KATA PENGANTAR
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) STIA
Amuntai, Bapak Irza Setiawan, S.Sos yang memberikan kami ilmu tentang mata kuliah ini. Rasa
terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga makalah ini selesai.
Makalah kami yang bertema “Perencanaan Karir” yang berhubungan dengan mata kuliah MSDM
ini kami susun dari berbagai macam sumber. Kebanyakan sumber kami peroleh dari internet karena faktor
kemudahan dan efektifitas waktu yang kami inginkan. Makalah yang tersusun kurang sempurna ini kami
harapkan memiliki bahan yang memang diharapkan untuk dicari dengan kata lain kami mengharapkan
makalah ini berisi informasi yang bermanfaat untuk semua pembaca.
Sekali lagi kami ucapkan terimakasih untuk segala macam bantuan yang diberikan oleh pihak-
pihak yang berjasa dalam makalah ini. Semoga makalah dari kami bermanfaat dan dapat menjadi acuan
dalam perkuliahan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan.................................................................................................................. 2
A. Pengertian Karir..................................................................................................... 2
B. Perencanaan Karir................................................................................................. 3
A. Kesimpulan............................................................................................................ 7
B. Saran...................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 8
BAB I
A. Latar Belakang
Makalah ini ditulis berdasarkan dari tugas yang diberikan oleh dosen kami, namun selain itu juga
berdasarkan atas keingintahuan kami akan tema yang diberikan beliau. Kami ingin mengetahui masalah
pengertian dari penrencanaan karir itu sendiri, manfaat dari perencanaan karir dan segala bentuk yang
berkaitan dengan perencanaan karir.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang kami tulis, dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut :
A. Pengertian Karir
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab,
kekuasaan dan pendapatan seseorang (Bambang Wahyudi, 162). Pandangan yang lebih luas daripada
karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan
pengalaman sepanjang kehidupan seseorang (individually perceived sequence of attitudes and behaviors
associated with work-related activities and experiences over the span of a person’s life, Bernardin, 194).
Senada dengan itu Malthis menyatakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja
yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya (hal.342). Konsep baru tentang karir adalah protean career
yaitu karir yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan lingkungna kerja
seseorang (Noe, 378).
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja
yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari
berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana
organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana
rangkaiandari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu.
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93) terdapat dua pendekatan untuk
memahami makna karir, yaitu : pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (a property)
dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas
di dalam organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales
representative, manajer produk, manajer marketing distrik, manajer marketing regional, dan wakil
presiden divisional marketing dengan berbagai macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan.
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan
pekerjaan (work-related experiences) yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh
setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events. Salah satu contoh untuk
menjelaskannya melalui serangkaian posisi jabatan/pekerjaan, tugas atau kegiatan pekerjaan, dan
keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan (work-related decisions). Tidak hanya itu saja, juga mengenai
interpretasi subyektif tentang peristiwa yang berkaitan dengan pekerjaan (workrelated events) baik pada
masa lalu, kini dan mendatang seperti aspirasi pekerjaan, harapan, nilai, kebutuhan dan perasaan tentang
pengalaman pekerjaan tertentu.
Menurut Irianto (2001 : 94), pengertian karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen
obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan organisasi,
sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan
mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi
persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan).
Simamora (2001 : 504) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang
berbeda, antaralain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang subyektif,
karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari
perspektif yang obyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi
karena seseorang menjadi semakin tua. Kedua 15 perspektif tersebut terfokus pada individu dan
menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasibnya sehingga
individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang
berasal dari karirnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi
seseorang selama rentang hidupnya.
B. Perencanaan Karir
Cuningham mengatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menggabungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi
hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima dan digunakan dalam penyelesaian.
Jadi perencanaan karir dapat diartikan sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan yang merentang
sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke
dalam obyective events yang dapat dijadikan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku
dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian, atau dalam arti yang lebih
ringkas perencanaan karir merupakan proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir
untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :
a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan,
ataupunjangka karirnya (career anchor)
b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam
maupun di luar organisasi
d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karir
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas karir dengan
lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career path).
b. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir tradisional atau jalur
karir yang baru.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan/atau lokasi
geografis
e. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh perpindahan karir
vertical dan horizontal
f. Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan berkurangnya perputaran
karyawan
Ketiga hal tersebut sebelum diputuskan perlu direncaanakan sebelumnya untuk memilih apa yang terbaik
dan apa yang harus dilakukan. Khususnya dalam pembahasan ini akan diulas masalah Perencanaan Karir.
Merencanakan karir secara baik akan menentukan kita dalam meraih tujuan karir yang sesuai dengan
harapan dan memberikan kontribusi dalam kesuksesan hidup.
Karir sesungguhnya bukan sesuatu yang kita dapatkan, namun karir adalah sesuatu yang harus diciptakan
dan sebelumnya harus dirancang. Dalam pengertian ini karir itu sangat perlu dirancang, dengan perkataan
lain sangat perlu direncanakan.
Sarah Berry seorang konsultan karir mengatakan bahwa merencanakan karir itu bagaikan kita melihat
melalui telescope, melihat sesuatu yang jauh kemudian berusaha meneropongnya dan mengendalikannya
untuk terlihat lebih dekat. Jadi perencanaan karir dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan untuk
melihat masa depan, memvisualisasikannya sedemikian rupa untuk menetapkan apa yang kita inginkan
dan ingin kita capai dimasa depan.
Jadi karir lebih dari sekedar rangkaian suatu pekerjaan atau jabatan. Karir sesuatu yang menyangkut masa
depan dalam perspektif jangka panjang yang harus direncanakan sejak jauh-jauh hari, merencanakan
kemana kita ingin melangkah dan apa yang ingin kita capai. Lloyd L. Byars dan Leslie W. Rue
menyebutkan bahwa perencanaan karir adalah “process by which an individual formulates career goals
and develops a plan for reaching those goals.” Mereka membedakannya dengan apa yang disebut
pengembangan karir yaitu “an ongoing, formalized effort by an organization that focuses on developing
and enriching the organization’s human resources in light of both the employees’ and the organization’s
need.”
Hal penting yang perlu kita kutip dari pemahaman tersebut adalah perencanaan karir merupakan otoritas
individu sedangkan pengembangan karir merupakan otoritas organisasi dengan mempertimbangkan
secara bersama-sama kebutuhan karyawan dan kebutuhan organisasi.
Jadi sesungguhnya perencanaan karir berdimensi lebih luas dibandingkan dengan pengembangan karir.
Perencanaan karir sangat berkaitan dengan perencanaan jangka panjang karyawan itu sendiri yang tidak
dibatasi dalam suatu organisasi tertentu. Pengembangan karir dibatasi oleh kebutuhan dan kepentingan
organisasi. Sangat mungkin perencanaan karir seseorang melampaui pengembangan karir yang mampu
dilakukan oleh organisasi. Idealnya perencanaan karir sejalan dengan pengembangan karir. Namun, tidak
dapat dipungkiri kadang kala kedua hal tersebut saling bertolak belakang. Dalam kondisi ini manakala
pengembangan karir tidak sejalan dengan perencanaan karir, individu berhak mengambil keputusan
apakah tetap “stay” dalam organisasi atau “exit.”
· Menurut Mondy, melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan
minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan
merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan karir haruslah
sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia.
· Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan karir individual
(individual career planning) dan perencanaan karir organisasional (organizational career planning).
Perencanaan karir individual dan organisasional tidaklah dapat dipisahkan. Seorang karyawan yang
rencana karir individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi, cepat atau lambat karyawan
tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu, organisasi juga perlu menciptakan perencanaan
karir bagi karyawannya sehingga organisasi dapat berkembang dan karyawanpun terpenuhi
pengembangan karirnya.
Dan untuk merencanakan karir secara baik ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang realistis namun sekaligus
menantang akan menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang sangat muluk-muluk tanpa
memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan menimbulkan putus asa mengingat
kesulitan untuk mencapainya dan terasa musykil. Jadi untuk membangun motivasi dalam perencanaan
karir buatlah tujuan karir yang menantang sekaligus realistis.
2) Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki. Jika
ingin meniti karir dalam bidang tertentu, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda harus meningkatkan
pengetahuan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan pemasaran dan bersikap bagaikan
seorang marketer.
3) Keberhasilan pencapaian perencanaan karir ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki. Sejauh
mana orang lain mengenal diri kita, sejauh mana orang lain mengenal kemampuan kita. Jejaring juga akan
membuka akses, memberikan peluang bagi kita untuk lebih meningkatkan pencapaian karir. Tentu hal ini
tetap harus berlandaskan motivasi dan kompetensi.
4) Peluang adalah faktor yang relatif ”uncontrollabel,” diluar kendali kita. Namun, kita dituntut jeli
melihatnya, sering disebut peluang jarang berulang dua kali, begitu diperoleh kita harus jeli melihatnya
dan segera menangkap apabila hal tersebut selaras dengan perencanaan karir yang telah dibuat.
5) Berikutnya adalah konsistensi dan feksibilitas. Sengaja kedua hal ini penulis satukan, mengingat
disatu sisi hal ini sesungguhnya tidak saling terpisahkan namun disisi lain kita pun harus jeli kapan harus
tetap konsisten dan kapan bisa fleksibel. Menurut penulis kita harus tetap konsisten jika menyangkut nilai
dasar kita dalam merencanakan karir, nilai adalah prinsip dan harus ditegakkan secara konsisten. Selain
itu untuk tujuan yang bersifat jangka panjang kita pun harus konsisten. Namun, kita bisa fleksibel apabila
hal itu lebih bersifat teknis, operasional dan bersifat ”temporary” atau berjangka pendek. Jika menyangkut
kompetensi anda harus konsisten dengan ”core competency” yang dimiliki, namun dapat lebih fleksibel
untuk ”functional competency” atau ”specific competency.”
1. Menurunkan tingkat perputaran karyawan (turnover), dimana perhatian terhadap karir individual
dalam perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan di
mana mnereka bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan tingkat perputaran karyawan.
2. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan dapat mendorong semangat
kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
3. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di masa yang akan
datang.
4. Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur potensial
karir di dalam suatu organisasi.
8. Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karir memberikan keberanian kepada
karyawan untuk melangkah maju kemampuan potensial mereka karena mereka mempunyai tujuan karir
yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan pekerja untuk lowongan di masa depan.
10. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui, perencanaan karir dapat
membantu anggota kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting, persiapan ini akan membantu
pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
BAB III
A. Kesimpulan
Perencanaan karir berhubungan erat dengan masa depan perusahaan atau individu sendiri, karena
perencanaan karir yang berarti proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk
mencapai tujuan yang direncanakan merupakan suatu gambaran masa depan perusahaan atau individu
tersebut. Semakin bagus rencananya maka semakin bagus pula hasil dari rencana tersebut, dan sebaliknya
semakin jelek suatu rencana individu atau perusahaan maka hasil yang didapatkan juga buruk.
Perencanaan karir memiliki banyak manfaat, selain untuk menata masa depan perencanaan karir juga
berfungsi untuk kedisiplinan dalam bekerja, karena perencanaan karir dapat menjadi patokan dan cambuk
motivasi agar rencana tersebut dapat dicapai.
B. Saran
Sebaiknya rencanakanlah terlebih dahulu karir anda agar masa depan anda lebih terfokus dan lebih
terencana untuk dicapai. Jika berkarir tanpa rencana maka hasilnya tidak akan terarah dan bisa jadi karir
anda akan menjadi hancur.
DAFTAR PUSTAKA
http://anapriyangga.blogspot.com/2010/09/perencanaan-dan-pengembangan-karir.html
http://indosdm.com/perencanaan-karir-menyelaraskan-alur-karir-dan-tujuan-karir-dengan-pengembangan-
karir-dan-kebutuhan-karyawan
http://www.jawaban.com/index.php/money/detail/id/82/news/070626153900/limit/0/
http://habahate.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karir.html
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/07/06/definisi-karier/
http://artikel-manajemen.blogspot.com/2009/02/perencanaan-karir.html
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/definisi-perencanaan.html