Oleh
KELOMPOK 4
KELAS B S1 MANAJEMEN
SEMESTER V
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
yang berupa kesehatan, lindungan, serta bimbingan kepada kami, sehingga Makalah yang berjudul
“Penilaian Kinerja Berorientasi Masa Lalu dan Masa Depan” ini dapat di selesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Performance Apraisa. Selain itu, agar para
Kami berharap agar makalah ini dapat membantu atau menjadi referensi pembaca untuk
menyelesaikan tugas. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi yang selalu berkembang merupakan dambaan semua orang. Baik pemerintah
maupun swasta mengharapkan organisasinya tumbuh dan berkembang dengan baik, sebab
dunia terus berkembang. Dengan perkembangan tersebut diharapkan organisasi mampu
bersaing dan berakselerasi dengan kemajuan zaman. Kenyataan menunjukkan bahwa
organisasi yang tidak mampu berakselerasi dengan kemajuan zaman akan tertinggal untuk
kemudian tenggelam tertelan zaman.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan suatu organisasi
adalah melalui hasil Penilaian Prestasi Kerja (PPK) yang ada pada organisasi tersebut. PPK
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Performance Appraisal. Dari PPK dapat dilihat
kinerja kerja organisasi yang dicerminkan oleh kinerja kerja pegawainya.
Hasil PPK dapat menunjukkan apakah SDM (pegawai) pada organisasi terebut telah
memenuhi sasaran/target sebagaimana yang dikehendaki oleh organisasi, baik secara
kuantitas maupun kualitas, bagaimana perilaku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya,
apakah cara kerja tersebut sudah efektif dan efisien, bagaimana penggunaan waktu kerja dan
sebagainya. Dengan informasi tersebut berarti hasil PPK merupakan refleksi dari
berkembang atau tidaknya organisasi.
Pada organisasi yang cukup maju, hasil PPK digunakan sebagai bahan pertimbangan
proses manajemen SDM seperti promosi, demosi, diklat, kompensasi, pemutusan hubungan
kerja dan sebagainya. Dijadikannya PPK sebagai bahan perimbangan sedikit banyaknya
memotivasi pegawsai untuk bekerja lebih giat lagi. Dengan demikian PPK merupakan salah
satu faktor kunci tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi.
Keinginan bangsa kita untuk menuju perbaikan kinerja kerja melalui PPK sudah ada. Hal
tersebut ditunjukkan oleh penggunaan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) di
seluruh organisasi pemerintah dan sebagian besar organisasi swasta. Namun sayangnya
kebanyakan pengelola PPK (departemen SDM/personalia) masih belum siap.
Fenomena yang kemudian muncul ke permukaan adalah PPK masih belum dianggap
penting. Anggapan tersebut ditunjang oleh sistem penilaian PPK yang masih bersifat
sembarangan sebagai akibat dari hasil PPK yang belum dijadikan bahan pertimbangan proses
manajemen SDM selanjutnya, seperti perencanaan karier, diklat, kompensasi, PHK, dan
sebagainya.
Di samping itu, PPK yang ada juga banyak memiliki kelemahan seperti : besarnya porsi
poin yang bersifat subyektif, penilaian yang dilakukan satu tahun sekali pada periode yang
sama dapat mengakibatkan bias, banyak organisasi yang belum memiliki uraian kerja yang
mantap yang mengakibatkan kesulitan di dalam membuat PPK, dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal di atas, maka materi Penilaian Prestasi Kerja (PPK) dalam
manajemen SDM merupakan bagian yang cukup penting untuk dikaji dan dipelajari.
Pembicaraan mengenai PPK memang menarik. Sebagai bagian dari Manajemen Sumber
Daya Manusia, PPK atau Performance Appraisal merupakan salah satu faktor kunci tumbuh
dan berkembangnya suatu organisas/perusahaan.
Hasil penilaian dapat menunjukkan apakah Sumber Daya Manusia (pegawai/karyawan)
pada organisasi/perusahaan tersebut sudah memenuhi target atau sasaran yang dikehendaki
baik secara kualitas maupun kuantitas, bagaimana perilaku pekerja dalam melakukan
pekerjaannya, apakah cara kerja tersebut sudah efektif dan efisien, bagaimana penggunaan
waktu kerja, dan sebagainya.
Ketidakakuratan hasil PPK dapat merusak atau mengganggu perencanaan sumber daya
manusia pada organisasi. Perencanaan karier, pengembangan karier, diklat, penambahan
tenaga kerja akan salah, bila hasil PPK tidak dapat menggambarkan kondisi pekerja yang
sebenarnya. Hasil PPK pegawai juga dapat dijadikan pertimbangan organisasi/perusahaan di
dalam memberikan kenaikan upah/bonus.
Hasil PPK tidak hanya berpengaruh pada organisasi, tapi juga berpengaruh pada individu
pegawai/ karyawan. PPK yang tidak didasarkan pada kriteria yang obyektifdapat
menimbulkan keresahan dan rasa tidak aman. Sebaliknya penilaian dengan cara yang tepat
dan standar atau target yang dinilai jelas dapat meningkatkan motivasi dan gairah kerja
pegawai.
Sehubungan dengan besarnya pengaruh hasil penilaian, maka perlu diupayakan agar
penilaian dilakukan seobyektif mungkin. Karenanya harus dihindari kemungkinan like or
slide dalam diri penilai saat melakukan penilaian prestasi kerja. Penghindaran tersebut dapat
dilakukan dengan pemilihan materi, teknik, metode dan frekuensi yang tetap dalam
melakukan penilaian prestasi kerja.
PEMBAHASAN
PT PERMATA TBK
Performance Checklist
Bobot Perilaku yang dinilai Ya Tidak
3. Metode penstiwa kritis (critical incident method) merupakan metode penilaian yang
mendasarkan pada catatan-catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan
sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan
ini disebut peristiwa-peristiwa kritis. Berbagai peristiwa tersebut dicatat oleh penyelia
selama periode evaluasi terhadap setiap karyawan. Metode peristiwa kritis sangat
berguna dalam memberikan umpan balik kepada karyawan, dan mengurangi kesalahan
kesan terakhir Kelemahan kelemahan metode ini adalah bahwa para atasan tidak
berminat mencatat peristiwa-peristiwa kritis atau cenderung mengada-ada, dan bersifat
subyektif.
1 Keterbukaan 4 2 3 4
2 Ketekunan belajar 3 4 4 3
3 Kerajinan 4 3 4 4
4 Kedisiplinan 5 4 4 5
5 Kerjasama 4 3 5 3
6 Kejujuran 4 4 3 4
7 Menepati janji 4 3 3 4
8 Kepedulian 3 4 3 4
9 Tanggung jawab 4 4 3 3
Total 35 31 30 34
PERUSAHAAN “BOLO”
Point Allocation Rating
100
Penilaian kinerja dengan orientasi masa depan ini menilai seberapa besar potensi pegawai
dan mampu untuk menetapkan kinerja yang diharapkan pada masa datang. Dalam meniti
kariernya, setiap pekerja ingin mengembangkan potensinya yang masih terpendam dan
belum digali sehingga menjadi kemampuan yang nyata dan efektif. Hal itu berarti bahwa
penilaian prestasi kerja seseorang tidak hanya ditujukan pada pengukuran kemampuan
melaksanakan tugas masa lalu dan masa kini, akan tetapi juga sebagai instrumen untuk
memprediksi potensi pegawai yang bersangkutan. Sehingga seorang pegawai dapat
menentukan rencana karier dan memilih metode yang tepat untuk pengembangan dirinya.
Berikut metode-metode penilaian yang berorientasi masa depan :
1. Penilaian diri
Metode ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan pengembangan diri.
Dalam metode ini, pegawai yang melakukan penilaian terhadap diri sendiri berusaha
seobjektif mungkin untuk menjelaskan, antara lain:
a. Apa tugas pokoknya,
b. Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut oleh tugas
c. Kaitan tugasnya dengan tugas orang lain,
d. Dalam hal apa pegawai yang bersangkutan merasa berhasil,
e. Kesulitan yang dihadapi,
f. Langkah perbaikan apa yang perlu ditempuh.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mencegah terjadinya perilaku membenarkan diri
(defensive behavior), yang artinya pegawai yang dinilai harus objektif dan jujur
2. Penilaian psikologikal
Proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk mengetahui potensi
seseorang yang dikaitkan dengan pelaksanaan pekerjaan, seperti kemampuan intelektual
dan motivasi. Penilaian biasanya dilakukan melalui serangkaian tes, misalnya
teskecerdasan, atau tes tertulis terutama untuk menilai potensi karyawan di masa yang
akan datang. Kelemahannya ialah lamban dan mahal, sehingga biasanya hanya untuk
kepentingan tingkat eksklusif saja.
3. Management by objective (MBO)
Pengertian Management by Objective (MBO) adalah metode penilaian kinerja karyawan
yang berorientasi pada pencapaian sasaran kerja. Inti pendekatan MBO adalah bahwa
setiap karyawan dan penyelia secara bersama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-
sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Kemudian dengan menggunakan
sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula.
4. Teknik Pusat Penilaian
Assessment center atau pusat penilaian adalah penilaian yang dilakukan melalui
serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh sejumlah penilai untuk mengetahui
potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar.
Dasar dari teknik ini berupa serangkaian latihan situasional, dimana latihan ini
berupa tugas manajemen yang disimulasikan dan meliputi teknik-teknik seperti bermain
peran, analisis kasus, wawancara dan tes psikologis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui sistem penilaian yang sempurna, diharapkan apa yang menjadi tujuan dari penilaian itu
sendiri bisa tercapai secara efektif. Penilaian prestasi sebenarnya tidak hanya untuk kepentingan
perubahan status Karyawan (dari status percobaan/kontrak akan menjadi tetap) atau untuk
kenaikan jabatan saja. Tapi juga bisa untuk menentukan mutasi, demosi, kenaikan gaji berkala
(kalau ada), perhitungan insentif, bonus dan bentuk reward yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Hani, 2015, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
https://reniiharleztiyani.wordpress.com/2014/07/06/metode-penilaian-prestasi-kerja/
https://www.karyaone.co.id/blog/performance-appraisal/