Anda di halaman 1dari 2

Franz Boas

Mochammad Naufal Rizki - 1806214121

Franz Boas adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan Antropologi,
khususnya di Amerika. Ia merupakan pendiri Departemen Antropologi pertama di Amerika,
tepatnya di Clark University. Pada awalnya ia sangat tertarik dengan ilmu eksakta,
ekspedisinya ke kutub utara menjadi pembuka jalannya dalam ilmu sosial dan kebudayaan. Ia
menilai bahwa untuk memahami suatu masyarakat dan kebudayaan, observasi saja tidak
cukup, peneliti harus juga memahami nilai-nilai dari sudut pandang subjek yang diteliti. Boas
juga menjadi pencetus gagasan cultural relativism dan pandangan holistik dalam
Antropologi.

Boas memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan Antropologi.


Pembagian empat disiplin inti dalam Antropologi, yaitu arkeologi, antropologi fisik,
antropologi linguistik dan antropologi budaya, merupakan buah dari ketertarikannya terhadap
ilmu-ilmu tersebut. Ketertarikannya yang luas dan menyeluruh dalam memandang gejala dan
fenomena kebudayaan akhirnya melahirkan gagasan yang holistik dalam perkembangan
Antropologi.

Gagasan penting yang ditulis oleh Boas adalah mengenai kritiknya terhadap kaum
evolusionis, terutama Tylor. Pada awalnya Boas masih optimis dan berusaha menyelediki
universalitas dari berbagai kebudayaan dan masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Tylor.
Tetapi, pemikiran Boas berubah dan ia semakin skeptis bahwa tidak ada hukum-hukum
universal yang membentuk kebudayaan dan peradaban manusia di seluruh dunia.

Boas banyak mengkritik metode komparatif yang digunakan Tylor. Boas menilai
bahwa untuk memahami suatu kebudayaan secara utuh, kita harus menelitinya secara detail,
spesifik dan partikular. Kritik ini yang kemudian membawa Boas pada penelitian yang
sifatnya induktif, artinya segala pemahaman diperoleh dari temuan-temuan yang sifatnya
khusus kemudian dirumuskan menjadi prinsip yang umum.

Boas juga mulai mengembangkan pendekatan partikularisme historis. Menurutnya,


kebudayaan hanya dapat dipahami dengan melihat proses sejarah spesifik yang terjadi. Ia
lebih fokus mencari perbedaan-perbedaan yang muncul, dibandingkan mencari persamaan-
persamaan di antara masyarakat yang berjauhan. Boas berpendapat bahwa jikapun ditemukan
persamaan-persamaan di antaranya, hal itu tidak disebabkan oleh mind yang secara universal
sama, tetapi karena proses difusi dan migrasi yang berlangsung sebelumnya. Oleh karena itu,
suatu kebudayaan harus dilihat secara partikular dan spesifik sesuai proses sejarah yang
terjadi.

Inti dari gagasan Boas adalah ia menolah pandangan evolusionisme yang universal, ia
menekankan kepada usaha-usaha yang detail dan spesifik dalam meneliti kebudayaan, bahwa
setiap kebudayaan itu unik dan memiliki proses sejarahnya sendiri. Tidak ada hierarki dalam
kebudayaan. Akhirnya, gagasan itu membawa Boas pada pemikirannya yang anti-rasisme.

Referensi :

Bohannan, Paul & Glazer, Mark. 1988. High Points in Anthropology. New York : McGraw
Hill

Moore, J.D. 2008. Visions of Culture: An Introduction to Anthropological Theories. United


States: AltaMitra Press.

Anda mungkin juga menyukai