Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1

Nama : Rachmawati Rahayu

NIM : 048388429

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

1. Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi grografis Indonesia baik di


tingkat ASEAN maupun dunia!

Jawaban :
Sebagai negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa dan diapit di
antara dua benua (Asia dan Australia), Indonesia juga dikenal memiliki begitu banyak
pulau. Selain itu, Indonesia terletak di pertengahan antara Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia. Secara geografis, Indonesia adalah negara laut yang tentunya
menjadi keunggulan maritim bagi Indonesia. Alhasil, Indonesia menjadi focal point
kawasan Asia Pasifik. Indonesia merupakan negara Mega Biodiversity dengan lautan
seluas 5,9 juta Km2 yang menggugah rasa ingin tahu negara-negara internasional
untuk mengakses perairan Indonesia.
Inisiatif politik menjadi inspirasi bagi Poros Maritim, yang kemudian
ditransformasikan menjadi kebijakan nasional untuk memajukan industri. Kawasan
laut berkembang lebih jauh sebagai aset nasional yang berdaulat dan berkembang
menjadi ekosistem sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi,
pangan, dan penghubung antar pulau, serta hingga berkembang menjadi kawasan
perdagangan, pertukaran sosial budaya , dan pertahanan Indonesia. Banyaknya aspek
yang difokuskan dalam pengembangan Indonesia sebagai negara maritim tentunya
menjadi poin khusus yang menunjukkan pentingnya letak geografis Indonesia dalam
pengembangan di berbagai bidang. Dalam pembangunan tersebut, diperlukan sistem
jangka pendek hingga jangka panjang untuk mengoptimalkan letak geografis
Indonesia di tingkat ASEAN maupun dunia.
Penguatan atau peremajaan ekonomi di sektor maritim, baik yang sudah ada
maupun yang sedang dikembangkan, merupakan sistem yang sangat penting bagi
perkembangan letak geografis Indonesia. Sektor bioteknologi kelautan kemudian
dapat dikembangkan dengan membentuk sektor ekonomi kelautan baru. Kemudian,
dengan bantuan berbagai inovasi tersebut dapat menciptakan lembaga atau pusat
pengembangan ekonomi berbasis kelautan guna meningkatkan konektivitas, yaitu
suatu cara penghubung di lautan. Faktor geografis seperti luas wilayah laut Indonesia
sangat berperan dalam menopang ketahanan nasional terhadap ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) untuk mendukung pembangunan Indonesia selain
komponen ekonomi dan transportasi
Letak dan kondisi geografis Indonesia banyak sekali memberikan keuntungan
bagi Indonesia, contohnya adalah keberagaman budaya dan kekayaan sumber daya
alam yang dimiliki oleh Indonesia antara lain :

1. Indonesia menjadi jalur perdagangan ASEAN maupun dunia karena


menjadi jalur pelayaran perdagangan dunia.
2. Letaknya yang berada di Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia
memiliki iklim Muson yang membuat Indonesia hanya memiliki dua
musim.
3. Indonesia menjadi Negara yang sangat subur dan memiliki potensi yang
sangat besar dibidang pertanian.
4. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak gunung, pantai hutan
dan lain sebagainya membuat Indonesia memiliki kekayaan wisata alam
yang sangat besar.
5. Dengan posisi geografis Indonesia yang terbentuk dari kepulauan
Indonesia dilewati oleh jalur perdagangan dunia dan pelayaran
internasional, hal ini mengakibatkan banyak pertukaran budaya yang
dibawa oleh pedagang- pedagang dari luar negeri. Hal ini juga
mengakibatkan bertambahnya kekayaan dan keanekaragaman budaya
yang ada di Indonesia.
6. Luas wilayah perairan menjadikan Indonesia sebagai Negara maritim. Hal
tersebut terbukti dari posisi geo-stategis Indonesia dengan data kurang
dari 40% lalu lintas perdagangan barang dan jasa yang diangkut kapal
melintas perairan Indonesia termasuk 20% oil demand melalui selat
Malaka.

Sebagai peluang bagi Indonesia dalam mewujudkan kekuatan maritime


Indonesia, baik sebagai hub maupun gate yang mampu mendukung dan melancarkan
rute perdagangan (trade routes) dan jalur pelayaran (shipping lanes) dunia melalui
perairan dan laut Indonesia sudah waktunya Indonesia dapat menarik keuntungan
yang optimal, termasuk dalam ikut mengatur tata kelola maritime dunia. Meskipun
visi nasional kelautan Indonesia semakin jelas dan terarah, masih terdapat beberapa
hal yang perlu diproyeksikan dalam upaya mempercepat realisasi Indonesia menjadi
poros maritime dunia antara lain :

1. Istilah maritim dan kelautan perlu dipertegas pengertiannya agar


kerancaun dapat dikurangi.
2. Diperlukan perubahan paradigma dari land-based orientation menuju
ocean-based orientation, orientasi ini akan menjadi basis dalam
menentukan program pembangunan, termasuk menegaskan kembali
aspek saling keterhubungan antara kepentingan nasional dalam
membangun laut, darat dan udara.
3. Pengintegrasian riset kelautan secara nasional untuk menghasilkan
inovasi baru yang mampu mendukung optimalisasi sektor maritime
Indonesia. Sehingga berdampak positif bagi ekonomi dan perdagangan
internasional.
4. Selain dampak positif dari letak geografis yang dimiliki Indonesia ada
juga dampak negatif yang dimiliki antara lain :
5. Adanya perubahan perilaku yang tidak sesuai dengan karakteristik budaya
Indonesia yang dibawa oleh warga asing.
6. Perlahan - lahan bahasa daerah akan menghilang hal ini juga diakibatkan
karena Indonesia menjadi jalur perdagangan dunia yang menuntut warga
Negara Indonesia bisa menggunakan bahasa internasional. Sehingga
warga akan beralih dari belajar bahasa daerah menjadi belajar bahasa
internasional.
7. Munculnya budaya yang jauh dari nilai budaya Indonesia, ini disebabkan
karena dengan banyaknya warga asing yang datang ke Indonesia baik itu
wisatawan investor ataupun pedagang akan membawa juga budaya
mereka ke Indonesia dan apabila kita tidak bisa menyaring budaya
mereka maka budaya Indonesia akan tersingkir dengan pelan- pelan.
8. Sumber daya alam bisa cepat habis. Dengan banyaknya investor dari luar
yang datang keindonesia maka sumber daya alam yang ada di Indonesia
akan sangat cepat habis dan apabila tidak kita jaga sumber daya alam
yang ada di Indonesia maka anak cucu kita tidak bisa menikmati
kekayaan sumber alam yang ada di Indonesia.
9. Sangat rawan terjadi bencana, letak geografis Indonesia yang berada di
lempengan Eurasia mengakibatkan banyaknya gunung berapi yang ada di
Indonesia hal ini juga mengakibatkan Indonesia akan sangat rawan terjadi
bencana misalnya gunung meletus, gempa bumi, hingga tsunami yang
kapan saja siap mengancam warga Negara Indonesia.

Oleh sebab itu, letak geografis Indonesia khususnya sebagai negara maritim
berperan penting dalam berbagai bidang, seperti pertahanan dan keamanan nasional,
pembangunan ekonomi, dan optimalisasi sumber daya. Hal tersebut juga memainkan
peran penting dalam integrasi teritorial negara, karena letak geografis Indonesia
sebagai negara kesatuan kepulauan yang dikelilingi oleh banyak lautan, hal-hal
tersebut menjadi sangat penting. Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, yang
membuatnya sangat rentan terhadap bencana alam meskipun letak geografisnya
strategis.

Referensi:
 Humphrey, W. (2018). Diplomasi Indonesia dan Pembangunan
Konektivitas Maritim. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
 Kusumastanto, T. (2014). Arah Strategi Pembangunan Indonesia Sebagai
Negara Maritim. Badan Pembinaan Hukum Nasional, RI. Jakarta.
 Marsetio, A. P. P. W. L. (2013). Dalam Mendukung Pembangunan
Indonesia Sebagai Negara Maritim Yang Tangguh. Jakarta. Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman.
 Republik Indonesia. (2016). Bersama Membangun Negeri-Ekspedisi
Nusantara Jaya. Deputi Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim, Jakarta.

2. Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara


Kesatuan Republik Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan
luar negeri serta berupa fisik dan non fisik!

Jawaban :
Setiap lapisan masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab untuk
melakukan kegiatan dan mengambil sikap yang akan mempertahankan bangsa dari
ancaman, kesulitan dan gangguan. Hal ini berkembang menjadi salah satu konsep
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, di mana setiap lapisan masyarakat berperan
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, mulai dari menjaga
keharmonisan hubungan masyarakat hingga menangkis ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Upaya perlindungan ATHG tentunya sejalan dengan prinsip cinta tanah air dan
kesadaran berbangsa dan bernegara. Setiap elemen masyarakat, termasuk elemen
mahasiswa yang merupakan generasi yang siap menjadi pemain kunci dalam
menegakkan nilai-nilai tersebut di masa depan, memiliki tanggung jawab untuk
melestarikan nilai cinta tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Komponen
kemahasiswaan dapat didasarkan pada ciri-ciri mewujudkan ketahanan nasional yang
meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial
budaya, dan ketahanan pertahanan dan keamanan, guna menjaga nilai ketahanan.
Salah satu cara agar mencapai resiliensi adalah dengan memperkuat dan
mengembangkan konsep Pancasila sebagai landasan interaksi sosial.
Mempertahankan Pancasila sebagai landasan sangat memungkinkan untuk
mendukung integritas dan persatuan sesama, memungkinkan untuk mengembangkan
dan menjaga hubungan dengan komponen masyarakat lainnya yang berkontribusi
pada ketahanan negara. Kemudian, dapat bekerja untuk mengembangkan ketahanan
politik dengan mendukung upaya demokrasi untuk menegakkan stabilitas politik
Indonesia dan sebagai sarana meletakkan dasar untuk dukungan politik di masa
depan.
Aspek ketahanan ekonomi merupakan aspek untuk menjaga kestabilan ekonomi
masyarakat sehingga terciptanya lingkungan ekonomi yang dinamis dan sehat. Hal
tersebut menjadi upaya dalam mencegah ATHG terutama pada aspek kemiskinan dan
kesenjangan ekonomi dan sosial. Sebagai mahasiswa untuk mempertahankan aspek
ekonomi yaitu dengan cara ikut andil dalam mengembangkan dan menciptakan
produk bisnis yang inovatif dan dapat bersaing di pasar lokal hingga global.
Ketahanan sosial merupakan aspek yang dapat menjaga Indonesia dari penetrasi
budaya asing. Selain itu, di tengah zaman dimana isu dan informasi dapat menyebar
dengan cepat, setiap elemen di masyarakat termasuk mahasiswa memiliki tanggung
jawab dalam menyaring informasi yang diterima sehingga dapat menjaga kestabilan
di dalam lingkungan sosial. Lalu bela negara atau ketahanan pertahanan keamanan
juga menjadi salah satu aspek yang dapat diupayakan oleh mahasiswa yaitu dengan
cara mendukung upaya pemerintahan untuk mempertahankan kedaulatan negara dan
cita-cita negara untuk ikut serta dalam menjaga ketertiban dunia seperti yang
tercantumkan dalam pembukaan UUD 1945.
Untuk menjaga NKRI dari ATHG tersebut diperlukan sinergi dari seluruh
elemen bangsa salah satunya dengan peran sentral dari mahasiswa yang memiliki
peranan penting dalam menangkal ATHG tersebut. Selain itu, erdapat lima peran
penting mahasiwa dalam menangkal ATHG antara lain :
1. Mahasiwa sebagai iron stock artinya mahasiswa dituntut untuk memiliki
kepribadian yang baik dalam menjadi manusia tangguh dengan akhlak
mulia, untuk menggantikan generasi sebelumnya. Akhlak artinya
memiliki kelakuan yang mulia dan mengutamakan orang lain diatas
kepentingannya sendiri. Mahasiswa disini berperan sebagai akses dan
harapan untuk memajukan bangsa dimasa depan.
2. Mahasiswa sebagai agent of change artinya mahasiswa diharapkan bisa
mewujudkan dan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara agar
menjadi lebih sejahtera dan diharapkan mahasiswa harus membawa
perubahan yang lebih positif atau baik bagi Negara oleh karena itu
mahasiswa harus senantiasa berfikir aktif dan kreatis bukan hanya sebagai
penggagas tapi juga sebagai pelakunya.
3. Mahasiswa sebagai guardian of value artinya mahasiswa diajarkan untuk
bisa berfikir secara ilmiah dan mencari kebenaran atau fakta. Selain itu
mahasiswa juga berperan sebagai penjaga nilai di masyarakat untuk
mengawasi dan menyuarakan pendapat jika ada penerapan nilai yang
tidak sesuai. Mahasiswa tidak hanya sebagai penjaga tetapi mahasiswa
juga bisa menyebarkan nilai - nilai tersebut dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
4. Mahasiswa sebagai moral force artinya mahasiswa dijadikan sebagai
acuan dasar untuk perilaku. Mahasiswa diharapkan bisa mencerminkan
nilai karakter yang baik sesuai dengan kemampuan intelektualnya. Nilai
karakter ini bisa ditunjukkan lewat moral yang beradab atau perilakunya
yang sesuai dengan statusnya sebagai mahasiswa.
5. Mahasiswa sebagai social control artinya mahasiswa diharapkan bisa
menjembatani hubungan masyarakat dengan pemerintah lewat pencapaian
aspirasi, kemampuan mengkritik kebijakan pemerintah atau lainnya.
Dalam hal ini, mahasiswa juga berupaya untuk mengontrol kehidupan
sosial masyarakat. Peran mengontrol ini secara khusus di dalam lingkup
permasalahan sosial masyarakat dan kebangsaan. Ketika adanya ketidak
beresan dalam masyarakat, mahasiswa harus mampu menyampaikan
kritik atau saran kepada pihak yang berwenang.

Referensi
 Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
(2016). Panduan Program Hibah Pembelajaran Bela Negara. Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jakarta.
 Mona, L. (2018). Mengembangkan ‘Personal Social Resposibility
(Psr)’Dalam Membangun Karakter Mahasiswa. Jurnal Ilmu Komunikasi
Acta Diurna, 14(2), 30-47.

3. Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah


NKRI!

Jawaban :
Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) merupakan hambatan
yang harus diatasi oleh negara Indonesia dalam rangka menjaga kedaulatan dan
mendorong integrasi nasional. Ancaman adalah semua konflik dan peristiwa yang
dianggap membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keamanan
nasional secara keseluruhan. Konflik dan peristiwa tersebut dapat terjadi baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Tantangan adalah sesuatu atau bisnis yang
berpotensi membuat suatu bangsa mempertanyakan kemampuannya untuk
menghadapi masalah saat ini dan apakah kita dapat mengatasinya. Hambatan adalah
hal-hal atau upaya yang kita buat sendiri yang dimaksudkan untuk melemahkan atau
menghambat kita dengan cara yang tidak masuk akal atau sejalan dengan apa yang
kita inginkan. Gangguan biasanya berasal dari luar tubuh dan dimaksudkan untuk
melemahkan atau menghalangi apa yang tidak sejalan dengan keinginan kita
Bayang-bayang ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan atau ATHG,
hingga saat ini menjadi faktor signifikan dalam dinamika berbagai lapisan masyarakat
Indonesia yang sedang mengalami degradasi. Berbagai faktor, baik domestik maupun
internasional, dapat berkontribusi pada ATHG. Inilah salah satu penyebab utama
lahirnya ATHG di era globalisasi dan difusi pengetahuan yang cepat. Seperti yang
telah disebutkan, ada dua jenis sumber domestik dan asing, fisik dan non-fisik yang
menimbulkan ATHG. Contoh insiden yang melibatkan komunisme, liberalisme,
fasisme, dan militerisme yang terjadi di Indonesia dan negara lain dapat digunakan
untuk mengilustrasikan bahaya fisik. Kemudian, ATHG non fisik juga berdampak
pada ATHG fisik yang merupakan fisik itu sendiri. Ambil peristiwa terkini,
pemberontakan PKI, sebagai ilustrasi. Ini tidak diragukan lagi dipicu oleh
karakteristik mental dan kognitif tertentu yang harus diperhatikan.
Sikap materialistis dan mentalitas yang berfokus pada kekuatan dan agresi,
sikap formalistik, dan sikap primal hanyalah beberapa dari perilaku sosial yang perlu
dihindari karena dapat mengakibatkan ATHG. Penyempitan moralitas pengakuan
persamaan martabat manusia, penyalahgunaan aturan dan kekuasaan, melemahnya
wawasan kebangsaan dan persatuan bangsa, sulitnya mencapai rasa nasionalisme dan
loyalitas kepada bangsa dan negara, dan perilaku yang berujung pada tindakan
pemberontakan atau pengkhianatan yang mengingkari keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia adalah semua dampak yang dapat menyebabkan munculnya ATHG.
Oleh karena itu, jika setiap lapisan masyarakat menjunjung tinggi Pancasila
sebagai landasan filosofis dalam melaksanakan ketahanan nasional, berbagai
penyebab fisik ATHG, seperti ancaman penyebaran isu dan informasi yang dapat
menjadi ATHG, tidak akan menjadi masalah besar. Keterbukaan, tanggung jawab,
solidaritas, kepercayaan, keadilan, dan kerja sama hanyalah beberapa nilai yang dapat
dijunjung tinggi. Ada banyak orang lain juga. Seluruh lapisan masyarakat Indonesia
harus menjunjung tinggi dan membangun ketahanan bangsa guna menegakkan dasar
Pancasila dan menjaga jati diri bangsa sebagai manusia. Ini membutuhkan komitmen
yang kuat terhadap cita-cita tersebut.
Selain penyebab yang dipaparkan sebelumnya, ada pula beberapa penyebab
munculnya ATGH yang terdiri dari :
1. Sulitnya pemerintah dalam mengontrol seluruh masyarakat Indonesia
dikarenakan luasnya wilayah Indonesia dengan ribuan pulau yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sehingga banyak informasi yang
tidak sampai kepada masyarakat.
2. Banyaknya suku bangsa di Indonesia sehingga menimbulkan
etnosentrisme atau anggapan jika budayanya jauh lebih baik dibanding
dengan budaya yang lainnya.
3. Susahnya akses kesemua wilayah Negara kesatuan republik Indonesia
mengakibatkan adanya sikap tidak puas dan perasaan tidak adil terhadap
pemerataan pembangunan dan pendidikan di masyarakat.
4. Masyarakat Indonesia bersifat heterogen (keberagaman suku, bangsa
budaya dan agama)
5. Kurangnya rasa memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia pada diri
masyarakat dan kurang sadarnya masyarakat tentang pentingnya menjaga
persatuan dan kesatuan sehingga masyarakat sangat mudah untuk dipecah
belah.
6. Kurangnya sikap tenggangrasa di dalam masyarakat.
7. Pembangunan yang tidak merata sehingga hal ini mampu menghalangi
integrasi nasional dari sisi akomodasi.
8. Masuknya budaya asing yang mengakibatkan tergerusnya budaya asli
Indonesia.
9. Kurangnya pendidikan kewarganegaraan dan cinta tanah air di
lingkungan pendidikan formal, baik pendidikan tingkat SD, SMP,
ataupun SMA.
10. Terlalu banyak koruptor di kalangan wakil rakyat yang menyebabkan
kurang percayanya masyarakat kepada pemerintahan yang ada dan itu
bisa mengakibatkan ketidakpuasan masyarakat kepada pemerintah.

Referensi :
 Fanani, Z., & Bandono, A. (2018). Ketahanan Nasional, Regional dan
Global. UMMPress.
 Hikmawan, Rizky. (2020). Redefinisi Ketahanan Nasional Guna
Mewujudkan Ketahanan Regional Asia Tenggara. UPN Veteran Jakarta,
Jakarta.
 Prayetno, A. (2015). Kerja Sama Komunitas Asean 2015 Dalam
Menghadapi ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan Dan Ganguan). In
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Terbuka (pp. 1-222).

4. Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai


usaha untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan
pembinaan ketahanan nasional!

Jawaban :
Dalam konteks di mana individualisme dan sosialisme bertentangan satu sama
lain, Pancasila, ideologi negara, menafsirkan gagasan individu dan sosial yang
berlawanan ini sebagai sisi kemanusiaan yang diminati ATHG. Dalam upaya
mempertahankan negara dan negara dari serangan ATHG, gambar-gambar ini
dituangkan ke dalam nilai. Cita-cita Pancasila menawarkan prinsip-prinsip yang dapat
memperkuat upaya bela negara dan negara terhadap ATHG, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Nilai-nilai tersebut meliputi keterbukaan, akuntabilitas,
solidaritas, kepercayaan, keadilan, dan kerja sama. Mereka juga nilai-nilai tanggung
jawab dan pengungkapan. Nilai keterbukaan merepresentasikan sifat manusia sebagai
makhluk sosial yang dapat berkembang selama ada orang lain dalam lingkungan
sosial. Mempelajari dan menghargai setiap keunikan adalah aspek lain dari
kemanusiaan yang membantu kita mengenali orang sebagai orang yang unik.
Keterbukaan ini ada dua sisi, yaitu keterbukaan aktif, atau keterbukaan kepada
orang lain, dan keterbukaan pasif, atau keterbukaan kepada orang lain. Manusia yang
seimbang terhadap Pancasila, dimana keterbukaan dapat ditunjukkan dengan sikap
menghargai dan mengakui pihak lain sebagai pribadi yang dapat menopang dan
meningkatkan kualitas hidup, itulah yang direpresentasikan oleh nilai keterbukaan
dalam konteks ketahanan nasional dari ATHG. Untuk mempertahankan setiap lapisan
masyarakat terhadap ATHG, penting juga untuk menciptakan empati bagi pemangku
kepentingan lainnya. Menyadari nilai tanggung jawab sebagai akibat kodrat manusia
diperlukan agar berfungsi sebagai jaminan di antara orang-orang untuk mengakui
keberadaan dan kebebasan setiap individu. Setiap orang dapat menggunakan
kebajikan tanggung jawab sebagai tameng untuk melawan ATHG, seperti
ketidakadilan dalam kehidupan sehari-hari dan ketidaksetaraan dalam interaksi sosial.
Nilai solidaritas dapat mewakili prinsip persaudaraan dalam skala lokal dan
internasional, dimana setiap orang bekerja sama untuk menjunjung tinggi tanggung
jawab hidup di setiap bidang masyarakat. Sehingga prinsip menjaga persatuan untuk
saling melindungi dari ATHG adalah nilai solidaritas.
Dengan menjunjung tinggi sikap menepati janji dan menghormati setiap tugas
dan hak yang harus ditegakkan, kepercayaan berperan penting dalam menjaga
ketangguhan ATHG. ATHG dapat berfungsi sebagai landasan kebijakan publik yang
melindungi semua aspek masyarakat dengan menggunakan kepercayaan sebagai nilai
untuk mempertahankan ketahanan. Nilai keadilan juga merupakan nilai yang dapat
menjamin kelangsungan dan perlindungan ATHG, dimana setiap orang memiliki
kewajiban dan hak yang adil berdasarkan kodratnya baik sebagai individu maupun
sebagai entitas sosial. Salah satu sifat unik dalam Pancasila yang merupakan wujud
dari nilai gotong royong adalah nilai gotong royong.
Pancasila merupakan filosofi yang menjembatani kesenjangan antara
individualisme dan sosialisme serta mengartikulasikan dan mempertahankan
pentingnya menegakkan hak dan tanggung jawab sosial dan individu demi
kepentingan keamanan nasional. Sejatinya, Pancasila sebagai falsafah jalan tengah
melahirkan nilai-nilai yang memiliki relevansi bagi bangsa Indonesia dalam
memperkuat ketahanan nasional yang dilandasi penguatan jati diri, mentalitas, dan
pola pikir yang dapat menjaga ketahanan nasional dan mencegah timbulnya ATHG.
Selain upaya yang telah dibahas sebelumnya, upaya menjaga dan menguatkan
nilai-nilai pancasila di masyarakat dapat juga dilakukan dengan tiga hal yaitu :
1. Pendekatan budaya : ideologi pancasila perlu dikuatkan dengan
pendekatan budaya. Pemerintah melalui Kemdikbud harus menyusun
strategi yang tepat, efektif dan partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa
dilakukan dengan membangun fasilitas atau pos-pos budaya disemua
wilayah dalam rangka melestarikan sekaligus mengembangkan
kebudayaan lokal yang ada di masyarakat.
2. Penguatan ideologi pancasila di sektor pendidikan : generasi muda adalah
masa depan bagi ideologi pancasila. Saat paparan ideologi radikal mulai
mengancam generasi muda kita. Pemerintah perlu memikirkan strategi
yang efektif agar nilai - nilai pancasila terinternalisasi dengan baik dalam
kurikulum pendidikan nasional. Jika perlu pemerintah bisa
mengintervensi kurikulum yang digunakan di sekolah - sekolah dan
lembaga pendidikan tinggi. Tidak sedikit sekolah yang mengabaikan
kurikulum berbasis nasional khususnya yang terkait dengan pengetahuan
kebangsaan dan kebudayaan.
3. Penegakan hukum : nilai - nilai pancasila yang ada dalam konstitusi telah
tercermin dalam sejumlah peraturan dan instrument internasional yang
telah diratifikasi untuk melindungi hak - hak warga Negara. Pemerintah
tidak boleh segan - segan untuk menegakkan aturan hukum demi menjaga
persatuan dan keutuhan bangsa.

Referensi :
 Aliyani, H. H., & Dewi, D. A. (2022). Peran Mahasiswa Dalam
Mempertahankan Ideologi Pancasila Sebagai Dasar Negara. Jurnal
Kewarganegaraan, 6(1), 1929-1938.
 Sutono, A. (2020, December). Kontekstualisasi Pancasila Sebagai Filsafat
Jalan Tengah Dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional. In Seminar
Nasional Keindonesiaan (FPIPSKR) (Vol. 2, No. 1, pp. 70-86).

Anda mungkin juga menyukai