 %. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanyakan responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa posisi mahasiswa sebagai agen perubahan masih dihadapkan oleh ketidakpedulian dan penentangan pemerintah sebagai penguasa h. Berdasarkan table 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 74 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 26% dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanyakan responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa perlukah mahasiswa ikut mengusung perubahan ideologi negara Indonesia i. Berdasarkan table 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 74 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 26% dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Berdasarkan perincian data tersebut, maka kebanayakan responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa mahasiswa adalah salah satu pihak yang mendominasi terjadinya perubahan tatanan perubahan di suatu negara j. Berdasarkan table 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 30 responden yang diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju adalah 96 %., sedangkan untuk yang ragu-ragu adalah 4% dan tidak setuju tidak ada sama sekali. Berdasarkan perincian data tersebut, maka hamper seluruh responden dari 30 orang menyatakan setuju bahwa ideologi bangsa yang merupakan gagasan utama terbentuknya sebuah aturan hendaknya disandarkan pada ideologi yang benar yakni ideologi islam

15

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan Analisis data dan tinjauan pustaka yang ada maka dapat ditarik simpulan bahwa mahasiswa yang merupakan pioneer intelektual masyarakat memiliki fungsi penting dalam melakukan perubahan baik secara akademik maupun paradigma masyarakat dalam bidang pendidikan, sosial, budaya maupun dalam tatanan peradaban dunia. 5.2. Saran Saran yang dapat kiranya kami ajukan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah sebaiknya mahasiswa lebih mengutamakan fungsi dan peranannya untuk melakukan perubahan secara universal.

16

DAFTAR PUSTAKA

Djahjoko. 1995. Iman, Mahasiswa dan Perubahan Sosial. Jurnal Pelita Zaman. Vol-X No.1. Fadjar, A.Malik dan Effendy, Muhadjir. 2001. Mahasiswa Calon Pemimpin Masa Depan. http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 26 Januari 2012 Sarwono, Sarlito Wirawan. 1978. Perbedaan antara Pemimpin & Aktifitas dalam Gerakan Protes Mahasiswa. UI-Press. Jakarta. Slameto. 2010. Peran Perguruan Tinggi Meningkatkan Daya Saing Bangsa. http://www.ispi.or.id. Diakses pada tanggal 25 Januari 2012. Winarno. 2009. Jumlah Sarjana di Indonesia. http://www.atmajaya.ac.id. Diakses pada tanggal 25 Januari 2012.

Anda mungkin juga menyukai