Anda di halaman 1dari 2

NAMA: NADILLA GETALIA

NIM: 045276248

1. Jelaskan perbedaan penggunaan tanda pisah dan tanda hubung sertakan contoh penggunakan ke
dua tanda tersebut pada sebuah kalimat. 

2. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!                            

1) Wati suka membeli bika Ambon

2) Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen 

3) Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA 

4) Ibu Nana dari mana? “kata Wati” 

5) Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan. 

6) Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo. 

Berdasarkan kalimat-kalimat di atas, analisislah dengan memberikan jawaban benar atau salah pada
masing-masing nomor tersebut terkait dengan penggunaan huruf kapital dan tanda
petik. Jawaban sertakan dengan teori pendukung. 

Jawaban

1). a). Tanda pisah

Tanda pisah adalah tanda baca yang harus memperoleh perhatian. Tanda pisah banyak
digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Tiga fungsi tanda pisah sengaja dikutip dalam makalah ini.

1). Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

2). Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.

3). Dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti “sampai”

Contohnya:

- Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri
- Santoso (2012:100-102) merumuskan bahwa ideologi pembicara dapat dilacak dalam
fitur lingual, misalnya ketransitifan, pemasifan, penegatifan, modalitas, dan pronominal
persona

b). Tanda hubung

Tanda hubung juga harus memperoleh penekanan dalam mengembangkan karya ilmiah,
khususnya pada peran tanda hubung dalam memperjelas hubungan bagian-bagian kata.

Contohnya:
- Sebagai bagian dari proses kehidupan, aktivitas berevolusi dipandang sebagai sebuah
keniscayaan.

2). a). Wati suka membeli bika Ambon

Penulisan pada kalimat di atas tersebut salah, karena bika ambon merupakan nama makanan
bukan nama daerah . Jadi seharusnya ditulis dengan huruf kecil semua, kecuali kata tersebut
terletak di awal kalimat. Penulisan yang benar, yaitu :

( Wati suka membeli bika ambon).

b). Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen 

Penulisan pada kalimat di atas tersebut salah, karena bukan bentuk sapaan pada kata Ibu dan
Bapak Dosen yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kecuali kata tersebut terletak di awal
kalimat. Penulisan yang benar, yaitu:

( Kita harus selalu menghormati ibu dan bapak dosen)

c). Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA 

Penulisan pada kalimat di atas tersebut salah, karena bentuk yang seharusnya diberi tanda
kutip pada kalimat “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” dan dalam penulisan kata HAMKA
seharusnya hanya awalannya saja yang diberi huruf kapital. Huruf pertama nama ataupun julukan
seseorang selalu ditulis dengan huruf kapital. Penulisan yang benar, yaitu:

( Saya telah membaca novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya Hamka )

d). Ibu Nana dari mana ? “kata Wati”

Penulisan pada kalimat di atas tersebut salah, karena yang diberi tanda kutip dua pada kalimat
“kata Wati”. Seharusnya yang diberi tanda kutip dua pada kalimat “Ibu Nana dari mana?”.
Penulisan yang benar yaitu:

( “Ibu Nana dari mana?” kata Wati)

e). Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan. 

Penulisan pada kalimat di atas tersebut salah, Karena awalan kata undang-undang seharusnya
ditulis kapital dan penulisan kata Guru dan Dosen tidak diawali dengan huruf kapital. Penulisan
yang benar, yaitu:

( Pada tahun 2005, Undang-Undang guru dan dosen sudah diresmikan)

f). Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo. 

Penulisan pada kalimat di atas tersebut sudah benar, karena huruf pertama Bengawan Solo
memakai huruf kapital. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contohnya seperti Bengawan Solo.

( Sumber referensi: BMP Bahasa Indonesia MKWU4108 Edisi 2 Modul 6)

Anda mungkin juga menyukai