Oleh:
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
a. Visi
Menjadi perusahaan unggulan yang mampu bergerak dalam produksi
teripang pasir pada tahun 2025.
b. Misi
1. Melakukan usaha pembesaran teripang pasir yang berkelanjutan
2. Membina kerjasama/bermitra dengan pembudidaya lokal
3. Meningkatkan nilai tambah produk melalui penanganan pasca panen
c. Tujuan
1. Produksi dengan menggunakan media pen culture
2. Meningkatkan kapasitas produksi dalam setiap 5 tahun
3. Membina nelayan penangkap benih teripang untuk mendapatkan benih
berkualitas
4. Menerapkan teknologi pengeringan pascapanen dengan pengasapan
Input Material
Benih
Media
Pakan
Mesin
Pengontrolan
Sampling
Pemanenan
Pengeringan
1. Input Produksi
Input produksi meliputi 5 M (material, machine, method, man, money) serta
penentuan rantai pasok, manajemen persediaan barang-barang yang diperlukan
selama produksi berlangsung.
a. Material and Machine
Material merupakan alat dan bahan baik dalam bentuk invertasi maupun
variable material yang digunakan untuk menjalankan proses produksi.
Lokasi Usaha
Usaha akan dilamksanakan di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang
telah disurvei dan memenuhi persyaratan yakni lahan yang digunakan merupakan
perairan umum yang dapat digunakan dibawah izin pemerintah dan sesuai dengan
6
1. Keterlindungan
Lokasi budidaya yang dipilih harus terlindung dari pengaruh arus,
gelombang, maupun angin yang besar, karena hal tersebut bisa merusak sarana
budidaya dan menyebabkan perubahan parameter air berfluktuasi. Lokasi yang
terlindung dari pengaruh biasanya di daerah teluk atau yang berada disamping
tanjung (Haris et al. 2011).
2. Kualitas Air
Lokasi budi daya yang dipilih sebaiknya mempunyai kisaran parameter air
yang rata-rata optimal berdasarkan data fluktuasi dari hasil penelitian. Menurut
Haris et al. (2011) parameter yang digunakan oleh pembudidaya di Kec. Pomala
Kab. Kolaka adalah suhu air 24-30C, kadar garam 29-32 ppt, pH air 6,5-
8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, dan mempunyai gerakan air cukup (kecepatan arus
0,3-0,5 m/detik), kedalaman air 0,56-2 meter dan pasang surut 60-98 cm. Namun
studi literatur menunjukkan suhu optimal untuk pertumbuhan teripang adalah 24-
30oC (Murtoyo dan Winanto 2006), salinitas 32-35 (James et al. 1988 in Gultom
2004), kecerahan 50-150 (Murtoyo dan Winanto 2006), pH berkisar 7,0-8,5
(Effendi 2003), Oksigen terlarut 4,5-9,0 ppm (Dwindaru 2010) dan kecepatan arus
0,30 0,50 m/detik (Martoyo dan Winanto 2006).
4. Topogrfi
Budidaya teripang juga harus memperhatikan dasar perairan. Biasanya dasar
perairan yang sesuai denga habitat teripang adalah landai, terdiri dari pasir dan
pecahan-pecahan karang, berlumpur, dan banyak ditumbuhi lamun serta rumput
laut. Karang, lamun, serta rumput laut ini selain berfungsi sebagai pelindung, juga
berfungsi sebagai perangkap makanan untuk teripang. Menurut Azis (1997)
teripang umumnya hidup berasosiasi dengan ekosistem terumbu karang dan lamun
pada zona intertidal sampai kedalaman 20 m dengan dasar berpasir halus dengan
tanaman pelindung seperti lamun, terlindung dari hempasan ombak, dan perairan
yang kaya akan detritus. Teripang juga hidup pasa pasir halus dan terlindung dari
hempasan ombak. Disamping budidaya monokultur, system polikultur dan
Integrated Multi-Trophic Aquaculture bisa digunakan untuk budidaya teripang
bersama dengan organisme lain dalam upaya meningkatkan hasil-hasil produksi
perikanan (Yokoyama 2013).
5. Ketersediaan Benih
Ketersediaan benih dalam produksi teripang sangat penting dan harus terus
ada (continue) selama masa produksi. Sumber benih teripang juga harus
bersertifikat dan diketahui mampu menyediakan benih berkualitas baik, karena
benih akan menjamin kelangsungan budidaya teripang. Oleh sebab itu, lokasi
budidaya sebaiknya berdekatan dengan sumber benih atau lokasi yang dipilih
merupakan daerah yang menyediaakan benih alami dan dapat ditangkap
langsung. Terdapatnya benih alami di lokasi itu merupakan petunjuk bahwa lokasi
itu cocok untuk tempat budidaya. Di samping itu, kualitas benih akan terjaga tidak
mengalami stres karena penanganan dan pengangkutan dan tidak perlu lagi biaya
untuk pengangkutan. Bibit yang digunakan pembudidaya teripang di Kab. Kolaka
adalah benih berukuran 5-10 cm dengan jumlah yang ditebar 2.500-25.000 ekor per
siklus dengan luas rata-rata areal produksi 11.200 m2 (Haris et al. 2011).
yang digunakan adalah pen culture yang menjadi faktor utama dalam pelaksanaan
produksi. Metode pen culture adalah suatu usaha memelihara jenis hewan laut yang
bersifat melata dengan cara memagari suatu areal perairan pantai seluas
kemampuan atau seluas yang diinginkan sehingga seolah-olah terisolasi dari
wilayah pantai lainnya. Bahan yang digunakan ialah jaring (super-net) dengan mata
jaring sebesar 0,5 1 inci atau dapat juga dengan bahan bambu (kisi-kisi). Dengan
metode ini maka lokasi/areal yang dipagari tersebut akan terhindar dari hewan-
hewan pemangsa (predator) dan sebaliknya hewan laut yang dipelihara tidak dapat
keluar dari areal yang telah dipagari tersebut. Pemasangan pagar untuk memelihara
teripang, baik pagar bambu (kisi-kisi) ataupun jaring super net cukup setinggi 50
cm sampai 100 cm dari dasar perairan. Luas lokasi yang ideal pen culture ini antara
400-1.000 m2 (Epetani-DEPAN 2011).
kemudian dipasang pada lokasi yang telah ditentukan sebelumnya. Pemasangan pen
culture pada bagian dasar dibenamkan ke dalam substrat sedalam 50 100 cm
dengan cara menggali. Hal ini dimaksudkan agar patok kayu kuat untuk menahan
pasang-surut air. Substrat sisa penggalian dimasukkan ke dalam pen culture yang
berfungsi sebagai substrat tempat berlindung teripang sebagaimana kebiasaannya
di alam yang suka membenamkan diri dalam substrat. Untuk mengokohkan
berdirinya pen culture, pada setiap 1 meter diikatkan pada kayu menggunakan tali
nilon (7 mm) yang telah disiapkan sebelumnya dan setiap sudutnya diikatkan
dengan kayu penopang yang besar. Sehingga jika ditotalkan kayu yang dibutuhkan
adalah 80 batang kayu.
Pengadaan Benih
Benih teripang diperoleh dari sumber yang dekat dan mudah untuk diakses
dengan kendaraan darat. Usaha yang dilakukan di Kec. Pomala, benihnya biasanya
diperoleh dari penangkap yang khusus melakukan penangkapan teripang
kemudian menjualnya kepada pembudidaya, namun ada juga sentra pembenihan
yang terletak dekat dengan usaha pembesaran. Selain itu, pembudidaya juga
biasanya dengan sengaja memijahkan teripang di dalam keramba tersendiri untuk
penyediaan stok benih mereka. Teripang yang dijadikan induk ialah yang sudah
dewasa dengan ukuran berat badan 300-500 g/ekor dengan kisaran panjang badan
20-25 cm. Setelah matang gonad, induk teripang akan memijah secara alami tanpa
adanya rangsangan buatan. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari dimulai
dengan induk jantan yang mengeluarkan sperma dan betina mengeluarkan telur.
Proses pemijahan biasanya berlangsung antara 20-60 menit (Rustam 2006).
Benih alam yang berumur 2-3 bulan diperkirakan sudah dapat mencapai
bobot 2050 g/ekor, sehingga sudah layak untuk dibudidayakan pada pen culture.
Pada ukuran tersebut, benih teripang diperkirakan sudah mampu beradaptasi
terhadap kondisi lingkungan pembesaran. Padat penebaran pada pembesaran
teripang harus didasarkan pada ukuran benih dan ketersediaan makanan dalam
areal pembesaran. Biasanya benih teripang berukuran 30-50 gram/ekor
dibudidayakan pada padat tebara 15 ekor/m2. Jika lokasi sumber benih jauh dan
memerlukan pengakutan, maka terlebih dahulu bibit dimasukkan ke dalam kantong
plastik 2 liter dan diisi dengan air dan pasir. Kepadatan setiap kantong dengan berat
30-50 gram perekor adalah 12-16 ekor/kantong.
Pengadaan Pakan
Pada lingkungan alaminya teripang memiliki makanan yang berasal dari
pakan alami berupa plankton, detritus atau sisa-sisa bahan organik, dan sisa-sisa
endapan di dasar laut. Namun demikian, teripang yang dibudidayakan sebaiknya
diberi pakan tambahan untuk mempercepat pertumbuhan. Pakan yang digunakan
untuk pembesaran teripang adalah pakan dari dedak dan kotoran ayam. Biasanya
pakan diberikan dengan cara dicampur 1:1 dalam karung dan diberikan langsung
ke media pembesaran (Rustam 2006). Pentingnya ketersediaan pakan secara
berkelanjutn, maka pada budidaya teripang pakan bias dengan mudah diperoleh
dari pasar dan peternak ayam.
b. Method
Metode budidaya yang diterapkembangkan dalam proses budidaya teripang
menggunakan media pen culture. Periode pemeliharaan teripang mulai dari pasca
penebaran benih sampai panen adalah 6 bulan dan kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan relatif sedikit yakni hanya terdiri dari: (a) pemberian pakan berupa pupuk
kandang, dedak, ulfa/lamun dan makanan ikan; (b) pengontrolan berupa perbaikan
kurungan jika ada yang rusak misalnya jaring yang robek atau kayu patoknya
bergeser, (c) membasmi gangguan hama seperti kepiting, lobster bahkan ikan.
Monitoring dapat dilakukan setiap hari dengan sampling setiap 2 minggu untuk
mengetahui pertumbuhan teripang.
11
Padat Penebaran
Teripang merupakan hewan yang gerakannya lamban dan dapat hidup
secara berkelompok. Sehingga upaya peningkatan produksi persatuan luas lahan
dapat dilakukan dengan peningkatan padat penebaran. Padat penebaran untuk budi
daya teripang ditentukan oleh ukuran benih. Benih dengan berat antara 30 - 40
g/ekor ditebarkan sebanyak 15 - 20 ekor/m2, sedangkan benih dengan berat antara
40 - 50 g/ekor padat penebarannya adalah 10 - 15 ekor/m2. Sehingga untuk satu
unit lahan budi daya seluas 400 m2 diperlukan benih teripang sebanyak 8.000 ekor
dengan berat 30 - 40 g/ekor dan panjang 5 - 7 cm/ekor. Sedangkan untuk benih
dengan berat 40 - 50 g/ekor diperlukan sebanyak 4.000 - 6.000 ekor.
Pemberian Pakan
Teripang merupakan hewan melata atau bentik yang bergerak diatas
permukaan substrat. Menurut Hyman (1955) pada umunya teripang adalah
pemakan deposit pasir yang hidup di daerah terumbu karang. Sumber makanannya
terdiri dari kandungan organik dalam pasir atau lumpur, plankton, potongan serasah
karang, dan detritus. Dalam proses pemeliharaan teripang diberi pakan buatan
berupa campuran dedak dengan kotoran ayam. Sebelum ditebar, kotoran ayam atau
dedak dicampur dengan air bersih dan diaduk merata agar tidak hanyut atau
terapung, pemberian pakan dilakukan pada saat air surut. Pada sistem ini teripang
yang dipelihara tidak tergantung dari pakan buatan karena teripang tersebut berada
pada habitat aslinya. Pemberian kotoran ayam ini dimaksudkan untuk merangsang
pertumbuhan diatom yang merupakan makanan utama bagi teripang. Teripang juga
bisa diberikan lamun yang memiliki banyak epifit sehingga dapat digunakan oleh
teripang.
12
Sehingga setiap 2 minggu jumlah pakan yang diberikan sebanyak 120 kg untuk satu
areal pen culture berukuran 400 m2, atau sebanyak 8 karung goni berukuran 15 kg,
dengan asumsi setiap 15 kg pakan dapat mencakup 50 m2 luasan areal pen culture.
Sehingga total pakan yang dibutuhkan dalam satu siklus pembesaran teripang per
pen culture mencapai 1.800 kg atau sebanyak 120 karung goni, dimana setiap
bulannya dibutuhkan 180 kg pakan. Untuk 5 pen culture maka total keseluruhan
pakan yang digunakan persiklus adalah 7.200 kg, atau sebanyak 480 karung.
Untuk memastikan media yang digunakan tetap dalam kondisi yang ideal,
maka perlu dilakukan perawatan selama masa peneliharaan. Perawatan dapat
dilakukan dengan membersihkan pen culture dan mengecek apakah terdapat
kerusakan pada jaring atau pada patok yang digunakan. Hal ini dimaksudkan agar
teripang yang dibudidayakan tidak keluar dari media ketika jaring yang digunakan
rusak atau patok yang jatuh akibat pasang surut air.
Manajer
Kepala Bidang
Kepala Bidang Produksi Kepala Bidang Umum
Pascapanen
Manager Produksi
Tugas :
Memimpin usaha pembesaran dalam mencapai misi, visi dan strategi usaha .
Menentukan strategi, program dan mengorganisasikan sumber daya
manusia.
Mengkordinasikan, mengarahkan, memantau, meninjau, dan mengevaluasi
semua kegiatan
Memperluas strategi pasar; dari segi harga, produk, tempat dan promosi,
yang kesemuanya ditujukan untuk kelancaran pemasaran produk.
Melakukan pengembangan dan perluasan unit usaha budidaya teripang
Wewenang :
Memberikan perintah, arahan dan evaluasi kepada bawahan
Mengambil keputusan atau kebijakan untuk perusahaan
Meminta laporan atau pertanggungg jawaban dari bawahan
Memberikan penghargaan ataupun penindakan terhadap bawahan
Tanggung Jawab :
Kelancaran kegiatan usaha budidaya teripang pasir dan tercapainya target
produksi serta produk dapat menembus pasar
Bagian Administrasi
Tugas:
1. Melaksanakan perintah pimpinan yang berkaitan dengan administrasi,
transportasi dan keamanan dalam perusahaan
2. Melaksanakan pengelolaan dan pengumpulan pencatatan (record keeping)
dalam semua kegiatan perusahaan
3. Melakukan kegiatan arsiparis barang
Wewenang:
1. Mengatur proses administrasi perusahaan dan inventrisasi barang
2. Mengendalikan keamanan perusahaan dan lokasi
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab kepada pimpinan tentang administrasi dan keamanan.
16
Berdasarkan hasil uraian material, machine, money, man dan method diatas,
maka dapat dirangkumkan seluruh kebutuhan input produksi sebagai berikut:
17
Agar semua proses kegiatan pembesaran teripang berjalan dengan baik maka
dibutuhkan standar operasional prosedur yang bisa digunakan sebagai pedoman
atau acuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan
prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja
yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitment mengenai apa
yang dikerjakan oleh satuan unit kerja sesuai dengan visi misi perusahaan.
Standar operasional prosedur merupakan satu set pedoman dalam suatu
organisasi yang menjelaskan prosedur kegiatan rutin. SOP sangat dibutuhkan oleh
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien,
sehingga pekerjaan dapat terukur. SOP adalah prosedur-prosedur standard yang
mendefinisikan bagaimana proses berbagai tanggung jawab dari unit terkait yang
relevan dengan investigasi mutu layanan.
Standard Operating Procedures (SOP) adalah salah satu aspek penting yang
perlu dibuat dalam rangka mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kriteria efektif,
18
terganggu, disertai makin tinggi biaya untuk rekrutmen dan pelatihan bagi
karyawan-karyawan baru. Mengantisipasi stabilitas karyawan, sangat perlu
diketahui kebutuhan tenaga dan memperhitungkan;
1. Pembayaran tenaga kerja
2. Asuransi tenaga kerja
3. Besarnya premi upah yang merupakan ukuran bagi tenaga kerja dapat
meningkatkan kinerja yang merupakan variable cost.
- Penjadwalan Kerja (Work Schedulling)
Penjadwalan kerja dalam kegiatan pembesaran teripang ini adalah full
time dengan system rolling. Sebanyak 5 tenaga kerja mengambil Half Day Work
dengan status part time (pekerjaan dan tugas sesuai kesepakatan pihak manager dan
pekerja). Dari system kerja part time ini bahwa sebanyak 3 tenaga kerja bekerja
pada pagi-sore hari dan 2 pekerja lainnya mengambil part time pada malam hari.
Setiap pekerja mengambil tugas masing-masing dalam kordinasinya dalam unit
kerja seperti pemberian pakan, pengontrolan penculture dan pengontrolan hama dan
penyakit, penyediaan pakan teripang, penyortiran juvenile teripang, pengadaan
benih. Kordinasi setiap tugas kerja langsung dari atasan (manager) sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan pada tiap-tiap waktunya. Sehingga dengan harapan satuan
tugas dan fungsi dapat tercapai dengan baik untuk mencapai hasil produk yang
memuaskan.
- Peraturan Kerja dan Klasifikasi Kerja
Peraturan kerja dibuat untuk membantu dalam tercapainya tujuan visi misi
perusahaan. Selain itu, peraturan kerja akan dapat menyadarkan bagi para tenaga
kerja dalam menjalankan tugas pokoknya dalam usaha pembesaran teripang ini.
Adapun gambaran umum dalam peraturan kerja dalam pembesaran teripang ini
seperti ketaatan pekerja terhadap tugas dan fungsinya dalam satuan kerja, disiplin
waktu dalam operasi kerja, mentaati segala perintah atasan dalam kordinasi
pekerjaan. Aturan kerja dalam usah pembesaran teripang ini dibuat dan disetujui
oleh semua perangkat perusahaan terutama oleh tenaga kerja lapangan. Sebelum
tenaga kerja diangkat sebagai tenaga kerja, proses yang dilakukan sebelum tenaga
kerja diresmikan sebagai tenaga kerja tetap adalah diberikan kesadaran dan ikrar
20
aturan kerja sehingga tenaga kerja yang diangkat dapat menyadari setiap aturan
yang sudah tertulis jelas dalam aturan kerja.
b. Desain pekerjaan atau desain penugasan
Desain pekerjaan atau desain penugasan merupakan sebuah pendekatan yang
menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi tenaga kerja.
Desain pekerjaan atau desain penugasan dapat diartikan juga sebagai suatu
pendekatan tugas secara spesifik, yang ditetapkan menjadi suatu uraian tugas
(deskripsi) di antara pekerja pada perusahaan ini.
- Spesialiasi Tenaga Kerja
Spesialisasi tenaga kerja merupakan pembagian tugas secara khusus atau
special, yang dapat dilakukan dengan mengembangkan keterampilan karyawan,
mengurangi kerugian waktu sebagai akibat keengganan karyawan untuk melakukan
peralihan tugas, serta pelatihan untuk menggunakan peralatan secara special atau
khusus. Dalam usaha pembesaran teripang ini, semua pekerja bekerja sama dalam
menjalankan tugasnya. Spesifikasi tugas diberikan secara bergiliran untuk
menghadirkan semngat kerja pada setipa tenaga kerja minsalnya dalam pemberian
pakan, pengadaan pakan dan pengontrolan penculture.
- Pengembangan Tugas/Pekerjaan
Pengembangan tugas tenaga kerja dilakukan untuk dapat meningkatkan
kualitas kerja sehingga menungjang kegiatan produksi pembesaran tripang pasir.
Adapun pengembangan tugas atau pekerjaan dilakukanj dengan cara memperluas
tugas karyawan (job enlargement), melakukan mutasi tugas karyawan (job rotation),
memperkaya tugas karyawan (job enrichment), disertai dengan pemberdayaan
karyawan (employee empowerment).
Memperluas tugas (job enlargement) merupakan penambahan jenis tugas
yang bertujuan selain mengurangi sifat tugas yang monoton sehingga karyawan
menjadi jenuh, tujuan lainnya untuk menambah keterampilan karyawan (dexterity).
Perputaran tugas (job rotation) merupakan system pengembangan karyawan dengan
melakukan mutasi atau rotasi tugas, sehingga setiap tugas yang ada dalam
kelompok kerja dapat dikuasai, apabila suatu kurun waktu kemudian hari ada
promosi bagi karyawan tersebut tidak akan ragu-ragu lagi untuk mengatasi
persoalan yang dihadapinya. Pengayaan tugas (job enrichment) merupakan
21
memperkaya tugas karyawan dengan cara tertentu di dalam tugas yang sama.
Tujuannya adalah meningkatlan kepuasan kerja dan rasa percaya diri bagi
karyawan, serta dapat menciptakan efisiensi bagi perusahaan, artinya apabila tugas-
tugas yang ada dapat diselesaikan karyawan tersebut maka tidak diperlukan
penambahan karyawan untuk melakukannya.
Pemberdayaan pekerja (employee empowerment), merupakan proses
pendelegasian wewenang bagi karyawan dari atasan (manajer atau supervisor)
untuk mempersiapkan kerjanya. Pemberdayaan karyawan merupakan fungsi atasan,
seperti supervise dan pengarahan, serta motivasi bagi karyawan. Kepercayaan diri
di dalam kelompok (self- directed teams) merupakan proses pemberdayaan
karyawan untuk dapat bekerja sama di dalam kelompok, di dalam kesatuan target.
Pemberdayaan pekerja pada pembesaran teripang ini dilakukan seperti pemberian
pelatihan mengenai teknik pembesaran tripang yang baik guna memperluas
pengetahuan tentang peningkatan pengetahuan baru mengenai pembesaran tripang.
- Metode Analisis dan Studi Kerja
Di dalam menjalankan tugas karyawan, apakah pelaksanaan tugas dapat
menciptakan produktivitas kerja atau tidak, maka perlu diadakan analisis dan studi
kerja untuk mengetahui setiap permasalahan yang ada di dalam pelaksanaan tugas
karyawan, di samping untuk pengembangan prosedur dan keamanan kerja, juga
untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan. Hal yang dipakai sebagai parameter
keberhasilan pekerja pada pembesaran tripang ini adlah dengan mengetahui nilai
yang diproleh pada hasil panen sebelumnya. Perbandingan panen yang terlihat
dapat dijadikan parameter untuk mengetahui kelayakan pekerjaan dari setiap
karyawan. Sehingga dengan hasil yang diproleh dapat kita jadikan bahan evaluasi
terhadap tugas pekerja dan mendesain pekerjaan yang lebih baik jika terdapat
kekurangan yang ditemukan maka harus segera diperbaiaki.
c. Visualisasi Tempat Kerja
Visualisasi tempat kerja merupakan langkah yang paling baik untuk
melakukan monitoring karyawan di tempat kerja, sekaligus untuk manganalisis
situasi di tempat kerja apakah sudah memadai atau masih dapat lebih ditingkatkan.
Tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan atau karyawan dengan
atasannya, dan karyawan dengan peralatan yang ada. Visualisasi di tempat kerja
22
Motivasi
terbaik. Karena setiap pekerja pada usaha ini mempunyai beban dan tanggung
jawab yang berbeda, maka gaji yang diberikan pun tidak sama yaitu sebesar
2.000.000,00 untuk manajer produksi, 1.500.000,00 untuk bagian Administrasi dan
Keuangan, dan 1.200.000,00 untuk teknisi pembesaran. Pada saat musim panen tiba
dan hasil yang dipanen memuaskan maka untuk memotivasi pekerja, pimpinan
memberikan bonus kepada pekerja-pekerjanya.
Komunikasi
Keterampilan Interpersonal
Dinamika kelompok
Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok
hubungannya dengan produktivitas dapat diklasifikasi dari keterpaduan kelompok
dan norma pelaksanaan kerja.
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain: membentuk kerjasama saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan segala pekerjaan,
mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesian
serta menciptakan iklim demokratis.
d. Money (Modal)
Modal merupakan hal yang penting dalam menjalankan sebuah usaha.
Modal dibutuhkan dalam memenuhi biaya operasional, pengadaan barang dan
berbagai keperluan yang memerlukan anggaran. Modal biasanya berasal dari modal
pribadi, perusahaan lain dan bank atau lembaga simpan pinjam lainnya. Modal yang
akan digunakan dalam kegiatan budidaya teripang ini adalah modal pribadi yang
selanjutnya berasal dri modal saham, laba ditahan dan cadangan yang tersimpan.
Jika dalam menjalankan produksi ditemukan ketidakcukupan modal pribadi
(deficit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan usaha yang berasal dari luar yakni
hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan anggaran, perusahaan harus
dapat memiliki alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan ini akan
menjadi efisien apabila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.
Modal yang akan digunakan dalam kegiatan budidaya teripang ini adalah sebesar
Rp 332.613.082,-.
e. Rantai Pasok
maka rantai pasok akan memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha
berupa kepuasan pelanggan, peningkatan pendapatan dan laba, menurunkan biaya,
pemanfaatan asset semakin tinggi dan akan berujung pada peningkatan skala usaha
yang semakin besar.
Proses Pembesaran
Pengeringan
Teripang Kering
Konsumen Pengepul
f. Manajemen Persediaan
Dalam memenuhi kebutuhan pasar akan teripang maka dilakukan dengan cara
pembesaran dengan menggunakan sistem pen culture selama masa pemeliharaan 6
bulan. Pembesaran teripang dilakukan di Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka,
Sulawesi Tenggara ini. Benih yang digunakan pada kegiatan usaha budidaya
pembesaran teripang ini didapatkan dari nelayan pengumpul di sekitar peraiaran
Kab. Kolaka, untuk kemudian diadaptasi lalu kemudian dibesarkan dalam pen
culture. Benih teripang sebelum di tebar dalam pen culture dilakukan seleksi
29
3. Proses Pembesaran
a. Skala Produksi
b. Kapasitas Produksi
c. Jadwal Produksi
Jadwal produksi diperlukan untuk mengetahui jenis tahapan demi tahapn
yang akan dikerjakan. Jadwal produksi pada budidaya teripang ini dibuat per siklus
6 bulan untuk memudahkan proses pengontrolan dan mendetailkan target kegiatan
(Lampiran 1).
persiklus, maka dalam satu pen culture dapat dilakukan pemanenan 1 kali/bulan
setelah 6 bulan siklus pertama, dan nantinya akan diperoleh hasil produksi setiap 1
bulan secara bergantian per pen culture (Lampiran 2).
Proses pemanenan dilakukan dengan panen total. Panen total yakni
pemnanenan yang dilakukan dengan memanen semua teripang, pemanenan dapat
dilakukan setelah ukuran teripang berkisar antara 4 6 ekor per kg (market size).
Untuk mencapai ukuran tersebut biasanya teripang dipelihara selama 6 bulan,
dengan survival rate yang dicapai kurang lebih 80-90% dari total penebaran awal.
Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu air sedang surut dan sebelum teripang
membenamkan diri. Panen dilakukan beberapa kali karena banyak yang
membenamkan diri dalam pasir atau lumpur. Untuk mengetahui apakah teripang
sudah terpanen semuanya, dilakukan pengecekan pada air pasang, karena teripang
senang keluar dari persembunyiannya setelah air pasang.
e. Manajemen Stok
Manejemen stok ditujukan untuk mengatur persiapan benih sebelum
penebaran, sehingga keselurhan produksi dapat berlangsung sesuai yang
direncanakan. Pengadaan stok dilakukan seminggu pada bulan sebelum
dilakukannya penebaran, aktifitas pengadaan terdiri dari pemesanan, pembelian,
pengangkutan dan aklimatisasi. Pengadaan stok pada penculture 1 (P1) dilakukan
sebelum bulan pertama, penculture 2 (P2) sebelum bulan kedua dan seterusnya
hingga penculture 5 (P5). Jumlah penebaran adalah 8.000 ekor/media (400 m2),
ukuran 30-50 gram, dengan lama pemeliharaan 6 bulan dan SR 90%. Pemanenan
dilakukan setelah cukup 6 bulan setiap penculture, sehingga pemanenan dapat
dilakukan setiap bulan. Panen akan diperoleh 1.440 kg berat basah
teripang/penculture/siklus (Lampiran 3).
3. Output
a. Nilai Tambah
Nilai tambah (value added) adalah kegiatan atau langkah-langkah dalam
proses produksi yang dilakukan untuk menambah atau mengubah suatu produk agar
memiliki nilai tambah. Pada budidaya teripang ini, nilai tambah dilakukan dengan
32
Teripang hasil panen dicuci terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian
direndam dengan air campuran daun pepaya selama kurang lebih 15 menit.
Rendaman ini dimaksudkan untuk melarutkan zat kapur pada bagian kulit luar
teripang.
Teripang yang sudah di rendam dengan air campuran daun pepaya dibersihkan
dengan cara mengelupas kulit bagian luarnya (zat kapur).
Selanjutnya teripang direbus sampai mendidih selama 1 jam, lalu didinginkan
sambil ditiriskan airnya.
Setelah dingin, teripang dibelah pada bagian abdomennya untuk mengeluarkan
isi perutnya. Pada saat pembedahan diusahakan agar tidak banyak melukai otot-
otot bagian tubuh teripang.
Setelah isi perut dikeluarkan, maka teripang siap untuk dipanggang dengan cara
pengasapan hingga kering.
Lama pengasapan berkisar antara 3-5 jam, setelah itu teripang diikat kembali
agar bekas pembedahan pada bagian abdomen tertutup kembali.
33
Teripang yang sudah diikat siap untuk dipacking dan proses pengemasannya
perlu diperhatikan beberapa hal seperti bahan pengukus harus bersih, kering dan
tidak mudah sobek
suatu industri dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi
perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran
produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang
digunakan sebagai dasar pengukurannya. Ada dua macam alat pengukuran
produktivitas, yaitu:
a. Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size),
panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
b. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang
yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya (Ravianto 1986).
Dalam budidaya teripang produktivitas dapat ditingkatkan dengan
memaksimlkan output dan meminimalkan input melaui peningkatan produksi
dengan sumberdaya yang sama, produksi yang sama namun menggunakan
sumberdaya yang kuran atau dengan produksi yang besar dengan sedikit
penambahan sumberdaya. Jika dibandingkan antara peneluaran dan pendapatan,
maka diketahui bahwa pada kegiatan budidaya teripang ini produktivitas 4,5.
Manfaat dari diketahuinya nilai produktivitas secara organisasi yakni perusahaan
dapat menilai efisiensi konversi sumberdaya aggar dapat meningkatkan
produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumberdaya. Selain itu perencanaan
sumberdaya akan lebih efektif dan efisien, baik dalam perencanaan jangka pendek
maupun panjang. Penggunaan produktivitas terus-menerus akan memberikan
informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecendrungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
2. Efisiensi
juga dapat dilihat sebagai produktifitas yaitu perbandingan antara output dan input
(Risandewi 2013).
Menurut Mardiasmo (2009) dalam Risandewi (2013) efisiensi berhubungan
erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan (cost of output). Pada kegiatan budidaya teripang ini, indikator efisiensi
menggambarkan hubungan antara masukan sumberdaya oleh biaya variable dan
biaya tetap. Selain itu juga ditinjau dari sumberdaya suatu unit organisasi
(misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator
tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu:
efisiensi dari proses internal).
Konsep efisiensi dapat dilihat melalui 2 hal, yaitu konsep minimisasi input
dan konsep maksimisasi output. Dalam konsep minimisasi input, yang menjadi
tujuan adalah anggaran/belanja yang minimum, sedangkan fungsi kendalanya
adalah output/utility. Sementara itu, dalam konsep maksimisasi output yang
menjadi tujuan adalah output/utility yang maksimum sedangkan fungsi kendalanya
adalah anggaran atau belanja (Nicholson 1995). Dalam budidaya teripang,
minimalisasi input dapat dilakukan dengan meningkatkan SR benih, SGR teripang
dan efisiensi pakan. Sedangkan pada pascapanen minimalisasi input dilakukan
dengan pemilihan kayu bakat yang lama pakai dan meningkatkan FCR (Gambar 7).
Pembesaran:
- Survival Rate
- SGR
- Efisiensi
Pakan
Pascapanen
- Kayu bakar
- FCR
Gambar 8 Kerangka proses minimalisasi input
36
Pengendalian Pemantauan
Dalam mengkaji kelayakan suatu kegiatan perlunya sistem atau manajemen
yang terkendali, sehingga apa yang diprogramkan dalam sistem kegiatan tersebut
memberikan kontribusi yang layak untuk dikembangkan. Dengan demikian perlu
sistem-sistem tersebut diinterpretasikan dengan konsep yang jelas dan
ankuntabilitas, sehingga apa yang disusun berdasarkan pedoman pelaksanaan
tercapai dan terwujud. Berikut gambaran monitoring dan evaluasi terhadap input,
proses dan output dalam saha pembesaran teripang.
Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan
37
V. KEBIJAKAN FINANSIAL
26%
biaya investasi
biaya variabel
60% biaya tetap
14%
Analisis Usaha
a. Asumsi Dasar
Dalam usaha budidaya teripang ini dilakukan asumsi-asumsi dasar guna
perkembangan dan peningkatan produksi dimasa mendatang.
1. Usaha dimulai dari pembesaran untuk jenis teripang pasir dan perhitungan
dilakukan satu siklus 6 bulan dengan target produksi 7,2 ton/siklus.
2. Produk hasil dari proses produksi ini adalah teripang kering seberat 720 kg
3. Analisis usaha yang dilakukan terhadap usaha budidaya teripang mengacu pada
kriteria:
Ukuran penkultur seluas 20 m x 20 m/kolam (400 m2)
Jumlah penkultur 5 buah (2000 m2)
Padat tebar 15-20 ekor setiap m2
Size 20-30 gram/ekor
Kebutuhan bibit 40.000 ekor, survival rate 90%
40
b. Pembiayaan
Dalam kegiatan produksi terdapat beberapa jenis biaya yang dikeluarkan,
seperti biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya investasi dikeluarkan
diawal usaha, umumnya memiliki umur pakai lebih dari satu tahun. Biaya tetap
merupakan biaya yang pasti dikeluarkan selama satu tahun tanpa memperhatikan
masa produksi. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali
melakukan produksi.
Biaya Investasi dan Biaya Penyusutan
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan ketika pertama kali usaha
akan didirikan. Biaya investasi mempunyai umur barang lebih dari 1 tahun. Biaya
penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan dari alokasi biaya investasi untuk
memelihara komponen-komponen investasi
Tabel 5 Rincian biaya investasi dan penyusutan pembesaran teripang
Analisa Analisis usaha
Analisa Usaha 1 Tahun
Harga
Uraian Jumlah Total Umur Eko Penyusutan
satuan
Rp. Rp.
Angka Satuan tahun Rp. 1.000
1.000 1.000
Output
Pengeluaran Produksi Teripang Penyusutan
Investasi (I)
Biaya Variabel
Biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan
seiring lajunya proses operasional produksi.
Tabel 6 Rincian biaya variabel
1 Siklus (6 bulan)
Harga
Uraian Jumlah Satuan/ Total
siklus
Volume Satuan (Rp) (Rp)
Biaya Variabel (VC)
1 Benih
1 Benih Teripang 40.000 ekor 2.000 80.000.000
2 Pakan
1 Dedak 3.600 kg 1.800 6.480.000
2 Kotoran ayam 3.600 kg 1.500 5.400.000
3 Karung 480 buah 1.000 480.000
3 Pascapanen
1 Kayu bakar 50 kubik 1.200.000 60.000.000
2 Tenaga kerja pascapanen 8 orang 1.000.000 40.000.000
Total Biaya Variabel (VC) 112.560.000
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama satu tahun dengan ada
atau tidaknya laju produksi pembesaran. Biaya tetap tidak berubah dengan adanya
pertambahan volume produksi.
42
c. Penerimaan
Penerimaan dihitung per tahun yang diperoleh dari hasil penjualan benih
selama satu tahun yang dikonversikan dengan harga jual benih. Dengan target benih
720 kg berat kering ukuran 200 gram/ekor dengan harga Rp 1.500.000/kg
Jumlah Keuntungan
Jumlah keuntungan adalah keuntungan bersih yang didapatkan oleh
perusahaan pembesaran teripang setelah penerimaan dikurangi biaya produksi.
Keuntungan = Penerimaan Total Biaya
= Rp 1.080.000.000 - Rp 332.613.082
= Rp 747.386.918
Perencanaan Finansial
Analisis finansial dilakukan dengan terlebih dahulu mengelompokkan
komponen yang termasuk manfaat dan komponen biaya untuk menyusun aliran
tunai (cash flow). Penyusunan bermaksud untuk mengetahui kelayakan investasi
secara finansial dan berapa manfaat bersih (net benefit) yang diperoleh. Biaya
44
kegiatan pada budidaya teripang ini adalah biaya investasi, biaya tetap dan biaya
variable sebagaimana yang telah dipaparkan diatas. Setelah manfaat dan biaya
diketahui dan disusun dalam suatu cashflow, kemudian nilai akan didiskonkan
menurut tingkat diskonto tertentu. Akhirnya untuk mengetahui kelayakan finansial
budidaya teripang dilakukan instrumen yang meliputi Payback Period, NPV (Net
Present Value), Gross B/C Ratio, IRR (Internal Rate of Return), Profitability Indeks,
Break Event Point dan Return On Investment.
a. Asumsi Dasar
1. Umur proyek adalah 10 tahun dan pengusaha menggunakan sumber modal
sendiri
2. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito pada
bulan April 2015 sebesar 7,50%.
3. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama yakni 2015
4. Agar lebih realistis maka semua harga input dan investasi diasumsikan naik
sebesar 1% per tahun, kecuali upah tenaga kerja dan biaya listrik naik 2%
pertahun.
5. Volume produksi dan harga output diharapkan naik sebesar 1% pertahun.
Umur proyek 10 tahun. Tingkat diskonto rata-rata 17%, walaupun rata-rata ini
cenderung meningkat sekitar 1-2%. Ini adalah asumsi untuk mengantisipasi
kenaikan suku bunga SBI atau deposito jangka waktu 10 tahun ke depan.
b. Analisis Hasil Inflow
Pada usaha pembesaran teripang ini, arus penerimaan diperoleh dari hasil
penjualan teripang kering. Selain dari nilai penjualan teripang, penerimaan juga
diperoleh dari nilai sisa biaya investasi berupa lahan dan peralatan. Jumlah media
5 set sebesar 20x20 meter. Satu buah penculture dapat memuat 8.000 bibit teripang,
dan dapat menghasilkan berat 200 gram/ekor. Sehingga pemanenan dapat
dilakukan dalam 6 bulan dan dengan hasil 1.440 kg. Sehingga jika dalam 5
penculture bias diperoleh 7.200 kg atau 720 kg berat kering. Produksi teripang pada
tahun pertama adalah 10.080 ekor yang diperoleh dari hasil produksi sebanyak 7
kali dimana tiap produksi menghasilkan 1.440 kg. Untuk tahun kedua sampai tahun
ke-10, total produksi benih sebanyak 17.280 kg yang dihasilkan dari 2 kali periode
produksi dengan jumlah produksi tiap periode adalah 8.640 kg, dan bila dikonfersi
45
menjadi teripang kering menjadi 864 kg. Jumlah produksi per tahun dan nilai dari
penjualan teripang disajikan pada Tabel 9.
Analisis Finansial
Pelaporan Finansial
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pengembalian modal (PP)
didapati 0,64 tahun berarti dalam waktu 6 bulan keuntungan sudah dapat diperoleh.
Hal ini karena semakin cepat pengembalian modal maka akan semakin baik.
Sedangkan untuk tingkat penjualannya sudah bisa mendapatkan keuntungan.
Adapun nilai B/C Ratio lebih dari 1,909963602, hal tersebut menunjukkan bahwa
budidaya teripang menguntungkan. Kemudian nilai NPV 302.665.798,3
menunjukkan bahwa usaha ini sangat layak untuk dikembangkan dan
menguntungkan. Kriteria lain yang menyatakan bahwa usaha ini layak adalah nilai
IRR yang lebih besar dengan nilai diskonto (discount rate) yang telah ditentukan.
VI. PENUTUPAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Pemilihan Lokasi
2. Persiapan Pen culture
3. Penebaran benih
II. PEMELIHARAAN
Per
1. Pemberian pakan 2minggu
2. Perawatan pen culture Bulanan
Per
3. Sampling 2minggu
III. PANEN
IV. PASCAPANEN
1. Pencucian teripang
2. Perendaman daun pepaya
3. Pembedahan
4. Perebusan
5. Pengasapan
6. Penjemuran
7. Pengemasan
8. Pemasaran
53
Persiapan
Penebaran benih
Pemeliharaan
Pemanenan
54
1. Pengadaan stok dilakukan seminggu pada bulan sebelum dilakukannya penebaran, aktifitas pengadaan terdiri dari pemesanan, pembelian,
pengangkutan dan aklimatisasi
2. Pengadaan stok pada penculture 1 (P1) dilakukan sebelum bulan pertama, penculture 2 (P2) sebelum bulan kedua dan seterusnya hingga
penculture 5 (P5)
3. Jumlah penebaran adalah 8.000 ekor/media (400 m2), ukuran 30-50 gram, dengan lama pemeliharaan 6 bulan dan SR 90%
4. Pemanenan dilakukan setelah cukup 6 bulan setiap penculture, sehingga pemanenan dapat dilakukan setiap bulan
5. Panen akan diperoleh 1.440 kg berat basah teripang/penculture/siklus
STOK
Jumlah penculture P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3
Jumlah tebar (ekor) 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2
POLA TANAM
SR 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Ukuran benih (gram/ekor) 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50 30-50
POLA PANEN
Jumlah panen (kg) 1.440 1.440 1.440 1.440 1.440 1.440 1.440
Ukuran panen (gram/ekor) 200 200 200 200 200 200 200
10
Biaya tetap
BEP (unit) =
Harga per unit (Biaya variabelJumlah produksi)
= 140,03 kg
Jadi, pendapatan akan memiliki titik impas (tidak untung atau rugi) apabila
penjualan sebanyak 140,03 kg/tahun.
R/C Ratio
Perimbangan biaya dengan modal uang yang dikeluarkan merupakan analisa yang
digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Adapun R/C Ratio yang didapat
adalah sebagai berikut :
Total Penerimaan
RC =
Total Biaya
R/C = Rp 1.080.000.000
Rp 332.613.082 = 3,247
Nilai R/C rasio >1, maka usaha pembesaran ini dikatakan menguntungkan sebab
nilai R/C adalah 3,247
Payback Period
Payback period (PP) merupakan perhitungan analisis usaha pada budidaya
teripang untuk mengetahui masa kembali modal yang dikeluarkan pada biaya investasi.
Investasi awal
PP =
Keuntungan bersih
PP = Rp. 478.688.000
Rp. 840.986.918
PP = 0,569
Jadi, Modal akan kembali pada 0,569 tahun setelah masa produksi dimulai.
HPP = Rp 332.613.082
720 kg
HPP = Rp 461.962,6139
Laba
Jadi, agar perusahaan tidak mengalami kerugian, besarnya harga pokok produksi
adalah lebih dari Rp 331.962,61/kg
Laba = Harga Jual- HPP + Biaya pemasaran
= 1.500.000 - 461.962,6139+ 0
= Rp. 1038037,386/kg
Jadi, laba bersih untuk setiap teripang yang dihasilkan pada usaha pembesaran ini
adalah sebesar Rp. 1038037,386/kg
Dimana:
B = pendapatan (benefit)
C = pembiayaan (cost)
i = discount rate
t = tahun operasi
Pengambilan keputusan :
Jika, NPV > 1 ; maka usaha tersebut layak,
NPV = 0 ; maka usaha tersebut dapat layak,
NPV < 1 ; maka usaha tersebut tidak layak (Umar, 2003).
13
PP (Payback Period)
Payback Period merupakan suatu cara penilaian investasi yang didasarkan pada
pelunasan biaya investasi oleh keuntungan atau dengan kata lain waktu yang diperlukan
untuk mengembalikan modal yang ditanam.
PP = x 1 tahun