GLOBALISASI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sebagai dasar Negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia,
Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Nilai yang ada
dalam Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat identifikasi dengan
melihat prilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkah
laku sehari-hari.. Globalisasi yang menjadikan semua Negara seakan tiada batas.
Untuk itu perlunya Pancasila sebagai penyaring dari arus globalisasi. Perlunya
pembudayaan nilai-nilai Pancasila tidak sekedar memahami saja, namun harus
dihayati dan diwujudkan dalam pengalamannya oleh setiap diri pribadi dan seluruh
masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan untuk melaksanakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila.1
Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa diharapkan
memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertahan pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara Indonesia.
Dengan berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa disaring
sehingga generasi muda bisa menjadi generasi yang benar-benar cinta pada tanah air
Indonesia apapun keadaanya.
Terkait dengan hal itu, makalah ini akan membahas tentang Eksistensi
Pancasila di kalangan generasi muda Indonesia di era globalisasi. Makalah ini
bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang terjadi akibat pudarnya rasa
nasionalisme dan patriotisme generasi muda di era globalisasi, menganalisis peran
generasi muda dalam menumbuhkan rasa nasionalisme untuk tetap menjaga eksistensi
Pancasila di era globalisasi.
1
“Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan”, Vol 2. No 1(2017), http;//doi.org/10.24269/v2.n1.2017.59-72
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah Pancasila hingga saat ini?
2. Apa pengertian globalisasi?
3. Bagaimana dampak globalisasi bagi Indonesia?
4. Apa saja masalah-masalah yang terjadi akibat pudarnya rasa nasionalisme dan
patriotisme generasi muda di era globalisasi?
5. Bagaimana peran generasi muda dalam menumbuhkan rasa nasionalisme untuk
menghadapi tantangan eksistensi Pancasila di era globalisasi?
C. TUJUAN
Bertujuan untuk mengetahui apa saja tantangan-tantangan yang Pancasila
hadapi agar tetap terjaga keeksistensiannya di era Globalisasi di saat banyaknya
budaya asing yang masuk di negara Indonesia dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menanganinya.
D. MANFAAT
Bermanfaat sebagai referensi semua pembaca untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Eksistensi
Pancasila di Era Globalisasi, serta memberikan gambaran kepada generasi muda akan
pentingnya pancasila di era globalisasi.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PANCASILA
Sejarah kelahiran Pancasila bermula dari kekalahan Jepang saat Perang Pasifik. Untuk
menarik simpati masyarakat Indonesia, pihak penjajah Jepang kemudian menjanjikan
kemerdekaan Indonesia dengan membentuk lembaga untuk mempersiapkan segala hal
berkaitan dengan pembentukan NKRI. Lembaga ini dinamakan Dokuritsu Junbi Cosakai atau
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sidang pertama
BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 bertempat di Gedung Chuo
Sang In (sekarang Gedung Pancasila) yang membahas agenda mengenai tema dasar negara.
Kemudian tepat pada tanggal 1 Juni 1945, Presiden Ir. Soekarno menyampaikan ide dan
gagasannya terkait dasar negara Indonesia yang dinamakan “Pancasila”. Panca berarti lima,
dan sila berarti prinsip atau asas. Para peseta sidang menerima pidato dan pengajuan asas
Pancasila yang dicetuskan Ir. Soekarno secara aklamasi. Dalam pidatonya, Bung Karno
menyebutkan lima sila sebagai dasar negara Indonesia, yaitu:
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan
3. Demokrasi
4. Keadilan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sebagai tindak lanjut, BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut Panitia
Sembilan untuk merumuskan Pancasila dan menyusun Undang-Undang Dasar yang
berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Panitia Sembilan terdiri dari Soekarno,
Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus
Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.
Pada sidang PPKI 18 Agustus 1945, Pancasila ditetapkan sebagai dasar ideologi
negara Indonesia bersamaan dengan penetapan Rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh
4
UUD 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah. Adapun Bunyi
Pancasila yang berlaku hingga kini adalah:
Kelima sila inilah yang digunakan oleh pancasila bagi bangsa Indonesia sebagai dasar
negara. Namun seiring dengan perkembangan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sejak
era reformasi, bahkan sampai sekarang, membicarakan tentang Pancasila kadang-kadang
masih sering dianggap sebagai keinginan dan kerinduan untuk kembali ke kejayaan masa
Orde Baru. Bahkan ada sebahagian orang yang memandang sinis terhadap Pancasila, karena
dianggap sebagai sesuatu yang salah. Adanya anggapan tersebut wajar saja terjadi, karena di
Era Orde Baru, Pancasila telah terjadi penyelewengan dengan menjadikan Pancasila sebagai
legitimasi ideologis dalam rangka mempertahankan dan memperluas kekuasaannya secara
masif. 2
5
Sebaliknya Pancasila harus diperlakukan dengan secara benar dan wajar dan konsekuen,
dalam konteks kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara.
Tak hanya itu, diharapkan semua warga negara Indonesia tak terkecuali, baik sebagai
rakyat biasa atau sebagai Pejabat sekalipun, memahami dan menghayati serta mengamalkan
dengan sebaik-baiknya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga apa yang
dicita-citakan, sebagaimana ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat
menjadi kenyataan di negara yang kita cintai ini.3
B. PENGERTIAN GLOBALISASI
Arus globalisasi tidak mungkin dihentikan. Berjalannya globalisasi tidak terlepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penyebabnya. Dampaknya juga tidak
bisa dihindarkan. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesi, globalisasi memiliki
dampak positif dan negatif. Banyak pihak berpendapat globalisasi berawal di era modern,
beberapa pakar lainnya bahkan berhasil melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat globalisasi
bisa jadi mulai muncul di milenium ketiga sebelum Masehi.
Globalisasi sebenarnya belum memiliki definisi yang tepat, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Globalisasi
dipandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan
suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.Globalisasi identik dengan istilah global village
atau desa global, di mana batas-batas wilayah negara seolah menjadi pudar bahkan seperti
hilang alias jadi tanpa batas akibat kemajuan teknologi alat komunikasi dan transportasi.
3
Ibid, hlm 4-5
4
Ambiro Puji Asmaroini, M.P, diakses dari https://www.readcube.com/articles/10.24269/v2.n1.2017.59-72,
pada tanggal 15 Oktober 2021, pukul 19.45
6
Mengapa batas negara seolah pudar bahkan lenyap. Batas negara disebut pudar karena semua
orang bisa mengunjungi negara manapun dengan sangat mudah karena bantuan alat
transportasi modern.
C. DAMPAK GLOBALISASI
Dampak Positif Globalisasi bagi Indonesia
1. Semangat kompetitif untuk mengikuti arus globalisasi suatu Negara dituntut mampu
bersaing di dunia internasional.
2. Kemudahan dan kenyamanan hidup Globalisasi dengan kemajuan di bidang
informasi, komunikasi dan transportasi telah memberi kemudahan dan kenyamanan
masyarakat.
3. Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaanInformasi mengenai keprihatinan dan
penderitaansejumlah manusia di suatu Negara, memotivasi pemerintah di Negara lain
untuk ikut membantu meringankan penderitaan yang dirasakan sesamanya.
4. Kesadaran dalam kebersamaanToleransi dan solidaritas antar bangsa berkembang
menjadi kesadaran dalam kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah, dimana
ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempa
tinggal bagi umat manusia.
5. Menumbuhkan sikap terbukaSikap terbuka ini untuk mengenal dan menghormati
perbedaan, kelebihan, dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun bangsa
yang hidup di wilayah Negara lain.
6. Globalisasi memberi tawaran baru Globalisasi memberikan tawaran baru barupa
kesematan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya melalui jaringan
internet
7. Terbukanya mobilitas sosialKemajuan transportasi mendorong mobilitas sosial yang
semakin terbuka dimana jarak tidak lagi menjadi permasalahan.
8. Hujan barang dari luar negeri yang menawarkan harga murah dan barang kualitas
mewah membuat para produsen lokal putar otak agar bisa menyaingi produk luar
negeri. Hal ini tentu saja meningkatkan kreatifitas dan memantik inovatif di kalangan
masyarakat luas.
9. Mudah mendapatkan barang dari luar negeri dengan harga terjangkau. Tak bisa
dipungkiri jika barang dari negeri Tirai bambu china kini merajai pasar dalam negeri.
dengan harga terjangkau dan kualitas istimewa kita bisa mendapatkan barang-barang
tersebut. sudah banyak distributor yang bermain di barang import china.
7
10. Bertambahnya jenis lapangan pekerjaan akibat adanya investasi asing dari luar negeri.
Meningkatnya investasi luar negeri membuat lapangan kerja terbuka dimana- mana
dan ini jelas menguntungkan karena bisa menyedot banyak pengangguran.
11. Terbukanya kesempatan bekerja di luar negri
Bekerja di luar negeri menjadi hal yang tak lagi ribet sekarang. Banyak agen yang
menyalurkan tenaga kerja di luar negeri.
5
Ahmad, Pengertian Globalisasi : Proses, Karakteristik, dan Dampak Globalisasi, diakses dari
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-globalisasi/ , pada tanggal 15 Oktober 2021, pukul 20.17
8
7. Mudah terpengaruh budaya luar negeri sehingga melupakan budaya lokal. Seperti
halnya yang kini sedang terjadi. Gelombang budaya korea tengah melanda. Remaja
mulai menggandrungi segala hal berbau korea, dari mulai musik, drama , baju bahkan
makanan. Ketika menyantap makanan korea dianggap lebih keren dibanding
menyantap gudeg misalnya maka itu menjadi dampak negatif dari globalisasi.
8. Melupakan budaya lokal karena dianggap kuno. Akhir- akhir ini budaya Indonesia
mulai ditinggalkan oleh anak muda. Mereka lebih merasa bangga bisa menirukan
tarian luar negeri dibanding tarian Indonesia.
9. Kemudahan berkomunikasi lewat teknologi mengurangi pertemuan tatap muka.
Padahal, dengan bertatap muka secara langsung dapat membentuk cara berkomunikasi
yang lebih baik sekaligus sarana untuk bersosialisasi.
10. Sebagian anak sedari kecil sudah kecanduan gadget, biasanya dominan pasif dan tidak
cakap bersosialisasi.
Selain adanya dampak positif dan dampak negatif. Era Globalisasi juga menimbulkan
penyimpangan-penimpangan terhadap sila-sila di Pancasila.
9
Selanjutnya mengenai keadilan, banyak fakta-fakta mengenai ketidakadilan
yang di lakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini.
Tidak perlu jauh-jauh, saat ini dapat kita lihat pada kelompok belajar kita saja
sebagai faktanya. Dalam kelompok belajar PPKN misalnya, tugas PPKN membuat
makalah secara kelompok ketidak adilan selalu kita rasakan. Hal tersebut karena
sebenarnya yang mengerjakan tugas kelompok dari 8 anggota kelompok, hanya 3
orang saja dan yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia menginginkan
mendapatkan nilai yang sama.
10
kepemimpinan pada setiap individu adalah karena sifat leadership mampu menambah
motivasi dan semangat hidup, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Memperbaiki hubungan dengan orang lain. Membantu meringankan masalah dengan
lebih banyak berpikir positif. Mampu memahami orang lain.
Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat millenial saat ini dan
kedepan menjadi satu tantangan yang kritis.Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir.Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari
para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman
kepemimpinan hanya ada di lingkungan kerajaan.Namun seiring perkembangan zaman,
banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan kondisi lingkungan pada saat itu.
Oleh sebab itu sangat lah penting bagi generasi millenial sekarang menerapkan sifat
kepemimpinan agar suatu hari nanti dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang berkualitas
tinggi dimasa yang akan datang. Berikut adalah cara menumbuhkanrasa kepemimpinan untuk
generasi millenial yang berkualitas tinggi :
1. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi Memilki rasa percaya diri yang tinggi menjadi
modal utama sebagai seorang pemimpin. Logikanya apabila kita tidak memilki rasa
percaya diri yang tinggi maka orang laintidak ada dasar untuk bisa mempercayai diri
kita.
2. Menambah wawasan Untuk menjadi seorang memimpin diperlukan pengetahuan yang
luas mulai dari manajemen tim, berkomunikasi yang baik dan efektif, teknik lobi,
11
pemecahan masalah, hingga pengetahuan tentang bidang yang akan ditangani.
Pengetahuan luas bisa kita peroleh dengan banyak membaca, ikut pelatihan, hingga
belajar dan berkonsultasi kepada ahlinya.
3. Berani mengutarakan pendapat Berani mengutarakan aspirasi yang ingin kita
sampaikan.Untuk menjadi Pemimpin millenial tidak boleh takut akan kritikan karena
setiap orang memiliki pendapat yang berbeda.
4. Jangan takut mencoba Kita akan mengetahui suatu kegagalan ketika sudah mencoba
melakukan sutau prosesnya, begitu juga kita mengetahui keberhasilan ketika sudah
mencoba melewati prosesnya.7
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah Pancasila mengalami banyak sekali
perkembangan mulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Dalam
7
Ibid,hlm 31-33
12
perkembangan di Era Globalisasi, Pancasila menghadapi banyak tantangan dengan
adanya dampak negatif dan dampak positif dari Globalisasi. Sehingga diperlukan
peran para generasi muda untuk tetap menjaga eksistensi Pancasila di era Globalisasi
dengan baik
B. SARAN
Melalui makalah ini, diharapkan para pembaca terutama generasi muda dapat
dijadikan sebagai bahan belajar dan penyemangat untuk terus menjaga eksistensi
pancasila di era Globalisasi serta terus tetap mencintai tanah air.
DAFTAR PUSTAKA
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97406410605912110
13
https://www.suara.com/news/2021/05/27/073131/sejarah-lahirnya-pancasila-
sebagai-dasar-negara-indonesia-yang-sah?page=all
https://www.readcube.com/articles/10.24269/v2.n1.2017.59-72
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-globalisasi/
https://www.google.com/search?
q=cara+generasi+muda+menghadapi+globalisasi&rlz=1C1GGRV_enID784ID784&
sxsrf=AOaemvLIB_gZPt5FcEqwBbSsnXm7d7KObg
%3A1634310337637&ei=wZhpYdizJoj8rQHe4YiQCw&oq=cara+generasi+muda+m
enghadapi+globalisasi&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYADIGCAAQFhAeOgcIIxCwAx
AnOgcIABBHELADOgcIIxDqAhAnOgQIIxAnOgoILhDHARCvARAnOggIABCABBCx
AzoICAAQsQMQgwE6CAguELEDEIMBOggILhCABBCxAzoECAAQQzoFCAAQgA
Q6CggAELEDEIMBEEM6BwghEAoQoAE6CAgAEAgQDRAeSgQIQRgAUITQB1j_p
Ahg5bkIaAJwAngAgAHzAYgB4yCSAQYyLjI5LjGYAQCgAQGwAQrIAQnAAQE&scli
ent=gws-wiz
14