Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Pembenaran Dalam Hati:

Pembenaran dalam hati adalah fondasi dari struktur iman seseorang.

Ini mencerminkan keyakinan yang tertanam dalam diri seseorang, yang mungkin berasal
dari pengalaman, pengetahuan, atau nilai-nilai yang diajarkan dalam agama atau budaya.

Pembenaran dalam hati mencerminkan keyakinan pribadi seseorang tentang kebenaran,


eksistensi Tuhan, atau nilai-nilai moral.

Ini adalah titik awal dari keyakinan seseorang dan menjadi dasar bagi tindakan dan ikrar
selanjutnya.

1. Ikrar dengan Lisan:

2. Ikrar dengan lisan adalah langkah berikutnya dalam memperkuat struktur iman.
3. Ini melibatkan pengungkapan keyakinan secara verbal. Saat seseorang mengucapkan ikrar
atau pernyataan kepercayaan, mereka secara terbuka menyatakan keyakinan mereka
kepada orang lain atau, dalam konteks agama, kepada Tuhan.
4. Ini adalah tindakan yang mengikat seseorang secara sosial atau spiritual dengan komunitas
atau ajaran agama mereka.

5. Ikrar dengan lisan dapat mencakup doa, kredo, atau ikrar iman dalam berbagai bentuk
agama.

6.  Pembuktian Melalui Perbuatan:

7. Pembuktian melalui perbuatan adalah langkah tertinggi dalam memperkuat struktur iman.
Ini adalah tindakan nyata yang mencerminkan keyakinan seseorang dalam tindakan sehari-
hari mereka.

8. Tindakan ini mencakup moralitas, etika, dan nilai-nilai yang dijalani seseorang dalam
kehidupan sehari-hari.

9. Pembuktian melalui perbuatan adalah cara seseorang menunjukkan bahwa keyakinan


mereka tidak hanya menjadi kata-kata belaka, tetapi mereka menghidupi keyakinan
tersebut dalam tindakan positif, empati, dan kasih sayang.

10. Dengan kata lain, tindakan sehari-hari mencerminkan nilai-nilai yang mereka yakini.

2. ciri-ciri orang yang beriman.

1. Bersyukur
Orang yang beriman kepada Allah akan senantiasa bersyukur. Bersyukur
karena Allah menciptakan umatnya sebagai manusia, yaitu makhluk yang
paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Ungkapan dari rasa syukur adalah dengan memanfaatkan pemberian dari Allah
tersebut. Dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7, Allah berfirman.

‫عذَا ِبي ِإنْ َكفَ َر ُهمْ َولَ ِئن الزينت ُكم شكرتم اين‬ َ َ‫ل‬.
َ ْ‫شدِيد‬
Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat
berat"(QS. Ibrahim 14:7).

2. Ikhlas

Orang yang beriman akan selalu ikhlas dalam segala perbuatannya. Ibadah
yang dilakukan semata-mata hanya mengharap rida Allah.
Dalam surat Az-Zumar ayat 2 disebutkan,
‫صا هللا فاعبد بالحق الكتاب اليك الولنا إال‬
ً ‫الدين له مخل‬
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad)
dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama
kepada-Nya"(QS. Az-Zumar 39:2).

3. Sabar

Selain bersyukur dan ikhlas, ciri-ciri dan sikap orang yang beriman adalah
sabar. Sabar artinya tabah, tahan menghadapi cobaan, menyerah kepada Allah
dengan rida dan lapang dada.
ADVERTISEMENT

Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda,


‫ضياء الصبر‬
Artinya: "Bersabar adalah cahaya yang terang-benderang".

4. Amanah
Orang yang beriman senantiasa memelihara anugerah yang diberikan Allah
kepadanya. Anugerah Allah berupa sifat qudrat yang diterimanya sebagai
amanah.

5. Tidak Sombong dengan Ilmu yang Dimiliki

Ilmu Allah Mahaluas dan tidak terbatas. Manusia memiliki ilmu, tetapi ilmu
pengetahuan manusia itu sangat terbatas.
Semakin tinggi ilmu yang dimiliki orang beriman, ia semakin merendahkan
diri. Ia amalkan ilmu pengetahuannya dalam kehidupan, sehingga bermanfaat
baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

6. Sopan Santun dalam Perkataan dan Perbuatan

Orang yang beriman senantiasa berbicara lemah lembut kepada sesama


manusia, dan tidak membeda-bedakan kepada siapa dia berbicara. Ia berusaha
agar pembicaraannya disenangi oleh yang mendengarnya.
3. ‫س ُحوا لَ ُكم قِي َل ِإذَا َءا َمنُ َٰٓوا ٱلَّذِينَ ََٰٓيأَيُّ َها‬ َ ‫سحِ فَٱف‬
َّ َ‫س ُحوا ٱل َم َج ِل ِس فِى تَف‬ َّ ‫ش ُزوا قِي َل َو ِإذَا ْۖلَ ُكم‬
َ ‫ٱّللُ َيف‬ ُ ‫ش ُزوا ٱن‬ َّ َ‫َءا َمنُوا ٱلَّذِين‬
ُ ‫ٱّللُ َيرفَعِ فَٱن‬
ُ‫ٱّللُ ْۖ َد َر َجت ٱل ِعل َم أُوتُوا َوٱلَّذِينَ ِمنكم‬
َّ ‫َخبِير ت َع َملُونَ بِ َما َو‬

Artinya:ْ“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam


majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang
menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini
menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya
apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari
ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

4. Melalui penggunaan beragam kata dan konsep semacam ini, Al-Qur'an mendorong
umat Islam untuk mencari pengetahuan, memahami tanda-tanda Allah dalam ciptaan-
Nya, dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang agama dan dunia.

‘Ilm (‫)علم‬: Ini adalah kata Arab yang secara langsung diterjemahkan sebagai “ilmu” atau
“pengetahuan”. Terdapat berbagai ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya
mencari pengetahuan dan memahami tanda-tanda Allah di sekitar kita.
Contoh ayat: “Dan Allah mengajarkan kepadanya (Nabi Adam) nama-nama (segala
sesuatu). Kemudian Allah menyuruh mereka: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama
barang-barang ini, jika kamu memang orang-orang yang benar (dalam pendirianmu).' ”
(QS. Al-Baqarah [2:31])

Ma'rifah (‫)معرفة‬: Kata ini berasal dari akar kata yang sama dengan ‘ilm, yang mengandung
makna pemahaman atau pengetahuan yang mendalam. Dalam konteks Islam, ma'rifah
mencakup pengetahuan tentang Allah dan pemahaman spiritual.

Contoh ayat: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmu di antara hamba-hamba-


Ku yang takut kepada Allah.” (QS. Fussilat [41:38])

Hikmah (‫)حكمة‬: Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan kata ‘ilm, hikmah
memiliki hubungan erat dengan pemahaman dan penerapan pengetahuan dengan
bijaksana. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an sering kali merujuk pada pemberian hikmah oleh
Allah.

Contoh ayat: “Dan barangsiapa yang diberi hikmah, maka sesungguhnya ia telah diberi
kebajikan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah [2:269])

5. Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan ternak terdapat
dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat tersebut beserta tafsirnya:

‫يرا ِل َج َهن َْم ذَ َرأنَا َولَقَ ْد‬


ً ِ‫ن ِمنَْ َكث‬ِْ ‫نس ٱل ِج‬
ْ ِ ‫ٱْل‬ َ ْ‫ص ُرونَْ الْ أَعيُنْ َولَ ُهمْ ِب َها يَفقَ ُهونَْ الْ قُلُوبْ لَ ُهم‬
ِ ‫ْۖو‬ ِ ‫ْۖبِ َهاْ يَس َمعُونَْ الْ َءاذَانْ َولَ ُهمْ بِ َها يُب‬
ُ َ
َْ‫ضلْ هُمْ بَلْ كَٱْلنعَ ِْم أ ۟ولَئِك‬ َ ُ ُ
َ ‫ٱلغَ ِفلونَْ ُه ُْم أ ۟ولَئِكَْ ْۖأ‬

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan manusia;
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah),dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai." (QS. Al-A'raf: 179

Tugas jawaban saya masih jauh dari kata sempurna,maka dari itu saya mohon bimbingan dan
revisinya,terimakasih Assalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai