Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 5

1.Jelaskan perbedaan penggunaan tanda pisah dan tanda hubung sertakan contoh penggunakan ked
ua tanda   tersebut pada sebuah kalimat.

- Penggunaan tanda hubung

Tanda hubung juga harus memperoleh penekana dalam mengembangkan karya ilmiah, khususnya
pada peran tanda hubung dalam memperjelaskan hubungan bagian-bagian kata. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanda hubung adalah tanda garis (-) untuk menghubungkan
unsur kata yang terpisah oleh pergantian baris, memisahkan bentuk ulang, atau
menggabungkan unsur bentuk majemuk.
Seperti contoh berikut:

(16) Sebagai bagian dari proses perjuangan, aktivitas berevolusi dipandang sebagai sebuah
keniscayaan.

(17) Sebagai bagian dari proses kehidupan, aktivitas berevolusi dipandang sebagai sebuah
keniscayaan.

Pada (16) bentukan yang betuk adalah be-revolusi, sebaliknya pada (17) bentukan yang tepat
adalah ber-evolusi.

- Penggunaan tanda pisah

Tanda pisah banyak digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), tanda pisah adalah tanda baca (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)) yang membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar
bangun kalimat. Tiga fungsi tanda pisah segaja dikutip dalam makalah ini.

Pertama, membatasi penyisipan kata atau kalimat yang membatasi penjelasan diluar bangun
kalimat. Perhatikan kalimat berikut!

> kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai —diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

Kedua, menegaskan adanya keteangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas. Perkhatikan kalimat berikut!

> Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelaan atom—telah mengubah konsepsi
kita tentang alam semesta.

Ketiga, dipakai diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat denga arti ‘sampai’. Perhatikan kalimat
berikut!
> Santoro(2012:100—102) memutuskan bahwa ideologi pembicara dapat dilacak dalam sejumlah
fitur lingual, misalnya ketransitifan, pemasifan, penegatifan, dan pronomina persona.
2. Analisis kalimat.
- Wati suka membeli bika Ambon merupakan kalimat yang salah karena penggunaan kata Ambon
pada kalimat tersebut seharusnya menggunakan huruf kecil dan bukan huruf kapital karena kalimat
tersebut bukan menunjukan kata ambon sebagai nama kota melainkan nama dari jenis bika
tersebut.
- Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen merupakan sebuah kalimat yang salah, pada
kata Ibu dan Bapak Dosen seharusnya menggunakan huruf kecil bukan huruf kapital karena kalimat
tersebut bukan kalimat sapaan terkecuali kata tersebut berasal dari awal kalimat.
- Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA.
Analisa: huruf kapital dipergunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah. Tanda petik ( "...." ) dipakai untuk
mengapit judul, sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Seharusnya menjadi:
Saya telah membaca novel "Tenggelamnya Kapal van Der wijck" karya Hamka.
- Ibu Nana dari mana? “kata Wati”
Analisa: tanda petik ( "...." ) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
percakapan bukan di pakai untuk mengapit orang yang mengatakan
Seharusnya menjadi:
"Ibu Nana dari mana?", kata Wati.
- Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.
Analisa: huruf kapital dipergunakan pada huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama
orang.
Seharusnya menjadi:
Pada tahun 2005, undang-undang guru dan dosen sudah diresmikan.
- Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo.
Analisa: huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk
ulang sempurna) dalam nama negara, nama kota, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen.
Seharusnya menjadi:
Saksi bisu pertemuan kita adalah Sungai Bengawan Solo.

Anda mungkin juga menyukai