a. Menurut Bahasa :
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on / ontos = being atau ada,
b. Menurut istilah :
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
sesuatu yang ada. Istilah ontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu ta onta
yang berarti yang berada, dan logos berarti ilmu pengetahuan atau ajaran.
secara empiris, sejalan dengan apa yang dikatakan Einsten dalam Zainuddin
(2006: 27) bahwa : Ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta pula,
Objek kajian telaah ontology adalah semua yang ada, yaitu ada
individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada
maupun sumber segala yang ada, yaitu Tuhan yang maha Esa, pencipta dan
yaitu abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metafisik. Abstraksi fisik
38
B. Metafisika
yang berada diluar hal-hal yang biasa yang berlaku pada umumnya
(keluarbiasaan), atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang berada
14)
hal-hal yang berada dibelakang gejala-gejala yang nyata. Jika ditinjau dari
segi filsafat secara menyeluruh metafisika juga ilmu yang memikirkan hakikat
dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh
pancaindra.
sein) dengan deduksi-deduksi yang dapat diverifikasi secara fisik. Ini berarti,
umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi. Jadi metafisika umum
atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling
atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata. Animism (roh-roh bersifat
gaib yang terdapat pada benda, seperti batu, pohon) merupakan contoh
pengaruh kekuatan gaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam
itu sendiri.
C. Asumsi
dan fakta yang dapat dibuktikan secara rasional. Yang berkenaan dengan
ilmu erat kaitannya dengan pengkajian analisis konseptual dan bahasa yang
digunakannya, dan juga dengan perluasan serta penyusunan yang lebih ajeg
pemikiran tersebut.
A. Aliran Monoisme
kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat
saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu materi, bukan rohani.
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka raga mini
berasal dari ruh, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang.
Materi atau zat itu hanyalah salah satu bentuk dari penjelmaan ruhani
B. Aliran Dualisme
bukan karna adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karna materi. Akan
serba dua, yaitu antara materi dan bentuk. Menurut paham dualisme, didalam
dunia ini selalu dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu yang ada sebagai
potensi dan yang ada sebagai terwujud. Keduanya adalah sebutan yang
C. Aliran Pluralisme
bahwa segenap macam bentuk itu nyata adanya. Pluralism sebagai paham
yang menyatakan bahwa kenyataan ala mini tersusun dari banyak unsure,
D. Aliran Nikhilisme
untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Aliran ini tidak mengakui validitas
E. Aliran Agnotisisme
mungkin mengetahui hakikat batu, air, api, dan sebagainya. Sebab menurut
aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa
hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh pikirannya.
3.1.4. Teologi
menafsirkan kebenaran wahyu (gerald OCollins dan Edward G., 2001; 314).
sejarah dan filsafat, teologi selalu mencari dan tidak pernah sampai pada
Yunani, kemudian dilanjutkan oleh kaum Sophi dan masa Sokrates, juga
episteme, yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori.
pengetahuan.
menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal, budi, pengalaman, atau
kombinasi antara akal budi dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang
adalah :
A. Metode Induktif
B. Metode Deduktif
C. Metode Positivisme
berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, dan yang positif.
D. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk
E. Metode Dialektis
sistemik serta bersifat intersubjektif. Ketiga ciri tersebut saling terkait dan
46
kerja empiris.
dan sifat subjektif orang seorang, namun harus ada kesepakatan dan
pengakuan akan kadar kebenaran dari ilmu itu didalam setiap bagian
intersubjektivitas.
empirisme, dari kedua aliran ini kemudian lahirlah aliran isme yang lainya,
47
pentingnya peran akal atau ide sebagai bagian yang sangat menentukan
hasil keputusan atau pemikiran. Hasil pemikiran filosof pada jaman klasik
hingga kini pada dasarnya tidak lepas dari orientasi ini, rasio dan indera. Dari
idealisme atau spiritualisme, dan dari indera lalu melahirkan empirisme yang
alam ide adalah alam yang sesungguhnya yang bersifat tetap tak berubah-
ubah. Menurut Plato, ilmu pengetahuan yang bersumber dari panca indera
diragukan kebenarannya.
terletak pada benda-benda konkret, yang didapat oleh indera,bukan pada ide
48
F.Bacon, Thommas Hobbes, John Locke, George Berkeley, dan David Hume.
lebih dikenal dengan teori tabularasa, di mana melalui kertas putih inilah
tersebut.
sebab sasaran itu merupakan suatu tahap pengantara yang harus dilalui
terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah
sama sekali.
49
Istilah aksiologis berasal dari Bahasa Yunani (axios) yang berarti nilai,
dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang
nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk
nilai yang dalam filsafat mengacu kepada permasalahan etika dan estetika.
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang
sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
nilai-nilai tinggi dari Tuhan. Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai keindahan
(estetika). Aksiologis ini juga mengandung pengertian lebih luas dari pada
etika atau higher values of life (nilai-nilai kehidupan yang bertaraf tinggi).
berbeda, keadaan di mana satu ilmu berkurang untuk ilmu lain, dan konsep-
Dalam Aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan, yaitu etika
dan estetika. Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan
norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat
Etika Dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suseno diartikan sebagai
dan adat istiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri, etika tidak
pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia
1. Etika
Semiawan).
hal yang objektif, sebab boleh dikatakan segala sesuatau boleh dikatakan
dipandang memiliki otoritas dalam suatu bidang, yang kemudian diikuti oleh
52
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika merupakan
fenomena disekelilingnya.
2. Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang hekikat indah dan
yang baik dari suatu pengetahuan ilmiah agar ia dapat dengan mudah
dipahami oleh khalayak luas. Estetika juga berkaitan dengan kualitas dan
tersebut.
53
A. Universal
Universal berarti berlaku umum. Salah satu tuntutan yang harus dipenuhi
oleh ilmu atau pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu harus berlaku umum, lintas
ruang dan waktu, paling sedikit di bumi ini. Ini juga dapat berarati hukum-
huum fisika yang berlaku di Indonesia juga berlaku di Amerika Serikat, baik
C. Progresif
peningkatan. Sifat ini merupakan salah satu tuntutan modern untuk ilmu. Sifat
ini sangat didorong oleh ciri-ciri penalaran filosofis, yaitu skeptis, menyeluruh