Anda di halaman 1dari 14

TANTANGAN YANG DIHADAPI PANCASILA DI ERA

GLOBALISASI

DISUSUN OLEH : ADILLA PINASTI

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA


INGGRIS

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sebagai dasar Negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia,
Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Nilai yang ada
dalam Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat identifikasi dengan
melihat prilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkah
laku sehari-hari.. Globalisasi yang menjadikan semua Negara seakan tiada batas.
Untuk itu perlunya Pancasila sebagai penyaring dari arus globalisasi. Perlunya
pembudayaan nilai-nilai Pancasila tidak sekedar memahami saja, namun harus
dihayati dan diwujudkan dalam pengalamannya oleh setiap diri pribadi dan seluruh
masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan untuk melaksanakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila.1
Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa diharapkan
memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertahan pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara Indonesia.
Dengan berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa disaring
sehingga generasi muda bisa menjadi generasi yang benar-benar cinta pada tanah air
Indonesia apapun keadaanya.
Terkait dengan hal itu, makalah ini akan membahas tentang Eksistensi
Pancasila di kalangan generasi muda Indonesia di era globalisasi. Makalah ini
bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang terjadi akibat pudarnya rasa
nasionalisme dan patriotisme generasi muda di era globalisasi, menganalisis peran
generasi muda dalam menumbuhkan rasa nasionalisme untuk tetap menjaga eksistensi
Pancasila di era globalisasi.

1
“Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan”, Vol 2. No 1(2017), http;//doi.org/10.24269/v2.n1.2017.59-72

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah Pancasila hingga saat ini?
2. Apa pengertian globalisasi?
3. Bagaimana dampak globalisasi bagi Indonesia?
4. Apa saja masalah-masalah yang terjadi akibat pudarnya rasa nasionalisme dan
patriotisme generasi muda di era globalisasi?
5. Bagaimana peran generasi muda dalam menumbuhkan rasa nasionalisme untuk
menghadapi tantangan eksistensi Pancasila di era globalisasi?

C. TUJUAN
Bertujuan untuk mengetahui apa saja tantangan-tantangan yang Pancasila
hadapi agar tetap terjaga keeksistensiannya di era Globalisasi di saat banyaknya
budaya asing yang masuk di negara Indonesia dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menanganinya.
D. MANFAAT
Bermanfaat sebagai referensi semua pembaca untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Eksistensi
Pancasila di Era Globalisasi, serta memberikan gambaran kepada generasi muda akan
pentingnya pancasila di era globalisasi.

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PANCASILA

Pancasila merupakan dasar ideologi yang menyatukan pandangan hidup masyarakat di


Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Panca berarti lima dan Sila berarti
asas atau prinsip.  Tanggal 1 Juni, diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila di Indonesia.
Pidato Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang mengemukakan
konsep awal Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Sejarah kelahiran Pancasila bermula dari kekalahan Jepang saat Perang Pasifik. Untuk
menarik simpati masyarakat Indonesia, pihak penjajah Jepang kemudian menjanjikan
kemerdekaan Indonesia dengan membentuk lembaga untuk mempersiapkan segala hal
berkaitan dengan pembentukan NKRI. Lembaga ini dinamakan Dokuritsu Junbi Cosakai atau
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sidang pertama
BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 bertempat di Gedung Chuo
Sang In (sekarang Gedung Pancasila) yang membahas agenda mengenai tema dasar negara.

Kemudian tepat pada tanggal 1 Juni 1945, Presiden Ir. Soekarno menyampaikan ide dan
gagasannya terkait dasar negara Indonesia yang dinamakan “Pancasila”. Panca berarti lima,
dan sila berarti prinsip atau asas. Para peseta sidang menerima pidato dan pengajuan asas
Pancasila yang dicetuskan Ir. Soekarno secara aklamasi. Dalam pidatonya, Bung Karno
menyebutkan lima sila sebagai dasar negara Indonesia, yaitu:

1. Kebangsaan
2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan
3. Demokrasi
4. Keadilan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sebagai tindak lanjut, BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut Panitia
Sembilan untuk merumuskan Pancasila dan menyusun Undang-Undang Dasar yang
berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Panitia Sembilan terdiri dari Soekarno,
Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus
Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.

Pada sidang PPKI 18 Agustus 1945, Pancasila ditetapkan sebagai dasar ideologi
negara Indonesia bersamaan dengan penetapan Rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh

4
UUD 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah. Adapun Bunyi
Pancasila yang berlaku hingga kini adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang DIpimpin Oleh Hikmat, Kebijaksanaan, dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kelima sila inilah yang digunakan oleh pancasila bagi bangsa Indonesia sebagai dasar
negara. Namun seiring dengan perkembangan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sejak
era reformasi, bahkan sampai sekarang, membicarakan tentang Pancasila kadang-kadang
masih sering dianggap sebagai keinginan dan kerinduan untuk kembali ke kejayaan masa
Orde Baru. Bahkan ada sebahagian orang yang memandang sinis terhadap Pancasila, karena
dianggap sebagai sesuatu yang salah. Adanya anggapan tersebut wajar saja terjadi, karena di
Era Orde Baru, Pancasila telah terjadi penyelewengan dengan menjadikan Pancasila sebagai
legitimasi ideologis dalam rangka mempertahankan dan memperluas kekuasaannya secara
masif. 2

Kemudian melalui perjalanan panjang negara Indonesia sejak kemerdekannya hingga


saat sekarang ini, Pancasila ikut berproses pada kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila tetap
sebagai Dasar Negara, sekalipun interpretasi dan perluasan maknanya terkadang
dipergunakan untuk kepentingan politik penguasa yang silih berganti. Namun pada akhirnya
kesepakatan bangsa sudah mulai terwujud kembali pada masa kini, yaitu yang ditandai
dengan dikeluarkannya ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
MPR RI No. II/MPR/ 1978, tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka
Prasetya Pancasila), dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Di
mana pada pasal 1 dari ketetapan tersebut menyatakan, bahwa Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam 5 Pembukaan UUD 1945, adalah merupakan Dasar Negara dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten, dalam seluruh proses
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian diharapkan agar tidak lagi terulang
berbagai kesalahan dalam memperlakukan Pancasila, seperti yang terjadi di masa silam.
2
DRS. H.M. ALWI KADERI, M.Pd.I, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, (Banjarmasin: Antasari
Press,2015),hlm 1-2.

5
Sebaliknya Pancasila harus diperlakukan dengan secara benar dan wajar dan konsekuen,
dalam konteks kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara.

Tak hanya itu, diharapkan semua warga negara Indonesia tak terkecuali, baik sebagai
rakyat biasa atau sebagai Pejabat sekalipun, memahami dan menghayati serta mengamalkan
dengan sebaik-baiknya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga apa yang
dicita-citakan, sebagaimana ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat
menjadi kenyataan di negara yang kita cintai ini.3

B. PENGERTIAN GLOBALISASI

Globalisasi merupakan gejala mengglobalnya sosio-cultural antar bangsa sehingga kultur


antar bangsa di dunia seolah-olah melebur menjadi kultur dunia (global). Akibatnya
hubungan antar bangsa semakin dekat.Globalisasi biasa dikait-kaitkan dengan kemajuan
teknologiinformasi, spekulasi dalam pasar uang, meningkatnyaarus modal lintas Negara,
pemasaran massal, peanasan global, era perusahaan multinasional hilangnya batas-batas antar
Negara dan kian melemahnya kekuasaan Negara (Budiono, dalam Suparlan 2012).4

Arus globalisasi tidak mungkin dihentikan. Berjalannya globalisasi tidak terlepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penyebabnya. Dampaknya juga tidak
bisa dihindarkan. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesi, globalisasi memiliki
dampak positif dan negatif. Banyak pihak berpendapat globalisasi berawal di era modern,
beberapa pakar lainnya bahkan berhasil melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat globalisasi
bisa jadi mulai muncul di milenium ketiga sebelum Masehi.

Globalisasi sebenarnya belum memiliki definisi yang tepat, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Globalisasi
dipandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan
suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.Globalisasi identik dengan istilah global village
atau desa global, di mana batas-batas wilayah negara seolah menjadi pudar bahkan seperti
hilang alias jadi tanpa batas akibat kemajuan teknologi alat komunikasi dan transportasi.

3
Ibid, hlm 4-5
4
Ambiro Puji Asmaroini, M.P, diakses dari https://www.readcube.com/articles/10.24269/v2.n1.2017.59-72,
pada tanggal 15 Oktober 2021, pukul 19.45

6
Mengapa batas negara seolah pudar bahkan lenyap. Batas negara disebut pudar karena semua
orang bisa mengunjungi negara manapun dengan sangat mudah karena bantuan alat
transportasi modern.

C. DAMPAK GLOBALISASI
Dampak Positif Globalisasi bagi Indonesia
1. Semangat kompetitif untuk mengikuti arus globalisasi suatu Negara dituntut mampu
bersaing di dunia internasional.
2. Kemudahan dan kenyamanan hidup Globalisasi dengan kemajuan di bidang
informasi, komunikasi dan transportasi telah memberi kemudahan dan kenyamanan
masyarakat.
3. Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaanInformasi mengenai keprihatinan dan
penderitaansejumlah manusia di suatu Negara, memotivasi pemerintah di Negara lain
untuk ikut membantu meringankan penderitaan yang dirasakan sesamanya.
4. Kesadaran dalam kebersamaanToleransi dan solidaritas antar bangsa berkembang
menjadi kesadaran dalam kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah, dimana
ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempa
tinggal bagi umat manusia.
5. Menumbuhkan sikap terbukaSikap terbuka ini untuk mengenal dan menghormati
perbedaan, kelebihan, dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun bangsa
yang hidup di wilayah Negara lain.
6. Globalisasi memberi tawaran baru Globalisasi memberikan tawaran baru barupa
kesematan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya melalui jaringan
internet
7. Terbukanya mobilitas sosialKemajuan transportasi mendorong mobilitas sosial yang
semakin terbuka dimana jarak tidak lagi menjadi permasalahan.
8. Hujan barang dari luar negeri yang menawarkan harga murah dan barang kualitas
mewah membuat para produsen lokal putar otak agar bisa menyaingi produk luar
negeri. Hal ini tentu saja meningkatkan kreatifitas dan memantik inovatif di kalangan
masyarakat luas.
9. Mudah mendapatkan barang dari luar negeri dengan harga terjangkau. Tak bisa
dipungkiri jika barang dari negeri Tirai bambu china kini merajai pasar dalam negeri.
dengan harga terjangkau dan kualitas istimewa kita bisa mendapatkan barang-barang
tersebut. sudah banyak distributor yang bermain di barang import china.

7
10. Bertambahnya jenis lapangan pekerjaan akibat adanya investasi asing dari luar negeri.
Meningkatnya investasi luar negeri membuat lapangan kerja terbuka dimana- mana
dan ini jelas menguntungkan karena bisa menyedot banyak pengangguran.
11. Terbukanya kesempatan bekerja di luar negri
Bekerja di luar negeri menjadi hal yang tak lagi ribet sekarang. Banyak agen yang
menyalurkan tenaga kerja di luar negeri.

Dampak Negatif Globalisasi bagi Indonesia


1. Mudahnya mendapatkan barang dari luar negeri membuat pasar nasional akan
dikuasai barang-barang impor. Apalagi jika konsumen lebih menyukai produk luar
negeri maka jatuhlah pada pedagang lokal.
2. Memicu konsumerisme atau gaya hidup tidak hemat di masyarakat. Maraknya demam
korea di kalangan anak muda membuat mereka membidik style Korea. Kecintaan
mereka pada band- band korea menyebabkan mereka jor-joran membeli merchandise
artis favorit mereka. Berapapun harga yang dipasang tak lagi jadi keluhan. itulah
mengapa Indonesia dianggap pasar menjanjikan bagi mereka
3. Masuknya tenaga asing dalam jumlah besar sehingga mendominasi tenaga kerja lokal.
Kemudahan masuknya tenaga kerja asing ke negeri kita menyebabkan tenaga asing
dalam jumlah besar menyerbu Indonesia. bahkan di dunia entertaiment kita sudah
mulai terbiasa melihat artis luar negeri. Banyak warga negara asing yang mulai
memiliki tempat di hati warga Indonesia.
4. Matinya usaha-usaha lokal karena penjualan barang dari luar negeri
Jika barang dari luar negeri terus membanjiri Indonesia, maka bukan tidak mungkin
akan membuat pengusaha lokal gulung tikar. Gagal bersaing dengan produk luar
membuat para pedagang terjungkal.
5. Dengan adanya globalisasi ini, segala hal jadi dipermudah dengan adanya
kemunculan E-Commerce, kontrak elektronik dan lainnya. Namun, hal tersebut jga
membuat semakin banyaknya kejahatan dunia maya. 5
6. Jika gagal memahami modernisasi akan mengakibatkan seperti kenakalan remaja
akibat meniru tayangan di dunia maya.
Berseliwerannya tayangan di televisi atau internet membuat membuat remaja
menerima dengan mudah menyerap hal negatif dari tayangan tersebut.

5
Ahmad, Pengertian Globalisasi : Proses, Karakteristik, dan Dampak Globalisasi, diakses dari
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-globalisasi/ , pada tanggal 15 Oktober 2021, pukul 20.17

8
7. Mudah terpengaruh budaya luar negeri sehingga melupakan budaya lokal. Seperti
halnya yang kini sedang terjadi. Gelombang budaya korea tengah melanda. Remaja
mulai menggandrungi segala hal berbau korea, dari mulai musik, drama , baju bahkan
makanan. Ketika menyantap makanan korea dianggap lebih keren dibanding
menyantap gudeg misalnya maka itu menjadi dampak negatif dari globalisasi.
8. Melupakan budaya lokal karena dianggap kuno. Akhir- akhir ini budaya Indonesia
mulai ditinggalkan oleh anak muda. Mereka lebih merasa bangga bisa menirukan
tarian luar negeri dibanding tarian Indonesia.
9. Kemudahan berkomunikasi lewat teknologi mengurangi pertemuan tatap muka.
Padahal, dengan bertatap muka secara langsung dapat membentuk cara berkomunikasi
yang lebih baik sekaligus sarana untuk bersosialisasi.
10. Sebagian anak sedari kecil sudah kecanduan gadget, biasanya dominan pasif dan tidak
cakap bersosialisasi.

Selain adanya dampak positif dan dampak negatif. Era Globalisasi juga menimbulkan
penyimpangan-penimpangan terhadap sila-sila di Pancasila.

1. Penyimpangan sila pertama.


Saat ini kita menjumpai generasi muda yang tidak bertaqwa kepada Tuhan
YME.Misalnya: meninggalkan ibadah, melanggar peraturan agama, menganggap
dirinya sebagai Tuhan atau Rasul, dan lain sebagainya
2. Penyimpangan sila kedua
Sekarang ini kita temuidiantara pemuda Indonesia yang tidak memanusiakan
manusia lain sebagai mana mestinya. Misalnya: kasus pembunuhan, perampokan,
pemerkosaan, dan lain sebagainya.
3. Penyimpangan sila ketiga
Memudarnya rasa persatuan dan kesatuan yang terjadi pada
masyarakatIndonesia saat ini. Misalnya: tawuran antar pelajar, bentrok antar warga
seperti perang sampit, bentrok antar suku seperti kisah perang sampit, dan lain
sebagainya.
4. Penyimpangan sila keempat
Demokrasi selayaknya dilaksanakan dengan sehat. Fenomena yang terjadi saat
ini masih adanya money politic di kalangan masyarakat yang biasa dijumpai pada saat
pemilihan kepala desa, pemilihan bupati atau walikota.
5. Penyimpangan sila kelima

9
Selanjutnya mengenai keadilan, banyak fakta-fakta mengenai ketidakadilan
yang di lakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini.
Tidak perlu jauh-jauh, saat ini dapat kita lihat pada kelompok belajar kita saja
sebagai faktanya. Dalam kelompok belajar PPKN misalnya, tugas PPKN membuat
makalah secara kelompok ketidak adilan selalu kita rasakan. Hal tersebut karena
sebenarnya yang mengerjakan tugas kelompok dari 8 anggota kelompok, hanya 3
orang saja dan yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia menginginkan
mendapatkan nilai yang sama.

D. PERAN GENERASI MUDA UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN DI ERA


GLOBALISASI
Wikepedia menterjemahkan Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y
atau Generasi Langgas) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X).
Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli
dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok
ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X
yang tua.
Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil
terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer. Jumlah
remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Fakta
tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bias dilepaskan dari
menonton video secara daring. Teknologi juga membuat para generasi internet
tersebut mengandalkan media social sebagai 26 tempat mendapatkan informasi. Saat
ini, media social telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi
masyarakat.6
Dengan semua penjabaran yang telah dijalaskan diatas, maka diperlukan
upaya yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan Pancasila di Era
Globalisasi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara menumbuhkan
sifat kepemimpinan pada setiap generasi muda Indonesia. Pentingnya sifat
6
Dr (C). Irjus Indrawan, S.Pd.I., M.Pd.I Hadion Wijoyo, S.E.,S.H.,S.Sos.,S.Pd.,M.H.,M.M.,Ak.,CA.,QWP®
Dr. Agus Sutarna, S.Kp., MN.Sc, Pendidikan Leadership di Era Millenial, (Banyumas: CV. Pena
Redaksi,2020), hlm 24-26

10
kepemimpinan pada setiap individu adalah karena sifat leadership mampu menambah
motivasi dan semangat hidup, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Memperbaiki hubungan dengan orang lain. Membantu meringankan masalah dengan
lebih banyak berpikir positif. Mampu memahami orang lain.

Banyak definisi diberikan tentang kepemimpinan, antara lain George R.Terry,


Leadership is the activito f influencing people to strive willingly for group objectives. Stoner,
kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian penngaruh pada
kegiatankegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Harold
Koontzand CyrilO’Donnell, statet hat leadership is influencing people to follow in
theachivement of a commongoal. 12 Hand book of Leadership, memberikan definisi
kepemimpinan sebagai “suatu interaksi antar anggota suatau kelompok.

Pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih


memengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang memengaruhi
mereka.Kepemimpinan timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi atau
kompetensi anggota lainnya di dalam kelompok”. Banyak lagi definisi tentang
kepemimpinan, sama seprti banyaknya orang yang membuat definisi itu.

Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat millenial saat ini dan
kedepan menjadi satu tantangan yang kritis.Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir.Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari
para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman
kepemimpinan hanya ada di lingkungan kerajaan.Namun seiring perkembangan zaman,
banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan kondisi lingkungan pada saat itu.

Oleh sebab itu sangat lah penting bagi generasi millenial sekarang menerapkan sifat
kepemimpinan agar suatu hari nanti dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang berkualitas
tinggi dimasa yang akan datang. Berikut adalah cara menumbuhkanrasa kepemimpinan untuk
generasi millenial yang berkualitas tinggi :

1. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi Memilki rasa percaya diri yang tinggi menjadi
modal utama sebagai seorang pemimpin. Logikanya apabila kita tidak memilki rasa
percaya diri yang tinggi maka orang laintidak ada dasar untuk bisa mempercayai diri
kita.
2. Menambah wawasan Untuk menjadi seorang memimpin diperlukan pengetahuan yang
luas mulai dari manajemen tim, berkomunikasi yang baik dan efektif, teknik lobi,

11
pemecahan masalah, hingga pengetahuan tentang bidang yang akan ditangani.
Pengetahuan luas bisa kita peroleh dengan banyak membaca, ikut pelatihan, hingga
belajar dan berkonsultasi kepada ahlinya.
3. Berani mengutarakan pendapat Berani mengutarakan aspirasi yang ingin kita
sampaikan.Untuk menjadi Pemimpin millenial tidak boleh takut akan kritikan karena
setiap orang memiliki pendapat yang berbeda.
4. Jangan takut mencoba Kita akan mengetahui suatu kegagalan ketika sudah mencoba
melakukan sutau prosesnya, begitu juga kita mengetahui keberhasilan ketika sudah
mencoba melewati prosesnya.7

Melalui uraian diatas tentang kepemimpinan, diharapkan generasi muda dapat


menjadikan ajang untuk menunjukkan kemampuan dan sebagai jalan untuk memberi
kemajuan pada diri sendiri serta menjadikan pikiran lebih maju, agar dapat melakukan peran
remaja di Era Globalisasi, contohnya:

1. Menghilangkan Gaya Insant.


2. Memperkuat Ideologi.
3. Mengubah Pandangan.
4. Tidak Membiasakan Bermewahan.
5. Mencegah Kemunduran Mental.
6. Berperan Sebagai Penggerak.
7. Mempertahankan Nilai Kemanusiaan.
8. Menjadi Budaya Sebagai Prioritas.

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah Pancasila mengalami banyak sekali
perkembangan mulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Dalam
7
Ibid,hlm 31-33

12
perkembangan di Era Globalisasi, Pancasila menghadapi banyak tantangan dengan
adanya dampak negatif dan dampak positif dari Globalisasi. Sehingga diperlukan
peran para generasi muda untuk tetap menjaga eksistensi Pancasila di era Globalisasi
dengan baik

B. SARAN
Melalui makalah ini, diharapkan para pembaca terutama generasi muda dapat
dijadikan sebagai bahan belajar dan penyemangat untuk terus menjaga eksistensi
pancasila di era Globalisasi serta terus tetap mencintai tanah air.

DAFTAR PUSTAKA

https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97406410605912110

13
https://www.suara.com/news/2021/05/27/073131/sejarah-lahirnya-pancasila-
sebagai-dasar-negara-indonesia-yang-sah?page=all

https://www.readcube.com/articles/10.24269/v2.n1.2017.59-72

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-globalisasi/

https://www.google.com/search?
q=cara+generasi+muda+menghadapi+globalisasi&rlz=1C1GGRV_enID784ID784&
sxsrf=AOaemvLIB_gZPt5FcEqwBbSsnXm7d7KObg
%3A1634310337637&ei=wZhpYdizJoj8rQHe4YiQCw&oq=cara+generasi+muda+m
enghadapi+globalisasi&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYADIGCAAQFhAeOgcIIxCwAx
AnOgcIABBHELADOgcIIxDqAhAnOgQIIxAnOgoILhDHARCvARAnOggIABCABBCx
AzoICAAQsQMQgwE6CAguELEDEIMBOggILhCABBCxAzoECAAQQzoFCAAQgA
Q6CggAELEDEIMBEEM6BwghEAoQoAE6CAgAEAgQDRAeSgQIQRgAUITQB1j_p
Ahg5bkIaAJwAngAgAHzAYgB4yCSAQYyLjI5LjGYAQCgAQGwAQrIAQnAAQE&scli
ent=gws-wiz

14

Anda mungkin juga menyukai