Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

“KONSEP DASAR WACANA”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kebantenan


Dosen Pengampu: Dr.Ino S Rawita, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Raysha Ramadhani (NIM. 2221200009 / 2B)

Nurcahyati Azizah (NIM. 2221200010 / 2B)

Della Permata (NIM. 2221200042 / 2B)

Zulfa Yustianuari (NIM. 2221200045 / 2B)

Djulia Pramudita (NIM. 2221200046 / 2B)

Nayyera Noor (NIM. 2221200050 / 2B)


Aliyah Ravena (NIM. 2221200054 / 2B)

Anita Dahyati (NIM. 2221200055 / 2B)

JURUSAN PENDIDIKAN NONFORMAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Adab Terhadap Orang Tua” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karen dapat menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas Studi Kebantenan dengan judul “Konsep Dasar Wacana”. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terleasasikanlah
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Konsep Dasar Wacana...............................................................................2
1. Individu.....................................................................................................2
2. Keluarga batih...........................................................................................5
3. Masyarakat................................................................................................7
4. Bangsa.......................................................................................................8
2.2 Pembudayaan Nilai Universal.................................................................11
1. Keadilan...................................................................................................11
2. Pengabdian..............................................................................................11
3. Cinta Kasih..............................................................................................12
4. Keindahan................................................................................................12
5. Penderitaan..............................................................................................13
6. Kegelisahan.............................................................................................14
7. Tanggung Jawab......................................................................................16
BAB 3....................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis
terbesar seperti banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau
kalimat-kalimat ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih
besar yang disebut wacana bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam
sintaksis, banyak kita jumpai kalimat yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat
yang ada disekitarnya, maka kalimat itu menjadi satuan yang tidak mandiri.
Kalimat-kalimat itu tidak mempunyai makna dalam kesendiriannya. Mereka baru
mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang
berada disekitarnya.

Kalau kalimat itu adalah unsur pembentuk wacana. Berbagai macam


definisi tentang wacana telah dibuat orang. Namun, dari sekian banyak definisi
yang berbeda-beda itu, pada dasarnya menekankan bahwa wacana adalah satuan
bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi atau terbesar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari konsep dasar wacana ?

2. Apa saja nilai-nilai dari pembudayaan universal ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang konsep dasar wacana.

2. Mengetahui dan memahami nilai-nilai dari pembudayaan universal.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Wacana


Wacana adalah salah satu bagian dari strata kebahasan yang menduduki
posisi tertinggi. Berdasarkan pernyataan itu, dapat dikatakan bahwa wacana
merupakan satuan bahasa terlengkap, yang dalam hirarki gramatikal merupakan
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan satu kesatuan bahasa yang


terstruktur lengkap, yang disajikan secara teratur dan membentuk makna yang
disampaikan secara tertulis maupun lisan. Dalam komunikasi lisan terlihat bahwa
kata-kata merupakan proses komunikasi antara sapaan dan sapaan, sedangkan
dalam komunikasi tertulis, kata-kata dianggap sebagai hasil pengungkapan
gagasan pengarang.

1. Individu
Individu adalah unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial,
individu berartu juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak
dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu
keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam
kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan
yang lebih kecil

Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu


yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu
tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok di mana
dirinya bergabung. Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya
tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti
manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai

2
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian
pendapat abdilah khusu Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia
yang hidup berdiri sendiri.

Pengertian individu menurut para ahli:

 Menurut Martin Luther King Jr.

Pengertian individu ini merupakan satuan kecil yang tidak


bisa/dapat dibagi lagi, yakni manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
ialah sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya itu selalu dilengkapi
oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, serta rukun.

 Menurut Soediman Kartohadiprodjo

Di dalam Soerjono Soekanto, 2003, arti individu ini merupakan


makhluk hidup ciptaan Tuhan yang di dalam dirinya itu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, ras, sera rukun. Individu ubu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.

 Menurut Abdul Syani (2002: 25)

Kata individu ini berasal dari bahasa Yunani “individum” yang


memiliki arti satuan terkecil yang tidak dapat/bisa dibagi lagi.

 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, pengertian individua ini merupakan orang seorang;


pribadi orang (terpisah dari yang lain); organisme yang hidupnya itu berdiri
sendiri, secara fisiologi ia itu bersifat bebas (tidak memiliki hubungan
organik dengan sesamanya).

 Ciri-Ciri Individu Secara Umum

Pada dasarnya tiap-tiap individu itu mempunyai ciri-ciri yang unik


serta berbeda satu dengan lainnya. Mengacu pada pengertian individu,
dibawah ini merupakan ciri-ciri individu diantaranya sebagai berikut:

3
1. Individu ini mempunyai raga atau jasmani yang khas yang
membedakan antara satu dengan yang lainnya, walaupun memiliki ciri
umum nya itu yang sama sebagai manusia.

2. Individu ini mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, serta juga hasrat,


sehingga bisa/dapat menetapkan kenyataan, interprestasi situasi,
menetapkan aksi dari luar serta dalam dirinya.

3. Individu ini mempunyai kepribadian dan bakat yang berbeda antara


satu dengan yang lainnya.

4. Individu ini mempunyai tingkah laku yang khas dan berbeda antara
satu dengan yang lainnya.

5. Individu ini mempunyai naluri; naluri untuk bertahan hidup, naluri


untuk dapat mempertahankan keturunan, serta juga naluri untuk
mencari kepuasan.

6. Individu ini mempunyai karakteristik yang sama dengan individu


lainnya yang berada di dalam kelompok yang sama.

 Karakteristik Individu

Manusia ialah sebagai individu mempunyai karakteristik yang unik


serta berbeda-beda. Menurut John, Donahue, serta Kentle, terdapat 5
karakteristik individu, diantaranya sebagai berikut :

 Openness to Experience

Ini merupakan karakteristik individu yang terbuka terhadap


suatu pengalaman baru, baik itu berupa ide atau juga imajinasi.
Umumnya individu yang mempunyai karakter ini lebih suka berpikir
secara mendalam, kreatif, artistik,  cerdik, mempunyai rasa penasaran
tinggi, inovatif, serta juga sering merefleksikan diri.

 Conscientiousness

4
Ini merupakan karakteristik individu yang sangat berhati-hati
serta juga penuh pertimbangan di dalam melakukan suatu tindakan.
Umumnya individu dengan karakter ini mempunyai tingkat disiplin
yang tinggi, rajin, serta juga dapat diandalkan, bertanggungjawab, dan
juga dapat bekerja dengan cermat serta terperinci.

 Neocritism

Ini merupakan karakteristik individu yang terbuka terhadap


tekanan serta juga menilai kemampuan seseorang itu dalam menahan
stress.

 Extraversion

Ini merupakan karakteristik individu yang terbuka serta


nyaman jika berinteraksi dengan orang lain. Umumnya individu
dengan karakter ini sangat senang bergaul, ramah, antusias, serta
mudah bersosialisasi, dan juga tegas.

 Agreeableness

Ini merupakan karakter individu yang kooperatif serta selalu


ingin menghindari konflik terbuka dengan orang lain. Umumnya
individu dengan karakter ini lebih suka menolong, bisa dipercaya,
penuh perhatian, tidak egois, serta tidak menyukai perselisihan.

2. Keluarga batih
Menurut Wikipedia, pengertian keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang tersusun atas kepala keluarga (berperan sebagai suami dan
ayah) dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal bersama pada suatau
tempat di bawah satu atap dalam kondisi yang saling membutuhkan /
ketergantungan.

5
Sedangkan keluarga batih adalah stilah keluarga inti/batih dikembangkan
oleh dunia barat untuk membedakan kelompok keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak-anaknya, biasanya ayah, ibu, dan anak, dari apa yang
dikenal keluarga besar (extended family). Menurut kamus Merriam-Webster,
istilah ini muncul pada tahun 1947 dan karenanya masih relatif baru,
meskipun struktur keluarganya tidak. Bagi masyarakat primitif yang mata
pencahariaannya adalah berburu dan bertani, keluarga sudah merupakan
struktur yang cukup memadai untuk menangani produksi dan konsumsi.
Keluarga inti merupakan bagian dari lembaga sosial yang ada pada
masyarakat. Keluarga merupakan lembaga sosial dasar dari mana semua
lembaga lainnya berkembang karena kebudayaan yang makin kompleks
menjadikan lembaga-lembaga itu penting.

 Fungsi Keluarga dan Kehidupan Manusia

Dalam kehidupan manusia, keluarga memili beberapa fungsi dasar sebagai


berikut :

1. Fungsi pendidikan moral dan juga akhlak anak;

2. Fungsi sosialisasi kehidupan untuk anak;

3. Fungsi perlindungan untuk setiap anggota keluarga;

4. Fungsi perasaan dan pemberi kasih sayang antar sesama anggota


keluarga;

5. Fungsi pendidikan dan juga penanaman ilmu dan praktik agama;

6. Fungsi penyedia kebutuhan ekonomi untuk anggota keluarga yang


belum dapat memenuhi kebutuhannya sendiri;

7. Fungsi biologis sebagai sebuah bagian untuk memperbanyak keturunan


/ generasi penerus;

8. Fungsi kasih sayang, rasa aman, dan perhatian antar sesama anggota
keluarga;

6
9. Fungsi rekreatif untuk setiap anggota keluarga dari berbagai macam
aktivitas keseharian.

3. Masyarakat
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai golongan besar atau kecil yang
terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan. Serta saling memengaruhi satu sama lain. Pengguna istilah
masyarakat dapat menggambarkan bahwa hakikat manusia yang senantiasa
ingin hidup bersama dengan orang lain. Pengertian masyarakat tidak akan bisa
dilepaskan dari kebudayaan dan kepribadian. Hal ini karena individu
didalamnya tidak bisa lepas dari nilai-nilai, norma, tradisi, kepentingan, dan
lain sebagainya.

 Ciri-ciri masyarakat sebagai berikut:

1. Hidup secara berkelompok

2. Melahirkan kebudayaan

3. Terdapat interaksi antaranggota

4. Mengalami perubahan adanya pemimpin memiliki stratifikasi sosial


syarat fungsi masyarakat

Berdasarkan buku Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial (1983)


oleh Soerjono Soekanto, fungsi-fungsi masyarakat adalah:

 Fungsi Adaptasi

Fungsi Adaptasi menyangkut hubungan antara masyarakat


sebagai sistem sosial dengan sub-sistem organisme perilaku dan
dengan dunia fisik organik. Hal ini menyangkut penyesuaian
masyarakat terhadap kondisi lingkungan hidupnya.

 Fungsi Integrasi

7
Fungsi Integrasi mencakup jaminan terhadap koordinasi yang
diperlukan antara sistem sosial, khusunya yang berkaitan dengan
kontribusi pada organisasi dan berperannya keseluruhan sistem.

 Fungsi Mempertahankan

Pola hal ini berkairan dengan hubungan antara masyarakat


sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kebudayaan. Hal itu, berarti
mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari masyarakat. Karena
diorientasikan pada realita yang terakhir.

 Fungsi Pencapaian Tujuan

Fungsi Pencapaian Tujuan menyangkut hubungan antar-


masyarakat sebagao sostem sosial sub-sistem aksi kepribadian. Fungsi
ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting bagi
masyarakat dan mobilitas masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Bangsa
Bangsa merupakan kelompok manusia yang dianggap Nasional
mempunyai identitas bersama, serta memiliki kesamaan bangsa, ideologi,
agama, sejarah, serta budaya. Mereka pada umumnya dianggap mempunyai
asal usul keturunan yang sama.

Sementara dalam arti politis, bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu
daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai
suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Bangsa dalam arti politik
diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan/politik yaitu negara beserta
pemerintahnya. Mereka diikat oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum,
dan perundang-undangan yang berlaku.

 Pengertian Bangsa menurut Para Ahli:

 Ernest Renan (Perancis)

8
Bangsa merupakan suatu kelompok manusia yang berbeda
dalam sebuah ikatan batin yang dipersatukan sebab mempunyai
persamaan, cita-cita, dan sejarah yang sama.

 Otto Bauer (Jerman)

Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang mempunyai


persamaan sebuah karakter sebab persamaan nasib serta pengalaman
sejarah budaya yang tumbuh berkembang dengan bersama tumbuh
kembangnya bangsa.

 Ben Anderson

Bangsa adalah komunitas politik yang dibayangkan dalam


wilayah yang jelas batasnya serta berdaulat.

 Faktor-faktor Pembentukan Bangsa

 Menurut Dasar Identitas

1. Primordial termasuk dalam faktor ini yang kekerabatan, ras, etnis,


daerah, bahsa dan adat istiadat.

2. Kudus dalam faktor ini adalah kesamaan agama yang dianut oleh
orang-orang dan dalam hal ini doktrin agama dapat membentuk
ideologi yang kuat dalam masyarakat, sehingga asosiasi dapat
memimpin bangsa.

3. Angka menjadi salah satu faktor yang menentukan bangsa sebagai


masyarakat, pemimpin menjadi panutan untuk mewujudkan misi
bangsa.

4. Sejarah adalah salah satu pendiri bangsa karena sejarah dan


pengalaman masa lalu sebagai penderitaan akan membawa solidaritas
sehingga memungkinkan untuk membentuk satu tekad dan satu tujuan
antara kelompok-kelompok sosial.

9
5. Kata pembangunan ekonomi faktir pembangunan bangsa untuk
tumbuh kebutuhan pembangunan ekonomi masyarakat yang semakin
beragam juga membuat orang lebih saling tergantung dan secara tidak
langsung akan membuat orang ingin membentuk satu kesatuan yang
bangsa sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain.

 Pembentukan Bangsa Indonesia

Berikut ini merupakan faktor-faktor penting bagi pembentukan


bagsa Indonesia adalah:

1. Persamaan asal keturunan etnis.

2. Persamaan pola kebudayaan.

3. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan khas tanah air.

4. Persamaan sejarah.

5. Persamaan cita-cita.

Pemersatu bangsa, yaitu:

1. Pancasila

2. UUD 1945

3. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

4. Bendera bangsa merah putih

5. Bahasa Indonesia

6. Satu wilayah Indonesia

7. Satu pemerintah negara

 Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa

Berikut ini merupakan unsur-unsur terbentuknya Bangsa:

10
1. Persamaan nasib kesejahteraan, baik pada masa kejayaan kerajaan
besar seperti Sriwijaya dan Majapahit ataupun penderitaan bersama
dibawa penjajagan negara lain.

2. Persamaan pola kebudayaan, terutama cara hidup sebagai suku bangsa


pelaut dan petani dengan segala adat istiadat dan lembaga sosialnya,
yang manifestasinya adalah adanya persamaan kebudayaan antara satu
daerah dengan daerah yang lain.

3. Persamaan asal keturunan bangsa (etnis) merupakan bangsa Indonesia


berasal dari rumpun bangsa Melayu yang kemudian diperkaya oleh
variasi percampuran daerah-daerah.

4. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan tanah air yang meliputi
sabang sampai merauke.

5. Persamaan cita-cita ialah persamaan cita-cita hidup bersama sebagai


bangsa yang merdeka dan berdaulat.

2.2 Pembudayaan Nilai Universal


Demi terciptanya keadaan damai dan tentram serta nyaman dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka, setiap
individu harus dapat memahami dan mepraktekan nilai – nilai universal yang
terdiri dari:

1. Keadilan
Keadilan adalah kesimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak
dan menjalankan kewajiban. keadilan merupakan keadaan dimana setiap orang
mendapat haknya dan dengan jumlah yang sama dengan yang lainnya tanpa
mebeda-bedakan. Nilai keadilan penting dalam bermasyarakat karena mampu
menghilangkan rasa terdeskriminasi yang dialami individu, hal ini sangat
penting dalam nejaga keutuhan persatuan.

11
2. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.Pengabdian lebih
banyak berwujud perbuatan. Contoh pengabdian adalah manusia merupakan
makhluk ciptakan Tuhan, sebagai manusia kita wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian tersebut berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu
merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Cinta Kasih
Cinta merupakan pertemuan subjek dengan subjek dimana terjadi
pertemuan antara pribadi dengan pribadi yang saling menyerahkan diri. Cinta
kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasihan. Memberi cinta dan kasih mampu
menjauhkan diri dari sikap memkasa, menyakiti ataupun merendahkan orang
lain. Cinta dan kasih penting daam menciptakan keharmonisan bermasyarakat.

4. Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil
seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai,
pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata,
bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, taman, perabot rumah
tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran.

Selain itu menurut luasnya sudut pandang keindahan dapat dibedakan


atas:

 Keindahan dalam arti luas.

The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas


mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak

12
yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Jadi
pengertian yang seluas-luasnya meliputi :

 Keindahan seni

 Keindahan alam

 Keindahan moral

 Keindahan intelektual

 Keindahan dalam arti estetik murni.

Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik


seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

 Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan


penglihatan.

Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih


disempitkan sehingga hanya menyangkut benda – benda yang dapat diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan
tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk,
nada, dan kata-kata.

5. Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
Sangsekerta artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dalam
kehidupan manusia sering terjadi seiring berkembangnya kehidupan manusia
tersebut. Semakin berkembangnya kehidupan manusia makan akan semakin
kompleks juga penderitaan yang akan di hadapi manusia.

Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas


penderitaan bertingkat-tingkat semakin tinggi intensitas semakin berat juga

13
penderitaan yang di alami oleh manusia tersebut. Namun peranan individu
juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit
kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan.

 Contoh penderitaan

1. Pemutusan hak kerja

2. Kemiskinan (hidup pas – pasan). Penderitaan kekalutan mental banyak


terdapat dalam lingkungan seperti :

 Kota – kota besar

 Anak-anak muda usia

 Wanita

 Orang yang tidak beragama

 Orang yang terlalu mengejar materi

6. Kegelisahan
Takut atau gelisah menurut istilah biasanya disebut ansietas. Ansietas
merupakan suatu jenis neurosis yang tanda utamanya adalah rasa cemas atau
takut berlebihan, sering sekali datangnya secara tiba- tiba, timbul sebagai
akibat dari adanya konflik internal atau konflik dari dalam hati, misalnya
perasaan tentang kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya. Takut
atau gelisah dalam bahasa arab sering disebut khauf yang artinya keadaan jiwa
disaat manusia terancam.

 Faktor terjadinya kegelisahan atau kecemasan

1. Ketidakmampuan seorang dalam menghadapi kenyataan hidup

14
2. Munculnya rasa takut tidak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

3. Situasi budaya kita yang belum mapan betul.

4. Adanya dorongan kegelisahan dari dalam hati nuraninya sendiri.

5. Adanya perasaan takut kehilangan hak maupun nama baiknya.

6. Karena sedang menunggu sesuatu.

7. Faktor dari luar yang terjadi karena lingkungan dimana ia tinggal dan
masyarakat sekitarnya.

 Sebab-sebab timbulnya rasa gelisah

Rasa gelisah pada seseorang dapat disebabkan oleh beberapa hal


seperti berikut:

1. Kurang beriman

2. Kurang atau tidak yakin akan kekuatan diri sendiri

3. Karena merasa bersalah atau berdosa

 Bentuk-bentuk kegelisahan

1. Keterasingan

2. Kesepian

3. Ketidakpastian

4. Kecemasan

Menurut Sigmund Freud, kecemasan dibagi menjadi tiga macam :

 Kecemasan tentang kenyataan

Suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu


bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam

15
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat
pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan
untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda tertentu atau
keadaan tertentu dilingkungannya.

 Kecemasan neurotis (saraf)

Ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya dari


naluriah. Kecemasan neurotis dapat dibedakan dalam 3 bentuk:

1. Bentuk kecemasan yang berkisar dengan bebas dan menyesuaikan


dirinya dengan segera pada lingkungan yang kiranya cocok.

2. Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional(phobia)

3. Reaksi gugup atau setengah gugup, reaksi ini munculnya secara tiba-
tiba

 Kecemasan moril

Merupakan suatu perasaan bersalah atau malu dalam ego, yang


ditimbulkan oleh suatu pengamatan mengenai bahaya dari hati nurani.

7. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah lakunya baik
yang disengaja ataupun tidak disengaja. Individu yang memiliki dan
menerapkan sikap tanggung jawab dalam bermasyarakat akan mampu
bersikap dengan berhati – hati, baik, dan menaati aturan karena sadar akan
tingkah lakunya. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).

16
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wacana adalah salah satu bagian dari strata kebahasan yang menduduki
posisi tertinggi. Berdasarkan pernyataan itu, dapat dikatakan bahwa wacana
merupakan satuan bahasa terlengkap, yang dalam hirarki gramatikal merupakan
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Demi terciptanya keadaan damai dan tentram serta nyaman dalam


menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka, setiap
individu harus dapat memahami dan mepraktekan nilai – nilai universal yang
terdiri dari keadilan, pengabdian, cinta kasih, keindahan, penderitaan, kegelisahan,
dan tanggung jawab.

3.2 Saran
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa
Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam
pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur
yang menyangkut tentang wacana.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gischa, S. (2021, Februari 22). Masyarakat: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Fungsi.


Retrieved from KOMPAS:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/22/131841969/masyarakat-
pengertian-ciri-ciri-dan-fungsi?page=all (diakses pada 1 Maret 2021)
Kurniawan, A. (2021, Januari 8). Pengertian Bangsa – Faktor, Unsur,
Pembentukan, Perbedaan, Para Ahli. Retrieved from GURU
PENDIDIKAN: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bangsa/
(diakses pada 1 Maret 2021)
Faridah, http://repository.unp.ac.id/822/1/FARIDAH_437_96.pdf (Diakses 1
Maret 2021).

18

Anda mungkin juga menyukai