TUGAS 1
MKWU4109/ PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FERI ANDRIANSYAH
NIM : 856794066
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UPBJJ PALEMBANG
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tutorial I ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pendidikan Kewarganegaraan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikak demi
kesempurnaan tugas ini.
FERI ANDRIANSYAH
NIM 856794066
SOAL :
Tugas Tutorial 1 ini berkaitan dengan Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan,
Wawasan Nusantara dan Geopolitik Indonesia, serta Ketahanan Nasional dan
Geostrategi Indonesia
Petunjuk mengerjakan tugas:
1. Panjang jawaban per soal antara 500 – 700 kata.
2. Tugas ditulis menggunakan font Time New Roman, ukuran 12 pts, dengan
spasi 1.5.
3. Mahasiswa diharapkan menjunjung tinggi integritas akademik dengan
menghindari perilaku plagiarisme dalam bentuk apapun.
4. Mahasiswa dipersilakan untuk menggunakan teori-teori yang terdapat di
dalam BMP MKDU 4111 Pendidikan Kewarganegaraan, dan
mengaitkannya kondisi di masyarakat.
Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah:
1. Mengerjakan tugas dengan berdasar pada BMP MKDU 4111 Pendidikan
Kewarganegaraan;
2. Berdasarkan analisis persoalan yang terjadi di masyarakat.
3. Menjawab pertanyaan berdasarkan analisis/kalimat sendiri.;
4. Mencantumkan sumber referensi (sumber referensi yang diperbolehkan
adalah dari BMP, buku penunjan lainnya, jurnal, berita elektronik
maupun cetak);
5. Copy paste tidak akan diberikan penilaian.
Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan
bahwa tugas anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx
hanya diunggah pada tempat unggah tugas pada Tuton ini.
Salam sukses.
JAWABAN :
1. Geostrategi didasarkan pada kondisi geografis suatu negara yang
memengaruhi kehidupan masyarakat dan bagaimana strategi negara dalam
menghadapi tantangan. Geostrategi merupakan kebijaksanaan pelaksanaan
dalam menentukan menggunakan sarana – sarana untuk mencapai tujuan
nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis negara. Negara Indonesia
terletak pada posisi silang, di antara dua benua Asia dan Australia dan dua
samudra, Hindia dan pasifik. Indonesia berada pada posisi strategis karena
letaknya merupakan jalur perdagangan.
Dalam posisi silang geografis, negara Indonesia menjadi lalu lintas kekuatan
dari luar dan pengaruh dari luar yang mudah masuk. Negara harus ikut serta
dalam mengatur lalu lintas kekuatan tersebut. Kondisi ini menuntut Indonesia
untuk mampu menciptakan kekuatan sentrifugal, yakni kekuatan fisik dan
mental yang mampu mengubah kekuatan dari luar menjadi kekuatan nasional
serta tidak bersifat ekspansif.
Aspek alamiahterdiri dari posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan
kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk.
Indonesia merupakan negara kepulauan dalam arti bentuk geografis yang
terbatas pada ranah hukum internasional. Ke dalam, kesatuan wilayah laut
dengan pulau – pulau di dalamnya. Ke luar merupakan keterhubungan dengan
lingkungan internasional yang bersifat kawasan maupun global.
Kepulauan nusantara merupakan kepulauan terbesar di dunia. Bentuknya
memanjang di sekitar katulistiwa. Lokasi yang cukup strategi berada di tengah
– tengah dunia, di antara dua lautan dan dua samudra (posisi silang) menjadi
urat nadi lalu lintas perhubungan dunia. Kedudukan geografi yang strategis ini
di satu sisi dapat menguntungkan apabila kita kelola dengan baik, namun di
sisi lain dapat menjadi “bumerang” apabila kita tidak dapat mengelola,
menguasai, dan mengendalikan secara nyata seluruh kekuatan yang melintas
di seluruh wilayah Nusantara. Karena bukan tidak mungkin dalam lalu lintas
perhubungan dunia tersebut ada unsur – unsur yang dapat mengancam
integritas nasional.
Oleh karena itu, pemikiran tentang “kesatuan wilayah Nusantara” atau yng
disebut “tanah – air” yang dapat dikuasai, dikelola, dimanfaatkan dan
dikendalikan sepenuhnya oleh bangsa Indonesia merupakan suatu keharusan.
Keadaan dan letak negara pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap
segenp kehidupan bangsa. Pengaruh – pengaruh tersebut pada satu pihak
memang menguntungkan, tetapi pada lain pihak tidak menguntungkan, bahkan
mengundang berbagai bentuk ancaman yang berbahaya.
Kalau ditelurusi lebih jauh, dalam sidang BPUPKI (10-17 Juni 1945) hanya
mentetapkan cakupan wilayah yang termasuk Negara Republik Indonesia,
tanpa batass – batas wilayah. Dengan demikian yang dipakai sebagai dasar
untuk penetapan batas wilayah adalah ketentuan peralihan UUD 1945,
Konstitusi RIS dan UUD 1950 di mana berlakunya ordonansi tahun 1939 No.
442 tentang batas – batas laut wilayah (Teritoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie).
Doktrin poros maritim dunia oleh Presiden Joko Widodo yang foku pada
perdagangan, maritime, infrastruktur, dan keamanan Indonesia, adalah untuk
memperluas kekuatan maritim Indonesia memperluas kekuatan maritim
Indonesia. Doktrin ini berpendapat bahwa Indonesia adalah poros laut antara
kekuatan Samudra Hindia (yaitu, India) dan kekuatan Pasifik seperti Tiongkok
dan Amerika Serikat. Kedua samudra harus menjadi wilayah damai dan
kawasan perdagangan bebas, serta akan membantu melindungi sumber daya
alam lautan. Doktrin Presiden Joko Widodo ini mempunyai komitmen untuk
2. Ada dua macam bela negara, yakni bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela
negara secara fisik menurut Undang – Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik
dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Pelatihan Dasar Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran
diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (ratih) meskipun konsep
Rakyat Terlatih (ratih) adalah amanat dari Undang – Undang No. 20 Tahun
1982. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip),
Mitra Babinsa, dan Organisasi Kemasyarakatan pemuda (OKP) yang telah
mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lain – lain. Rakyat Terlatih
mempunyai empat fungsi, yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat,
Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama
umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam
atau darurat sipil, di mana unsur – unsur Rakyat terlatih membantu pemerintah
daerah dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara
fungsi Perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana
rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur. Bila keadaan ekonomi dna
keuangan negara memungkinkan maka dapat pula dipertimbangkan
kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang
memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di Barat.
10 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D
dengan militer atau militerisme dan seolah – olah kewajiban dan tanggung
jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia.
Berdasarkan Pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945 tersebut dapat disimpulkan
bahwa usaha pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga
negara Indonesia. Hal ini berkonsekuensi bahwa setiap warga negara berhak
dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan
negara melalui lembaga – lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan
perundang – undangan yang berlaku termasuk pula aktivitas bela negara.
Selain itu, setiap warga negara dapat turut serta dalam setiap usaha pembelaan
negara sesuai dengan kemampuan dan profesi – masing – masing.
Dalam Undang – Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal
9 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara.” Dalam bagian penjelasan Undang – Undang No. 3 Tahun 2002
tersebut dinyatakan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ebrdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara,
selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Jika bela negara tidak hanya mencakup perang mempertahankan negara maka
konsep bela negara memiliki cakupan yang luas. Bela negara dapat dibedakan
secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik, yaitu dengan cara “memanggil
senjata” menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Pengertian ini dapat
disamakan dengan bela negara dalam arti militer. Sedangkan bela negara
secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai “Segala upaya untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
termasuk penanggulangan ancaman. Bela negara demikian dapa dipersamakan
dengan bela negara secara nonmilier. Bela negara perlu kia pahami dalam ari
luas, aiu secara fisik dan nonfisik (militer ataupun nonmilier). Pemahaman
demikian diperlukan karena dimensi ancaman terhadap bangsa dan negara
dewasa ini tidak hanya ancaman yang bersifat militer, tetapi juga ancaman
yang sifatnya nonmiliter atau nirmilier. Yang dimaksud ancaman adalah
‘setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman nirmiliter pada hakikatnya adalah ancaman yang
11 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D
menggunakan faktor – faktor nirmiliter yang dinilai mempunyai kemampuan
yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang merdeka, mempunyai cita – cita dan
tujuan nasional. Di dalam mencapai cita – cita dan tujuan nasional tersebut
harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dari berbagai macam
ancaman tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) maka bangsa Indonesia
harus mempunyai kemampuan dan ketangguhan yang dinamakan Tannas.
Dasar Negara pancasila Konstitusi UUD 1945, secara implisit mempunyai 3
dimensi, antara lain :
a. Dimensi Kebangkitan Nasional (National Rivival) mengandung daya cipta
anggota Masyarakat dan dorongan membangun suatu bangsa.
b. Dimensi Ketahanan Nasional (National Resiliencies), kemampuan
menghadapi ATHG, dan kemampuan mengejar ketinggalan dan
membangun kesejahteraan dan keamanan.
c. Dimensi Kelangsungan Hidup Nasional (National Survival), selain mampu
menghadapi ATHG harus mampu mendorong meningkatkan daya kreasi
kea rah integrasi emanipai, Demokrasi, HAM, Lingkungan hidup daya
cipta dan lain – lain. Ideologinya harus mampu memberikan harapan hidup
lebih baik.
12 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D
seluruh bangsa melalui pembangunan nasional. Jadi kondisi suatu bangsa itu
tidak statis. Ancaman yang dihadapi dari waktu ke waktu tidak selalu sama,
baik jenis maupun intensitasnya.Oleh karena itu, tannas harus dibina dan
ditingkatkan sesuai dengan kondisi serta ancaman yang dihadapi.
Ancaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan dan dilaksanakan secara konsepsional criminal serta politis.
Tantangan merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah
kemampuan. Hambatan merupakan hal atau usaha yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari
diri sendiri. Dan Gangguan adalah hambatan yang berasal dari luar yang
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
13 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D
gangguan yang datang dari dalam atau luar, yang membahayakan
kelangsungan ideology bangsa dan negara.
Ideology atau falsafah bangsa dan negara Indonesia adalah Pancasila yang
terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945, serta digali dari kehidupan bangsa dan diterima oleh PPKI pada
tanggal 01 Juni 1945.
Keampuhan Pancasila sebagai ideology negara bergantung kepada nilai yang
dikandung yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan
kehidupan, secara pribadi, sebagai mahluk social dan sebagai warga negara
sesuai dengan kodrat dan iradat Tuhan Yang Maha Esa.
a. Agar Pancasila dapat dihayati dan diamalkan secara baik maka ditetapkan
oleh MPR RI Ketetapan No.II/ MPR/ 1983 tanggal 23 Maret 1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau yang kita
kenal dengan Eka Prasetia Pancakarsa, yang artinya monoloyalitas atau
satu kesetiaan terhadap 5 kehendak.
b. P4 tidak merupakan tafsir Pancasila sebagai dasar negara.
c. P4 merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat, dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggaraan negara, serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah, dan dilaksanakan secara
bulat dan utuh.
d. Pancasila telah diterima dan ditetapkan sebagai Dasar Negara seperti
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, Pancasila
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, keampuhan dan kesaktian sehingga tidak ada satu kekuatan
pun yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
e. Untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan warga masyarakat,
manusia Indonesia dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila secara
bulat dan utuh, menggunakan pedoman sebagai berikut.
- Sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Sila pertama ini merupakan nilai yang tertinggi, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa. Rangkaian nilai itu tidak identic dengan agama, melainkan
berkaitan erat, serta merupakan perwujudan (konkretisasi) dari semua
agama untuk mempersatukan (bukan ssinkritime) kehidupan
beragama, dalam menegakkan tannas.
- Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai –
nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan – kegiatan kemanusiaan
dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sehubungan dengan sila
14 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D
ini maka perlu dikembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
sikap tenggang rasa dan “ tepo sliro”.
- Sila Persatuan Indonesia
Manusia Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta
kepentingan keseluruhan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan, serta sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa. Persatuan dikembangkan atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika dengan memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa. Untuk itu, perlu adanya rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia dalam rangka memelihara
ketertiban dunia.
- Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dan
Permusyawaratan/ Perkawilan
Manusia Indonesia sebagai warga negara dan anggota masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama. Hal
ini berarti bahwa pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang
dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum diambil keputusan, terlebih
dahulu diadakan musyawarah sehingga keputusan itu diusahakan
secara mufakat. Setiap hasil keputusan muyawarah harus dihormati
dan dijunjung tinggi serta dilaksanakan dengan itikad baik dan rasa
tanggung jawab.
- Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Dengan kedudukan, hak dan kewajiban yang sama maka diciptakan
keadilan social dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selanjutnya,
perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang
memerlukan, tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha – usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain dan merugikan orang lain.
Manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai
perjuangan utama dalam dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kenegaraan dan pengamalannya harus dimulai dari setiap warga
negara. Manusia dan bangsa Indonesia harus menjamin kelestarian dan
kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar
Pancasila maka ketahanan ideology merupakan penentu di dalam
aspek – aspek kehidupan nasional.
15 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D
DAFTAR PUSTAKA
16 | T u g a s T u t o r i a l 1 F e r i A n d r i a n s y a h 8 5 6 7 9 4 0 6 6 P G S D