Anda di halaman 1dari 10

PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL GENERASI MUDA DI ERA

DIGITAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MKWU4109

oleh
Bayu Bagas Saputra
051413427
I. PENDAHULUAN
Identitas nasional merupakan pondasi kuat bagi kehidupan suatu bangsa. Ia
mencerminkan nilai-nilai, budaya dan karakteristik yang membedakan suatu bangsa dari yang lain.
Identitas nasional adalah inti dalam membangun rasa persatuan dan kesatuan didalam suatu negara.
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta
tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan
pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional
sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan
mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan
di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam
bidang Hukum.
Era digital telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara generasi muda
mengakses informasi, berkomunikasi dan membentuk identitas pribadi mereka. Hal ini berdampak
pada identitas nasional suatu bangsa Indoneisa, terutama ditengah globalisasi yang semakin
memudahkan akses terhadap berbagai budaya dan nilai-nilai dari berbagai belahan dunia.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi saat ini telah menjadikan jarak
dan waktu bukan merupakan halangan.
Kemajuan pada bidang ini pula yang semakin menumbuhkan kesadaran orang terhadap
kebutuhan informasi. Informasi melalu media masa saat ini ikut memegang peranan penting dalam
menentukan aspek-aspek kehidupan manusia. Saat ini, masyarakat Indonesia sangat terbuka
dengan dunia media khususnya digital, adanya kemudahan dalam mengakses informasi dan berita
serta realtime menyebabkan pertumbuhan media digital sangat meningkat pesat. Contohnya,
penggunaan bahasa asing seperti bahasa inggris yang sangat penting pada era digitalisasi saat ini.
Sementara itu, bahasa Indonesia ialah bagian dari identitas nasional bangsa Indonesia yang sangat
konsekuensial. Jika tidak segera diambil langkah antisipasi, hal ini tentu saja akan menimbulkan
krisis identitas nasional.
Hari ke hari akan semakin terlihat sangat gamblang perubahan yang akan terjadi terhadap
setiap warga, terutama pada gaya dan pola hidupnya. Pola hidup modern mulai menunjukan bahwa
perkembangan masyarakat kearah yang hanya mementinglan diri sendiri, dapat dilihat semakin
pudarnya kebersamaan saling bahu membahu dari gotong royong.
Di era digital yang kita hadapi saat ini, identitas nasional generasi muda menjadi semakin
penting, seiring dengan pengaruh teknologi yang semakin mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang penguatan identitas nasional generasi muda di
era digital.

II. KAJIAN PUSTAKA


• Pengertian identitas nasional
Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Ciri khas suatu bangsa
adalah penanda utama identitas bangsa tersebut. Karena menyangkut diri atau ciri suatu bangsa,
maka konfirmasi atau penegasan terhadap identitas nasional suatu bangsa selalu merujuk atau
mengacu pada hakikat bangsa itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional mengacu
pada Pancasila sebagai hakikat Indonesia. Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan
identitas kebangsaan. (Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2011, hlm 32).
Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”.
Kata identitas berasal dari kata identitas yang secara harafiah berarti suatu ciri, tanda atau identitas
yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain.
Terkait dengan definisi tersebut, identitas tidak hanya mengacu pada individu atau individu tetapi
juga kelompok. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup
masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa
satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Sedangkan negara dalam arti politik adalah
suatu masyarakat yang bergerak di bidang yang sama, yang tunduk pada pengelolaan kedaulatan
negaranya sebagai penguasa tertinggi baik dalam urusan luar negeri maupun dalam negeri.
(Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm
32).
Dengan demikian, “identitas nasional” adalah identitas sekelompok orang yang
menunjukkan ciri-ciri dan menimbulkan tindakan kolektif untuk menerima gelar bangsa.
Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap negara di dunia akan mempunyai jati diri masing-
masing berdasarkan keunikan, sifat, ciri khas dan kepribadiannya. Identitas nasional suatu bangsa
tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian
suatu bangsa. (5 Srijanti dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT: Mengembangkan Etika
Berwarga Negara, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hlm 39).
• Fungsi identitas nasional
Adapun fungsi dari identias nasional menurut Soemarno Soedarsono, yaitu
a) Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya. Bangsa yang tidak mempunyai jati
diri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan eksis dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara,
b) Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuatan bangsa. Hal ini tercermin dalam kondisi bangsa pada umumnya
dan kondisi ketahanan bangsa pada khususnya
c) Sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia. (Soemarno Soedarsono,
sebagaimana dikutip dalam Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan
Republik Indonesia, hlm 42).

III. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan jati diri bangsa Indonesia merupakan
permasalahan yang serius dan terus bermunculan di masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan
generasi muda. Berbagai faktor penyebab terhadap masalah ini, antara lain dampak globalisasi dan
nasionalisme generasi muda yang merupakan tatanan masyarakat global yang tiada henti.
Globalisasi terjadi pada semua bidang kehidupan, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan negara dan keamanan. Arus globalisasi yang sangat cepat memasuki generasi milenial
sebagai proses globalilasasi terjadi dalam dua dimensi yaitu dimensi ruang dan waktu, dimensi
waktu ialah semakin dipersingkat dan dimensi ruang ialah semakin berkurang. (Asyari &
Anggraeni Dewi, 2021).

Dampak globalisasi terhadap eksistensi jati diri bangsa Indonesia tidak dapat dihindari
oleh siapapun. Namun, seiring dengan berlanjutnya globalisasi, globalisasi menawarkan peluang
yang lebih besar untuk menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia. Dampak globalisasi sendiri
ada yang berdampak negatif maupun positif. (Anissa Azzahra Julianty, Dinnie Anggraeni Dewi,
& Yayang Furi Furnamasari, 2021).

Faktor utama yang menyebabkan lunturnya jiwa nasionalisme adalah internet dan
teknologi. Generasi muda saat ini banyak yang menganggap budaya negara Indonesia adalah
budaya yang kuno, sehingga mereka kurang minat dengan budaya negaranya sendiri. Sebagai
warga negara Indonesia khususnya generasi muda seharusnya bangga dan sadar akan keberagaman
budaya serta kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia. Bela negara ialah sikap
dan tindakan akan kecintaan warga negara dan kesadaran akan negaranya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam bela negara, yaitu cinta tanah air, kesadaran akan berbangsa dan bernegara,
harus yakin dengan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, rela berkorban untuk bangsa dan
negara, dan memiliki kesiapan fisik dan psikis (Suryana & Dewi, 2021).
Meningkatkan kesadaran nasional dalam bela negara pada generasi muda. Bela negara
bukan hanya untuk sekedar menjadi di bawah tanggung jawab dari TNI dan POLRI, akan tetapi
itu merupakan tanggung jawab semua warga negara Indonesia termasuk juga generasi milenial
saat ini. Program dan upacara keamanan negara, demonstrasi, konferensi atau acara lapangan
memberikan kesan bahwa program keamanan negara adalah pelatihan semi militer atau militer.
Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat, terutama generasi muda, tidak mau berpartisipasi
dalam program keamanan negara. Konsep bela negara sepertinya belum dipahami semua orang,
termasuk generasi muda di era globalisasi.
Menghadapi permasalahan ini, Hamid Muhammad menegaskan bahwa ancaman nyata
terhadap jati diri generasi bangsa saat ini adalah narkoba, pornografi (HIV/AIDS/LGBT), hoaks,
dan radikalisme/terorisme. Padahal bahaya kekerasan dan radikalisme yang sesungguhya dalam
dunia pendidikan saat ini adalah sebagi berikut:
1. 84% siswa mengalami kekerasan di sekolah
2. 75% siswa mengaku mengalami kekerasan di sekolah
3. 45% siswa laki-laki melaporkan bahwa guru ataupun pejabat sekolah pernah
mengalakukan kekerasan
4. 22% anak sekolah melaporkan bahwa guru atau pejabat sekoalh menggunakan kekerasan
5. 40% siswa yang berusia antara 13-15 menyatakan bahwa mereka pernah mengalami
kekerasan fisik dari teman sebaya
6. 50% anak-anak melaporkan bahwa mereka mengalami intimidasi(bullying) di sekolah
7. 48,9% siswa Jabodetabek setuju aksi radikal.

Kurangnya pemahaman akan sejarah dan budaya bangsa juga merupakan faktor yang
menyebabkan krisis identitas nasional pada generasi milenial. Generasi milenial yang tidak
memahami sejarah dan budaya bangsa akan kurang memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan
lebih cenderung mengikuti tren asing (Laut & Hartono, 2022).
Menumbuhkan sikap nasionalis pada warga negara memerlukan proses berkelanjutan di
semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar yang merupakan tingkat pertama
perkembangan dan pembelajaran siswa, serta sekolah menengah atas, sekolah menengah atas, dan
bahkan universitas. Dengan demikian, PPKN berperan penting dalam memahami negara dan
menyampaikan informasi tentang warga negara yang cinta tanah air. Hingga muncul sikap heroik
yang tercermin dari janji pemuda sebagai bentuk nasionalisme. Rasa cinta tanah air dan rasa
kebangsaan yang tinggi ini merupakan bagian penting dari pembangunan negara (Nurnazhiifa &
Anggraeni Dewi, 2021).
Peran generasi muda kini menjadi penting untuk bisa memilih nasib bangsa Indonesia di
masa depan. Karena generasi muda merupakan generasi penerus bangsa dan generasi milenial akan
mampu meningkatkan rasa cinta tanah air dan jati diri bangsa Indonesia dengan cara menjaga nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia. (Anissa Azzahra Julianty et al., 2021).
Generasi milenial saat ini harus memiliki karakter yang kuat dan jiwa nasionalisme
sebagai bagian dari identitas nasional bangsa Indonesia. Caranya yaitu dengan mencintai Indonesia
dalam berbagai keadaan dan situasi sebagai salah satu prinsip dari bela negara. Hal ini juga dapat
dijadikan sebagai inovasi generasi milenial untuk mengembangkan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga IPTEK di Indonesia dapat terus mengikuti perkembangan zaman dan
mengimbangi kemajuan dari negara-negara lain di seluruh dunia (Zulfa & Ulfatun Najicha, 2022).
Adapun Upaya mengatasi krisis identitas nasional, yaitu harus memperkuat jati diri bangsa
Indonesia melalui Pendidikan multikuturalisme berbasis kearifan lokal tradisional, melestarikan
keberagaman budaya dengan memanfaatkan teknologi digital dan mengembangkan semangat
nasionalisme serta bela negara.
Menurut Rowland, pembentukan identitas nasional terpengaruh di antaranya, yaitu :
1. Primordialiasme, dibentuknya karena ada hubungan kekeluargaan, kesamaan latar
belakang, dan pengalaman yang sudah dirasakan.
2. Agama: Ikatan persamaan agama ialah merupakan factor sakral yang dapat dibentuk suatu
bangsa dan negara.
3. Kepala negara: Sikap kepemimpinan seseorang dapat menjadi faktor pemersatu yang
paling penting antara bangsa dan negara.
4. Sejarah bangsa: Pemahaman hal yang sama berlaku untuk leluhur kita dan pengalaman
penderitaan dan perjuangan masa lampau bersama-sama menciptakan solidaritas dan rasa
tujuan yang kuat diantara kelompok tersebut.
5. Ekonomi: Pembangunan ekonomi menciptakan spesialis kerja. (Pasha et al. 2021).

Masyarakat Indonesia yang sangat mencintai negaranya yaitu Indonesia harus bisa
melakukan dan mempunyai sikap yang kuat dalam menolak budaya asing yang dapat merendahkan
nilai-nilai budaya lokal. Pancasila dijadikan sebagai rambu bagi generasi muda untuk berperilaku,
bertindak dan berbicara sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Kita sering mendengar protes anarkis yang dipimpin oleh mahasiswa atas nama
perjuangan atas nama rakyat, hingga berujung pada tindakan vandalisme yang memalukan, seperti
perusakan kantor pemerintahan, pembakaran mobil, dan lain-lain. Pokok permasalahan tersebut
yang memicu mahasiswa melakukan demonstrasi yaitu mahasiswa ingin mengubah tatanan yang
salah atau sikap tidak setuju akan suatu kebijakan yang dikemukakan oleh pemerintah yang dinilai
tidak sesuai dengan rakyat, keadilan, dan sebagainya (Eta Yuni Lestari, 2019).
Adapun beberapa usaha yang dapat mengatasi krisis identitas nasional pada generasi muda, yaitu

1. Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air dan cinta
tanah air pada anak terhadap bangsa Indonesia, antara lain memberikan pendidikan sejak
dini, mengenalkan sikap patriotisme dan cinta tanah air pada anak, mengenalkan anak pada
produk lokal sejak dini. termasuk upaya agar anak mengenal produk rumah tangga (daerah)
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan
Peran pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang Pancasila dan
kewarganegaraan, memberikan keamanan nasional dan memberikan bimbingan, dan
menanamkan rasa cinta tanah air kepada para siswa, misalnya dengan mengadakan acara
bendera setiap hari Senin untuk menghormati jasa para pahlawan.
3. Pemerintah
Peran pemerintah juga sangat penting dalam mendorong sikap nasionalis generasi muda,
karena pemerintah merupakan panutan bagi rakyat di bawahnya baik dari segi regulasi
maupun kebiajakan tertentu. Salah satunya membantu menyebarkan rasa patriotisme di
kalangan muda. dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat menunjang sikap
patriotisme dan cinta tanah air. Pemerintah juga harus mendengarkan dan menghormati
aspirasi generasi milenial yang beragam untuk membangun indonesia yang lebih baik
(Widiastuti, 2021).

IV. PENUTUP

Berdasarkan pengertian tersebut maka jati diri negara harus dijaga agar negara tidak
kehilangan jati diri atau keunikannya. Di era digital/siber, banyak upaya yang dilakukan untuk
melestarikan identitas nasional bangsa, seperti mengembangkan rasa cinta tanah air, mencerdaskan
bangsa sejak kecil, melestarikan budaya, dan menerapkan nasionalisme. Krisis identitas nasional
adalah masalah yang harus dihadapi generasi muda. Krisis identitas nasional bangsa dapat terjadi
di kalangan generasi muda, akibat pengaruh globalisasi yang menjadikan generasi muda
mempunyai gaya dan gaya hidup kebarat-baratan, sehingga membuat generasi muda kehilangan
semangat patriotisme dan rasa cinta tanah air. Dalam menghapai masalah tersebut di pada generasi
muda, keadaan pikiran pada saat ini belum stabil dibandingkan pada masa kanak-kanak atau
dewasa. Masalah ini dapat diselesaikan dengan berbagai cara seperti dijelaskan di atas. Dukungan
keluarga, pendidikan dan pemerintahan sangat penting karena dapat membangun dan
menumbuhkan semangat patriotisme di kalangan generasi muda.
Pemerintah dapat berupaya untuk menumbuhkan semangat patriotisme agar generasi
muda tidak memiliki masalah identias nasional dan memiliki rasa patriotisme yang kuat, misalnya
dengan mengadakan pameran budaya nasional Indonesia, dan memastikan bahwa pemerintah
dapat. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang dapat
menumbuhkan rasa cinta tanah air. Pancasila adalah identitas non fisik atau lebih tepatnya
Pancasila itu adalah identitas nasional. Karena Indonesia berbeda dengan negara lain dalam bentuk
negara dan negara yang berbentuk Pancasila.
Era globalisasi saat ini telah membawa banyak perubahan dan perkembangan dalam
berbagai aspek kehidupan. Era globalisasi saat ini telah membawa banyak perubahan dan
perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan. Generasi muda yang mendominasi tanah air
mudah terpengaruh oleh budaya asing. Apabila harapan tersebut tidak segera dipenuhi maka hal
ini dapat mengakibatkan hancurnya rasa patriotisme dan identitas tersebut. Untuk itu perlu
dilakukan upaya untuk mempertahankannya karna karena menyangkut masa depan bangsa. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini. Misalnya melestarikan budaya melalui internet, atau belajar melalui pendidikan
warga, dan lain sebagainya. Adapun, upaya untuk mempertahankan identitas nasional, yaitu
melakukan pelestarian beragam kebudayaan menggunakan internet dan pembelajaran melalui
Pendidikan kewarganegaraan, dan sebagainya.

V. DAFTAR PUSTAKA
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm
32).

Asyari, D., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi Generasi
Milenial dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme Di Era Globalisasi.

Srijanti dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT: Mengembangkan Etika Berwarga Negara,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hlm 39).

Srijanti dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT: Mengembangkan Etika Berwarga Negara,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hlm 39).

Soemarno Soedarsono, sebagaimana dikutip dalam Muhamad Erwin, Pendidikan


Kewarganegaraan Republik Indonesia, hlm 42’

Anissa Azzahra Julianty, Dinnie Anggraeni Dewi, & Yayang Furi Furnamasari. (2021). Pengaruh
Globalisasi Terhadap Eksistensi Identitas Nasional Bangsa Indonesia Saat Ini.

Suryana, F. I. F., & Dewi, D. A. (2021). Lunturnya Rasa Nasionalisme Pada Anak Milenial Akibat
Arus Modernisasi. Lunturnya Rasa Nasionalisme Pada Anak Milenial Akibat Arus Modernisasi.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.400

Laut, K., & Hartono, D. (2022). Fenomena kesadaran bela negara di era digital dalam perspektif
ketahanan nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI. Diambil dari www.wantannas.go.id

Nurnazhiifa, K., & Anggraeni Dewi, D. (2021). PPKN Sebagai Tonggak Rasa Patriotisme dan
Nasionalisme Berkaitan Dengan Identitas Nasional Bangsa Indonesia. IJOIS: Indonesian Journal
of Islamic Studies (Vol.
Zulfa, A., & Ulfatun Najicha, F. (2022). Urgensi penguatan identitas nasional dalam menghadapi
society 5.0 di era globalisasi. Jurnal Kalacakra, 3(2), 65– 71. Diambil dari
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/kalacakra/index

Eta Yuni Lestari, M. J. P. K. W. (2019). Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda


di Era Globalisasi Melalui Penerapan Nilai-Nilai Pancasila. Menumbuhkan Kesadaran
Nasionalisme Generasi Muda Di Era Globalisasi Melalui Penerapan Nilai-Nilai Pancasila

Anda mungkin juga menyukai